Adab-adab Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi

14
Adab-adab, Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi 1 Oleh : Asma bintu Rosyid Termasuk perkara yang diperhatikan dalam Islam adalah hubungan-hubungan antara sesama manusia karena secara tabiat manusia membutuhkan manusia yang lain sehingga Islam memperhatikan tarbiah sisi-sisi ahlak dan suluk pada individu muslim di sela-sela interaksinya dengan manusia yang lainnya. Maka Islam melarang permusuhan, kebencian, kekerasan, kejahatan, kedengkian dan tiap hal yang menyeru kepada kehinaan, kebatilan dan perpecahan dan sebaliknya mendorong pada kebenaran, persamaan, kelembutan, kejujuran, amanah, ketegasan, ahlak yang mulia dan tiap perkara yang menyeru kepada persatuan dan kekuatan serta kebaikan. Dalam pembahasan ini anda akan menemukan sebagian adab syar’i dan kemaslahatan-kemaslahatan agama yang menjadi faktor dalam menguatkan hubungan-hubungan dan kekohan ikatan persaudaraan di antara masyarakat muslim yang diwarnai oleh persaudaraan, kecintaan, pergaulan yang bagus, berkembangnya kemaslahatan dan mencegah kerusakan-kerusakan yang dibangun di atas kitabulloh dan sunnah rosululloh yang mulia yang Alloh katakan dalam firmanNya : Dan sesungguhnya kamu di atas ahlak yang agung”. 2 Maka beliau adalah suri tauladan kita dalam berahlak yang mulia dan pergaulan yang bersih dan jujur. Dan Nabi memotivasi kita untuk menghiasi diri kita dengan ahlak yang tinggi, beliau katakan : 1 Berkunjung atau ziaroh lebih umum daripada silaturrohmi, kalau ziaroh kunjungan kepada orang yang tidak memiliki hubungan famili sedangkan silaturrohmi kunjungan kepada orang yang mempnyai hubungan silaturrohmi saja. Akan tetapi kebanyakan kaum muslimin menyebut semua kunjungan dengan silaturrohmi apakah berkunjung kepada orang yang mempunyai hubungan famili atau tidak. 2 AlQolam : 4

description

بسم الله الرحمن الرحيمAdab-adab, Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi Oleh : Asma bintu RosyidTermasuk perkara yang diperhatikan dalam Islam adalah hubungan-hubungan antara sesama manusia karena secara tabiat manusia membutuhkan manusia yang lain sehingga Islam memperhatikan tarbiah sisi-sisi ahlak dan suluk pada individu muslim di sela-sela interaksinya dengan manusia yang lainnya. Maka Islam melarang permusuhan, kebencian, kekerasan, kejahatan, kedengkian dan tiap hal yang menyeru kepada kehinaan, kebatilan dan perpecahan dan sebaliknya mendorong pada kebenaran, persamaan, kelembutan, kejujuran, amanah, ketegasan, ahlak yang mulia dan tiap perkara yang menyeru kepada persatuan dan kekuatan serta kebaikan.Dalam pembahasan ini anda akan menemukan sebagian adab syar’i dan kemaslahatan-kemaslahatan agama yang menjadi faktor dalam menguatkan hubungan-hubungan dan kekohan ikatan persaudaraan di antara masyarakat muslim yang diwarnai oleh persaudaraan, kecintaan, pergaulan yang bagus, berkembangnya kemaslahatan dan mencegah kerusakan-kerusakan yang dibangun di atas kitabulloh dan sunnah rosululloh الله عليه و سلمصلى yang mulia yang Alloh katakan dalam firmanNya :وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ “Dan sesungguhnya kamu di atas ahlak yang agung”. Maka beliau adalah suri tauladan kita dalam berahlak yang mulia dan pergaulan yang bersih dan jujur. Dan Nabi صلى الله عليه وسلمmemotivasi kita untuk menghiasi diri kita dengan ahlak yang tinggi, beliau katakan : " أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا ، و خياركم خياركم لنسائهم " .“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus ahlaknya dan orang terbaik dari kalian adalah yang terbaik bagi istrinya”. Dan bersabda :" إن من أحبكم إلي و أقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم”Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari kalian adalah orang yang paling baik ahlaknya”. Dan pada pembahasan ini kami persembahkan sebagian dari adab yang telah disebutkan yang penting diperhatikan yaitu : 1. Ikhlash dalam bergaul atau berinteraksi : Haruslah bagi tiap muslim dalam berhubungan dengan orang-orang yang punya hak kepadanya dan kaum muslimin pada umumnya dibangun di atas keihlashan atau niat tulus yang tidak tercampuri oleh kemunafikan, riya’ dan sum’ah.Manakala ikhlash dan niat yang tulus mendominasi hati seorang muslim dan makin kuat hubungan kecintaan dan rahmat antara dia dan manusia, maka Alloh memberkahi dan membersihkan hubungan itu dan membalasnya dengan balasan yang sempurna di sisiNya dalam sorga-sorga yang penuh dengan kenikmatan.Maka atas dasar ini, seorang muslim haruslah dalam kunjungannya kepada kerabat dan teman-teman dekatnya demikian juga kunjungan-kunjungan yang ada sebabnya seperti karena sakit dan selainnya mengiringinya dengan niat tulus dan ikhlash dan berhati-hati dari mencampurinya dengan riya’ dan sum’ah serta pujian manusia atau mewujudkan kemaslahatan dan kepentingan pribadi.Jika ia mewujudkan faktor ini dan membersihkan niatnya untuk Alloh semata maka ia berhak mendapatkan kecintaan Alloh sebagaimana yang Nabi صلى الله عليه وسلم sabdakan:أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ“Seorang lelaki mengunjungi saudaranya di sebuah desa lalu Alloh mengamatinya dalam perjalannya melalui seorang malaikat berupa manusia. Ketika malaikat bertemu dengannya bertanya : Hendak kemanakah kamu ? Ia menjawab : Aku hendak mengunjungi saudaraku di desa ini. Malaikat bertanya : Apakah kamu mempunyai kebutuhan ? Tidak, selain aku mencintainya karena Alloh, jawabnya. Malaikat berkata : Sesungguhnya aku adalah utusan Alloh yang menyertaimu sesungguhnya Alloh mencintaimu sebagaimana kamu men

Transcript of Adab-adab Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi

  • Adab-adab, Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi1

    Oleh : Asma bintu Rosyid

    Termasuk perkara yang diperhatikan dalam Islam adalah hubungan-hubungan

    antara sesama manusia karena secara tabiat manusia membutuhkan manusia

    yang lain sehingga Islam memperhatikan tarbiah sisi-sisi ahlak dan suluk pada

    individu muslim di sela-sela interaksinya dengan manusia yang lainnya. Maka

    Islam melarang permusuhan, kebencian, kekerasan, kejahatan, kedengkian dan

    tiap hal yang menyeru kepada kehinaan, kebatilan dan perpecahan dan

    sebaliknya mendorong pada kebenaran, persamaan, kelembutan, kejujuran,

    amanah, ketegasan, ahlak yang mulia dan tiap perkara yang menyeru kepada

    persatuan dan kekuatan serta kebaikan.

    Dalam pembahasan ini anda akan menemukan sebagian adab syari dan

    kemaslahatan-kemaslahatan agama yang menjadi faktor dalam menguatkan

    hubungan-hubungan dan kekohan ikatan persaudaraan di antara masyarakat

    muslim yang diwarnai oleh persaudaraan, kecintaan, pergaulan yang bagus,

    berkembangnya kemaslahatan dan mencegah kerusakan-kerusakan yang

    dibangun di atas kitabulloh dan sunnah rosululloh yang mulia

    yang Alloh katakan dalam firmanNya :

    Dan sesungguhnya kamu di atas ahlak yang agung.2

    Maka beliau adalah suri tauladan kita dalam berahlak yang mulia dan pergaulan

    yang bersih dan jujur. Dan Nabi memotivasi kita untuk menghiasi

    diri kita dengan ahlak yang tinggi, beliau katakan :

    1 Berkunjung atau ziaroh lebih umum daripada silaturrohmi, kalau ziaroh kunjungan kepada orang yang tidak

    memiliki hubungan famili sedangkan silaturrohmi kunjungan kepada orang yang mempnyai hubungan silaturrohmi saja. Akan tetapi kebanyakan kaum muslimin menyebut semua kunjungan dengan silaturrohmi apakah berkunjung kepada orang yang mempunyai hubungan famili atau tidak. 2 AlQolam : 4

  • Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus

    ahlaknya dan orang terbaik dari kalian adalah yang terbaik bagi istrinya.3 Dan

    bersabda :

    Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari kalian adalah orang yang paling

    baik ahlaknya.4

    Dan pada pembahasan ini kami persembahkan sebagian dari adab yang telah

    disebutkan yang penting diperhatikan yaitu :

    1. Ikhlash dalam bergaul atau berinteraksi : Haruslah bagi tiap muslim dalam

    berhubungan dengan orang-orang yang punya hak kepadanya dan kaum muslimin

    pada umumnya dibangun di atas keihlashan atau niat tulus yang tidak tercampuri

    oleh kemunafikan, riya dan sumah.

    Manakala ikhlash dan niat yang tulus mendominasi hati seorang muslim dan

    makin kuat hubungan kecintaan dan rahmat antara dia dan manusia, maka Alloh

    memberkahi dan membersihkan hubungan itu dan membalasnya dengan balasan

    yang sempurna di sisiNya dalam sorga-sorga yang penuh dengan kenikmatan.

    Maka atas dasar ini, seorang muslim haruslah dalam kunjungannya kepada

    kerabat dan teman-teman dekatnya demikian juga kunjungan-kunjungan yang

    ada sebabnya seperti karena sakit dan selainnya mengiringinya dengan niat tulus

    dan ikhlash dan berhati-hati dari mencampurinya dengan riya dan sumah serta

    pujian manusia atau mewujudkan kemaslahatan dan kepentingan pribadi.

    Jika ia mewujudkan faktor ini dan membersihkan niatnya untuk Alloh semata

    maka ia berhak mendapatkan kecintaan Alloh sebagaimana yang Nabi

    sabdakan:

    Seorang lelaki mengunjungi saudaranya di sebuah desa lalu Alloh

    mengamatinya dalam perjalannya melalui seorang malaikat berupa manusia.

    3 HR.Ahmad dan Tirmidzi, shohih dalam AshShohihah, AlAlbani.

    4 Tirmidzi, shohih dalam AshShohihah, AlAlbani.

  • Ketika malaikat bertemu dengannya bertanya : Hendak kemanakah kamu ? Ia

    menjawab : Aku hendak mengunjungi saudaraku di desa ini. Malaikat bertanya :

    Apakah kamu mempunyai kebutuhan ? Tidak, selain aku mencintainya karena

    Alloh, jawabnya. Malaikat berkata : Sesungguhnya aku adalah utusan Alloh yang

    menyertaimu sesungguhnya Alloh mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya

    karena Alloh.5

    Kedua : Termasuk adab berkunjung bahkan termasuk pokok dalam bergaul

    adalah memilih teman yang akan dikunjungi hendaknya seorang muslim6 karena

    Rosul mengatakan bahwa agama seseorang itu meniru agama teman dekatnya. Di

    mana kawan mempengaruhi ahklak kawannya tidak seperti yang lainnya.

    Seorang sesuai dengan agama teman dekatnya maka lihatlah seorang dari kalian

    kepada siapa berteman dekat.7

    Dan tidak disyaratkan kawan sempurna sifat-sifat lahir dan batinnya akan tetapi

    memperhatikan sifat-sifat yang cocok untuk dijadikan teman bergaul sesuai

    agama. Kesempurnaan dalam sifat adalah perkara yang sulit.

    Adapun orang-orang yang kita tidak bisa memilih dalam bergaul dan harus

    bercampur dengan mereka tidak ada pilihan lain seperti karib kerabat dan

    tetangga yang mana ini termasuk cobaan, maka bagi seorang muslim hendaknya

    membatasi diri dengan menunaikan apa yang menjadi hak mereka, tidak lama

    berkunjung kecuali sesuai kebutuhan dan tidak memperbanyak waktu tanpa ada

    keperluan seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang tidak mengerti yang

    terlalu sering berkunjung kepada mereka yang berlebihan dan membuang-buang

    waktu.

    5 HR.Muslim dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu.

    6 Artinya muslim yang taat dan baik bukan muslim pengakuan.

    7 HR.Abu Daawud, Tirmidzi, shohih, dalam AshShohihah, AlAlbani. Yakni seseorang tergantung dengan kebiasaan

    dan jalan hidup teman dekatnya maka perhatikan kepada siapa ia berteman. Barangsiapa ridho terhadap agama dan ahlaknya maka ia berteman dengannya dan barangsiapa tidak ridho terhadap agama, ahlak dan kebiasaannya maka ia menjauh karena tabiat manusia itu mencuri dan pergaulan mempengaruhi dalam memperbaiki dan merusak kedaan. AlGhozali berkata : Duduk-duduk dan bergaul dengan orang yang tamak terhadap dunia maka menggerakkan ketamakan dan duduk-duduk dan bergaul dengan orang zuhud menyebabkan zuhud terhadap dunia karena tabiat mudah meniru dan mengikuti tanpa disadari. (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42) Juga ada hadits yang semakna bahwa bergaul dengan orang baik seperti duduk di dekat penjual minyak wangi bisa jadi membelinya atau menciumnya atau di dekat tukang besi bisa jadi terkena asapnya.

  • Maka seorang muslim yang berakal mengetahui ia tidak dituntut hadir bahkan

    ia hendaknya menjauhi dan mencukupkan diri pada penunaian hak mereka.

    Ketiga : Ijin. Ini adalah adab robbani yang agung yang Alloh ajarkan kepada

    hamba-hambaNya karena padanya terdapat kemaslahatan dan terhindarnya dari

    kerusakan-kerusakan. Ijin termasuk adab pergaulan dan kunjungan yang sangat

    penting yang dengannya terjalinnya rasa cinta yang kuat, bersih jiwa dan suci hati-

    Termasuk bentuk ijin adalah :

    Menentukan janji untuk berkunjung. Ini adalah tindakan yang terpuji dan

    indah pada waktu yang mudah untuk mengadakan hubungan-hubungan. Dalam

    adab ini terdapat pemanfaatan waktu dan keseriusan yang terkadang tidak ada

    hasil apa-apa dalam kunjungan bila tidak ada janji sebelumnya. Dan langkah yang

    terpuji ini menghasilkan waktu untuk dapat mempersiapkan diri untuk menerima

    tamu.

    Minta Ijin masuk. Ini adalah wajib dan bagi yang tidak mengindahkannya

    berdosa disebabkan penghuni rumah merasa terganggu. Terkadang orang yang

    masuk tanpa ijin melihat perkara atau keadaan yang tidak disukai oleh tuan

    rumah untuk dilihat orang lain. Alloh taala memerintahkannya dalam firmaNya :

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan

    rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.8 Yang

    demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu mendapat nasihat.9

    Karena itu Nabi Nabi mengatakan : Sesungguhnya dijadikan

    perijinan karena pandangan.

    Dan terkadang juga terjadinya kecurigaan dan tuduhan yang jelek kepada

    pengunjung yang tidak ijin. Dan cara ijinnya dengan mengucapkan :

    Assalamualaikum, bolehkan aku masuk?

    8 Dsusnnahkan minta ijin 3 kali bila ditolak maka pergi sebagaimana disebutkan dalam kitab Shahihaini dari Abu

    Musa. Sebaiknya orang yang minta ijin masuk tidak menghadap rumah akan tetapi jadikan pintu rumah di samping kanan atau kirinya untuk mencegah kemungkinan melihat aurat penghuni rumah. (lihat kitab Shahihaini, Ibnu Katsir) 9 lihat (Fathul Qadir,1215) Karena mengandung banyak maslahat seperti ahlak mulia. (Taisir alKarimir Rahman,

    asSady, 659)

  • Syariat memberika hak udzur bagi yang dikunjungi untuk menolak kunjungan

    jika ia mempunyai kesibukan atau tidak mampun untuk menerima tamu dan hal

    ini tidak dianggap perilaku yang jelek, karena tidak ada seorang pun yang dapat

    menghalangi hak pribadinya , sebagai tuan rumah ia boleh memilih antara

    menerima dan menolak tamu bila ia kehendaki maka ia terima dan jika tidak

    maka ia tolak dan tidak ada dosa baginya.

    Bagi tamu yang ditolak kunjungannya janganlah merasa kehormatannya

    diremehkan, sombong dan galau dan hendaknya ia mengetahui bahwa manusia

    mempunyai banyak udzur, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan

    sebagaimana si pengunjung juga pada suatu saat mempunyai udzur bahkan Alloh

    menjanjikan akan membersihkan hati dari dosa-dosa dan tambahan kebaikan-

    kebaikan kepada orang yang kembali dengan hati yang lega atau selamat. Alloh

    taala berfirman :

    Dan jika dikatakan kepadamu, Kembalilah, maka kembalilah, yang demikian

    itu lebih suci bagimu.10

    Dan berdasarkan atas hak dan adab ini maka hendaknya bagi tuan rumah yang

    punya udzur tidak berdusta bahkan minta udzur dengan lemah lembut dan

    meminta tamu untuk berkunjung kembali di waktu yang lainya.

    Bagi tamu hendaknya memilih waktu-waktu yang cocok dengan

    memperhatikan kebiasaan orang yang akan dikunjunginya. Karena manusia

    mempunyai waktu-waktu istirahat, makan, menunaikan hak robb mereka,

    tanggung jawab dan perhatian terhadap anak. Sehingga janganlah kunjungan di

    waktu istirahat siang, ibadah seperti bulan romadhon atau kesibukan belajar dan

    mengajar.

    4. Tidak memperpanjang waktu kunjungan tanpa ada kebutuhan. Maka

    mencukupkan dengan memenuhi kebutuhan dan tujuan kunjungan seperti

    mencurahkan rasa cinta atau kangen, menanyakan keadaan, menyantap sebagian

    sajian tamu dan menjauhi kebosanan dan rasa berat dari tuan rumah. Imam Zuhri

    seorang tabiin berkata,Jika berlama-lama dalam majlis maka setan ikut campur

    padanya.

    10

    AnNur : 28

  • Demikian juga bagi yang berkunjung memperhatikan keadaan tuan rumah

    yang dikunjungi, jika sedang sakit atau tertimpa musibah maka hendaknya tidak

    berlama-lama dalam mengunjunginya karena dapat mengganggu dan

    memberatkannya. Sebagian ulama membatasi waktu kunjungan dalam kondisi

    seperti sepanjang satu atau dua khotbah dan dilarang menanyakan rincian

    sakitnya karena dapat mendorong pada keluhan dan menampakkan musibah

    yang dapat mengurangi pahala.

    5. Tidak tertawa terbahak-bahak, banyak bercanda dan tertawa, karena

    dapat menurunkan kewibawaan.

    Banyak tertawa dan bercanda dapat mengantarkan pada suatu keadaan yang

    dapat menjadi tabiat yang seseorang dikenal dengannya. Rosululloh

    bersabda :

    Celaka bagi orang yang berbicara lalu ia berdusta agar ditertawakan, celaka

    baginya, celaka baginya.11

    Adapun bercanda dan bermain-main dengan benar ala kadarnya maka tidak

    lah dilarang seperti yang dikatakan Abu Hurairoh : Hai rosululloh,

    anda bercanda dengan kami, beliau menjawab: Aku tidalah berkata kecuali

    benar. 12

    Senyum dan muka cerah adalah adab yang terpuji. Rosululloh

    bersabda :

    Senyummu di wajah saudaramu adalah sedekah.13

    Termasuk adab bertemu adalah memanggil saudaramu dengan nama yang

    paling ia sukai tidak sebagaimana yang dikatakan sebagian orang yang kasar

    perangainya memanggil saudaranya dengan Kamu hai orang ini, atau hai

    anak, hai anak perempuan, atau hai mahluk....

    6. Melazimkan adab-adab berbicara yaitu dengan merendahkan suara

    sehingga suaranya cukup didengar oleh lawan bicara tidak bising, melebihi suara

    11

    HR.Abu Dawud, Tirmidzi dan lainnya. 12

    HR. Tirmidzi dalam AshShohihah, AlAlbani. 13

    HR. Tirmidzi dan Bukhori dalam Adabul Mufrod, dalam AshShohihah, AlAlbani.

  • yang lainnya dan tidak terlalu pelan sehingga sulit dipahami, yang mana hal

    tersebut di atas menyebabkan berlangsungnya dialog dengan baik.

    7. Kalau bertiga janganlah berdua berbincang-bincang meninggalkan yang

    ketiga sendirian karena dapat menyebabkan kesedihan dan ketakutan. Nabi

    bersabda :

    Jika kamu bertiga maka yang berdua jangan berbicara sendiri karena dapat

    menyedihkan orang yang ketiga sampai kalian bercampur dengan manusia .14

    Pengarahan yang indah ini menggambarkan tingginya nilai perhatian terhadap

    perasaan yang lainya.

    Dan sesungguhnya pendorong perbuatan tersebut adalah setan yang

    bertujuan membuat kaum muslimin sedih, buruk sangka dan berpecah belah.

    Alloh taala berfirman :

    Sesungguhnya pembicaraan rahasia yang jelek itu adalah dari syaitan agar orang-

    orang beriman bersedih dan itu tidaklah membahayakan mereka kecuali dengan

    ijin Alloh dan kepada Alloh lah orang-orang beriman bertawakal. (AlMujadalah :

    10)

    8. Memperluas majlis bagi orang yang datang kemudian dan menjauhi kikir

    dalam memberikan tempat yang dapat menimbulkan pengaruh yang jelek.

    Alloh menjanjikan balasan yang besar bagi orang yang memperluas majlis. Ia

    berfirman :

    Hai orang-orang beriman apabila diperintahkan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

    dalam majlis",15 maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

    untukmu.16

    14

    HR. Muslim.. 15

    Janganlah seseorang memerintah berdiri orang lain dalam majelis tetapi luaskanlah tempat duduk. (Dalam Shahihaini) 16

    Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,Allah Taala memudahkan orang yang memudahkan saudaranya di dunia dan ahirat dan Allah Taala tetap menolong hambaNya selama hambaNya menolong saudaranya. (Dalam Shahih Muslim ) Dibolehkan berdiri menyambut tamu yang baru datang. Adapun berdiri kepada setiap pemimpin atau guru yang datang maka bukan ajaran Islam. (Ibnu Katsir)

  • Maka hedaknya seorang mukimin mengambil janji Alloh yang besar ini,

    melapangkan tempat duduk saudaranya sehingga Alloh melapangkannya di dunia

    dan di alam kubur. Dan karunia Alloh itu sangat luas.

    Adalah Al Ahnaf bin Qois jika datang seorang di majlis ia melapangkan tempat

    duduk untuknya, jika tidak memungkinkan maka ia memperlihatkan seolah ia

    meluaskan untuknya. Dan dalam majlis ilmu, shoff sholat berjamaah dan dzikir

    lebih utama.

    Nabi bersabda :

    Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling lembut pundaknya dalam sholat,

    tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilangkahkan

    ke satu celah dalam shoff sholat lalu ia merapatkannya.17

    Sebagaimana seorang dilarang menyuruh orang yang duduk untuk berdiri dari

    tempat duduknya kemudian ia duduk di situ karena Nabi

    bersabda :

    Janganlah seorang menyuruh berdiri orang lain dari tempat duduknya lalu ia

    duduk padanya akan tetapi lapangkanlah.18

    Akan tetapi diperbolehkan seorang berpindah dan mempersilakan duduk

    dengan keihlasannya di tempat duduknya bagi ahli ilmu atau orang yang telah

    lanjut usia, maka ia mendapat pahala yang besar.

    Ibnu Abbas rodhiallohu anhuma berkata, Ada tiga kewajiban bagiku untuk

    orang yang duduk di dekatku: aku memandangnya dengan ramah jika ia datang,

    aku luaskan tempat duduknya jika ia duduk dan aku dengar dan perhatikan jika ia

    bicara.

    9. Tidak memonopoli bicara di majlis, nilai seseorang bukanlah pada banyak

    bicaranya akan tetapi faidah dari ucapannya. Orang yang pandai adalah orang

    yang memberi hak orang lain dalam berbicara.

    17

    HR.Thobrani dalam AshShohihah, AlAlbani 18

    HR.Muslim

  • 10. Dalam bicara janganlah berbicara tentang diri semuanya karena ini

    termasuk bangga diri dan kebodohan dan jangan mengisahkan kejadian yang

    telah didengar darinya beberapa kali karena membosankan pendengar. Juga

    tidak baik berbicara tentang suatu masalah lalu menghubungkan dengan diri,

    ucapan dan perbuatannya, lalu ia mengatakan : Aku juga demikian, atau : Aku

    tidak suka yang demikian, atau Aku tidak melakukan itu, sehingga membosankan

    pendengar.

    Juga berhati-hati dari banyak sumpah apakah dalam bicara atau di tengah-

    tengah kunjungan.

    11. Ini adab husus bagi para pengajar dan orang-orang sholih ketika mereka

    duduk-duduk bersama orang-orang awam yang lalai, maka Abul Fath AlAbsyisyi

    menasihatkan :Janganlah kamu duduk bersama orang-orang awam, jika kamu

    (terpaksa ) duduk bersama mereka maka hiasilah dengan adab yaitu tidak banyak

    dan lama bicara dengan mereka, jangan banyak memperhatikan cerita-cerita

    mereka, melupakan ucapan-ucapan buruk yang terdengar dari mereka, jauhi

    bercanda dengan orang pandai atau orang bodoh karena orang pandai

    mendengkimu dan orang bodoh meremehkanmu.

    12. Adab dalam diam dan mendengar, maka Sufyan AtsTsauri berkata :Ada

    seorang membacakan hadits padaku yang aku telah mendengarnya sebelum ia

    dilahirkan maka yang demikian itu mendorongku untuk beradab dengan baik

    dalam mendengarkannya.

    Terdapat adab yang banyak manusia kurang memperhatikannya yaitu diam

    dan mendengarkan dengan baik bersama menghadapkan wajah kepada orang

    yang berbicara. Termasuk adab yang jelek adalah pendengar memandang ke

    kanan dan ke kiri ketika sedang berlangsung percakapan. Jika telah terjadi

    kebosanan dan pendengar menoleh maka hendaknya yang bicara menyudahi

    atau meringkas pembicaraannya.

    Dari AlHasan rodhiallohu anhu,Bicaralah kepada manusia selama mereka

    menghadapkan wajahnya kepadamu, jika mereka telah menoleh maka ketahuilah

    mereka ada kebutuhan-kebutuhan.

    13. Termasuk adab yang jelek yang sering nampak di kalangan manusia

    adalah mencela dan melaknat meskipun dengan cara bercanda.

    Dari Ibnu Masud rohdiallohu anhu dari Nabi bersabda :

  • Mencela muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.19 Dan

    dalam hadits: Dan melaknatnya seperti membunuhnya. 20

    Dan bersabda,Janganlah kamu melaknat angin, sesungguhnya ia diutus,

    barangsiapa melaknat sesuatu yang tidak pantas dilaknat maka laknatnya kembali

    kepadanya. 21

    Dari Salamah AlAkwa ,

    Kami, jika melihat seorang melaknat saudaranya maka kami memandangnya

    mendatangi satu pintu dari dosa besar.22

    Demikian juga meminta selain sorga dengan wajah Alloh. Dalam hadits :

    Terlaknat orang yang meminta dengan wajah Alloh dan terlaknat orang yang

    diminta dengan wajah Alloh kemudian ia menolak selama tidak meminta

    perpisahan.23

    14. Berhati-hati membicarakan kebatilan secara detail dan mendalam dan

    bermudah-mudah membicarakan tukang maksiat, fasik dan jahat atau duduk-

    duduk yang di sana terdapat olok-olok terhadap agama dan pemeluknya dan

    mempermainkan ayat-ayat Alloh. Alloh taala menjelaskan sebab penduduk

    neraka masuk nereka:

    dan adalah kami membicarakan yang batil (dan menentang kebenaran), bersama

    dengan orang-orang yang membicarakannya.24

    Demikian juga jauhilah perdebatan dan pertengkaran walaupun di pihak yang

    benar karena Rosululloh bersabda,

    19

    HR.Bukhori dan Muslim 20

    HR.Bukhori dan Muslim 21

    HR.Abu Dawud dalam AshShohihah, AlAlbani 22

    HR.Thobrani dalam AsShohihah, AlAlbani 23

    HR.Ibnu Asakir, dalam AsShohihah, AlAlbani 24

    AlMudatstsir :45.

  • Sesungguhnya orang yang paling dibenci Alloh adalah orang yang suka debat. 25

    Dan Rosululloh bersabda,

    Aku menjamin rumah di sorga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia

    benar, rumah di tengah sorga bagi yang tidak berdusta meskipun bercanda dan

    rumah di sorga paling atas bagi yang baik ahlaknya.26

    15. Dan termasuk adab syari dalam bermajlis adalah beradab ketika

    menguap dan bersin. Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu dari Nabi

    ,

    Sesungguhnya Alloh mencinta orang-orang yang bersin dan membenci menguap,

    jika salah seorang dari kamu bersin lalu mengucapkan alhamdulillah maka wajib

    bagi muslimi yang mendengarnya untuk mendoakannya, adapun menguap

    sesungguhnya ia dari setan maka hendaknya ia tolak sekuat tenaga. Jika ia

    mengatakan : Hah, maka setan tertawa.27

    a. Adab menguap, menahan mulut jangan sampai terbuka sebisa mungkin,

    lebih utama menahan dengan tangan kiri. Dalam hadits disebutkan :

    Sesungguhnya menguap dari setan, apabila seorang dari kamu menguap maka tahanlah dengan tangannya sekuat tenaga, sesungguhnya seorang dari kamu jika mengatakan, haah, maka setan tertawa.28 Menguap terjadi disebabkan banyak makan dan malas lalu setan senang sampai ia memperlambat ibadah. Tetapi tidak disyariatkan berlindung dari setan ketika menguap karena tidak ada dalil yang shohih maupun dhoif dan jika dilakukan tanpa dalil maka bidah. b. Adab Bersin, bagi yang bersin hendaknya merendahkan suaranya tidak

    mengeraskannya.

    25

    HR.Bukhori. 26

    HR. Abu Dawud, shohih, dalam AsShohihah, AlAlbani, 1/491. 27

    HR.Bukhori. 28

    HR. Bukhori.dan Muslim, lafadz Bukhori.

  • Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa Nabi jika bersin

    meletakkan tangannya atau bajunya di mulutnya dan merendahkan suaranya.29

    Adab nabawi dalam bersin ini banyak manfaatnya karena orang yang bersin ketika

    bersin tidak menguasai diri, sehingga apa yang di dalam mulut bertebaran keluar

    yang bisa mengenai baju atau teman duduknya. Dan disunnahkan baginya

    mengucapkan tahmid setelah bersin dan mengeraskannya. Dalam hadits banyak

    disebutkan bentuk tahmid, maka hendaknya bagi orang yang bersin

    mengucapkannya terkadang dengan kalimat yang ini dan terkadang dengan yang

    itu agar mencocoki sunnah rosulillah , di antara lafadznya adalah :

    alhamdulillah (segala puji bagi Alloh) atau (segala puji

    bagi Alloh atas segala keadaan) 30 atau (segala puji bagi Alloh

    robb semesta alam)31 Dan tidak disyariatkan tambahan dari lafadz di atas seperti

    menambah sholawat dan salam (assala mualaikum) dan yang semisalnya.

    Kemudian bagi yang mendengar tahmid dari yang bersin wajib baginya

    menjawabnya dengan mendoakannya : (semoga Alloh merahmatimu). 32

    Jika tidak mendengarnya maka tidak perlu mendoakan dan mengingatkannya

    kecuali kalau ia tidak tahu seperti anak kecil atau baru masuk Islam. Dan tidak ada

    dzikir husus bagi anak kecil dalam hal bersin bahkan sama dengan orang dewasa.

    Tidak dikatakan : (semoga Alloh meluruskanmu).

    Jika orang kafir bersin lalu mengucapkan tahmid maka doakan dengan :

    (Semoga Alloh memberimu hidayah dan meluruskan keadaanmu)33.

    Kemudian orang yang bersin membalas orang yang mendokannya dengan :

    Kemudian orang yang bersin mendoakan dengan doa :

    (Semoga Alloh menunjukimu dan memperbaiki keadaanmu). 34

    Jika bersin tiga kali maka tidak disyariatkan mendoakan dengan doa di atas

    karena ia sakit flu. Rosululloh bersabda,

    29

    Shohih Jami Shoghir dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu. 30

    Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.686, dari hadits Ibni Masud rodhiallohu anhu. 31

    Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.687, dari hadits Ali dan Abi Ayyub rodhiallohu anhuma. 32

    Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.687, dari hadits Ali dan Abi Ayyub rodhiallohu anhuma. 33

    HR.Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud dan lainnya, shohih dalam Irwaul Gholil, AlAlbani, no.1277. 34

    Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.687, dari hadits Ali dan Abi Ayyub rodhiallohu anhuma.

  • Jika seorang dari kamu bersin maka orang yang di sampingnya hendaknya

    mendoakannya jika lebih dari dari tiga kali maka ia sakit flu maka tidak perlu

    didoakan.35

    16. Terahir, termasuk dari adab berkunjung, hendaknya bagi yang berkunjung

    maupun yang dikunjungi mengharumi ruangannya dengan dzikir dan

    menghiasainya dengan ketakwaan. Maka sejelek-jelek majlis adalah majlis yang

    tidak disebut nama Alloh dan kosong dari amar maruf nahi munkar.36 Alloh taala

    berfirman :

    Tidak ada kebaikan pada kebanyakan pembicaraan rahasia mereka kecuali

    memerintah bersedekah, atau kebaikan, atau mendamaikan perselisihan di

    antara manusia dan barangsiapa melakukannya mengharapkan wajah Alloh maka

    Ia akan memberinya pahala yang besar.37

    Dan jangan lupa yang hadir dalam majlis itu mengucapkan doa penutup majlis,

    karena di dalamnya terdapat penutup yang baik bagi majlis bersamaan dengan

    dihapusnya kesalahan-kesalahan, senda gurau dan kelaian selama bermajlis.

    Rosululloh bersabda,

    Barangsiapa duduk dalam ruangan lalu banyak berbuat sia-sia lalu ia

    mengucapkan doa sebelum berdiri : Maha suci Engkau wahai Alloh dan dengan

    memujiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau,

    aku meminta ampunan padaMu dan bertobat kepadaMu maka Alloh

    mengampuni dosanya selama ia duduk.38

    35

    Hadits shohih riwayat Ibnu Suni dalam Amal Yaum wal Lail dan Abu Dawud, dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu, dalam AsShohihah, AlAlbani, 13310 36

    Bagaimana dengan majlis ghibah, canda, omong kosong dan yang semisalnya ? Betapa jeleknya majlis ini. 37

    AnNisa : 114. 38

    HR.Thabrani, AlHakim dan lainnya dishohihkan AlAlbani dalam Shohihah 1/120.

  • Wallohu alam bish showab.

    Alhamdulillahi robbil alamin. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada

    nabi kita Muhammad, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga ahir jaman dan

    semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca semuanya. (Dinukil dari kutaib

    Min Adab AzZiyaroh wa AlUsyroh,Aasma bintu Rosyid, penerbit Darul Wathon,

    KSA oleh Ahmad Hamdani bin Muslim)39

    39

    Semua catatan kaki dari penerjemah.