Adab-adab Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi
-
Upload
maktabah-arrisalah -
Category
Documents
-
view
153 -
download
14
description
Transcript of Adab-adab Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi
-
Adab-adab, Bertamu, Berkunjung dan Silaturrohmi1
Oleh : Asma bintu Rosyid
Termasuk perkara yang diperhatikan dalam Islam adalah hubungan-hubungan
antara sesama manusia karena secara tabiat manusia membutuhkan manusia
yang lain sehingga Islam memperhatikan tarbiah sisi-sisi ahlak dan suluk pada
individu muslim di sela-sela interaksinya dengan manusia yang lainnya. Maka
Islam melarang permusuhan, kebencian, kekerasan, kejahatan, kedengkian dan
tiap hal yang menyeru kepada kehinaan, kebatilan dan perpecahan dan
sebaliknya mendorong pada kebenaran, persamaan, kelembutan, kejujuran,
amanah, ketegasan, ahlak yang mulia dan tiap perkara yang menyeru kepada
persatuan dan kekuatan serta kebaikan.
Dalam pembahasan ini anda akan menemukan sebagian adab syari dan
kemaslahatan-kemaslahatan agama yang menjadi faktor dalam menguatkan
hubungan-hubungan dan kekohan ikatan persaudaraan di antara masyarakat
muslim yang diwarnai oleh persaudaraan, kecintaan, pergaulan yang bagus,
berkembangnya kemaslahatan dan mencegah kerusakan-kerusakan yang
dibangun di atas kitabulloh dan sunnah rosululloh yang mulia
yang Alloh katakan dalam firmanNya :
Dan sesungguhnya kamu di atas ahlak yang agung.2
Maka beliau adalah suri tauladan kita dalam berahlak yang mulia dan pergaulan
yang bersih dan jujur. Dan Nabi memotivasi kita untuk menghiasi
diri kita dengan ahlak yang tinggi, beliau katakan :
1 Berkunjung atau ziaroh lebih umum daripada silaturrohmi, kalau ziaroh kunjungan kepada orang yang tidak
memiliki hubungan famili sedangkan silaturrohmi kunjungan kepada orang yang mempnyai hubungan silaturrohmi saja. Akan tetapi kebanyakan kaum muslimin menyebut semua kunjungan dengan silaturrohmi apakah berkunjung kepada orang yang mempunyai hubungan famili atau tidak. 2 AlQolam : 4
-
Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus
ahlaknya dan orang terbaik dari kalian adalah yang terbaik bagi istrinya.3 Dan
bersabda :
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari kalian adalah orang yang paling
baik ahlaknya.4
Dan pada pembahasan ini kami persembahkan sebagian dari adab yang telah
disebutkan yang penting diperhatikan yaitu :
1. Ikhlash dalam bergaul atau berinteraksi : Haruslah bagi tiap muslim dalam
berhubungan dengan orang-orang yang punya hak kepadanya dan kaum muslimin
pada umumnya dibangun di atas keihlashan atau niat tulus yang tidak tercampuri
oleh kemunafikan, riya dan sumah.
Manakala ikhlash dan niat yang tulus mendominasi hati seorang muslim dan
makin kuat hubungan kecintaan dan rahmat antara dia dan manusia, maka Alloh
memberkahi dan membersihkan hubungan itu dan membalasnya dengan balasan
yang sempurna di sisiNya dalam sorga-sorga yang penuh dengan kenikmatan.
Maka atas dasar ini, seorang muslim haruslah dalam kunjungannya kepada
kerabat dan teman-teman dekatnya demikian juga kunjungan-kunjungan yang
ada sebabnya seperti karena sakit dan selainnya mengiringinya dengan niat tulus
dan ikhlash dan berhati-hati dari mencampurinya dengan riya dan sumah serta
pujian manusia atau mewujudkan kemaslahatan dan kepentingan pribadi.
Jika ia mewujudkan faktor ini dan membersihkan niatnya untuk Alloh semata
maka ia berhak mendapatkan kecintaan Alloh sebagaimana yang Nabi
sabdakan:
Seorang lelaki mengunjungi saudaranya di sebuah desa lalu Alloh
mengamatinya dalam perjalannya melalui seorang malaikat berupa manusia.
3 HR.Ahmad dan Tirmidzi, shohih dalam AshShohihah, AlAlbani.
4 Tirmidzi, shohih dalam AshShohihah, AlAlbani.
-
Ketika malaikat bertemu dengannya bertanya : Hendak kemanakah kamu ? Ia
menjawab : Aku hendak mengunjungi saudaraku di desa ini. Malaikat bertanya :
Apakah kamu mempunyai kebutuhan ? Tidak, selain aku mencintainya karena
Alloh, jawabnya. Malaikat berkata : Sesungguhnya aku adalah utusan Alloh yang
menyertaimu sesungguhnya Alloh mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya
karena Alloh.5
Kedua : Termasuk adab berkunjung bahkan termasuk pokok dalam bergaul
adalah memilih teman yang akan dikunjungi hendaknya seorang muslim6 karena
Rosul mengatakan bahwa agama seseorang itu meniru agama teman dekatnya. Di
mana kawan mempengaruhi ahklak kawannya tidak seperti yang lainnya.
Seorang sesuai dengan agama teman dekatnya maka lihatlah seorang dari kalian
kepada siapa berteman dekat.7
Dan tidak disyaratkan kawan sempurna sifat-sifat lahir dan batinnya akan tetapi
memperhatikan sifat-sifat yang cocok untuk dijadikan teman bergaul sesuai
agama. Kesempurnaan dalam sifat adalah perkara yang sulit.
Adapun orang-orang yang kita tidak bisa memilih dalam bergaul dan harus
bercampur dengan mereka tidak ada pilihan lain seperti karib kerabat dan
tetangga yang mana ini termasuk cobaan, maka bagi seorang muslim hendaknya
membatasi diri dengan menunaikan apa yang menjadi hak mereka, tidak lama
berkunjung kecuali sesuai kebutuhan dan tidak memperbanyak waktu tanpa ada
keperluan seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang tidak mengerti yang
terlalu sering berkunjung kepada mereka yang berlebihan dan membuang-buang
waktu.
5 HR.Muslim dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu.
6 Artinya muslim yang taat dan baik bukan muslim pengakuan.
7 HR.Abu Daawud, Tirmidzi, shohih, dalam AshShohihah, AlAlbani. Yakni seseorang tergantung dengan kebiasaan
dan jalan hidup teman dekatnya maka perhatikan kepada siapa ia berteman. Barangsiapa ridho terhadap agama dan ahlaknya maka ia berteman dengannya dan barangsiapa tidak ridho terhadap agama, ahlak dan kebiasaannya maka ia menjauh karena tabiat manusia itu mencuri dan pergaulan mempengaruhi dalam memperbaiki dan merusak kedaan. AlGhozali berkata : Duduk-duduk dan bergaul dengan orang yang tamak terhadap dunia maka menggerakkan ketamakan dan duduk-duduk dan bergaul dengan orang zuhud menyebabkan zuhud terhadap dunia karena tabiat mudah meniru dan mengikuti tanpa disadari. (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42) Juga ada hadits yang semakna bahwa bergaul dengan orang baik seperti duduk di dekat penjual minyak wangi bisa jadi membelinya atau menciumnya atau di dekat tukang besi bisa jadi terkena asapnya.
-
Maka seorang muslim yang berakal mengetahui ia tidak dituntut hadir bahkan
ia hendaknya menjauhi dan mencukupkan diri pada penunaian hak mereka.
Ketiga : Ijin. Ini adalah adab robbani yang agung yang Alloh ajarkan kepada
hamba-hambaNya karena padanya terdapat kemaslahatan dan terhindarnya dari
kerusakan-kerusakan. Ijin termasuk adab pergaulan dan kunjungan yang sangat
penting yang dengannya terjalinnya rasa cinta yang kuat, bersih jiwa dan suci hati-
Termasuk bentuk ijin adalah :
Menentukan janji untuk berkunjung. Ini adalah tindakan yang terpuji dan
indah pada waktu yang mudah untuk mengadakan hubungan-hubungan. Dalam
adab ini terdapat pemanfaatan waktu dan keseriusan yang terkadang tidak ada
hasil apa-apa dalam kunjungan bila tidak ada janji sebelumnya. Dan langkah yang
terpuji ini menghasilkan waktu untuk dapat mempersiapkan diri untuk menerima
tamu.
Minta Ijin masuk. Ini adalah wajib dan bagi yang tidak mengindahkannya
berdosa disebabkan penghuni rumah merasa terganggu. Terkadang orang yang
masuk tanpa ijin melihat perkara atau keadaan yang tidak disukai oleh tuan
rumah untuk dilihat orang lain. Alloh taala memerintahkannya dalam firmaNya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.8 Yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu mendapat nasihat.9
Karena itu Nabi Nabi mengatakan : Sesungguhnya dijadikan
perijinan karena pandangan.
Dan terkadang juga terjadinya kecurigaan dan tuduhan yang jelek kepada
pengunjung yang tidak ijin. Dan cara ijinnya dengan mengucapkan :
Assalamualaikum, bolehkan aku masuk?
8 Dsusnnahkan minta ijin 3 kali bila ditolak maka pergi sebagaimana disebutkan dalam kitab Shahihaini dari Abu
Musa. Sebaiknya orang yang minta ijin masuk tidak menghadap rumah akan tetapi jadikan pintu rumah di samping kanan atau kirinya untuk mencegah kemungkinan melihat aurat penghuni rumah. (lihat kitab Shahihaini, Ibnu Katsir) 9 lihat (Fathul Qadir,1215) Karena mengandung banyak maslahat seperti ahlak mulia. (Taisir alKarimir Rahman,
asSady, 659)
-
Syariat memberika hak udzur bagi yang dikunjungi untuk menolak kunjungan
jika ia mempunyai kesibukan atau tidak mampun untuk menerima tamu dan hal
ini tidak dianggap perilaku yang jelek, karena tidak ada seorang pun yang dapat
menghalangi hak pribadinya , sebagai tuan rumah ia boleh memilih antara
menerima dan menolak tamu bila ia kehendaki maka ia terima dan jika tidak
maka ia tolak dan tidak ada dosa baginya.
Bagi tamu yang ditolak kunjungannya janganlah merasa kehormatannya
diremehkan, sombong dan galau dan hendaknya ia mengetahui bahwa manusia
mempunyai banyak udzur, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan
sebagaimana si pengunjung juga pada suatu saat mempunyai udzur bahkan Alloh
menjanjikan akan membersihkan hati dari dosa-dosa dan tambahan kebaikan-
kebaikan kepada orang yang kembali dengan hati yang lega atau selamat. Alloh
taala berfirman :
Dan jika dikatakan kepadamu, Kembalilah, maka kembalilah, yang demikian
itu lebih suci bagimu.10
Dan berdasarkan atas hak dan adab ini maka hendaknya bagi tuan rumah yang
punya udzur tidak berdusta bahkan minta udzur dengan lemah lembut dan
meminta tamu untuk berkunjung kembali di waktu yang lainya.
Bagi tamu hendaknya memilih waktu-waktu yang cocok dengan
memperhatikan kebiasaan orang yang akan dikunjunginya. Karena manusia
mempunyai waktu-waktu istirahat, makan, menunaikan hak robb mereka,
tanggung jawab dan perhatian terhadap anak. Sehingga janganlah kunjungan di
waktu istirahat siang, ibadah seperti bulan romadhon atau kesibukan belajar dan
mengajar.
4. Tidak memperpanjang waktu kunjungan tanpa ada kebutuhan. Maka
mencukupkan dengan memenuhi kebutuhan dan tujuan kunjungan seperti
mencurahkan rasa cinta atau kangen, menanyakan keadaan, menyantap sebagian
sajian tamu dan menjauhi kebosanan dan rasa berat dari tuan rumah. Imam Zuhri
seorang tabiin berkata,Jika berlama-lama dalam majlis maka setan ikut campur
padanya.
10
AnNur : 28
-
Demikian juga bagi yang berkunjung memperhatikan keadaan tuan rumah
yang dikunjungi, jika sedang sakit atau tertimpa musibah maka hendaknya tidak
berlama-lama dalam mengunjunginya karena dapat mengganggu dan
memberatkannya. Sebagian ulama membatasi waktu kunjungan dalam kondisi
seperti sepanjang satu atau dua khotbah dan dilarang menanyakan rincian
sakitnya karena dapat mendorong pada keluhan dan menampakkan musibah
yang dapat mengurangi pahala.
5. Tidak tertawa terbahak-bahak, banyak bercanda dan tertawa, karena
dapat menurunkan kewibawaan.
Banyak tertawa dan bercanda dapat mengantarkan pada suatu keadaan yang
dapat menjadi tabiat yang seseorang dikenal dengannya. Rosululloh
bersabda :
Celaka bagi orang yang berbicara lalu ia berdusta agar ditertawakan, celaka
baginya, celaka baginya.11
Adapun bercanda dan bermain-main dengan benar ala kadarnya maka tidak
lah dilarang seperti yang dikatakan Abu Hurairoh : Hai rosululloh,
anda bercanda dengan kami, beliau menjawab: Aku tidalah berkata kecuali
benar. 12
Senyum dan muka cerah adalah adab yang terpuji. Rosululloh
bersabda :
Senyummu di wajah saudaramu adalah sedekah.13
Termasuk adab bertemu adalah memanggil saudaramu dengan nama yang
paling ia sukai tidak sebagaimana yang dikatakan sebagian orang yang kasar
perangainya memanggil saudaranya dengan Kamu hai orang ini, atau hai
anak, hai anak perempuan, atau hai mahluk....
6. Melazimkan adab-adab berbicara yaitu dengan merendahkan suara
sehingga suaranya cukup didengar oleh lawan bicara tidak bising, melebihi suara
11
HR.Abu Dawud, Tirmidzi dan lainnya. 12
HR. Tirmidzi dalam AshShohihah, AlAlbani. 13
HR. Tirmidzi dan Bukhori dalam Adabul Mufrod, dalam AshShohihah, AlAlbani.
-
yang lainnya dan tidak terlalu pelan sehingga sulit dipahami, yang mana hal
tersebut di atas menyebabkan berlangsungnya dialog dengan baik.
7. Kalau bertiga janganlah berdua berbincang-bincang meninggalkan yang
ketiga sendirian karena dapat menyebabkan kesedihan dan ketakutan. Nabi
bersabda :
Jika kamu bertiga maka yang berdua jangan berbicara sendiri karena dapat
menyedihkan orang yang ketiga sampai kalian bercampur dengan manusia .14
Pengarahan yang indah ini menggambarkan tingginya nilai perhatian terhadap
perasaan yang lainya.
Dan sesungguhnya pendorong perbuatan tersebut adalah setan yang
bertujuan membuat kaum muslimin sedih, buruk sangka dan berpecah belah.
Alloh taala berfirman :
Sesungguhnya pembicaraan rahasia yang jelek itu adalah dari syaitan agar orang-
orang beriman bersedih dan itu tidaklah membahayakan mereka kecuali dengan
ijin Alloh dan kepada Alloh lah orang-orang beriman bertawakal. (AlMujadalah :
10)
8. Memperluas majlis bagi orang yang datang kemudian dan menjauhi kikir
dalam memberikan tempat yang dapat menimbulkan pengaruh yang jelek.
Alloh menjanjikan balasan yang besar bagi orang yang memperluas majlis. Ia
berfirman :
Hai orang-orang beriman apabila diperintahkan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis",15 maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu.16
14
HR. Muslim.. 15
Janganlah seseorang memerintah berdiri orang lain dalam majelis tetapi luaskanlah tempat duduk. (Dalam Shahihaini) 16
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,Allah Taala memudahkan orang yang memudahkan saudaranya di dunia dan ahirat dan Allah Taala tetap menolong hambaNya selama hambaNya menolong saudaranya. (Dalam Shahih Muslim ) Dibolehkan berdiri menyambut tamu yang baru datang. Adapun berdiri kepada setiap pemimpin atau guru yang datang maka bukan ajaran Islam. (Ibnu Katsir)
-
Maka hedaknya seorang mukimin mengambil janji Alloh yang besar ini,
melapangkan tempat duduk saudaranya sehingga Alloh melapangkannya di dunia
dan di alam kubur. Dan karunia Alloh itu sangat luas.
Adalah Al Ahnaf bin Qois jika datang seorang di majlis ia melapangkan tempat
duduk untuknya, jika tidak memungkinkan maka ia memperlihatkan seolah ia
meluaskan untuknya. Dan dalam majlis ilmu, shoff sholat berjamaah dan dzikir
lebih utama.
Nabi bersabda :
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling lembut pundaknya dalam sholat,
tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilangkahkan
ke satu celah dalam shoff sholat lalu ia merapatkannya.17
Sebagaimana seorang dilarang menyuruh orang yang duduk untuk berdiri dari
tempat duduknya kemudian ia duduk di situ karena Nabi
bersabda :
Janganlah seorang menyuruh berdiri orang lain dari tempat duduknya lalu ia
duduk padanya akan tetapi lapangkanlah.18
Akan tetapi diperbolehkan seorang berpindah dan mempersilakan duduk
dengan keihlasannya di tempat duduknya bagi ahli ilmu atau orang yang telah
lanjut usia, maka ia mendapat pahala yang besar.
Ibnu Abbas rodhiallohu anhuma berkata, Ada tiga kewajiban bagiku untuk
orang yang duduk di dekatku: aku memandangnya dengan ramah jika ia datang,
aku luaskan tempat duduknya jika ia duduk dan aku dengar dan perhatikan jika ia
bicara.
9. Tidak memonopoli bicara di majlis, nilai seseorang bukanlah pada banyak
bicaranya akan tetapi faidah dari ucapannya. Orang yang pandai adalah orang
yang memberi hak orang lain dalam berbicara.
17
HR.Thobrani dalam AshShohihah, AlAlbani 18
HR.Muslim
-
10. Dalam bicara janganlah berbicara tentang diri semuanya karena ini
termasuk bangga diri dan kebodohan dan jangan mengisahkan kejadian yang
telah didengar darinya beberapa kali karena membosankan pendengar. Juga
tidak baik berbicara tentang suatu masalah lalu menghubungkan dengan diri,
ucapan dan perbuatannya, lalu ia mengatakan : Aku juga demikian, atau : Aku
tidak suka yang demikian, atau Aku tidak melakukan itu, sehingga membosankan
pendengar.
Juga berhati-hati dari banyak sumpah apakah dalam bicara atau di tengah-
tengah kunjungan.
11. Ini adab husus bagi para pengajar dan orang-orang sholih ketika mereka
duduk-duduk bersama orang-orang awam yang lalai, maka Abul Fath AlAbsyisyi
menasihatkan :Janganlah kamu duduk bersama orang-orang awam, jika kamu
(terpaksa ) duduk bersama mereka maka hiasilah dengan adab yaitu tidak banyak
dan lama bicara dengan mereka, jangan banyak memperhatikan cerita-cerita
mereka, melupakan ucapan-ucapan buruk yang terdengar dari mereka, jauhi
bercanda dengan orang pandai atau orang bodoh karena orang pandai
mendengkimu dan orang bodoh meremehkanmu.
12. Adab dalam diam dan mendengar, maka Sufyan AtsTsauri berkata :Ada
seorang membacakan hadits padaku yang aku telah mendengarnya sebelum ia
dilahirkan maka yang demikian itu mendorongku untuk beradab dengan baik
dalam mendengarkannya.
Terdapat adab yang banyak manusia kurang memperhatikannya yaitu diam
dan mendengarkan dengan baik bersama menghadapkan wajah kepada orang
yang berbicara. Termasuk adab yang jelek adalah pendengar memandang ke
kanan dan ke kiri ketika sedang berlangsung percakapan. Jika telah terjadi
kebosanan dan pendengar menoleh maka hendaknya yang bicara menyudahi
atau meringkas pembicaraannya.
Dari AlHasan rodhiallohu anhu,Bicaralah kepada manusia selama mereka
menghadapkan wajahnya kepadamu, jika mereka telah menoleh maka ketahuilah
mereka ada kebutuhan-kebutuhan.
13. Termasuk adab yang jelek yang sering nampak di kalangan manusia
adalah mencela dan melaknat meskipun dengan cara bercanda.
Dari Ibnu Masud rohdiallohu anhu dari Nabi bersabda :
-
Mencela muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.19 Dan
dalam hadits: Dan melaknatnya seperti membunuhnya. 20
Dan bersabda,Janganlah kamu melaknat angin, sesungguhnya ia diutus,
barangsiapa melaknat sesuatu yang tidak pantas dilaknat maka laknatnya kembali
kepadanya. 21
Dari Salamah AlAkwa ,
Kami, jika melihat seorang melaknat saudaranya maka kami memandangnya
mendatangi satu pintu dari dosa besar.22
Demikian juga meminta selain sorga dengan wajah Alloh. Dalam hadits :
Terlaknat orang yang meminta dengan wajah Alloh dan terlaknat orang yang
diminta dengan wajah Alloh kemudian ia menolak selama tidak meminta
perpisahan.23
14. Berhati-hati membicarakan kebatilan secara detail dan mendalam dan
bermudah-mudah membicarakan tukang maksiat, fasik dan jahat atau duduk-
duduk yang di sana terdapat olok-olok terhadap agama dan pemeluknya dan
mempermainkan ayat-ayat Alloh. Alloh taala menjelaskan sebab penduduk
neraka masuk nereka:
dan adalah kami membicarakan yang batil (dan menentang kebenaran), bersama
dengan orang-orang yang membicarakannya.24
Demikian juga jauhilah perdebatan dan pertengkaran walaupun di pihak yang
benar karena Rosululloh bersabda,
19
HR.Bukhori dan Muslim 20
HR.Bukhori dan Muslim 21
HR.Abu Dawud dalam AshShohihah, AlAlbani 22
HR.Thobrani dalam AsShohihah, AlAlbani 23
HR.Ibnu Asakir, dalam AsShohihah, AlAlbani 24
AlMudatstsir :45.
-
Sesungguhnya orang yang paling dibenci Alloh adalah orang yang suka debat. 25
Dan Rosululloh bersabda,
Aku menjamin rumah di sorga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia
benar, rumah di tengah sorga bagi yang tidak berdusta meskipun bercanda dan
rumah di sorga paling atas bagi yang baik ahlaknya.26
15. Dan termasuk adab syari dalam bermajlis adalah beradab ketika
menguap dan bersin. Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu dari Nabi
,
Sesungguhnya Alloh mencinta orang-orang yang bersin dan membenci menguap,
jika salah seorang dari kamu bersin lalu mengucapkan alhamdulillah maka wajib
bagi muslimi yang mendengarnya untuk mendoakannya, adapun menguap
sesungguhnya ia dari setan maka hendaknya ia tolak sekuat tenaga. Jika ia
mengatakan : Hah, maka setan tertawa.27
a. Adab menguap, menahan mulut jangan sampai terbuka sebisa mungkin,
lebih utama menahan dengan tangan kiri. Dalam hadits disebutkan :
Sesungguhnya menguap dari setan, apabila seorang dari kamu menguap maka tahanlah dengan tangannya sekuat tenaga, sesungguhnya seorang dari kamu jika mengatakan, haah, maka setan tertawa.28 Menguap terjadi disebabkan banyak makan dan malas lalu setan senang sampai ia memperlambat ibadah. Tetapi tidak disyariatkan berlindung dari setan ketika menguap karena tidak ada dalil yang shohih maupun dhoif dan jika dilakukan tanpa dalil maka bidah. b. Adab Bersin, bagi yang bersin hendaknya merendahkan suaranya tidak
mengeraskannya.
25
HR.Bukhori. 26
HR. Abu Dawud, shohih, dalam AsShohihah, AlAlbani, 1/491. 27
HR.Bukhori. 28
HR. Bukhori.dan Muslim, lafadz Bukhori.
-
Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa Nabi jika bersin
meletakkan tangannya atau bajunya di mulutnya dan merendahkan suaranya.29
Adab nabawi dalam bersin ini banyak manfaatnya karena orang yang bersin ketika
bersin tidak menguasai diri, sehingga apa yang di dalam mulut bertebaran keluar
yang bisa mengenai baju atau teman duduknya. Dan disunnahkan baginya
mengucapkan tahmid setelah bersin dan mengeraskannya. Dalam hadits banyak
disebutkan bentuk tahmid, maka hendaknya bagi orang yang bersin
mengucapkannya terkadang dengan kalimat yang ini dan terkadang dengan yang
itu agar mencocoki sunnah rosulillah , di antara lafadznya adalah :
alhamdulillah (segala puji bagi Alloh) atau (segala puji
bagi Alloh atas segala keadaan) 30 atau (segala puji bagi Alloh
robb semesta alam)31 Dan tidak disyariatkan tambahan dari lafadz di atas seperti
menambah sholawat dan salam (assala mualaikum) dan yang semisalnya.
Kemudian bagi yang mendengar tahmid dari yang bersin wajib baginya
menjawabnya dengan mendoakannya : (semoga Alloh merahmatimu). 32
Jika tidak mendengarnya maka tidak perlu mendoakan dan mengingatkannya
kecuali kalau ia tidak tahu seperti anak kecil atau baru masuk Islam. Dan tidak ada
dzikir husus bagi anak kecil dalam hal bersin bahkan sama dengan orang dewasa.
Tidak dikatakan : (semoga Alloh meluruskanmu).
Jika orang kafir bersin lalu mengucapkan tahmid maka doakan dengan :
(Semoga Alloh memberimu hidayah dan meluruskan keadaanmu)33.
Kemudian orang yang bersin membalas orang yang mendokannya dengan :
Kemudian orang yang bersin mendoakan dengan doa :
(Semoga Alloh menunjukimu dan memperbaiki keadaanmu). 34
Jika bersin tiga kali maka tidak disyariatkan mendoakan dengan doa di atas
karena ia sakit flu. Rosululloh bersabda,
29
Shohih Jami Shoghir dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu. 30
Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.686, dari hadits Ibni Masud rodhiallohu anhu. 31
Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.687, dari hadits Ali dan Abi Ayyub rodhiallohu anhuma. 32
Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.687, dari hadits Ali dan Abi Ayyub rodhiallohu anhuma. 33
HR.Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud dan lainnya, shohih dalam Irwaul Gholil, AlAlbani, no.1277. 34
Dalam hadits shohih Lihat Shohih Jami Shoghir, AlAlbani, no.687, dari hadits Ali dan Abi Ayyub rodhiallohu anhuma.
-
Jika seorang dari kamu bersin maka orang yang di sampingnya hendaknya
mendoakannya jika lebih dari dari tiga kali maka ia sakit flu maka tidak perlu
didoakan.35
16. Terahir, termasuk dari adab berkunjung, hendaknya bagi yang berkunjung
maupun yang dikunjungi mengharumi ruangannya dengan dzikir dan
menghiasainya dengan ketakwaan. Maka sejelek-jelek majlis adalah majlis yang
tidak disebut nama Alloh dan kosong dari amar maruf nahi munkar.36 Alloh taala
berfirman :
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan pembicaraan rahasia mereka kecuali
memerintah bersedekah, atau kebaikan, atau mendamaikan perselisihan di
antara manusia dan barangsiapa melakukannya mengharapkan wajah Alloh maka
Ia akan memberinya pahala yang besar.37
Dan jangan lupa yang hadir dalam majlis itu mengucapkan doa penutup majlis,
karena di dalamnya terdapat penutup yang baik bagi majlis bersamaan dengan
dihapusnya kesalahan-kesalahan, senda gurau dan kelaian selama bermajlis.
Rosululloh bersabda,
Barangsiapa duduk dalam ruangan lalu banyak berbuat sia-sia lalu ia
mengucapkan doa sebelum berdiri : Maha suci Engkau wahai Alloh dan dengan
memujiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau,
aku meminta ampunan padaMu dan bertobat kepadaMu maka Alloh
mengampuni dosanya selama ia duduk.38
35
Hadits shohih riwayat Ibnu Suni dalam Amal Yaum wal Lail dan Abu Dawud, dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu, dalam AsShohihah, AlAlbani, 13310 36
Bagaimana dengan majlis ghibah, canda, omong kosong dan yang semisalnya ? Betapa jeleknya majlis ini. 37
AnNisa : 114. 38
HR.Thabrani, AlHakim dan lainnya dishohihkan AlAlbani dalam Shohihah 1/120.
-
Wallohu alam bish showab.
Alhamdulillahi robbil alamin. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
nabi kita Muhammad, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga ahir jaman dan
semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca semuanya. (Dinukil dari kutaib
Min Adab AzZiyaroh wa AlUsyroh,Aasma bintu Rosyid, penerbit Darul Wathon,
KSA oleh Ahmad Hamdani bin Muslim)39
39
Semua catatan kaki dari penerjemah.