Fulltext Gct Tibia Proximal

26
BAB I TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN Giant cell tumor (GCT) merupakan tumor yang relatif jarang, tumor ini ditandai dengan munculnya sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cells). Jenis tumor ini biasanya dianggap sebagai jinak. Pada banyak pasien, GCT mempunyai perjalanan penyakit yang lambat, tetapi dapat mengalami kekambuhan (rekurensi) secara lokal sebanyak 50% kasus. Dapat terjadi metastasis ke paru. Cooper yang pertama kali melaporkan giant cell tumor pada abad ke-18, dan ditahun 1940, Jaffe dan Lichtenstein mendefinisikan giant cell tumor secara lebih jelas untuk membedakannya dengan tumor lain. Giant cell tumor biasanya terjadi secara de novo tetapi bisa terjadi sebagai komplikasi yang sangat jarang dari penyakit Paget pada tulang. EPIDEMIOLOGI Giant cell tumor tulang kejadiannya 4-5% dari tumor primer tulang dan 18,2% dari tumor jinak tulang. Insiden ini akan meningkat pada pasien dengan penyakit Paget tulang, dimana giant cell tumor jarang komplikasi dari neoplastik. Giant cell tumor merupakan komplikasi yang jarang dibandingkan dengan Paget 1

description

Fulltext Gct Tibia Proximal Fulltext Gct Tibia Proximal Fulltext Gct Tibia Proximal Fulltext Gct Tibia Proximal Fulltext Gct Tibia Proximal Fulltext Gct Tibia Proximal

Transcript of Fulltext Gct Tibia Proximal

Page 1: Fulltext Gct Tibia Proximal

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

Giant cell tumor (GCT) merupakan tumor yang relatif jarang, tumor ini ditandai dengan

munculnya sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cells). Jenis tumor ini biasanya

dianggap sebagai jinak. Pada banyak pasien, GCT mempunyai perjalanan penyakit yang lambat,

tetapi dapat mengalami kekambuhan (rekurensi) secara lokal sebanyak 50% kasus. Dapat

terjadi metastasis ke paru.

Cooper yang pertama kali melaporkan giant cell tumor pada abad ke-18, dan ditahun

1940, Jaffe dan Lichtenstein mendefinisikan giant cell tumor secara lebih jelas untuk

membedakannya dengan tumor lain. Giant cell tumor biasanya terjadi secara de novo tetapi

bisa terjadi sebagai komplikasi yang sangat jarang dari penyakit Paget pada tulang.

EPIDEMIOLOGI

Giant cell tumor tulang kejadiannya 4-5% dari tumor primer tulang dan 18,2% dari

tumor jinak tulang. Insiden ini akan meningkat pada pasien dengan penyakit Paget tulang,

dimana giant cell tumor jarang komplikasi dari neoplastik. Giant cell tumor merupakan

komplikasi yang jarang dibandingkan dengan Paget sarcoma, dimana mempunyai insidensi

perubahan sarcoma sebesar kurang dari 5%.

GCT biasanya jinak dengan kemungkinan malignansi pada 5-10% pasien. Transformasi

malignanansi biasanya terjadi setelah pengobatan radiasi. Penyakit ini dapat mengenai semua

ras, dengan tertinggi pada keturunan Cina, dimana insidensinya mencapai 20% diantara semua

primary bone tumor (pada kelompok lain umumnya 4-5%). GCT umumnya menyerang pada

pasien usia produktif (20-40 tahun) dengan puncak insidensi pada usia 20-30 tahun.

Perbandingan diantara jenis kelamin tidak begitu signifikan, namun 50-57% kasus terjadi pada

pasien wanita.

1

Page 2: Fulltext Gct Tibia Proximal

GCT jarang terjadi pada anak-anak, hanya 5,7% yang menyerang pasien yang tulangnya

imatur, namun demikian dari pasien usia muda ini, GCT vertebra lebih banyak mengenai

mereka, dimana 29% tumor ini terjadi pada pasien yang lebih muda dari 20 tahun. Multicentric

giant cell tumor, salah satu varian dari GCT memiliki puncak insidensi pada pasien umur 10-20

tahun. Multicentric GCT ditemukan pada kurang dari 1% pasien.

KLINIS

Lokasi yang paling sering adalah disekitar sendi lutut (50% dimana femur distal lebih

sering daripada tibia proksimal), disusul distal radius dan humerus proksimal. Berdasarkan

statistik Mayo klinik, sacrum merupakan lokasi berikutnya yang paling sering, walaupun tulang

ditempat lain bisa terkena. Tumor ini biasanya meluas ke kartilago artikularis. GCT pada

vertebra sangat jarang, tetapi jika ditemukan berada di corpus vertebra. Meskipun tidak

biasanya ditemukan di tangan atau kaki, kejadian yang jarang dari GCT multifokal biasanya

berkaitan dengan lesi di tangan. Kejadian GCT multisentris terjadi < 1% pasien.

Pada kasus yang dini dari GCT tulang, sering didapatkan nyeri dan pada banyak kasus

pembengkakan didapatkan disekitar sendi yang terkena setelah beberapa bulan berikutnya.

Nyeri bersifat progresif yang awalnya sering berkaitan dengan aktifitas dan selanjutnya menjadi

timbul setelah istirahat. Jika diagnosis awal tidak dibuat, sering didapatkan fraktur patologis

dalam sendi sekitarnya yang membuat pengobatannya lebih sulit. Riwayat trauma yang tidak

umum terjadi dan kejadian fraktur patologis terjadi pada 10-15% kasus.

PATOFISIOLOGI

Giant cell tumor tulang mempunyai gambaran mikroskopis yang berbeda, dan

diagnosisnya biasanya tidaklah sulit, meskipun faktanya bahwa gambaran makroskopis giant

cell tumor kurang khas. Tumor biasanya terlihat sebagai masa yang lunak kecoklatan, area

hemoragik, yang nampak merah gelap dan area kolagen, yang nampak abu-abu, yang semuanya

bisa diamati.

2

Page 3: Fulltext Gct Tibia Proximal

Pada irisan potongan seringnya tampak rongga yang nekrosis dan terisi darah. Spesimen

yang direseksi secara intak dari giant cell tumor sangat jarang karena kebanyakan pasien

ditangani dengan kuretase. Yang secara makroskopis, material kuretase bersifat lunak, rapuh

dan coklat gelap. Meskipun disebut sebagai giant cell tumor, sel dasar yang berproliferasi

berlatar belakang sel stroma mononuklear, dimana khasnya sel raksasa yang mirip osteoklast

terdistribusi secara merata. Asal dari sel mononuklear ini belum diketahui secara jelas, tetapi

dipercaya sebagai derivat dari primitive mesenchymal stem cells atau sel yang berasal dari

makrofag histiosit.

Sel raksasa yang menyerupai osteoklast morfologinya identik dengan nuklear, yang

rupanya dibentuk oleh gabungan sel stroma mononuklear. Sel mononuklear mempunyai inti

yang bulat atau ovoid, tetapi kadang-kadang dapat berbentuk spindel. Mereka memiliki

berbagai jumlah sitoplasmik eosinofilik. Tidak ada matriks interseluler yang diproduksi oleh sel

mononuklear atau sel raksaa multinukleasi. Aktifitas mitotik sangat bervariasi dan tidak

mempunyai arti prognostik. Sama juga dengan derajat (grade) giant cell tumor tulang yang tidak

mempunyai arti prognostik.

Meskipun secara khas giant cell tumor tulang mudah untuk di diagnosa, seringnya

terlihat sedikit variasi histologis. Fokus kecil aneurysmal bone cysts sering pada giant cell tumor.

Pada konsidi yang jarang, fokus ini bisa mendominasi pada gambaran histologisnya, oleh karena

itu diindikasikan untuk seluruh contoh jaringan yang mendasari giant cell tumor. Kadang-

kadang, giant cell tumor terdiri sebagian besar sel spindel dan sel busa (foam) yang luas dimana

tidak terlihat sel raksasa menyerupai osteoklast. Tumor seperti ini dapat secara mudah

dikelirukan dengan benign fibrous histiocytoma atau xanthoma. Sekali lagi, jika gambaran klinis

dan radiologis mengarah ke giant cell tumor, teliti jaringan contoh dari area dimana dijamin

giant cell tumor yang terjadi secara khas, biasanya laporan fokus residual dari giant cell tumor

ditemukan.

Meskipun giant cell tumor tidak membentuk matriks interseluler, dapat terlihat fokus

formasi tulang reaktif, terutama tumor yang mempunyai komplikasi fraktur. Area infark bukan

3

Page 4: Fulltext Gct Tibia Proximal

hal yang jarang pada giant cell tumor. Emboli tumor intravaskuler dapat ditemukan di perifer

pada beberapa giant cell tumor, tetapi penemuan ini tidak muncul berkaitan dengan potensi

metastatik. Kadang-kadang, sebaliknya giant cell tumor tulang tertentu dapat metastase,

biasanya di paru. Yang mengherankan, metastase giant cell tunor bukan mempunyai prognosis

yang jelek, pasien dapat diperkirakan bertahan hidup jangka lama setelah metastasenya

direseksi dengan pembedahan.

Perhatikan bahwa multinucleated osteoclastlike giant cell bukan patognomonik dari

giant cell tumor tulang. Osteoclaslike giant cell dapat ditemukan dengan sangat bervariasi dari

kondisi normal, reaktif, benigna, dan neoplastik malignant. Brown tumor pada penyakit tulang

hiperparatiroidi merupakan nonneoplastik penting yang menyerupai giant cell tumor. Giant cell

reparative granuloma merupakan lesi reparatif jinak yang mengenai tulang-tulang kecil pada

tangan dan kaki. Secara histologis sangat mirip dengan giant cell tumor tulang. Tumor tulang

primer lain yang terdiri dari osteoclast like giant cell meliputi chondroblastoma,

chondromyxoid fibroma, dan giant cell osteosarcoma.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiografi konvensional

Radiografi rutin sudah cukup membantu dalam membuat diagnosis GCT tulang karena

terlihat lesi litik yang terlokalisir di tepi epifisis tulang panjang. Giant cell tumors bersifat litik,

subartikuler dan eksentrik dan seringnya jarang didapatkan sklerotik dipinggirnya. Varian yang

tidak biasa bisa juga membuat kesulitan dalam diagnosis radiografi.

Penenuan penting dari radiografi giant cell tumor adalah lokasi tumor, litik alaminya,

dan kurangnya respon host-nya. Khasnya giant cell tumor adalah menyebar, osteolitik, lesi

radiolusen tanpa tepi yang sklerotik dan biasanya tanpa reaksi periosteal. Dapat terlihat septa

didalam lesi pada 33-55% pasien, dimana hal ini menunjukkan pertumbuhan yang tidak

seragam dari tumor dibandingkan septa yang sesungguhnya. Tumor biasanya berdiameter 5-7

cm saat dtemukan.

4

Page 5: Fulltext Gct Tibia Proximal

Kebanyakan giant cell tumor (85%) terjadi di tulang panjang dan sekitar 50% terletak di

tulang sekitar lutut. Lokasi merupakan hal penting dalam diagnosis giant cell tumor.

Kebanyakan tumor eksentrik dan berlokasi di subartikular. Bagaimanapun, asal tumor di

metafisis dan umumnya melibatkan epifisis pada tulang yang telah matur. Lesi dini bisa terletak

hanya di metafisis. Zona transisi tipis dengan kurangnya sklerosis pada tepinya merupakan

penemuan yang membedakan dan sangat mengarahkan diagnosa. Ketika sklerosis tepi tumor

muncul, hal ini jarang komplit. Biasanya tidak terlihat reaksi periosteal, dan respon reaktif host

yang minimal merupakan ciri khas giant cell tumor.

CT SCAN.

Penemuan pada CT sama dengan penemuan pada radiografi untuk giant cell tumor

tulang. Tepi yang sklerosis, destruksi kortikal dan masa jaringan lunak terlihat lebih jelas pada

CT daripada radiografi. Derajat kepercayan CT tinggi jika digabungkan dengan radiografi. CT

biasanya tidak banyak menambah informasi diagnostik pada hasil radiografik. CT scan lebih

berguna pada tulang yang bentuknya kompleks, seperti pada tulang vertebra atau pelvis,

karena detail dari lesi tidak bisa digambarkan secara jelas pada radiografi. CT juga sangat

berguna pada perencanaan pembedahan.

MRI

Pada gambaran T1, giant cell tumor bisa menunjukkan karakteristik intensitas signal

yang heterogen atau homogen. Intensitas signalnya bisanya rendah atau sedang, tetapi area

denagn instensitas signal tinggi, seperti pada perdarahan yang baru bisa didapatkan. Pada

gambaran T2, terlihat intensitas signal yang homogen rendah sampai sedang pada area yang

solid dari tumor. Area dengan intensitas signal yang rendah bisa berlebihan pada gambaran

pantulan T2 dan ini disebabkan karena adanya hemosiderin. Hemosiderin dapat dideteksi pada

lebih dari 63% giant cell tumor, dan kemunculannya kemungkinan akibat dari ekstravasasi sel

darah merah digabungkan dengan fungsi fagositik sel tumor.

5

Page 6: Fulltext Gct Tibia Proximal

Area kistik seringnya terlihat sebagai area intensitas signal tinggi pada gambaran T2.

Dapat terlihat cairan yang bertingkat. Udema peritumor jarang terjadi pada absennya fraktur.

Tumor biasanya menyangat secara heterogen dengan memasukkan zat kontras intravena.

Derajat kepercayaan MRI tinggi untuk menggambarkan tulang appendikular. Penemuan

radiografi untuk giant cell tumor dari vertebra bawah bisa tumpang tindih dengan tumor

lainnya seperti osteoblastoma, aneurysmal bone cyst dan metastasis.

MRI sensitif untuk mendeteksi perubahan jaringan lunak, perluasan intraartikular dan

perubahan sumsum tulang. MRI merupakan metode yang bagus untuk menentukan

keterlibatan subchondral dan perluasan tumor ke sendi sekitarnya. Akurasi diagnostiknya tinggi,

terutama ketika MRI diinterpretasikan dengan digabungkan dengan radiografi konvensional.

KEDOKTERAN NUKLIR

Pengambilan (uptake) pada giant cell tumor biasanya merata pada semua fase. Derajat

pengambilan tidak berhubungan dengan derajat tumor atau malignansinya. Scanning tulang

biasanya tidak diperlukan dalam evaluasi giant cell tumor, keculai pada kasus jarang dimana

dicurigai giant cell tumor multisentrik. Derajat kepercayan pemeriksaan kedokteran nuklir

rendah. Giant cell tumor tidak bisa dibedakan secara pasti dari tumor dan penyakit lainnya

dengan menggunakan scanning tulang saja.

ANGIOGRAFI

Angiografi biasanya tidak diperlukan dalam evaluasi giant cell tumor. Neovaskularisasi

ditunjukkan pada 80% giant cell tumor. Sayangnya gambaran angiografi yang tumpang tindih

dari tumor tulang maligna, tumor jinak dan lesi nonneoplastik menghalangi kegunaan angiografi

dalam membuat diagnosa banding

Meskipun angiografi dapat digunakan unuk menyimpulkan perluasan tumor ke

intraosseus dan ekstraosseus, yang sangat berguna dalam perencanaan pembedahan, MRI

secara luas telah menggantikan angiografi dalam perencanaan pembedahan.

6

Page 7: Fulltext Gct Tibia Proximal

Embolisasi preoperatif bisa dilakukan sebagai pembantu pembedahan untuk

mengurangi perdarahan dan memfasilitasi reseksi pada tumor yang sangat bervaskuler.

Pengangkatan tumor ekstraosseus secara komplit disarankan untuk mencegah rekurensi lokal,

yang bisa sangat sulit pada tumor yang sangat bervaskuler. Pembedahan biasanya dilakukan

segera setelah embolisasi, sebelum kollateralnya terbentuk. Suplai arteri ke tumor dapat juga

diembolisasi pada pasien yang bukan calon untuk pembedahan. Pada pasien seperti ini,

tujuannya adalah paliatif mengurangi nyeri

STAGING

Campanacci telah berusaha untuk menetukan sistem staging berdasarkan pada

pemeriksaan pencitraan (foto polos).

Stage Penjelasan

Stage I Lesi derajat diam (inaktif), lesi pada tulang kanselous dengan tanpa

keterlibatan korteks atau keterlibatan minimal. Ini merupakan derajat

yang jarang ditemukan karena dapat asimptomatis dan cenderung

mempunyai prognosis baik. Angka kejadiannya berkisar 15% pasien.

Stage II Merupakan lesi aktif dan paling sering ditemukan, dimana menunjukkan

penipisan korteks yang luas dan bisa membentuk gambaran aneurismal

ringan sebagai penutup perosteum dalam usaha melingkupi pertumbuhan

tumor perifer. Angka kejadiannya berkisar 70% kasus.

Stage III Merupakan bentuk yang agresif. Angka kejadiannya berkisar 15% kasus.

Staging GCT berdasarkan Campancci

Enneking mengklasifikasikan (staging) tumor jinak secara umum sebagai berikut:

Laten: tumor yang asimptomatik dan biasanya ditemukan secara kebetulan. Ia mencapai

tingkat tak tumbuh ( stage of nongrowth) setelah periode pertumbuhan yang lambat.

7

Page 8: Fulltext Gct Tibia Proximal

Aktif: tumor yang simptomatik ringan dan ditemukan jika terjadi fraktur patologis atau

jika tumor berkaitan dengan disfungsi mekanik. Tumor aktif biasanya tumbuh secara

terus menerus.

Agresif: tumbuh secara cepat dan biasanya simptomatik dan nyeri pada perabaan.

Stage Description Grade Site Metastasis

1 Latent G0 T0 M0

2 Active G0 T0 M0

3 Aggressive G0 T1 or T2 M0 or M1

Staging GCT berdasarkan Enneking.

Sistem staging yang diadopsi dari Enneking pada tahun 1986 digunakan untuk staging

GCT. Hal ini tergantung pada grade tumor (G), lokasi tumor apakah intra atau

ekstrakompartemen, dan ada atau tidaknya metastasis. Berdasarkan klasifikasi ini ada 3 stage:

Stage IA (G1, T1, M0), low grade intrakompartemen tanpa metastase

Stage IB (G1, T2, M0), low grade ekstrakompartemen tanpa metastase

Stage IIA (G2, T1, M0), high grade intrakompartemen tanpa metastase

Stage IIB, (G2, T2, M0), high grade ekstrakompartemen tanpa metastase

Stage IIIA (G1/2, T1, M1), low atau high grade intrakompartemen dengan metastase

Grade IIIB (G1/2, T2, M1), low atau high grade ekstrakompartemen dengan metastase)

TATALAKSANA

Kuretase dengan bone grafting versus cementation

Sebelum tahun 1989, pilihan untuk penanganan pembedahan dari GCT tulang adalah

kuretase dan bone grafting. Di tahun 1990, American and Europe musculoskeletal tumor

societies mempresentasikan penelitian yang menunjukkan bahwa kuretase dan bone grafting

saja menghasilkan angka rekurensi yang tidak diterima sebesar 45%. Penelitian ini

memperlihatkan bahwa ketika adjuvan seperti nitrogen liquid, phenol, hidrogen peroksida, atau

bone cement ditambahkan pada pembedahan kuretase, angka rekurensinya turun menjadi 17%

8

Page 9: Fulltext Gct Tibia Proximal

dan ketika kuretase dikombinasikan dengan phenol dan bone cement, angka rekurensinya

hanya 3%.

Banyak ahli orthopedi sekarang mempertimbangkan kuretase luas dan bone cement

sebagai baku emas dalam penanganan GCT. Beberapa artikel beberapa tahun terakhir

menunjukkan angka rekurensi lokal yang rendah tanpa menggunakan phenol dan cement.

Peneliti menghubungkan tinnginya angka kesuksesan untuk penggunaan kuretase agresif dan

bor kecepatan tinggi. Defeknya diisi dengan campuran tulang autograft dan allograft. Bone graft

secara teori mempunyai keuntungan yaitu memperbaiki biomekanik normal dari permukaan

sendi untuk mencegah penyakit degeneratif sendi di masa mendatang, sama baiknya dengan

memperbaiki penyediaan tulang yang bisa membantu jika diperlukan prosedur mendatang.

Ada 2 kerugian dalam penggunaan bone graft: (1) sendi harus dilindungi sementara waktu

untuk mencegah fraktur patologis dan (2) rekurensi tumor menjadi sulit atau tidak bisa

dibedakan dari bone graft. Sedangkan bone cement memberikan stabilitas yang segera

sehingga rehabilitasi bisa lebih cepat, memberikan deteksi rekurensi yang lebih mudah dan bisa

membunuh sisa sel tumor karena panas dari polimerisasi.

Reseksi tumor

Kuretase dapat tidak efektif pada beberapa tumor derajat III dan diperlukan reseksi

primer setelah biopsi. Disekitar sendi lutut, rekonstruksi hemicondyler osteoarticular allograft

atau rotating hinge endoprosthesis bisa diperlukan. Untuk lesi agresif pada distal radius, reseksi

primer dan rekonstruksi dengan allograft fibula proksimal (sebagai arthroplasti atau

arthrodesis) bisa diindikasikan. Untuk lesi pada tulang yang bisa dihilangkan (seperti pada distal

ulna atau fibula proksimal) , bisa diindikasikan reseksi primer tanpa rekonstruksi.

Cyosurgery

Selama 2 dekade yang lalu, banyak institusi yang menyarankan penggunaan nitrogen

liquid sebagai adjuvant setelah kuretase agresif dan bor kecepatan tinggi. Nitrogen liquid

dituangkan lewat saluran kedalam kloaka tumor untuk menurunkan kemungkinan rekurensi

9

Page 10: Fulltext Gct Tibia Proximal

lokal (sekitar 8%). Nitrogen liquid juga bisa disemprotkan ke defek tulang dengan menjaga

jangan sampai mengenai jaringan sekitarnya. Didapatkan resiko nekrose tulang yang signifikan

yang menyebabkan angka fraktur setelah pengobatan sebesar 6%. Literatur lain mengatakan

bahwa liquid nitrogen tidak digunakan lagi karena sebagai adjuvan karena potensi

komplikasinya seperti fraktur patologis, masalah penyembuhan luka dan cidera saraf.

Radioterapi

Tiga puluh tahun yang lalu, manajemen dari GCT yang agresif pada tulang appendikular,

atau pada tempat yang inoperabel seperti di pelvis atau vertebra seringnya ditambahkan

dengan radioterapi eksterna. Hasilnya terjadi insidensi 15% mengalami konversi lambat

menjadi high grade osteosarcoma, malignant histiocytoma atau GCT maligna yang akhirnya

menyebabkan kematian pasien. Untuk alasan ini, penggunaan radioterapi untuk GCT dibatasi

hanya pada kasus lesi yang sulit di pelvis dan vertebra, dimana reseksi pembedahan bersih yang

adekuat tidak didapatkan karena pertimbangan anatomisnya. Literatur terkini merefleksikan

lebih menyukai respon penggunaan sumber energi tinggi radioterapi, dengan insiden

komplikasi sarkoma irradiasi yang sangat rendah. Bagaimanapun, tidak disarankan untuk tidak

menggunakan radioterapi sebagai modalitas penanganan rutin dari GCT.

TINDAK LANJUT DAN METASTASE KE PARU

GCT tulang dan chondroblastoma merupakan dua tumor jinak yang mempunyai

kemungkinan metastase ke paru sebagai metastase jinak yang gambaran mikroskopiknya

benar-benar sama dengan tumor primernya. Pada GCT, terjadi pada 2% dari semua kasus dan

6% dari kasus rekuren. Pada serial kasus 23 pasien dari klinik Mayo dengan metastasis paru

ditemukan tempat primer yang paling umum adalah distal radius. 83% dari kasus mempunyai

rekurensi lokal sebelum metastasis. Direkomendasikan reseksi pembedahan dari lesi paru

dengan hasil bebas penyakit sebanyak 73%. Hanya 17,4% pasien mati karena penyakitnya.

Kebanyakan rekurensi lokal dan metastasis paru terjadi dalam 3 tahun tetapi dilaporkan

dapat terjadi dalam 20 tahun. Radiografi dada sebaiknya dilakukan pada saat diagnosis untuk

10

Page 11: Fulltext Gct Tibia Proximal

stagingnya. Penggunaan CT scan dada rutin masih kontroversial. Pasien sebaiknya minimal

melakukan radiografi pada tempat tumor primer dan paru setiap 3 bulan untuk 1 tahun

pertama, setiap 6 bulan pada 2 tahun selanjutnya dan berikutnya dilakukan pemeriksaan tiap

tahun.

Adanya abnormalitas pada foto dada sebiknya dievaluasi lebih lanjut dengan CT.

Rekurensi tulang biasnya dibuktikan dengan perluasan lusensi pada radiografi. Rekurensi

jaringan lunak bisa tampak sebagai massa yang teraba, dimana diindikasikan untuk MRI.

Penanganan dari lesi rekurensi sama sebagai lesi primer. Setelah biopsi menunjukkan

tumor masih jinak, kuretase atau reseksi ulang bisa dilakukan.

11

Page 12: Fulltext Gct Tibia Proximal

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Semua pasien diterima di klinik Musculoskeletal Tumor. Pemeriksaan radiografi dilakukan di

bagian Radiologi Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sedangkan panel

darah diperiksa oleh bagian laboratorium. Pemeriksaan aspirasi jarum halus pre-operatif

dilakukan oleh Ahli Patlogi Anatomi dari laboratorium Patologi Anatomi FK UNS, dan hasil

patologi open biopsi dilakukan oleh ahli patologi yang sama.

OBJEK PENELITIAN

Obyek penelitian yang digunakan adalah pasien dengan GCT tibia proksimal yang datang

dilakukan tindakan operatif di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Kriteria inklusi:

Pasien dengan hasil patologi jarum halus pre-operatif dan biopsi terbuka

mendukung diagnosis GCT.

Pasien dilakukan tindakan operatif di RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

Pasien melakukan minimal follow up selama 4 minggu.

Kriteria Eksklusi:

Pasien dengan hasil patologi yang tidak sesuai dengan GCT

Pasien pasca operasi Rumah Sakit selain RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso

12

Page 13: Fulltext Gct Tibia Proximal

Pasien putus kontrol

BESAR SAMPEL

Pengambilan sampel dilakukan secara berurutan pada pasien yang datang ke Rumah

Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, mulai bulan Mei 2010 sampai Bulan Oktober

2012 yang memenuhi kriteria inklusi.

PENGAMBILAN SAMPEL

Data diambil dari catatan medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Riwayat penyakit

dan pemeriksaan fisik dilakukan oleh residen di bawah supervisi dokter Ahli Musculoskeletal

Tumor.

Pemeriksaan penunjang radiologis yang dilakukan berupa radiografi polos regio cruris

dengan mengikutsertakan sendi genu dan ankle pada ronsen tersebut. Pasien juga dilakukan

pemeriksaan radiografi polos thorax proyeksi anteroposterior dan lateral untuk mengetahui

kemungkinan proses pulmonal metastasis. Hasil pemeriksaan diinterpretasikan oleh dokter Ahli

Radiologi RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso.

Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnostik berupa darah rutin lengkap

dan alkali fosfatase.

Setelah pemeriksaan penunjang laboratoris dan radiografi polos selesai dilakukan dilakukan

pemeriksaan aspirasi jarum halus pre-operatif sebagai langkah selanjutnya.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

13

Page 14: Fulltext Gct Tibia Proximal

Pengambilan sampel dilakukan pada periode bulan Mei 2010 sampai Oktober 2012 di

Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

14

Page 15: Fulltext Gct Tibia Proximal

BAB III

HASIL

Dari Mei 2010 sampai dengan Juli 2012 kami menemukan 5 kasus Giant Cell Tumor

(GCT) Tibia proksimal, dan kesemuanya ditangani secara operatif.

Semua pasien mengutarakan keluhan utama berupa nyeri pada daerah tulang kering

bagian atas. Tiga pasien mengeluhkan nyeri pada sisi kiri dan dua pada sisi kanan. Rerata usia

pasien pada saat datang pertama kali adalah 25,6 tahun (17-33 tahun).

11-20 TAHUN20%

21-30 TAHUN60%

31-40 TAHUN20%

Demografi pasien berdasarkan umur

15

Page 16: Fulltext Gct Tibia Proximal

60%

40%

KananKiri

Sisi ekstremitas yang terlibat

Hasil radiografi polos regio cruris menunjukkan gambaran lesi litik, subartikuler dan

eksentrik. Tidak ditemukan gambaran periosteal reaction pada pasien-pasien kami.

Semua pasien kami dilakukan pemeriksaan aspirasi jarum halus pre-operatif dan

seluruhnya menyokon gambaran giant cell tumor or the bone. Semua hasil aspirasi jarum halus

sesuai dengan hasil biopsi terbuka pada saat tindakan operatif, yaitu mendukung diagnosis

giant cell tumor of the bone.

16

Page 17: Fulltext Gct Tibia Proximal

NO IDENTITAS DIAGNOSTIK TERAPI FOLLOW UP1 Ny. ES/24th/182172

Pringkulu 4/4 PacitanFNAB Preop= GCT of the bonePA open biopsi=GCT of the bone (borderline malignant variant)Dx = GCT PROKSIMAL TIBIA (S)

Curretage + bone graft + bone cement (11/5/2011)

Terakhir= 2minggu post op. Luka baikKnee score???

2 Tn.C/29 th/185763Gondang RT 07/03, Subah, Batang081326803420

FNAB Preop= GCT of the bonePA open biopsi=GCT of the boneDx= GCT PROKSIMAL TIBIA (S)

Curretage + bone graft + bone cement + screwing (4/8/2010)

27/10/2010 (2 bulan postop) = FWB (+), fleksi 0-1007/4/2012 (18 bulan) = SGPT meningkat

3 Ny.BC/33th/216441Jl.Gandapura 11 No.3 Denpasar

FNAB Preop= GCT of the bonePA open biopsi=GCT of the boneDx= GCT PROKSIMAL TIBIA (D)

Wide eksisi + endoprosthesis reconstruction

4 Ny.RH/25th/Krempan 07/11 Waru,Kebakkramat, Karanganyar

PA open= GCT of the bone, tanpa tanda ganasDx + GCT PROKSIMAL TIBIA (D)

Curretage + bone cement dengan posterior approach “Lazy S” incision (26/1/2012)

9 bulan postop=ROM baik

5 Sdr.MR/17th/Menduran 9/1 Nrati, Grobogan

FNAB Preop= GCT of the bonePA open biopsi=GCT of the boneDx= GCT PROKSIMAL TIBIA (D)

Curretage + bone graft + screwing (22/6/2010)

11/5/2012 (2 tahun postop) = ROM knee baik, mass (-)Xray = posisi cement baik

17

Page 18: Fulltext Gct Tibia Proximal

DISKUSI

Berdasarkan data hasil pemeriksaan yang kami terima, 60% (3 pasien) berusia antara 21-30 tahun. Duapuluh persen (1 pasien) masing-masing untuk pasien kelompok umur 31-40 tahun dan 11-20 tahun. Hal ini sesuai dengan predileksi GCT, dimana patologi ini umumnya menyerang pada pasien usia produktif dengan puncak insidensi pada usia 20-30 tahun.

Dari 5 pasien yang kami tangani, GCT 60% (3 orang) menyerang pada sisi kanan ekstremitas dan

40% terjadi pada sisi kiri. Tidak ada kasus bilateral pada pasien-pasien kami.

18

Page 19: Fulltext Gct Tibia Proximal

DAFTAR PUSTAKA

1. Menendez LR, OKU (Orthopaedic Knowledge Update): Musculoskeletal Tumors,

American Academy of Orthopaedic Surgeon, Illionis, 2002, 113-8

2. Salter RB, Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System, 3th edition,

Lipponcott Williams & Wilkins, Maryland, 1999, 408-9

3. Solomon L, Appley's System of Orthopaedics and Fractures, 8th edition, Arnold, New

York, 2001, 181-2

4. Miller MD, Review of Orthopaedics, 5th edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 2008,

535

5. Canale ST, Campbell's Operative Orthopaedics, 10th edition, Mosby, Philadelphia, 2003,

813-7

6. Skinner HB, Lange Current Diagnosis and Treatment Orthopedics, 4th edition, Mc Graw

Hill, California, 2007, 322-3

7. Wiesel SW, Essentials of Orthopedics Surgery, 3th edition, Springer, Washington, 2007,

131-4

8. Greenspan A, Orthopedic Radiology: A Practical Approach, 3th edition, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia, 2000, 631-5

9. Herkowitz H, Rothman Simeone The Spine, 5th edition, Saunders Elsevier, Philadelphia,

2006, 1242

10. Greene WB, Netter's Orthopaedics, 1st edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006,

177

11. Lesley AG, Giant Cell Tumor, 2007 in emedicine.com

12. Giant Cell Tumor of Bone, Wikipedia the free encyclopedia, Giant cell tumor of

bone.htm

13. Blackley HR, Treatment of Giant Cell Tumors of Long Bones with Curretage and Bone

Grafting, The Journal of Bone and Joint Surgery, Vol 81-A, No 6, June 1999, 811-20

14. Larsson SE, Giant Cell tumor of Bone: A Demographic, Clinical, and Histopathological

Study of All Cases Recorded in The Swedish Cancer Registry for The Year 1958 through

1968, The Journal of Bone and Joint Surgery, Vol 57-A, No 2, March 1975, 167-73

19

Page 20: Fulltext Gct Tibia Proximal

15. Hoch B, Multicentric Giant Cell Tumor of Bone: Clinicopathologic Analisys of Thirty

Cases, The Journal of Bone and Joint Surgery, Vol 88-A, No 9, September 2006, 1998-

2008

16. Knochentumoren A, Local Recurrence of Giant Cell Tumors of Bone after Intralesional

Treatment With and Without Adjuvant Theraphy, The Journal of Bone and Joint Surgery,

Vol 90-A, No 5, May 2008, 1060-71

17. Sung HW, Giant Cell Tumor of Bone: Analisys of Two Hunded and Eight Cases in Chinese

Patients, The journal of Bone and Joint Surgery, Vol 64-A, No 5, June 1982, 755-61

18. Goldenberg RR, Giant Cell Tumor of Bone: An Analisys of Two Hundred and Eighteen

Cases, The journal of Bone and Joint Surgery, Vol 52-A, No4, June 1970, 619-64

19. Krishman Unni, Dahlin’s Bone Tumors, 5th editiom, Lippincott-Raven Publishers,

Philadelphia, 1996, 285-9

20