PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, ASUPAN ENERGI DAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA HASIL PENELITIAN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Gizi DI SUSUN OLEH : AHMAD FARUDIN NIM : S530809001 PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

Page 1: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET

DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, ASUPAN

ENERGI DAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES

MELITUS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

HASIL PENELITIAN

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Gizi

DI SUSUN OLEH :

AHMAD FARUDIN

NIM : S530809001

PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan

penyusunan proposal tesis dengan topik Perbedaan Efek Konseling Gizi Dengan

Media Leaflet dan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan, Asupan Energi dan

Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit Dr. Moewardi

Surakarta.

Tesis ini dapat terselesaikan atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Drg. Basoeki Soetardjo, MMR selaku direktur Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta

yang telah memberikan izin lokasi dalam penelitian ini.

2. Prof.Dr. Bambang Suprapto, M.Med. Sci.Nutr, SpGk selaku Ketua Prodi Gizi

Program Pasca Sarjana Unversitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi

motivasi untuk terselesainya tesis ini.

3. Prof.Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD selaku pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dan koreksi terhadap tesis

4. dr. Budi Wiboworini, SpGK selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberi

masukan , koreksi untuk terselesainya tesis ini.

5. Prof. Dr. JB Suparyatmo, Sp.PK (K) Selaku Ketua panitia Kode Etik Kedokteran di

Surakarta, yang telah memberi Kelaikan Etik dalam pelaksanaan penelitian.

6. Dosen Program Studi Magister Ilmu Gizi Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan yang sangat berarti.

7. Teman seangkatan yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan tesis ini.

Page 5: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk

kesempurnaan tesis ini. Harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi

semuanya.

Surakarta, September 2011

Penulis

AHMAD FARUDIN

Page 6: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...…………………………..………...........

i

ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ……………….............................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN................................................. iv

KATA PENGANTAR .....……………………….......................................... v

DAFTAR ISI ………………………............................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

ABSTRAK .................................................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...…………………………................................... 1

B. Perumusan Masalah ....……………………………...................... 4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum ……...…………..……………...................... 5

2. Tujuan Khusus ...…………………………..….................... 5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik..........………………………….................. 7

2. Manfaat Praktis......................…............................................

E. Keaslian Penelitian ........................................................................

7

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 7: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Diabetes Mellitus ………………….………………....................... 9

B. Tingkat Kecukupan zat Gizi ….......................................................

C. Konseling Gizi ..............................................................................

20

26

D Media Edukasi ................................................................................

E. Perilaku ..........................................................................................

F. Kerangka Teori …...........................................................................

31

34

36

G. Hipotesa ......................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ….......................................................................... 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ ......................... 39

C. Populasi dan Sampel ….................................................................. 39

D. Variabel penelitian ..........................................................................

E. Definisi Operasional Variabel .........................................................

41

41

F. Langkah Pelaksanaan Penelitian .……………………………….. 44

G. Analisis Data ….......................................... .................................. 45

BAB IV HASIL …………………………………………………………………….

47

BAB V PEMBAHASAN ………………………………………………………….

53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

59

A. Kesimpulan.......................................................................................

59

B. Saran .............................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 8: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik sampel berdasarkan kategori umur

Tabel 4.2. Distribusi sampel menurut skor pengetahuan dengan media leaflet

Tabel 4.3. Distribusi sampel menurut skor pengetahuan dengan media booklet

Tabel 4.4. Distribusi sampel menurut tingkat asupan makan dengan media leaflet

Tabel 4.5. Distribusi sampel menurut tingkat asupan makan dengan media

booklet

Tabel 4.6. Distribusi sampel menurut nilai gula darah puasa dengan media leaflet

Tabel 4.7. Distribusi sampel menurut nilai gula darah puasa dengan media

Booklet

Tabel 4.8.Distribusi sampel berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah 2 jam post

prandial dengan media leaflet

Tabel 4.9.Distribusi sampel berdasarkan pemeriksaan gula darah 2 jam post

prandial dengan media Booklet

Tabel 4.10 Perbedaan subyek kelompok leaflet dan booklet sebelum konseling

Tabel 4.11 Perbedaan subyek kelompok leaflet dan booklet sesudah konseling

Page 9: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN 1. Ethical clearance

2. Izin lokasi penelitian dari Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta

3. Inform consent ( kesediaan menjadi responden )

4. Kuisioner

5. Materi Booklet

6. Materi leaflet

7. Uji validitas

8. Hasil uji statistik

Page 10: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Ahmad Farudin, S530809001 Perbedaan Efek Konseling Gizi dengan Media Leaflet dan Booklet terhadap Tingkat Pengetahuan, Asupan energi dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011. Latar belakang : Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Pengendalian gula darah merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi.Upaya pengendalian gula darah pasien DM dilakukan dengan cara pemberian edukasi gizi, perencanaan menu, kegiatan jasmani, dan pemberian obat hipoglikemik. Selama ini media edukasi gizi pasien DM diberikan dalam bentuk leaflet, dan belum dipergunakan booklet. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan konseling gizi dengan menggunakan media leaflet dan booklet terhadap tingkat pengetahuan, asupan energi dan kadar gula darah pada pasien DM. Metode penelitian : penelitian ini menggunakan eksperimen random (randomized controlled trial). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang dibagi menjadi dua kelompok sampel yaitu satu kelompok kontrol yang diberikan leaflet dan kelompok perlakuan yang diberikan booklet. Penilaian tingkat pengetahuan, asupan makan, dan kadar gula darah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum konseling gizi pada saat perawatan di rumah sakit dan 1 bulan sesudah konseling pada saat kontrol di rumah sakit. Pengambilan data pengetahuan dengan menggunakan kuisioner , penilaian asupan makan menggunakan metode recall 24 jam selama 3 hari sedangkan data kadar gula darah puasa dan 2 jam post prandial menggunakan data dari rekam medis pada saat dirawat dan pada saat kontrol di rumah sakit Hasil penelitian : Analisis data menggunakan uji statistik independent t- test (p< 0,05) terhadap asupan energi diperoleh p = 0.670 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna nilai rata-rata asupan energi antara kelompok leaflet dan booklet, dan sedangkan skor pengetahuan diperoleh p= 0.01 ada perbedaan bermakna rata skor pengetahuan, kadar gula darah puasa diperoleh p=0.041 dan kadar gula darah 2 jam post prandial dengan p = 0.043 menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok booklet dan leaflet. Kesimpulan : pemberian booklet dapat meningkatkan skor pengetahuan dan mengendalikan kadar gula darah dibandingkan leaflet, dan tidak ada perbedaan efektifitas terhadap asupan energi antara pemakaian leaflet dan booklet.

Kata Kunci : Konseling Gizi- leaflet- booklet- skor pengetahuan- asupan energi- kadar gula darah puasa – kadar gula darah 2 jam post prandial

Page 11: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT Ahmad Farudin. S530809001. The Difference Effects of Nutrition Counseling by Leaflet and Booklet Media toward the Knowledge Levels, the Food Intakes, and the Blood Sugar Levels of the Diabetes Mellitus Patients in Regional General Hospital (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta. Tesis: Postgraduate Program Sebelas Maret University Surakarta. 2011. Diabetes Mellitus is a metabolic disease marked by the increase of the blood sugar levels. The control of the blood sugar is an effort that has to be done to avoid complication. The blood sugar control efforts of the DM patients are done by giving nutrition educations, menus arrangements, physical activities, and hypoglycemic medicines. Nowadays, the DM patients’ nutrition education media is in the form of leaflet; while the booklet media has not been used. The aim of this research is to find out the difference effects of nutrition counseling by leaflet and booklet media toward the knowledge levels, the food intakes, and the blood sugar levels of the diabetes mellitus patients. This research used randomized controlled trial. There are 32 samples divided into two groups, control group and case group. The leaflets were given to the control group, while the booklets were given to the case group. The assessments of the knowledge levels, the food intakes, and the blood sugar levels were conducted after the counseling session in the hospital. The data collection of knowledge was done by distributing questionnaires and assessing food intakes using 24 hours recall method for 3 days. Meanwhile, the data collection of fasting blood sugar level and 2 hours post prandial were taken from the medical records when the patients were hospitalized or having control in the hospital. The result of the data analysis with independent statistic test t- test (p< 0,05) toward the food intakes is p = 0.670. It shows that there are no significant differences toward the food intakes average scores between the leaflet group and the booklet group. Meanwhile, the knowledge score is p = 0,01 which shows the significant difference. The fasting blood sugar level is p = 0.041, while the 2 hours post prandial blood sugar level with p = 0.043 shows differences between the booklet and the leaflet groups. Based on the results, it can be concluded that booklets can increase the knowledge score and control the sugar blood level compare to leaflets. Besides, there are no effective differences toward the food intakes between the use of booklets and booklet. Keywords: Nutrition Counseling, leaflet, booklet, knowledge score, food intake,

fasting sugar blood level, 2 hours post prandial blood sugar level

Page 12: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan

peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akibat kekurangan hormon

insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali,

sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup tetapi daya kerjanya kurang. Ada dua

jenis diabetes , yaitu :diabetes tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes

Melitus) dan diabetes tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus). DM tipe 1 atau yang biasa disebut diabetes yang tergantung pada insulin

adalah DM akibat kekurangan insulin dalam darah karena adanya kerusakan sel

beta pankreas, sedangkan DM tipe 2 atau yang biasa disebut DM tidak tergantung

insulin, terjadi karena insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik

(Soegondo, 2004). Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif

yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian

epidemiologi di Indonesia kekerapan diabetes berkisar antara 1.5 – 2.3 %,

terkecuali di Manado agak tinggi sebesar 6 %. Sedangkan penelitian terakhir

tahun 2001 khususnya di daerah Depok sebesar 12.8% dan berdasarkan perkiraan

tahun 2020 prevalensi penderita diabetes akan meningkat sebesar 86- 138%

dibandingkan kenaikan penduduk Indonesia pada periode yang sama hanya 40%

(Suyono, 2004).

Pasien diabetes dengan kadar gula yang tidak terkontrol dapat

menyebabkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi pada pasien diabetes ada

Page 13: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 macam yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis. Bentuk komplikasi yang

sering terjadi pada komplikasi kronis adalah nefropati diabetikum, neuropati

diabetikum, retinopati diabetikum, gangren diabetikum. Untuk menghindari

komplikasi diperlukan pengendalian kadar gula darah (Waspadji, 1996)

Penatalaksanaan pasien diabetes menurut Gibney (2009) ada 4 komponen

dalam penanganan pasien diebetes melitus yaitu terapi gizi, exercise (olahraga dan

aktivititas) manajemen obat dan edukasi diabetes . Pemberian edukasi pasien

diabetes dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan pengaturan makan.

Peningkatan pengetahuan gizi dan perubahan perilaku merupakan tujuan yang

ingin dicapai dalam edukasi gizi.

Media pendidikan diperlukan dalam kegiatan edukasi, termasuk edukasi

pada paien diabetis mellitus. Pertimbangan penggunaan media pendidikan

tergantung pada beberapa hal termasuk tujuan akhir yang ingin dicapai, jumlah

sasaran yang ada. Dalam edukasi pasien diabetes penggunaan leaflet merupakan

alat bantu yang sering digunakan dengan pertimbangan praktis mudah dibawa, isi

materi sudah tertulis dalam leaflet, akan tetapi salah satu kelemahan leaflet adalah

isi materi dalam leaflet tidak tertulis secara rinci (Starh,2005). Penggunaan media

booklet merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan yang ada

pada leaflet. Materi yang tertulis dalam booklet akan lebih lengkap sehingga

sasaran edukasi akan lebih memahami isi yang ada dalam booklet. Kelebihan lain

booklet merupakan media yang praktis mudah dibawa kemana sama dengan

leaflet.

Page 14: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengaturan makan yang sesuai dengan nasehat gizi merupakan perilaku

yang diharapkan dalam mengendalikan kadar gula darah. Pengaturan makan

pasien dalam rangka mengendalikan kadar gula darah mencapai batas normal

tetap memperhatikan kecukupan zat gizi termasuk kebutuhan energi. Kecukupan

energi pasien diabetes merupakan salah satu unsur dalam menilai kepatuhan diet

pasien dan menjadi hal penting dalam mencapai keberhasilan dalam

penatalaksanaan diabetes. Kecukupan energi pada pasien diabetes merupakan hal

pokok dalam pengendalian kadar gula darah dalam batas normal (Sukardji,

2004).

Pendidikan kesehatan menurut Notoatmojo (2003) dilakukan dengan

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku menjadi

lebih baik. Sedangkan Pendidikan dalam bentuk konseling gizi yang dilakukan

dalam menghasilkan suatu perubahan perilaku yang berdampak positif bagi

kesehatan. Pemberian konseling perlu disertai dengan pemberian media

pendidikan sebagai sarana bagi pasien untuk memudahkan menerima informasi

nasehat gizi dalam mendukung perubahan perilaku gizi (Waspadji, 1999).

Berdasarkan laporan kegiatan bulanan tahun 2010 di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Dr. Moewardi Surakarta ada rata – rata 51 pasien diabetes melitus baru

yang mendapatkan konseling gizi dan menduduki urutan pertama diatas pasien

gagal ginjal kronik. Standar operasional prosedur pelayanan di RSUD. Dr.

Moewardi dinyatakan seorang pasien baru harus dikunjungi oleh ahli gizi dalam

waktu 2 x 24 jam sejak awal perawatan. Ahli gizi ruangan harus melakukan

kunjungan pasien dan memberikan konseling gizi pada pasien yang berdiet

Page 15: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

khusus termasuk pasien diabetes melitus . Kegiatan konseling gizi pasien

diberikan media leaflet untuk memudahkan pasien dalam memahami materi

konseling yang disampaikan. Media leaflet yang diberikan pada pasien DM

meliputi 2 lembar yaitu lembar pengaturan diet DM dan lembar bahan makanan

penukar. Pemberian leaflet yang terpisah akan beresiko pada kehilangan salah

satu leaflet yang telah diberikan pada pasien. Disamping itu materi leaflet yang

lebih sedikit hanya memuat tentang pengaturan makan dan penukarnya belum

memotivasi penderita diabetes untuk mematuhi diet yang diberikan. Tampaknya

pasien yang telah menjalani perawatan rawat inap pada saat melakukan

pemeriksaan ulang di Poliklinik Penyakit Dalam masih ada pasien yang kadar

gula darahnya belum mencapai batas normal .

Dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk membandingkan

penggunaan media booklet dan leaflet pada pasien diabetes melitus rawat inap

pada kegiatan konseling gizi. Selama ini konseling gizi di Rumah Sakit Dr.

Moewardi Surakarta belum pernah menggunakan media lain seperti booklet yang

dapat diberikan pada pasien untuk dibawa pulang khususnya pada pasien diabetes

melitus. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Perbedaan efek konseling gizi dengan media

leaflet dan booklet terhadap tingkat pengetahuan, kecukupan energi dan kadar

gula darah pada pasien diabetes di Ruang Rawat Inap RSUD. Dr. Moewardi

Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Page 16: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Apakah ada perbedaan efek konseling dengan media booklet dan

konseling leaflet terhadap tingkat pengetahuan pada pasien diabetes

melitus ?

2. Apakah ada perbedaan efek konseling gizi dengan media booklet dan

konseling dengan leaflet terhadap asupan energi pada pasien diabetes

melitus?

3. Apakah ada perbedaan efek konseling dengan media booklet dan

konseling dengan leaflet terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes

melitus ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Meneliti perbedaan efek konseling gizi dengan media booklet

dibandingkan dengan konseling gizi dengan media leaflet terhadap tingkat

pengetahuan, kecukupan energi dan kadar gula darah pada pasien diabetes

melitus.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik pasien diabetes di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

b. Mendeskripsikan pengetahuan pasien diabetes di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah mendapat konseling gizi

media booklet

Page 17: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Mendeskripsikan pengetahuan pasien diabetes di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah mendapat konseling gizi

media leaflet

d. Mendeskripsikan kadar glukosa darah puasa pasien diabetes di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah mendapat

konseling gizi media leafet

e. Mendeskripsikan kadar glukosa darah puasa pasien diabetes di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah mendapat konseling

gizi dengan media booklet

f. Mendeskripsikan kadar glukosa darah 2 jam post prandial pasien

diabetes di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah

mendapat konseling gizi dengan media leaflet

g. Mendeskripsikan kadar glukosa darah 2 jam post prandial pasien

diabetes di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah

mendapat konseling gizi Mendapat media booklet

h. Mendeskripsikan asupan energi pasien diabetes di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah mendapatkan konseling

gizi media leaflet

i. Mendeskripsikan asupan energi pasien diabetes di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah mendapatkan konseling

gizi media booklet

j. Menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan

konseling gizi dengan media leaflet dan Booklet

Page 18: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

k. Menganalisis perbedaan asupan energi sebelum dan sesudah

diberikan konseling gizi dengan media booklet dan leaflet.

l. Menganalisis perbedaan kadar glukosa darah puasa sebelum dan

sesudah diberikan konseling gizi dengan media booklet dan leaflet.

m. Menganalisis perbedaan kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial

sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi dengan media booklet

dan leaflet.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak

rumah sakit tentang peranan konseling gizi dengan media booklet dan leaflet

terhadap perubahan pengetahuan, kecukupan zat gizi energi dan kadar gula

darah puasa dan 2 jam post prandial pada pasien diabetes melitus .

2. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengayaan informasi

tentang peranan media booklet dan leaflet dalam kegiatan konseling gizi

terhadap perubahan pengetahuan, perilaku makan dan kadar gula darah.

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang pengetahuan peneliti, bahwa penelitian tentang perbedaan

konseling gizi dengan media booklet dan leaflet terhadap kecukupan zat gizi dan

Page 19: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kadar gula darah pada pasien diabetes belum pernah dilakukan. Namun penelitian

selingkup yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah:

1. Pengaruh konseling gizi menggunakan standar diet terhadap pengetahuan dan

kepatuhan diet penderita diabetes di RSUD Ulin Bajarmasin yang dilakukan

oleh Abdurrachim dkk (2006) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

konseling gizi menggunakan leaflet standar diet terhadap pengetahuan,

kepatuhan diet dan kadar gula darah penderita DM. Subyek dibagi dalam dua

kelompok yaitu kelompok pertama diberikan konseling gizi tanpa diberikan

leaflet diet dan kelompok kedua diberikan konseling gizi dengan leaflet

standar. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna

secara statistik dengan menggunakan uji t- test dengan p< 0.05 menunjukkan

bahwa konseling gizi dengan menggunakan leaflet standar diet berpengaruh

terhadap pengetahuan, kepatuhan diet dan kadar gula darah penderita diabetes

melitus.

2. Efek pendidikan gizi terhadap perubahan konsumsi energi dan indeks massa

tubuh pada remaja kelebihan berat badan yang dilakukan oleh Widhayati

(2009) dengan tujuan untuk membandingkan efek pendidikan gizi secara

individu dan kelompok terhadap perubahan konsumsi energi dan indeks massa

tubuh pada remaja dengan kelebihan berat badan. Subyek penelitian adalah

siswi SMP dengan kelebihan berat badan dengan membagi dua grup

penelitian dilakukan desain non randomized pre- post test. Hasil penelitian

menunjukkan tidak ada perbedaan penurunan persentil IMT yang bermakna

antara kedua grup sesudah pendidikan gizi. dan tidak terdapat perbedaan

Page 20: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penurunan tingkat konsumsi energi sesudah pendidikan gizi antara kedua grup

penelitian . Tidak ada penurunan persentase asupan lemak sesudah

pendidikan gizi pada penyuluhan kelompok dan individu tidak terdapat

perbedaan penurunan persentase asupan lemak sesudah pendidikan gizi.

Page 21: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan

adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan oleh

kekurangan hormon insulin, baik secara relatif maupun absolut. Hormon insulin

diproduksi oleh kelenjar ludah perut (pankreas). Untuk diabetes melitus yang

bergantung pada insulin (DM tipe 1) kelenjar pankreas karena suatu sebab tertentu

memang sudah tidak berfungsi lagi, sehingga produk insulin sama sekali tidak ada

lagi dan penyandang DM tipe 1 ini memerlukan tambahan insulin dari luar untuk

mempertahankan agar tetap hidup. Sebaliknya pada DM yang tidak bergantung

pada insulin (DM tipe 2), kelenjar pankreasnya masih dapat memproduksi insulin

bahkan lebih dari cukup, tetapi insulin ini tidak dapat berfungsi lagi dengan baik

(retensi insulin), sehingga terjadi hiperglikemia (Waspadji, 2005).

2. Etiologi Diabetes Melitus

Penyebab terjadinya DM tipe-2 yaitu faktor genetik dan obesitas. Faktor

genetik tampak memberikan respon terhadap pemicu yang diduga berupa infeksi

virus, kehamilan dan obat-obatan sehingga bisa memproduksi antibodi terhadap

sel-sel beta, yang mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin. Pada pasien

diabetes melitus tingkat berat, hampir semua sel beta terjadi kerusakan sehingga

terjadi insulinopenia dan kelainan metabolik yang berkaitan dengan defesiensi

Page 22: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

insulin. Beberapa faktor pencetus DM diantaranya : kurang gerak badan atau

malas dan makan yang berlebihan. Sekitar 80 % penderita DM tipe-2 mengalami

obesitas, karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kemungkinan

besar akibat gangguan toleransi glukosa (Price, 2006).

3. Gejala Diabetes

Gejala diabetes mellitus menurut Lanywati (2001) yang sering muncul meliputi :

a). Poliuria (banyak kencing)

Poliuria merupakan gejala umum pada penderita diabetes. Pasien mengalami

banyak kencing disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga

merangsang tubuh berusaha untuk mengeluarkannya melalui ginjal bersama

air kencing. Gejala ini terutama terjadi pada malam hari, yaitu pada saat kadar

gula dalam darah relatif tinggi karena keadaan tubuh yang sedang istirahat

atau tidak melakukan aktifitas fisik.

b). Polidipsi (banyak minum)

Banyak minum merupakan akibat reaksi tubuh dari banyak kencing, sehingga

rasa haus timbul dan memicu untuk banyak minum.

c). Polifagia (banyak makan)

Disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar

gula dalam darah tinggi.

d). Penurunan berat badan

Penurunan berat badan yang relatif sangat singkat. Hal ini disebabkan glukosa

dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan

bakar terutama yang digunakan untuk aktifitas sehari-hari, sumber tenaga

Page 23: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot yang menyebabkan

penderita mengalami penurunan berat badan yang cepat.

4. Klasifikasi Diabetes

Klasifikasi DM dan intoleransi glukosa menurut Price (2006) digolongkan

sebagai berikut :

a).Diabetes Melitus ( DM ) meliputi DM tipe I ( DM tergantung insulin ) dan

DM tipe II ( DM tidak tergantung insulin )

b). Gangguan Intoleransi Glukosa

c). Diabetes Kehamilan ( Gestational Diabetes Melitus)

5. Patofisiologi Penyakit Diabetes

Patofisiologi diabetes melitus ditandai dengan kelainan dalam pengikatan

insulin dengan reseptor yang responsif terhadap insulin pada membran sel.

Akibatnya terjadi penggabungan abnormal kompleks reseptor insulin dengan

sistem transport glukosa. Awalnya kadar glukosa normal dapat dipertahankan

dalam waktu yang cukup lama dengan meningkatkan sekresi insulin, tetapi

akhirnya sekresi insulin dan jumlah yang tidak mencukupi untuk mempertahankan

glukosa didalam pembuluh darah yang meningkat sehingga menyebabkan

tingginya kadar glukosa darah (Price, 2006).

Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan yang sangat

penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat

dipakai sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang

dikeluarkan oleh pankreas. Bila tidak ada insulin, maka glukosa tidak dapat

Page 24: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masuk sel, akibatnya glukosa akan tetap berada dalam pembuluh darah yang

artinya kadarnya di dalam darah meningkat (Suyono, 2002).

6. Diagnosis

Tes diagnosis untuk diabetes harus dilakukan bila hasil penapisan positif

atau terdapat gejala diabetes seperti poliuria, polidipsia, polifagia atau penurunan

berat badan. Diagnosis dapat dilakukan berdasarkan pemeriksaan glukosa darah

sewaktu dengan gejala diabetes, kadar glukosa darah puasa atau tes toleransi

glukosa. Walaupun pemeriksaan urin dapat memberikan dugaan yang kuat akan

adanya diabetes tetap tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnostik DM

(Soegondo, 1999).

Menurut Perkeni (2006), diagnosis DM harus didasarkan atas

pemeriksaan kadar glukosa darah, tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya

glukosuria saja. Dalam menegakkan diagnosis DM harus diperhatikan asal bahan

darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Pemeriksaan yang

dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan

glukosa darah plasma vena dan untuk memastikan diagnosis DM. Pemeriksaan

glukosa darah seharusnya dilakukan di laboratorium klinik yang terpercaya.

Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan salah satu

faktor risiko untuk DM, yaitu :

a. Usia dewasa tua ( > 40 tahun )

b. Kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}

c. Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)

Page 25: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Riwayat keluarga DM

e. Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram

f. Riwayat DM pada kehamilan

g. Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl

h. Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah

Puasa Terganggu)

Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam post

prandial mempunyai batas ambang untuk mengetahui seseorang sudah termasuk

dalam katagori bukan diabetes melitus, belum pasti diabetes melitus dan diabetes

melitus dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial dan Puasa sebagai Patokan dan Diagnosis DM

Macam Pemeriksaan Bukan DM

Belum pasti DM

DM

Glukosa Darah Puasa

2 Jam Post Prandial

Plasma Vena < 110 110 – 199 ≥ 200

Darah Kapiler - 90 – 199 ≥ 200

Glukosa Darah Puasa

2 Jam Post Prandial

Plasma Vena < 100 110 – 125 ≥ 126

Kadar Kapiler - 90 – 109 ≥ 110

Sumber : Perkeni , 2006

Menurut Konsensus Pengelolaan DM tipe 2 tahun 2002 kriteria

pengendalian kadar gula darah yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus

agar dapat menghindari terjadinya komplikasi adalah < 160 mg/dl untuk gula

darah puasa dan < 200 mg/dl untuk gula darah sewaktu dan 2 jam post prandial.

Page 26: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Komplikasi Diabetes

Dalam perjalanan penyakit DM dapat terjadi komplikasi akut dan

menahun, yaitu :

a. Komplikasi akut, meliputi : hipoglikemi, ketoasidosis diabetik dan

hiperosmolar non ketotik.

b. Komplikasi kronik, dibagi yaitu

1) Makroangiopati (makrovaskuler), meliputi : jantung koroner, pembuluh

darah kaki dan pembuluh darah otak.

2) Mikroangiopati (mikrovaskuler), meliputi : ginjal dan mata

8. Penatalaksanaan Penyakit Diabetes

Penalaksanaan diabetes melitus (Price, 2006) bertujuan dalam rangka

mengendalikan kadar gula darah. Penatalaksanaan DM dilakukan dengan 3 hal

yaitu :

a. Diet/ pengaturan makanan

Pemberian diet pada pasien DM ditujukan untuk mengatur pemberian jumlah

kalori dan karbohidrat yang akan dimakan setiap hari. Kelley (2003)

menyatakan bahwa konsumsi karbohidrat kompleks yang direkomendasikan

dalam diet sebesar 60%-70% dari total energi sehari. Perilaku konsumsi

makanan pasien DM berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki . Menurut

Notoatmojo (2003) perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap dan

pengetahuan yang dimiliki terkait dengan apa yang di ketahuinya.

b. Agen hipoglikemik (obat hipoglikemik)

Page 27: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemberian obat penurun gula darah akan membantu absorpsi gula darah ke

jaringan.

c. Pengaturan aktivitas fisik

Kegiatan fisik membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Semakin banyak

energi yang digunakan untuk aktivitas termasuk olah raga akan membantu

dalam pengendalian kadar gula darah.

Penanganan terhadap penderita DM dengan empat pilar utama.

Keempat pilar tersebut saling terkait satu sama lain. Menurut Perkeni (2006),

Keempat pilar tersebut meliputi :

1. Edukasi

Pengelolaan mandiri diabetes secara optimal membutuhkan partisipasi

aktif pasien dalam merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus

mendampingi pasien dalam perubahan perilaku tersebut, yang berlangsung

seumur hidup. Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku, membutuhkan

edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang berkenaan

dengan:

a) Makan makanan sehat

b) Kegiatan jasmani secara teratur;

c) Penggunaan obat diabetes secara aman, teratur, dan pada waktu-waktu yang

spesifik.

d) Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai

informasi yang ada.

2. Perencanaan makan

Page 28: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DM tipe-2 merupakan suatu penyakit dengan penyebab heterogen,

sehingga tidak ada satu cara makan khusus yang dapat mengatasi kelainan ini

secara umum. Perencanaan makan harus disesuaikan menurut masing-masing

individu. Menurut Almatsier (2004), perencanaan makan meliputi:

a) Tujuan Diet DM

Tujuan diet penyakit diabetes melitus adalah membantu pasien

memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol

metabolik yang lebih baik, dengan cara mempertahankan kadar

glukosa darah supaya mendekati normal dengan memberikan energi yang untuk

mempertahankan atau mencapai berat badan normal serta menghindari atau

menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti

hipoglikemia, komplikasi jangka pendek dan jangka lama.

b) Syarat diet

Syarat diet penyakit diabetes melitus dapat dijabar sebagai berikut :

1) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.

2) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.

4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.

5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan

kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.

6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.

7) Asupan serat dianjurkan 25g/hari.

Page 29: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8) Cukup vitamin dan mineral (Almatsier, 2004).

c) Jenis Diet

Pedoman diet DM pedoman dipakai 8 jenis diet DM mengacu pada

penutun diet yang diterbitkan oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Jenis Diet Pada Pasien Diabetes Melitus

Macam Diet

Energi (gr)

Protein (gr)

Lemak (gr) Karbohidrat (gr)

Diet DM I

Diet DM II

Diet DM III

Diet DM IV

Diet DM V

Diet DM VI

Diet DM VII

Diet DM VIII

1100

1300

1500

1700

1900

2100

2300

2500

43

45

51,5

55,5

60

62

73

80

30

35

36,5

36,5

48

53

59

62

172

192

235

275

299

319

369

396

Sumber : Almatsier (2004)

Perhitungan kebutuhan gizi pasien DM, menurut Askandar (2003)

adalah

1) Energi

Kebutuhan Energi berdasarkan status gizi dengan menggunakan Relatif

Body Weight dapat dihitung sebagai berikut :

Kurang = berat badan x 40-60 kalori

Normal = berat badan x 30 kalori

Page 30: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kelebihan berat = berat badan x 20 kalori

Kegemukan (obesitas) = berat badan x 10-15 kalori

2). Kebutuhan protein sebesar 10-15% dari total energi.

3). Kebutuhan lemak sedang yaitu 20-25% dari total energi.

4). Karbohidrat diberikan 60-70% dari total kebutuhan energi.

5). Asupan serat dianjurkan 25 gram/hari dengan mengutamakan serat larut.

6). Cukup mineral dan vitamin

Penentuan status gizi berdasarkan RBW ( Relative Body Weight ) dengan cara : Berat Badan

RBW = --------------------- X 100% TB - 100 Kategori :

Kurus (Under Weight) : RBW < 90%

Under Nutrisi : RBW < 80%

Normal (Ideal) : RBW 90% - 110%

Gemuk (Over Weight) : RBW > 110%

Obesitas : RBW > 120%

3. Latihan jasmani

Pada penyandang diabetes melitus Latihan jasmani berperan utama

dalam pengaturan kadar gula darah. Masalah utama pada DM tipe 2 adalah

kurangnya respon reseptor terhadap insulin (resistensi insulin). Kontraksi otot

memiliki sifat seperti insulin (insulin effect). Permeabilitas membran terhadap

glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi. Pada saat melakukan latihan

jasmani resistensi insulin berkurang dan sebaliknya sensitivitas insulin meningkat.

Prinsip latihan jasmani pada penyandang diabetes sama saja dengan prinsip

Page 31: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

latihan jasmani secara umum yaitu frekuensi, intensitas, durasi dan jenis aktivitas.

Frekuensi latihan yang dianjurkan bagi penderita diabetes adalah 3 – 5 kali per

minggu, intensitas ringan atau sedang yaitu 60-70% MHR (maximum heart rate),

time selama 30 – 60 menit dengan jenis aktivitas yang bersifat aerobik untuk

meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan

bersepeda. Latihan jasmani yang lama dengan defisiensi insulin disertai kondisi

metabolik yang tidak terkendali akan menyebabkan peningkatan pelepasan

glukosa dari hepar dan peningkatan benda keton.

4) Obat-obatan

Pengobatan dengan perencanaan diet masih merupakan pengobatan

utama, tetapi jika bersama latihan jasmani ternyata gagal, maka diperlukan

penambahan obat oral atau insulin.

Obat-obatan untuk pasien diabetes melitus antara lain :

a) Obat Hipoglikemik Oral (OHO), seperti sulfoniluria dan biguanida.

b) Insulin

Indikasi pemakaian obat hipoglikemia oral menurut Soegondo ( 1999)

adalah

1. Diabetes sesudah umur 40 tahun

2. Diabetes kurang dari 5 tahun

3. Memerlukan insulin kurang dari 40 unit per hari

4. DM tipe 2 berat badan normal atau lebih.

Page 32: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat hipoglikemik oral antara

lain dosis selalu dimulai dengan dosis rendah dan cara kerja, lama kerja dan efek

samping

B. Tingkat kecukupan Energi

1. Definisi

Menurut Tjokroprawiro (2003), tingkat kecukupan Energi adalah

tercukupinya kebutuhan energi tubuh dari sumber makanan atau sumber zat gizi

lain. Kecukupan zat gizi dapat diperoleh dengan mengkonversikan makanan/

minuman yang dikonsumsi. Hasil analisis zat gizi energi dapat mengetahui

kecukupan zat gizi dengan mengkatagorikan menjadi 2 yaitu :

a. Kurang, jika tingkat asupan < 80%.

b. Baik jika asupan ³ 80 %

Pada penderita diabetes melitus asupan zat gizi terutama energi ± 10 %

dari standar kebutuhan merupakan asupan yang dianjurkan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Tingkat kecukupan zat gizi terutama energi tergantung pada besarnya

asupan makanan. Menurut Wilkes (2000) beberapa faktor yang terkait dengan

tingkat konsumsi makanan antara lain :

a. Nafsu makan

Pada keadaan sakit sering sekali terjadi anoreksia atau menurunnya bahkan

kehilangan nafsu makan. Gejala ini bisa berkaitan dengan penyakitnya,

Page 33: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengobatan atau bersifat sementara juga dapat berhubungan dengan distress

emosional..

b. Kemampuan menelan

Pada keadaan sakit sering terjadi kesulitan menelan atau disfagia. Kesulitan

menelan yang bisa terjadi akibat obstruksi mekanis atau akibat nyeri dalam

rongga mulut atau faring akibat infeksi. Gangguan menelan dapat

menimbulkan pengaruh yang serius pada tingkat asupan makanan yang dapat

berdampak pada status gizi, karena takut tersedak atau takut terdapat nyeri

dapat membuat pasien menolak makan.

c. Penyerapan

Pemberian makanan pada pasien diabetes melitus tidak hanya diperhatikan

tingkat kecukupan zat gizinya saja tetapi penyerapan zat gizi makanan tersebut

dalam tubuh, karena tidak selamanya penyerapan berlangsung dengan baik.

Penyerapan merupakan hal yang penting dalam mencukupi kebutuhan gizi

pasien. Penyerapan zat gizi yang terhambat akan dapat menimbulkan

gangguan kesehatan tubuh.

Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut :

1) Rangsangan (iritasi), yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan

yang kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat penyerapan.

2) Aktivitas produksi empedu yang kurang, sehingga hasil empedu yang

diperlukan kurang, akibatnya menghambat penyerapan lemak.

3) Tersedianya vitamin C dan E yang dapat mempertinggi penyerapan Fe (Zat

Besi).

Page 34: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran

penyerapan kalsium.

5) Adanya parasit dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan

( Kartasapoetra,2003).

Menurut Moehyi (1995), faktor yang mempengaruhi tingkat kecukupan

zat gizi sangat dipengaruhi oleh asupan makanannya. Makanan yang dikonsumsi

pasien selama perawatan sangat tergantung pada hal berikut :

a. Faktor Psikologi

Perawatan di rumah sakit menyebabkan orang sakit harus menjalani

kehidupan yang berbeda dengan apa yang dialami setiap harinya di rumah. Apa

yang dimakan, bagaimana makanan disajikan, dimana dia makan, sangat berbeda

dengan kebiasaan hidup penderita di rumah. Kehadiran orang-orang yang masih

asing seperti dokter, perawat, dan petugas kesehatan yang mengelilingi setiap

waktu, rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak karena

adanya penyakit dapat menimbulkan rasa putus asa yang berdampak pada

penurunan nafsu makan.

b. Sosial Budaya

Pasien yang dirawat di rumah sakit berasal dari kelompok masyarakat

yang berbeda-beda, baik adat istiadat, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut

bahkan mungkin juga pandangan hidup. Keseluruhan faktor ini akan membentuk

tingkat budaya manusia dalam hal makanan. Orang sakit yang mempunyai

kebiasaan makan bersama dengan anggota keluarganya, harus makan sendiri

Page 35: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sambil berbaring atau duduk ditempat tidur, dapat membuat orang sakit tersebut

merasakan bahwa dia benar-benar sakit sehingga dapat mempengaruhi nafsu

makannya.

c. Keadaan Jasmaniah Orang Sakit

Keadaan jasmaniah orang sakit merupakan faktor yang perlu mendapat

perhatian karena akan menentukan bentuk atau konsistensi diet yang akan

diberikan, orang sakit yang dalam keadaan lemah dan kesadaran menurun, akan

memerlukan makanan yang khusus.

d. Keadaan Gizi Orang Sakit

Penyakit-penyakit tertentu sering menyebabkan keadaan gizi menjadi

buruk. Penderita DM biasanya mempunyai berat badan kurang karena asupan

makan yang harus mereka jalani, ahli gizi yang bertugas hendaknya sesegera

mungkin mendapat informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan

kebiasaan makan penderita untuk menjalani petunjuk diet .

3. Metode Pengukuran Konsumsi Makanan

Menurut Supariasa (2002) ada beberapa metode untuk melihat konsumsi

makanan tingkat individu atau perorangan, meliputi :

a. Metode Food Recall 24 jam

adalah metode wawancara dimana pewawancara menanyakan kembali dan

mencatat semua makanan dan minuman yang telah dikonsumsi selama 24 jam

yang lalu dalam ukuran rumah tangga (URT) dalam ukuran sendok, gelas,

piring dan lain-lain. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x 24 jam),

maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan

Page 36: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebiasaan makan individu. Sehingga dilakukan berulang-ulang dan harinya

tidak berturut-turut minimal 2 kali recall 24 jam dapat menghasilkan gambaran

tingkat kecukupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih

besar tentang intake harian individu. Metode food recall 24 jam ini dalam

pelaksanaannya ada kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode Food Recall

24 jam adalah

1). Mudah melaksanakannya dan tidak terlalu membebani responden

2). Biaya relatif murah karena tidak memerlukan peralatan khusus

3). Cepat sehingga dapat mencakup banyak responden

4). Dapat digunakan pada responden yang buta huruf

5). Dapat memberikan gambaran nyata yang benar benar dikonumsi individu

sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari- hari.

Sedangkan kelemahan metode recall 24 jam adalah

1). Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya

dilakukan recall satu hari

2). Ketepatan tergantung pada daya ingat responden sehingga tidak tepat

diterapkan pada anak dibawah 7 tahun dan usia diatas 70 tahun.

3). Membutuhkan tenaga terlatih dalam menerjemahkan ukuran rumah tangga

b. Metode Estimated Food Records

Food record atau diary records yaitu responden diminta untuk mencatat semua

yang dimakan dan yang diminum setiap kali sebelum makan dengan Ukuran

Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam

periode tertentu (2 – 4 hari berturut-turut) termasuk cara persiapan dan

Page 37: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengolahan makanan tersebut. Metode ini dapat memberikan informasi

konsumsi yang mendekati sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan

zat gizi yang dikonsumsi oleh responden.

c. Metode Penimbangan Makanan (Food Weghing)

Pada metode ini responden dan petugas menimbang dan mencatat seluruh

makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Jika terdapat makanan

setelah makan maka perlu ditimbang untuk mengetahui jumlah makanan yang

dikonsumsi.

d. Metode Dietary History

Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pada konsumsi

berdasarkan pengamatan waktu yang cukup lama. Metode ini terdiri dari 3

komponen :

1). Wawancara (termasuk recall 24 jam) , untuk mengumpulkan data makanan

responden selama 24 jam terakhir.

2). Pencatatan frekuensi penggunaan sejumlah bahan makanan.

3). Pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek ulang.

3. Konseling Gizi

a. Pengertian Konseling

Menurut Mappiare (2006) konseling adalah suatu proses pelayanan yang

melibatkan kemampuan professional pada pemberian layanan kepada penerima

layanan yang sebelumnya tidak bisa berbuat banyak dan setelah mendapat

layanan menjadi dapat melakukan sesuatu. Konseling gizi merupakan rangkaian

Page 38: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet,

pelaksanaan konseling gizi hingga evaluasi rencana diet pasien. Menurut PGRS

(2003) tujuan konseling gizi adalah membuat perubahan pengetahuan, sikap dan

perilaku makan, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan pasien/klien, sehingga

terlihat seberapa jauh kepatuhan untuk melaksanakan diet yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Holly (1991), mendefinisikan konseling gizi sebagai

proses dalam membantu seseorang untuk mengerti tentang keadaan dirinya.

Lingkungan dan hubungan keduanya dalam membangun kebiasaan yang baik

termasuk makan, sehingga menjadi sehat, atraktif dan produktif. Dari dua

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan konseling gizi menekankan

proses membantu klien sebagai salah satu kriteria profesionalisme dengan aplikasi

yang diharapkan adalah ada perubahan konsumsi makanan sehingga diharapkan

dapat mengubah faktor risiko status gizi dan kesehatan. Konseling gizi adalah

suatu proses komunikasi 2 (dua) arah antara konselor dan klien untuk membantu

klien mengenali dan mengatasi masalah gizi.

b. Tujuan Konseling

Tujuan konseling menurut Mappiare (2006) dilihat dari aspek klien

adalah membantu klien dalam menegaskan dan mengkhususkan tujuan yang

hendak diperoleh berkaitan dengan masalah yang dihadapai. Menurut Basuki

(2004) tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian konseling gizi pada pasien

diabetes antara lain :

Page 39: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1). Meningkatkan pengetahuan/ informasi yang berkaitan dengan nasehat gizi

Pengetahuan (Notoatmodjo, 2003) adalah hasil tahu dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yan g

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan

yaitu :

a). Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b).Memahami (comprehension), diartikan sebagai mengingat suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c). Aplikasi (aplication) diartikan sebagi kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipejari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d). Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e). Sintesis (synthetis) adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f), Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Page 40: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2). Merubah sikap/ pandangan

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek

3). Merubah perilaku gizi ke arah yang lebih baik

Green (1980) dalam perubahan perilaku dapat dilakukan melalui 2 yaitu

a) Tekanan

Cara mengubah perilaku seseorang atau masyarakat dengan menggunakan

cara tekanan, paksaan atau koersif . Tekanan dalam bentuk tekanan, sanksi,

peraturan, dan undang- undang. Perubahan perilaku yang terjadi tidak

permanen

b). Edukasi (Education)

Upaya mengubah perilaku dengan persuasive, bujukan, himbauan , ajakan

dan memberikan kesadaran. Perilaku yang diadopsi akan bersifat lebih

langgeng bahkan selama hidup.

c. Faktor yang Berkaitan dengan Konseling

Keberhasilan konseling gizi (Mappiare, 2006) dipengaruhi oleh berbagai

factor yaitu

1). Situasi atau kondisi tempat konseling

Kondisi tempat konseling akan mempengaruhi klien dalam kemudahan

memahami materi yang disampaikan. Kondisi yang gaduh akan berdampak

dalam memahami nasehat gizi yang disampaikan. Tempat yang nyaman,

Page 41: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tenang klien akan senang dalam mendengarkan dan memahami materi/

nasehat yang dianjurkan.

2). Media Pendidikan

Media merupakan alat yang menjembatani antara klien dan konselor dalam

memahami materi yang disampaikan. Berbagai media perlu dirancang secara

tepat dengan berbagai gambar dan tulisan agar klien lebih tertarik dalam

memahami materi. Isi materi dalam media sangat menentukan terhadap

pemahaman klien atau sasaran. Materi merupakan hal yang pokok dalam

pendidikan gizi perlu di susun secara cermat dan lengkap dalam media

pendidikan.

3). Konselor

Profesionalisme konselor akan terkait dengan kemampuan diri konselor dalam

menyampaikan materi secara detail, lengkap dan mudah dipahami dengan

memperhatikan kondisi klien baik secara fisik maupun psikologis.

d. Tahapan Konseling

1). Persiapan Konseling

Persiapan meliputi kegiatan pengumpulan, pengkajian data dan identifikasi

masalah yang dialami klien.

2). Pengambilan data untuk indentifikasi masalah

Data yang harus dikumpulkan dalam melekukan identifikai masalah gizi

meliputi data riwayat penyakit, data antropometri, data klinis, data biokimia.

Page 42: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3). Penyampaian informasi/ konseling gizi adalah penyampaian informasi/ nasehat

gizi dengan menciptakan suasana yang nyaman, penggunaan bahasa yang

dimengerti dan gerakan non ferbal yang mencerminkan upaya membantu.

Konselor sebagai pendengar yang baik dan menciptakan suasana harmonis.

Konseling gizi bagi pasien diabetes melitus merupakan penyuluhan yang

lengkap mengenai DM meliputi pengaturan makan, kegiatan jasmani, obat

yang diperlukan, efek samping obat, komplikasi DM dan informasi yang

sangat diperlukan pasien DM.

4). Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui tingkat pertisipasi pasien, ada tidak

adanya dampak yang terjadi dari pencapaian tujuan konseling serta terjadinya

perubahan sikap dan prilaku klien terhadap makanan dan kesehatannya

(Soegondo, 2004).

D. Media Konseling Gizi

Menurut Depkes (2004) media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan. Media dalam kegiatan konseling gizi merupakan sarana yang

berisikan materi yang berkaitan dengan nasehat gizi.Penggunaan media akan

memudahkan konselor dalam menyampaikan materi gizi dan memudahkan klien

dalam memahami nasehat gizi yang disampaikan. Penggolongan media

(Starh,2005) menurut fungsinya adalah

1. Informasional yaitu media yang digunakan pada klien untuk memberikan

informasi yang bersifat umum. Media yang bersifat informasional adalah

radio, kaset, majalah dinding, buletin, film slide.

Page 43: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Motivasional yaitu media yang digunakan untuk mendorong klien atau sasaran

mengikuti nasehat yang dianjurkan. Yang termasuk dalam kelompok media

motivasional adalah poster, foto.

3. Instruksional yaitu media yang digunakan untuk mengarahkan secara rinci

nasehat yang disampaikan kepada sasaran atau klien. Yang termasuk dalam

golongan media instruksional adalah leaflet, booklet dan alat peraga.

Media edukasi yang sering digunakan pendidikan gizi meliputi :

1. Booklet

Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk

menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada

khalayak massa, dan berbentuk cetakan. Sehingga akhir dari tujuannya tersebut

adalah agar masyarakat yang sebagai obyek memahami dan menuruti pesan yang

terkandung dalam media komunikasi massa tersebut. Media booklet pernah

digunakan dalam penelitian tentang penilaian asupan makanan pada wanita

dengan obesitas dan non obesitas di US Department of Agriculture oleh Conway

et al (2003). Booklet termasuk dalam salah satu media komunikasi yang efektif

dan efisien dalam hasil dan prosesnya, sehingga mampu menjadi sebuah alternatif

di masa yang serba instan (cepat) ini. Booklet dapat digunakan dalam berbagai

macam bidang kegiatan meliputi kesehatan, perdagangan, pariwisata,bisnis. Pada

masa era sekarang ini, pemanfaatan Booklet terjadi disegala bidang. Baik didalam

periklanan maupun dalam hal-hal yang lain. diakui karena disebabkan adanya

bahwa hasil yang diberikan dari pemanfaatan Booklet ini jauh lebih baik

jika dibandingkan dengan media yang lain .

Page 44: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Booklet Buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari

30 halaman bolak-balik, yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Ada yang

engatakan bahwa istilah buklet berasal dari buku dan leaflet, artinya media buklet

merupakan perpaduan antara leaflet dengan buku atau sebuah buku dengan format

(ukuran) kecil seperti leaflet. Struktur isinya seperti buku (ada pendahuluan, isi,

penutup) hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat daripada sebuah

buku. Riwayat pengembangan booklet adalah kebutuhan untuk menyediakan

referensi (bahan bacaan) bagi kelompok masyarakat yang akses terhadap buku

sumber terbatas karena keterbatasan mereka.Dengan adanya buklet, maka

mereka bisa memperoleh pengetahuan seperti membaca sebuah buku, dengan

waktu membaca sesingkat membaca leaflet (Starh,2005).

Keunggulan booklet adalah bahwa booklet ini menggunakan media cetak

dengan biaya lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio

dan visual serta juga audio visual. Proses komunikasi agar obyek sampai kepada

sasaran dapat dilakukan sewaktu- waktu dengan melihat kondisi yang ada.

Kelebihan booklet lainnya adalah booklet lebih terperinci dan jelas karena lebih

banyak bisa mengulas tentang pesan yang disampaikannya (Depkes, 2004).

Kelemahan Booklet ada beberapa kelemahan terkait dengan pemakaian booklet,

yaitu

a). Booklet membutuhkan ketrampilan membaca – menulis

b). Tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek

kepada penyampai pesan tidak secara langsung (tertunda)

c). Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya

Page 45: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Leaflet

Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar

dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat

sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa dan biasanya dilipat tiga. Media ini

berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok persoalannya. Leaflet sangat

efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat dan padat. Media ini juga mudah

dibawa dan disebarluaskan. Bahkan karena ukurannya yang lebih ringkas, jumlah

yang dibawa bisa lebih banyak . Kelebihan penggunaan leaflet meliputi efektif

untuk pesan yang singkat dan padat dan mudah dibawa dan disebarluaskan .

Sedangkan kelemahan penggunaan leaflet adalah memerlukan keterampilan baca-

tulis, mudah hilang dan rusak, pesan yang disampaikan terbatas ( Depkes, 2004).

E. Perilaku

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya

stimulus terhadap organisme, dan organisme tersebut merespons dalam bentuk :

1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut

eliciting stimulation yang menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

Misalnya : makanan yang lezat bisa menimbulkan keinginan untuk makan,

cahaya yang terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent

respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita

Page 46: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

musibah menjadi sedih, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan

mengadakan pesta dan sebagainya.

2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena

memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan

melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugas nya atau

job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus

baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam

melaksanakan tugasnya ( Tamsuri, 2008).

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang

yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan

Page 47: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau praktek (practice), yang mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain,

misalnya : seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya

kepuskesmas untuk imunisasi, dan sebagainya.(Notoatmodjo, 2003)

Menurut Green (1980) ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan

perilaku yaitu

1. Faktor Predisposisi meliputi pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan,

tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi, tradisi dan kepercayaan

masyarakat.

2. Faktor Pemungkin ( enabling factor ) meliputi factor sarana dan prasarana

yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan kesehatan

3. Faktor Penguat berupa Sikap dan perilaku tokoh masy. (toma) tokoh agama

(toga), dan perilaku petugas kesehatan.

Page 48: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

G. HIPOTESIS

1. Terdapat perbedaan efek konseling gizi media booklet terhadap tingkat

pengetahuan pada pasien diabetes melitus dibandingkan dengan

pemberian konseling gizi dengan media leaflet

2. Terdapat perbedaan efek konseling gizi media booklet terhadap asupan

energi pada pasien diabetes melitus dibandingkan dengan pemberian

konseling gizi dengan media leaflet .

Asupan Energi

Konseling Gizi

Pengetahuan Gizi Pasien

Penatalaksanaan Pasien DM

Terapi Obat

Situasi/ kondisi

Perilaku Makan

Kegiatan Jasmani

Asupan Makanan

Konselor

GD Puasa

GD 2 Jam Post

Prandial

Media Booklet Media Leaflet

Media Komunikasi

Page 49: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Terdapat perbedaan efek konseling gizi media booklet terhadap kadar

glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus dibandingkan dengan

pemberian konseling gizi dengan media leaflet .

4. Terdapat perbedaan efek konseling gizi media booklet terhadap glukosa

darah 2 jam post prandial pada pasien diabetes mellitus dibandingkan

dengan pemberian konseling gizi dengan media leaflet .

Page 50: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen random (randomized controlled

trial) Adapun kedua kelompok sampel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelompok perlakuan adalah pasien DM tipe 2 rawat inap di RSDM Dr.

Moewardi Surakarta yang diberikan konseling gizi dengan media booklet .

2. Kelompok kontrol adalah pasien DM tipe 2 rawat inap di RSDM Surakarta

yang diberikan konseling gizi dengan media leaflet standar.

Rancangan eksperimen: RCT

Randomisasi

Konseling Media Booklet

Pengukuran I (Sebelum Intervensi) terhadap Pengetahuan, Asupan

Energi, Kadar Gula Darah

Populasi Pasien DM tipe 2 Di Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi

Sampel Pasien DM tipe 2

Konseling Media Leaflet

Pengukuran I (Sebelum Intervensi) terhadap Pengetahuan, Asupan

Energi, Kadar Gula Darah

Pengukuran II (Setelah Satu bulan Intervensi) terhadap Pengetahuan, Asupan Energi, Kadar Gula Darah

Pengukuran II (Setelah Satu bulan Intervensi) terhadap Pengetahuan, Asupan Energi, Kadar Gula Darah

Analisa Data Uji - t

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

Page 51: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruang Rawat Inap kelas 1,2 dan 3 RSUD. DR.

Moewardi Surakarta dengan pertimbangan berdasarkan laporan bulanan

kegiatan konseling gizi pasien diabetes melitus rata – rata sebanyak 51 orang

pasien. Hal ini menjadi pertimbangan peneliti dalam kemudahan mendapatkan

sampel yang diinginkan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dilakukan pada bulan April – Juni 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi sasaran adalah semua pasien diabetes mellitus

b. Populasi sumber adalah semua pasien DM rawat inap kelas 1, 2 dan 3 di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil berdasarkan tujuan

penelitian. Pengambilan sampel ditentukan dengan cara random sampling

yaitu pengambilan sampel dengan cara random dari sampel yang memenuhi

kriteria inklusi. Besar sampel dalam penelitian ini minimal sebesar 30 orang

dengan alasan bahwa setiap 1 variabel independent memerlukan 15 – 20 sampel

(Murti,2010).

a). Kriteria Sampel

Kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria

sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu:

Page 52: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1). Kriteria Inklusi

Adalah karaktristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria Inklusi meliputi:

a) Pasien dirawat inap dengan diagnosis DM tipe 2

b) Belum pernah mendapat konseling gizi

c) Kelompok usia dewasa (18 - 65 tahun)

d) Mampu membaca dengan baik

e) Menggunakan terapi obat penurun glukosa darah.

f) Bentuk makanan biasa atau lunak

g) Bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini dinyatakan dengan

informed consent

2). Kriteria eksklusi

Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria

inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian

meliputi:

a) Pasien mengalami komplikasi seperti gagal ginjal, gangren

b) Pasien DM pulang sebelum penelitian berakhir.

c) Pasien DM meninggal dunia sebelum penelitian berakhir.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu

1. Variabel Bebas adalah metode konseling

a). Metode konseling gizi dengan media booklet

b). Metode konseling gizi dengan media leaflet .

Page 53: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Variabel Terikat :

a). Tingkat pengetahuan

b). Tingkat kecukupan energi

c). Kadar glukosa puasa dan kadar gula darah 2 jam post prandial .

E. Definisi Operasional Variabel

1. Metode konseling Gizi

adalah suatu metode pemberian pesan gizi secara individual yang diberikan

pada pasien diabetes melitus rawat inap di RSUD Dr. Moewardi pada hari

perawatan sebelum pasien pulang.

a. Konseling gizi dengan media booklet

adalah suatu metode pemberian pesan gizi secara individual dengan

menggunakan media booklet yang diberikan pada pasien diabetes melitus

rawat inap di RSUD Dr. Moewardi pada hari ke 5 perawatan sebelum

pasien pulang.

b. Konseling gizi dengan media leaflet

adalah suatu metode pemberian pesan gizi secara individual dengan

menggunakan media leaflet yang diberikan pada pasien diabetes melitus

rawat inap di RSUD Dr. Moewardi pada hari ke 5 perawatan sebelum

pasien pulang.

Alat ukur : kuisioner

Skala pengukuran : kontinu

2. Tingkat Pengetahuan

Page 54: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah kemampuan pasien menjawab dengan benar terhadap pertanyaan yang

berkaitan dengan penyakit DM dan pengetahuan gizi

Pengambilan data tingkat pengetahuan dilakukan 2 tahap yaitu

a. Tahap pertama dilakukan sebelum konseling gizi pada hari 4 perawatan

b. Tahap kedua dilakukan sesudah konseling gizi pada saat kontrol

(1 bulan setelah perawatan)

Alat ukur : Kuisioner

Skala pengukuran : Kontinu

Skor 0 bila jawaban salah dan Skor 1 bila jawaban benar

Total skor jawaban : 0 – 22

Pengkategorian pengetahuan berdasarkan persentasi menjawab benar :

1. Baik, jika ³70% jawaban benar.

2. Kurang baik, jika < 70% jawaban benar.

3. Asupan Energi

Asupan energi adalah jumlah rata-rata asupan energi pasien diabetes melitus

terhadap makanan yang dikonsumsi baik dari dalam maupun dari luar rumah

sakit selama pengamatan dengan metode re-call konsumsi makanan 3 x 24 jam

dibandingkan dengan standar diet rumah sakit dan dinyatakan dalam %.

Pengambilan data tingkat kecukupan energi dilakukan 2 tahap yaitu

a. Tahap pertama dilakukan sebelum konseling gizi pada hari ke 2,3 dan 4

perawatan

b. Tahap kedua dilakukan sesudah konseling gizi selama di rumah pada

minggu ke 4 setelah perawatan selama 3 hari

Page 55: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Alat ukur : Lembar food recall

Skala pengukuran : kontinu

Pengkategorian asupan energi meliputi :

1. Baik, jika asupan energi ³90% sampai dengan <110% dari standar diet RS

2. Kurang baik, jika asupan energy < 90% atau > 110% dari standar diet RS

4. Kadar Gula Darah Puasa

adalah nilai pemeriksaan glukosa darah setelah pasien diebetis melitus yang

dipuasakan terlebih dahulu berdasarkan pada pasien diabetes melitus

berdasarkan hasil pemeriksaan di Laboratorium RSUD Dr. Moewardi dengan

satuan mg/dl.

Pengambilan data kadar gula darah puasa dilakukan 2 tahap yaitu

a. Tahap pertama dilakukan sebelum konseling gizi pada hari 2 perawatan

b. Tahap kedua dilakukan sesudah konseling gizi pada saat kontrol di rumah

sakit ( ± 1 bulan setelah perawatan )

Alat ukur : hasil pemeriksaan laboratorium

Skala pengukuran : kontinu

Pengkategorian data pemeriksaan gula darah puasa adalah

1. Terkendali bila pemeriksaan ≤ 160 mg/dl

2. Tidak terkendali bila pemeriksaan > 160 mg/dl

5. Kadar Gula Darah 2 jam Post Prandial adalah nilai pemeriksaan glukosa

darah 2 jam setelah pasien makan pada pasien diabetes melitus yang

berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium RSUD Dr. Moewardi dengan

satuan mg/dl

Page 56: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengambilan data kadar gula darah 2 jam post prandial dilakukan 2 tahap

yaitu

a. Tahap pertama dilakukan sebelum konseling gizi pada hari 3 perawatan

b. Tahap kedua dilakukan sesudah konseling gizi pada saat control di rumah

sakit ( ± 1 bulan setelah perawatan ).

Alat ukur : hasil pemeriksaan laboratorium

Skala : kontinu

Pengkategorian data pemeriksaan gula darah 2 jam post prandial adalah

1. Terkendali bila pemeriksaan ≤ 200 mg/dl

2. Tidak terkendali bila pemeriksaan > 200 mg/dl

F. Langkah Pelaksanaan Penelitan

Sebagai pedoman pelaksanaan penelitian serta untuk meningkatkan

kelancaran penelitian, disusun prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai

berikut:

1. Tahap persiapan

a. Mengurus surat ijin penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

b. Mengadakan koordinasi dengan bagian keperawatan dan instalasi gizi.

c. Menetapkan pelaksana / pembantu pelaksanaan penelitian

d. Mempersiapkan bahan untuk intervensi

2. Tahap pelaksanaan

a. Mencatat identitas dan diagnosis pasien sebelum dilaksanakan intervensi

konseling gizi

b. Pasien yang telah memenuhi syarat inklusi diberikan nomor urut.

Page 57: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Nomor urut yang tercatat sebagai dasar untuk melakukan random untuk

sampel yang mendapat konseling gizi dengan media booklet dan media

leaflet.

d. Kelompok yang mendapat konseling media booklet sebagai kelompok

perlakuan dan konseling gizi dengan media leaflet sebagai kelompok

kontrol.

e. Kelompok perlakuan dan kontrol diberikan kuisioner untuk mengetahui

tingkat pengetahuan sebelum intervensi.

f. Kelompok perlakuan dan kontrol dilakukan recall 24 jam selama 3 hari

selama perawatan sebelum intervensi.

g. Kelompok perlakuan dan kontrol dicatat hasil pemeriksaan gula darah

puasa dan 2 jam post prandial sebelum intervensi.

h. Kelompok perlakuan dan kontrol diberikan kuisioner untuk mengetahui

tingkat pengetahuan selama 1 bulan intervensi pada saat kontrol ulang

i. Kelompok perlakuan dan kontrol dilakukan recall 24 jam selama 3 hari

selama perawatan selama 1 bulan intervensi sebelum kontrol ulang.

j. Kelompok perlakuan dan kontrol dicatat hasil pemeriksaan GDP dan gula

darah 2 jam post prandial setelah 1 bulan intervensi pada saat kontrol

ulang

H. Analisis Data

Data kontinu dideskripsikan dalam mean, standar deviasi, minimal dan

maksimal. Data kategorikal dideskripsikan dalam bentuk persen. Perbedaan

Page 58: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mean pengetahuan, asupan energi dan kadar gula darah antara kelompok

subyek dengan konseling gizi dengan booklet dan konseling gizi dengan

leaflet di uji dengan independent t- test.

Page 59: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian berlangsung dalam waktu 3 bulan mulai April 2011 sampai dengan Juli

2011, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang, dibagi dalam 2

kelompok yaitu kelompok yang mendapat perlakuan booklet sebanyak 16 orang

dan kelompok yang mendapat perlakuan leaflet sebanyak 16 orang. Pengambilan

sampel dilakukan secara random.

Karakteristik sampel menurut jenis kelamin dan umur diperoleh data

sebagai berikut berdasarkan distribusi jenis kelamin didapatkan sebanyak 22

orang (69%) adalah perempuan dan sebanyak 10 orang (31%) adalah laki-laki.

Sedangkan umur sampel penelitian yang terbagi dalam 4 kategori umur sesuai

dengan penggolongan umur pada daftar angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004.

Berikut ini disajikan karakteristik sampel berdasarkan kategori umur, dimana

paling banyak terdapat pada umur 31-50 tahun sebanyak 84% dan paling sedikit

pada umur 20-30 tahun sebanyak 3%, data secara terperinci terkait umur dapat

terlihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 : Karakteristik Sampel Berdasarkan Kategori Umur Kategori Umur

(tahun) Banyaknya

(orang) Persentasi

(%) 20-30 1 3 31-50 27 84 51-60 4 13

Jumlah 32 100

Karakteristik sampel menurut tingkat pendidikan yang mendapatkan

konseling gizi dengan media leaflet dan booklet dapat dilihat pada tabel 4.2

Page 60: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan Media Leaflet Media Booklet

Jumlah % Jumlah % Sekolah dasar 6 37.5 4 25 Sekolah menengah pertama 7 43.75 5 31.25 Sekolah menengah atas 3 18.75 5 31.25 Perguruan tinggi - - 2 12.5 Jumlah 16 100 16 100

Skor pengetahuan sampel yang diperoleh dari kuisoner sebelum dan

sesudah konseling gizi dengan menggunakan media leaflet dan booklet dapat

dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Distribusi Sampel Menurut Skor Pengetahuan Dengan Media Leaflet

dan Booklet

NO Klasifikasi Leaflet Booklet Pre konsul Post konsul Pre konsul Post konsul

1 Kurang baik (< 70%)

14 87.5 12 75 11 68.8 8 50

2 Baik ( ≥ 70 %)

2 12.5 4 25 5 31.2 8 50

Jumlah 16 100 16 100 16 100 16 100

Asupan energi sampel yang diperoleh dari metode food recall sebelum

dan sesudah konseling gizi dengan menggunakan media leaflet dan booklet dapat

dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi sampel menurut asupan energi dengan media leaflet dan booklet

NO Klasifikasi Leaflet Booklet Pre

konseling Post

konseling Pre

konseling Post

konseling 1 Kurang baik

(< 70%) 3 18.7 1 6.3 4 75 0 0

2 Baik ( ≥ 70 %)

13 81.3 15 93.7 12 25 16 100

Jumlah 16 100 16 100 16 100 16 100

Page 61: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil pemeriksaan gula darah puasa sampel yang diperoleh dari data

rekam medik sebelum konseling gizi pada saat perawatan di rumah sakit dan

setelah konseling gizi pada saat kontrol di rumah sakit dengan menggunakan

media leaflet dan booklet dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Menurut Nilai Gula Darah Puasa Dengan Media Leaflet Dan Booklet

NO Klasifikasi Leaflet Booklet Pre

konseling Post

konseling Pre

konseling Post

konseling 1 Tidak

terkendali (³ 160 mg/dl )

16 100 1 6.3 14 87.5 16 100

2 Terkendali (< 160 mg/dl )

0 0 15 93.7 2 12.5 0 0

Jumlah 16 100 16 100 16 100 16 100

Nilai pemeriksaan gula darah 2 jam post prandial sampel yang diperoleh

dari data rekam medik sebelum konseling gizi pada saat perawatan di rumah sakit

dan sesudah konseling gizi pada saat kontrol di rumah sakit dengan menggunakan

media leaflet dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Gula Darah 2 Jam Post Prandial Dengan Media Leaflet dan Booklet

NO Klasifikasi Leaflet Booklet Pre

konseling Post

konseling Pre

konseling Post

konseling 1 Tidak terkendali

(³ 160 mg/dl ) 16 100 2 12.5 16 100 1 6.3

2 Terkendali (< 160 mg/dl )

0 0 14 87.5 0 0 15 93.7

Jumlah 16 100 16 100 16 100 16 100

Page 62: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil uji statistik independent t test berdasarkan selisih nilai sebelum dan

sesudah konseling gizi pada masing- masing kelompok leaflet dan booklet dapat

dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik T – Test pada Kelompok Leaflet dan Booklet

Variabel Kelompok N Mean Std Deviasi

Nilai T

Nilai P

Pengetahuan Gizi

Leaflet

16 9.375 8.624 2.730 0.010*)

Booklet 16 17.000 7.099

Asupan Energi

Leaflet

16 -120.875 65.195 0.430 0.670

Booklet 16 -132.750 89.056

Kadar gula darah puasa

Leaflet

16 -87.812 29.103 2.137 0.041*)

Booklet 16 -116.062 44.159

Kadar gula darah 2 JPP

Leaflet

16 -100.500 38.742 2.111 0.043*)

Booklet 16 -126.937 31.609

* The mean difference is significant at the .05 level.

Page 63: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa umur sampel dalam

penelitian antara 20-60 tahun. Sebagian besar sampel berumur 31-50 tahun

sebanyak 27 orang (84 %) dan yang berumur 51-60 tahun sebanyak 4 (13 %) dan

hanya terdapat 1 orang yang berumur 20-30 tahun. Hal ini sesuai dengan Perkeni

(2006) dimana salah satu faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit

DM adalah umur diatas 40 tahun. Sedangkan karakteristik sampel berdasarkan

jenis kelamin didapatkan prevalensi penderita DM lebih besar pada wanita (69%),

hal ini akan mendukung efektifitas konseling gizi sesuai dengan penelitian oleh

Spencer et al (2006) yang menyatakan bahwa pemahaman materi konseling lebih

dapat diterima oleh wanita.

Penyakit DM merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif yang tidak

dapat disembuhkan akan tetapi penderita DM dapat hidup normal sepanjang

hidupnya jika mematuhi empat pilar utama penanganan penderita DM yang

meliputi : edukasi, pengaturan makanan, latihan jasmani dan obat-obatan anti

diabetik (Price, 2006; Perkeni,2006). Salah satu pilar yang paling penting adalah

edukasi, setiap penderita DM diharapkan memahami akan penyakit dan

penatalaksanaan diet penderita DM. Keberhasilan konseling gizi harus

memperhatikan beberapa hal, antara lain kebutuhan pasien terkait dengan

penyakit yang diderita, keinginan pribadi pasien untuk berubah, dan kemampuan

konselor untuk membuat perubahan pada pasien DM (Bantle et al, 2006).

Page 64: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Disamping itu pendidikan memegang peranan secara tidak langsung terhadap

pemahaman materi konseling gizi. Berdasarkan hasil penelitian sebagian sampel

mempunyai pendidikan sekolah menengah pertama sebesar 43.75% untuk leaflet

sedangkan sampel yang mendapat booklet mempunyai latar belakang pendidikan

SMP dan SMA sebesar 31.25%. Edukasi bagi penderita DM dapat dilakukan

melalui kegiatan konseling gizi. Penelitian Gans ect (2003) menyatakan bahwa

sebelum dilakukan konseling gizi perlu dilakukan kegiatan penilaian gizi dan

aktivitas fisik dengan menggunakan REAP (The Rapid Eating and Activity

Assessment for Patients), hal ini untuk menilai masalah gizi apa yang dialami dan

tingkat aktivitas penderita DM.

Edukasi pada penderita DM dilakukan dengan metode konseling, dengan

memanfaatkan media berupa leaflet maupun booklet. Penggunaan media

konseling dibutuhkan untuk memudahkan pemahaman penderita DM akan materi

yang disampaikan. Hasil penelitian menunjukkan sebelum konseling pada kedua

kelompok baik yang menggunakan media leaflet maupun booklet hampir semua

subyek penelitian memiliki tingkat pengetahuan kurang baik, pada kelompok

media leaflet terdapat sebanyak 14 orang (87.5%) dan pada kelompok booklet

sebanyak 11 (68,7%). Pada kedua kelompok ini kemudian diberikan konseling

tentang penatalaksanaan diet pada penderita DM. Penilaian tingkat pengetahuan

subyek setelah konseling menunjukkan hasil sebanyak 12 orang (75%) masih

berpengetahuan kurang baik pada kelompok leaflet dan 8 orang (50%) pada

kelompok booklet. Adapun hasil uji statistik dengan menggunakan uji

independent t-test pada kedua kelompok menunjukkan hasil ada perbedaan yang

Page 65: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikan dengan p value (0,010) < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya

perbedaan yang nyata rata-rata selisih peningkatan skor pengetahuan pada

kelompok leaflet ( 9.375 ± 8.625) dibandingkan dengan selisih rata-rata skor

pengetahuan kelompok booklet (17.000± 7.099). Media edukasi berupa leaflet

maupun booklet memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapun

kelebihan booklet dibandingkan dengan leaflet antara lain kelebihan booklet

lainnya adalah booklet dibandingkan dengan leaflet yaitu lebih terperinci dan jelas

karena lebih banyak informasi yang bisa mengulas tentang pesan yang

disampaikan (Depkes, 2004). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Abdurachim dkk (2006) tentang penggunaan media leaflet berpengaruh

terhadap pengetahuan pasien diabetes melitus. Suppapitiporn S dkk (2005) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa konseling yang dilakukan dengan menggunakan

bantuan media konseling baik berupa booklet maupun media yang lainnya akan

mendapatkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan tanpa bantuan media

dalam proses konseling. Leaflet dan booklet merupakan media edukasi yang

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan tetapi keduanya telah

memuat informasi dasar tentang pengaturan makanan pada penderita DM.

Meningkatnya pengetahuan penderita DM tentang penatalaksanaan

penyakit DM diharapkan dapat memperbaiki tingkat konsumsi gizi terutama

konsumsi energi setiap harinya. Hasil penelitian sebelum konseling gizi dengan

media leaflet yang termasuk kategori konsumsi energi baik didapatkan hasil

sebanyak 13 orang (81.2%) sedangkan sebelum konseling gizi pada kelompok

booklet konsumsi energi dengan ketegori baik sebanyak 12 orang (75 %). Adapun

Page 66: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tingkat konsumsi energi sampel setelah konseling dengan menggunakan media

leaflet dengan kategori baik sebanyak 15 orang (93,7%) dengan tingkat konsumsi

baik pada kelompok booklet sebanyak 16 orang (100%). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan adanya peningkatan ketaatan jumlah subyek dengan tingkat

konsumsi energi mendekati standar diet yang dibutuhkan subyek pada kelompok

booklet lebih banyak jika dibandingkan pada kelompok media leaflet. Hasil uji

statistik dengan menggunakan uji t-test independent terhadap tingkat konsumsi

energi antara 2 kelompok leaflet dan booklet didapatkan nilai p (0.670) > 0,05,

yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Hal

ini menunjukkan bahwa kedua media memiliki pengaruh yang sama dalam hal

memperbaiki tingkat konsumsi energi penderita DM. Sedangkan rata-rata selisih

penurunan asupan energi pada kelompok leaflet (-120.875 ± 65.195)

dibandingkan dengan selisih rata-rata asupan energi kelompok booklet

(-132.750 ± 89.056). Penurunan ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan

mendekati standar yang diberikan rumah sakit sesuai dengan anjuran. Menurut

Moehyi (1995) bahwa konsumsi makanan pasien di rumah sakit dipengaruhi oleh

faktor psikologis pasien selama perawatan. Pasien cenderung mengikuti nasehat

dokter dan mengkonsumsi makanan yang telah disediakan dari rumah sakit.

Demikian juga pada pasien setelah pulang pasien akan mengikuti anjuran/ nasehat

pada saat konseling gizi dalam rangka mengendalikan kadar gula darah. Media

leaflet maupun booklet keduanya telah memuat informasi dasar tentang

pengaturan diet/makanan khususnya pada penderita DM. Adanya informasi

tentang pengaturan diet DM ini diharapkan dapat menjadi pedoman para penderita

Page 67: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DM didalam mengatur konsusmsinya sehari-hari sehingga tingkat konsumsi

energinya dapat dikendalikan dengan baik.

Kadar gula darah puasa subyek penelitian sebelum konseling didapatkan

sebanyak 16 orang (100%) kadar gula darahnya tidak terkendali pada kelompok

leaflet dan sebanyak 14 orang (87,5%) pada kelompok booklet. Adapun setelah

konseling dengan media leaflet dan booklet didapatkan hasil sebanyak 15 orang

(93.7%) dengan kadar gula darah puasa terkendali pada kelompok leaflet dan

sebanyak 16 orang (100%) pada kelompok booklet kadar gula darah puasanya

terkendali. Hasil uji statistik dengan uji t-tes independent sample diperoleh nilai p

(0,0.041) < 0,05 hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kadar gula

darah puasa baik pada kelompok leaflet maupun kelompok booklet. Sedangkan

rata-rata selisih penurunan kadar gula darah puasa pada kelompok leaflet

(-87.812 ± 29.103) dibandingkan dengan selisih rata-rata gula darah puasa

kelompok booklet (-116.062 ± 44.159). Pada kelompok leaflet hanya terdapat 1

orang subyek penelitian yang kadar gula darah puasanya masih tidak terkendali

sedangkan pada kelompok booklet tidak didapatkan subyek yang kadar gula darah

puasanya tidak terkendali. Suppapitiporn S dkk (2005) dalam penelitiannya

mendapatkan hasil adanya perbedaan kadar gula darah pada kelompok yang

mendapatkan edukasi dengan menggunakan media jika dibandingkan dengan

kelompok yang diberikan edukasi tanpa menggunakan media. Booklet merupakan

salah satu media edukasi yang cukup baik untuk digunakan dalam kegiatan

konseling bagi penderita DM

Page 68: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kadar gula darah 2 Jam Post Prandial subyek penelitian sebelum

konseling didapatkan sebanyak 16 orang (100%) kadar gula darahnya tidak

terkendali pada kelompok leaflet dan sebanyak 16 orang (100%) pada kelompok

booklet. Adapun setelah konseling dengan media leaflet dan booklet didapatkan

hasil sebanyak 14 orang (87,5%) kadar gula darah 2 Jam Post Prandial terkendali

pada kelompok leaflet dan sebanyak 15 orang (93,7%) pada kelompok booklet

kadar gula darah 2 Jam Post Prandial dalam kategori terkendali. Hasil uji statistic

dengan uji t-tes independent sample diperoleh nilai p (0,043) < 0,05 hal ini

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kadar gula darah 2 Jam Post Prandial

pada kelompok leaflet jika dibandingkan dengan kelompok booklet. Sedangkan

rata-rata selisih penurunan kadar gula darah 2 jam post prandial pada kelompok

leaflet (-100.500 ± 38.742) dibandingkan dengan selisih rata-rata gula darah puasa

kelompok booklet (- 126.937 ± 31.609). Pada kelompok leaflet masih terdapat 2

orang subyek penelitian yang kadar gula darah 2 Jam Post Prandial dalam kategori

tidak terkendali sedangkan pada kelompok booklet hanya terdapat 1 orang yang

kadar gula darah 2 Jam Post Prandia dalam kategori tidak terkendali. Kadar gula

darah puasa dan 2 Jam Post Prandial pada penderita DM akan dapat terkendali

jika didukung dengan penatalaksanaan penderita DM yang baik. Empat pilar

utama dalam pentalaksanaan penderita DM ini meliputi Edukasi, Pengaturan

Makanan / Diet, latihan jasmani dan Obat-obatan pengendali kadar gula. Dari

keempat pilar tersebut edukasi merupakan faktor yang paling determinan

menentukan keberhasilan pilar-pilar yang lainnya. Edukasi pada penderita DM

yang berhasil baik akan berpengaruh pada terkendalinya tingkat konsumsi energi,

Page 69: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apabila hal ini ditunjang dengan latihan jasmani maka kadar gula darah akan dapat

dengan mudah dikendalikan meskipun tanpa obat-obatan pengendali kadar gula

darah (Perkeni, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan penatalaksanaan

pada penderita DM sangat dipengaruhi oleh adanya sebuah edukasi yang

berkualitas. Penderita DM akan dapat tetap terkendali kadar gula darahnya jika

memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit DM, memiliki kepercayaan diri

untuk dapat mengelola penyakit DM dengan baik dan optimis akan keadaan

kesehatannya. Semua ini akan dapat terwujud jika penderita DM mendapat

edukasi DM secara komprehensif dan intensif, dimana edukasi ini tidak hanya

dilakukan di tempat pelayanan kesehatan di ruamh sakit saja akan tetapi juga

diperlukan adanya edukasi tentang DM melalui kegiatan pelayanan kesehatan

dasar di puskesmas maupun kegiatan kemasyarakatan yang lainnya. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dr. Elliot Joslin yang menyatakan bahwa pengobatan penderita

DM membutuhkan adanya pusat-pusat pendidikan/edukasi penyakit DM yang

berbasis komunitas (Sonya-Celeste et.al, 2006)

Page 70: PROGRAM PASCASARJANA HUMAN NUTRITION … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEK KONSELING GIZI DENGAN MEDIA LEAFLET DAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan yang nyata selisih skor pengetahuan gizi,gula darah

puasa, dan kadar gula darah 2 jam post prandial pada kelompok

konseling gizi dengan media leaflet dan booklet.

2. Tidak terdapat perbedaan yang nyata selisih asupan energi pada

kelompok konseling gizi dengan media leaflet dan booklet.

B. Saran

Kegiatan konseling gizi pada pasien diabetes melitus di rumah sakit

yang selama ini hanya menggunakan media leaflet dapat menggunakan

media lain dalam bentuk booklet.

46