Prognosis Penyakit

7
2. Trauma Tumpul •Tension pneumothoraks •Trauma tracheobronkhial •Flail Chest •Ruptur diafragma •Trauma mediastinal •Fraktur kosta Prognosis Penyakit 1. Open Pneumothorak Timbul karena trauma tajam, ada hubungan dengan rongga pleurasehingga paru menjadi kuncup. Seringkali terlihat sebagai luka padadinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chestwound ). Apabila luban ini lebih besar dari pada 2/3 diameter trachea,maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dadadibandingkan melewati mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat 2. Tension Pneumothorak Adanya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tensionpneumothorak. Apabila ada mekanisme ventil karena lubang pada parumaka udara akan semakin banyak pada sisi rongga pleura, sehinggamengakibatkan : •Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat •Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul syok Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera, sedangkan pada auskultasi bunyi vesikuler menurun. 3. Hematothorak masif Pada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. Ada perkusi terdengar redup, sedang vesikuler menurun pada auskultasi.

Transcript of Prognosis Penyakit

Page 1: Prognosis Penyakit

2. Trauma Tumpul•Tension pneumothoraks•Trauma tracheobronkhial•Flail Chest•Ruptur diafragma•Trauma mediastinal•Fraktur kosta

Prognosis Penyakit

1. Open Pneumothorak

Timbul karena trauma tajam, ada hubungan dengan rongga pleurasehingga paru menjadi kuncup. Seringkali terlihat sebagai luka padadinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chestwound ). Apabila luban ini lebih besar dari pada 2/3 diameter trachea,maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang dadadibandingkan melewati mulut sehingga terjadi sesak nafas yang hebat

2. Tension Pneumothorak

Adanya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tensionpneumothorak. Apabila ada mekanisme ventil karena lubang pada parumaka udara akan semakin banyak pada sisi rongga pleura, sehinggamengakibatkan :

•Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat

•Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul syok

Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera, sedangkan

pada auskultasi bunyi vesikuler menurun.

3. Hematothorak masif

Pada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. Ada

perkusi terdengar redup, sedang vesikuler menurun pada auskultasi.

4. Flail Chest

Tulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2 iga sehingga ada satusegmen dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan. Pada ekspirasisegmen akan menonjol keluar, pada inspirasi justru masuk kedalam yangdikenal dengan pernafasan paradoksal

Page 2: Prognosis Penyakit

G. Patofisiologi

Dada merupakan organ besar yang membuka bagian dari tubuh yang sangatmudah terkena tumbukan luka. Karena dada merupakan tempat jantung,paru dan pembuluh darah besar. Trauma dada sering menyebabkangangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak dan isinya dapatmembatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuanparu untuk pertukaran udara dan osigen darah. Bahaya utama berhubungandengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadaporgan

Luka dada dapat meluas dari benjolan yang relatif kecil dan goresan yangdapat mengancurkan atau terjadi trauma penetrasi. Luka dada dapat berupapenetrasi atau non penetrasi ( tumpuln ). Luka dada penetrasi mungkindisebabkan oleh luka dada yang terbuka, memberi keempatan bagi udaraatmosfir masuk ke dalam permukaan pleura dan mengganggua mekanismeventilasi normal. Luka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan serius bagiparu, kantung dan struktur thorak lain.

H. Tanda Dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala pada trauma thorak :1. Ada jejas pada thorak2. Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi3. Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi4. Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek5. Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan6. Penurunan tekanan darah

7. Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena leher8. Bunyi muffle pada jantung9. Perfusi jaringan tidak adekuat

10.Pulsus paradoksus ( tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan pernapasan ) dapat terjadi dini pada tamponade jantung

I. Pemeriksaan Penunjang

1.Radiologi : X-foto thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral)2.Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.3.Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.4.Hemoglobin : mungkin menurun.5.Pa Co2 kadang-kadang menurun.6.Pa O2 normal / menurun.7.Saturasi O2 menurun (biasanya).8.Toraksentesis : menyatakan darah/cairan.

9.Bila pneumotoraks < 30% atau hematothorax ringan (300cc) terap

Page 3: Prognosis Penyakit

simtomatik, observasi.

10.Bila pneumotoraks > 30% atau hematothorax sedang (300cc) drainasecavum pleura dengan WSD, dainjurkan untuk melakukan drainase dengancontinues suction unit.

11.Pada keadaan pneumothoraks yang residif lebih dari dua kali harus

dipertimbangkan thorakotomi

12.Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih

dari 800 cc segera thorakotomi.

J. Komplikasi

1.Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.

2.Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-emfisema

pembedahan.

3.Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur

klep jantung.4.Pembuluh darah besar : hematothoraks.5.Esofagus : mediastinitis.

6.Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal

(Mowschenson, 1990).

K. Penatalaksanaan

1.BullowDrainage / WSDPada trauma toraks, WSD dapat berarti :a.Diagnostik :

Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil,sehingga dapat ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak,sebelum penderita jatuh dalam shock.

b.Te r a p i:

Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura.Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga "mechanis ofbreathing" dapat kembali seperti yang seharusnya.

c.Preventive :

Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura

Page 4: Prognosis Penyakit

sehingga "mechanis of breathing" tetap baik.

2.Perawatan WSD dan pedoman latihanya :

a.Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.

Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan penggantiverband 2 hari sekali, dan perlu diperhatikan agar kain kassa yangmenutup bagian masuknya slang dan tube tidak boleh dikotoriwaktu menyeka tubuh pasien.

b.Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit

yang hebat akan diberi analgetik oleh dokter.

c.Dalam perawatan yang harus diperhatikan :

•Penetapan slang.

Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yangdimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien,sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.

•Pergantian posisi badan.

Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasangbantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang,melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil

mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas

yang cedera.

d.Mendorong berkembangnya paru-paru.

•Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.

•Latihan napas dalam.

•Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan

batuk waktu slang diklem.

•Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.

e.Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.

Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc.Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukantorakotomi.

Jika banyaknya hisapan

Page 5: Prognosis Penyakit

bertambah/berkurang,

perhatikan juga secara bersamaan keadaan pernapasan.

f.Suction harus berjalan efektif :Perhatikan setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dansetiap 1 - 2 jam selama 24 jam setelah operasi.

•Perhatikan banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien,

warna muka, keadaan pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.

•Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuaipetunjuk jika suction kurang baik, coba merubah posisi pasiendari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miringbagian operasi di bawah atau di cari penyababnya misal : slangtersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak,atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dindingparu-paru.

g.Perawatan "slang" dan botol WSD/ Bullow drainage.

oCairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa

cairan yang keluar kalau ada dicatat.

oSetiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan

adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.

oPenggantian botol harus "tertutup" untuk mencegah udara

masuk yaitu meng"klem" slang pada dua tempat dengan kocher.

oSetiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas

botol dan slang harus tetap steril.

oPenggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-

sendiri, dengan memakai sarung tangan.

oCegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga

dada, misal : slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll.

h.Dinyatakan berhasil, bila :

oParu sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik dan

radiologi.

Page 6: Prognosis Penyakit

oDarah cairan tidak keluar dari WSD / Bullow drainage.

oTidak ada pus dari selang WSD.

3. Therapy

•Chest tube / drainase udara (pneumothorax).

•WSD (hematotoraks).

•Pungsi.

•Torakotomi.

•Pemberian oksigen.

•Antibiotika.

•Analgetika.

•Expectorant.