Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

20
Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID-19 pada Orang dengan HIV/AIDS yang Dirawat sebagai Suspek atau Terkonfirmasi SARS-CoV-2 15 JULI 2021 Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 Data untuk respons kesehatan masyarakat

Transcript of Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

Page 1: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID-19 pada Orang dengan HIV/AIDS yang Dirawat sebagai Suspek atau Terkonfirmasi SARS-CoV-2

15 JULI 2021

Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 Data untuk respons kesehatan masyarakat

Page 2: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

© World Health Organization 2021.

Sebagian hak dilindungi. Karya ini tersedia berdasarkan lisensi CC BY-NC-SA 3.0 IGO.

Nomor referensi WHO: WHO/2019-nCoV/Clinical/HIV/2021.1

Page 3: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

3

Daftar Isi

Ucapan terima kasih ...................................................................................................................... 4 Daftar singkatan ............................................................................................................................. 5 Latar belakang ................................................................................................................................ 6 Tujuan Analisis ................................................................................................................................. 6

Metode ............................................................................................................................................. 7 Alat Pengumpulan Data ................................................................................................................... 7

Kriteria Inklusi ................................................................................................................................... 7

Analisis Statistik ............................................................................................................................... 7

Hasil ................................................................................................................................................. 9 Infeksi HIV dan risiko penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit ..................................... 12

Infeksi HIV dan risiko kematian di rumah sakit .............................................................................. 13

Keterbatasan ................................................................................................................................ 15 Kesimpulan ................................................................................................................................... 15 Referensi ....................................................................................................................................... 16 Lampiran 1. Kontributor Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 ............................. 17

Page 4: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

4

Ucapan terima kasih

Health Emergencies Programme WHO mengoordinasikan penyusunan laporan ini dengan kolaborasi Department of Global HIV, STI and Hepatitis Programmes COVID-19 Task Team.

Laporan ini ditulis oleh Dr Silvia Bertagnolio (World Health Organization, Department of Global HIV, STI and Hepatitis Programmes), dengan kolaborasi Dr Soe Soe Thwin (World Health Organization, Department of Sexual and Reproductive Health and Research), Dr Ronaldo Silva (konsultan, Department of Sexual and Reproductive Health and Research), dan Dr Janet Diaz (World Health Organization, Department of Country Readiness Strengthening, Health Emergencies Programme).

Laporan ini menerima kontribusi dari Dr Sairaman Nagarajan (konsultan, World Health Organization), Flaminia Sabbatucci (konsultan, World Health Organization), dan Tn. Firdavs Kurbonov (konsultan, World Health Organization), para penasihat kawasan WHO untuk tatalaksana klinis (Dr John Appiah, Dr Dina Pfeifer, Dr Chiori Kodama, Dr Ludovic Reveiz, Dr Pushpa Wijesinghe, dan Dr Joao Toledo), Dr Jacobus Preller (World Health Organization, Department of Country Readiness Strengthening, Health Emergencies Programme), Dr Pryanka Relan (World Health Organization, Department of Integrated Health Services), Dr Marta Lado (World Health Organization, Department of Country Readiness Strengthening, Health Emergencies Programme) dan Clinical Advisory Group: John Amuasi (Kwame Nkrumah University of Science dan Technology, Ghana); Yaseen Arabi (King Saud University, Arab Saudi); Shabin Ariff (Departemen Anak dan Kesehatan Anak, Kementerian Kesehatan, Pakistan); Lindsey Baden (Harvard Medical School, Amerika Serikat); Lucille Blumberg (National Institute for Communicable Diseases, Afrika Selatan); Paolo Bonfanti (Hospital San Gerardo, Monza, Italia); Bin Cao (China-Japan Friendship Hospital, Tiongkok); Gail Carson (Centre for Tropical Medicine dan Global Health, University of Oxford, Inggris); Robert Fowler (Sunnybrook Health Sciences Centre, Kanada); Rashan Haniffa (University College Hospital, Inggris); Michael Hughes (Harvard TH Chan School of Public Health, Amerika Serikat); Michael Jacobs (Royal Free London NHS Foundation Trust, Inggris); Richard Kojan (ALIMA dan University of Kinshasa, Republik Demokratik Kongo); Yee Sin Leo (National Centre of Infectious Diseases, Kementerian Kesehatan, Singapura); Pisake Lumbiganon (Khon Kaen University, Thailand); Flavia Machado (Federal University of São Paulo, Brazil); Sabue Mulangu (Institut National de Recherche Biomedical, Republik Demokratik Kongo); Roger Paredes (Departament de Salut, Generalitat de Catalunya, Spanyol); Natalia Pshyenshya (Rostov State Medical University, Federasi Rusia); Yinzhong Shen (Fudan University, Tiongkok); Tim Uyeki (Centers for Disease Control dan Prevention, Amerika Serikat); dan Lee Wallis (University of Cape Town, Afrika Selatan).

Ucapan terima kasih yang tulus disampaikan kepada semua fasilitas dan kolaborator yang memberikan kontribusi data perorangan dianonimkan dari pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 suspek atau terkonfirmasi ke Global Clinical Platform WHO. Daftar fasilitas yang berkontribusi kepada analisis ini diberikan di Lampiran.

Page 5: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

5

Daftar singkatan

aHR adjusted hazard ratio aOR adjusted odds ratio ART antiretroviral therapy (terapi antiretroviral) CI confidence interval CRF case reporting form (formulir pelaporan kasus) HIV human immunodeficiency virus ODHIV orang dengan HIV/AIDS WHO World Health Organization

Page 6: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

6

Latar belakang

Bukti yang tersedia dan telah diterbitkan tentang dampak infeksi HIV pada tingkat keparahan dan kematian terkait COVID-19 terbatas dan saling bertolak belakang, dan analisis didasarkan terutama pada kohort kecil dalam situasi-situasi spesifik (1-7).

Sebuah studi kohort di Inggris menemukan bahwa orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) tampak lebih berisiko mengalami kematian (8). Sebuah studi kohort retrospektif di Amerika Serikat menemukan bahwa meskipun ODHIV tidak tampak lebih berisiko terinfeksi, ODHIV lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan yang lebih buruk (terutama karena lebih tingginya angka penyakit berat yang membutuhkan perawatan rumah sakit). Pada sampel pasien ini, risiko perawatan rumah sakit meningkat sesuai perburukan penyakit HIV (9). Data dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa HIV adalah suatu faktor risiko independen untuk kematian di rumah sakit (10).

Data dari meta-analisis juga tidak konsisten. Sebuah meta-analisis menemukan bahwa infeksi HIV tidak terkait dengan dampak buruk (11). Namun, dua meta-analisis menemukan bahwa ODHIV mengalami peningkatan risiko kematian tingkat sedang dibandingkan orang tanpa HIV/AIDS (12, 13).

Bukti-bukti tambahan dari data yang lebih besar dengan perwakilan geografis yang lebih baik diperlukan untuk memperluas pemahaman tentang keterkaitan dalam ko-infeksi HIV dan SARS-CoV-2 dan menjadi panduan diskusi global tentang perawatan klinis yang optimal bagi ODHIV yang terinfeksi SARS-CoV-2.

Untuk memperluas pemahaman tentang karakteristik klinis dan faktor prognosis pada pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, dan untuk menjadi masukan bagi tatalaksana dan intervensi klinis yang optimal, World Health Organization (WHO) mendirikan Global Clinical Platform (Platform Klinis Global), yaitu sebuah basis data berbasis web yang aman dan mencakup data perorangan yang anonim dari pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Global Clinical Platform WHO ditujukan untuk memberikan sistem pengambilan data klinis terstandar untuk melihat karakter riwayat alami COVID-19 kepada Negara Anggota; mengidentifikasi faktor risiko untuk penyakit berat dan dampak buruk lain; dan mendeskripsikan intervensi pengobatan dan hasil perawatan pada orang dewasa, anak-anak, dan sub-populasi lain, termasuk ibu hamil dan ODHIV.

Tujuan Analisis

Laporan ini memberi gambaran demografi, tampilan klinis, hasil klinis, dan faktor risiko pada ODHIV yang pernah dirawat di rumah sakit baik sebagai kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19.

Tujuan analisis ini adalah:

• mendeskripsikan karakteristik dan hasil klinis ODHIV yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19;

• mengkaji apakah ODHIV yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 lebih berisiko mengalami penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit dan lebih berisiko meninggal di rumah sakit dibandingkan orang-orang yang tidak terinfeksi HIV; dan

• mengkaji faktor risiko terkait penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit dan faktor risiko kematian di rumah sakit pada ODHIV yang dirawat akibat COVID-19.

Page 7: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

7

Metode

Kami menjalankan analisis awal atas data klinis individu yang dianonimkan yang diserahkan ke Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 antara 1 Januari 2020 dan 29 April 2021 oleh sejumlah pusat data nasional dan fasilitas pelayanan kesehatan sentinel dari 37 negara.

Alat Pengumpulan Data

Ada dua opsi untuk mengontribusikan data ke Global Clinical Platform WHO: i) penggunaan Case Report Form (CRF/Formulir Pelaporan Kasus) WHO, yang tersedia dalam bentuk kertas maupun elektronik dan ii) data yang dimasukkan ke dalam sistem atau basis data lokal. Untuk data lokal, variabel-variabel terkait dipetakan dan disesuaikan dengan kamus data CRF WHO dan ditransfer ke Global Clinical Platform WHO yang disimpan di OpenClinica.

CRF WHO berisi suatu set standar variabel, yang meliputi demografi, tingkat keparahan, pengobatan, komorbiditas, dan hasil klinis (pulang hidup, kematian di rumah sakit, pemindahan ke fasilitas lain untuk dirawat lebih lanjut, tetap di rumah sakit saat data dimasukkan, dan pulang ke perawatan paliatif atau hospis). CRF dibagi menjadi tiga modul. Modul 1 diisi pada hari pertama perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, modul 2 diisi setiap hari selama di rumah sakit sesuai ketersediaan sumber daya, dan modul 3 diisi pada saat pulang atau kematian. CRF ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Mandarin, Inggris, Portugis, Prancis, Rusia, dan Spanyol.

Kriteria Inklusi

Semua pasien terlepas dari usia, dengan status HIV yang diketahui dan dirawat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan akibat COVID-19 terkonfirmasi laboratorium atau suspek dimasukkan ke dalam analisis ini.

Analisis Statistik

Analisis deskriptif dan regresi dilakukan untuk merangkum karakteristik demografis dan klinis dan untuk mengevaluasi hubungan karakteristik tersebut dengan status HIV, tingkat keparahan penyakit saat masuk rumah sakit, dan kematian di rumah sakit. Laporan yang datanya tidak lengkap disingkirkan saat menentukan distribusi di berbagai hasil yang diamati, dan uji Chi-square dan student t-test digunakan untuk mengkaji hubungan antara karakteristik klinis dan hasil klinis.

Dua hasil klinis yang menjadi perhatian adalah kematian di rumah sakit (ya vs. tidak) dan keparahan klinis, yang didefinisikan sebagai berikut. Kasus didefinisikan sebagai berat atau kritis jika memenuhi salah satu atau lebih kondisi berikut saat masuk rumah sakit: 1) SpO2 <90%; 2) laju pernapasan >30 napas/menit pada orang dewasa dan anak-anak di atas 5 tahun; 3) menerima oksigenasi membran ekstrakorporeum (extracorporeal membrane oxygenation); 4) masuk ke intensive care unit (unit perawatan intensif); 5) menerima inotrop atau vasopresor; dan 6) menerima terapi oksigen atau ventilator. Kasus yang tidak memenuhi kondisi apa pun di atas dan kasus yang memenuhi kondisi-kondisi berikut dideskripsikan sebagai kasus ringan atau sedang: 1) SpO2 ≥90% tanpa suplemen oksigen; 2) laju pernapasan ≤30 napas/menit pada orang dewasa dan anak-anak di atas 5 tahun, dan 3) tidak menerima terapi oksigen atau ventilator.

Page 8: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

8

Model regresi logistik yang menggunakan generalised estimating equations (GEE) digunakan untuk mengevaluasi apakah infeksi HIV merupakan suatu risiko untuk penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit, dan model proportional hazards (yang disesuaikan dalam hal estimasi varian untuk pengelompokan tingkat negara) digunakan untuk mengevaluasi apakah infeksi HIV merupakan suatu risiko untuk kematian. Usia (≤65 tahun, >65 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki, perempuan) dengan indikator biner untuk status positif HIV (ya, tidak) dimasukkan di dalam model ini secara a priori.

Kovariat dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam model saat >80% data yang dilaporkan tidak cukup berkolerasi dengan variabel-variabel lain dengan nilai ambang matriks korelasi >0,8, dan kovariat tersebut dihubungkan dengan hasil klinis (keparahan, kematian) dan pajanan (status HIV) dengan tingkat p<0,10. Setelah pemilihan kovariat, kovariat tersebut dimasukkan di dalam model akhir jika kemudian kovariat tersebut diketahui signifikan dengan tingkat p <0,05.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, kondisi-kondisi penyerta berikut dimasukkan ke dalam analisis: penyakit jantung kronis, diabetes, hipertensi, penyakit paru kronis, tuberkulosis, asma, dan tumor ganas. Model kedua meliputi kategori jumlah kondisi penyerta atau “beban komorbiditas” (tidak ada, 1-2 kondisi penyerta, ≥3 kondisi penyerta) untuk menentukan apakah jumlah kondisi dan bukan masing-masing kondisi tersebut, yang berdampak pada penyakit berat atau kritis dan kematian.

Sebuah analisis sub-kelompok dengan stratifikasi kematian berdasarkan kawasan geografis WHO untuk menentukan dampak Kawasan WHO asal pada kematian juga dilakukan. Analisis regresi diulang pada sampel ODHIV yang terbatas untuk menilai faktor risiko tingkat keparahan penyakit pada saat masuk rumah sakit (model logistik) dan faktor risiko kematian (model proportional hazard).

Dalam analisis sensitivitas, model regresi diulang dengan menyingkirkan individu dari Afrika Selatan, yang menjadi kontributor utama data dan merupakan 94,6% data.

Semua analisis dilakukan pada SAS versi 9.4 (Copyright (c) 2016 by SAS Institute Inc., Cary, North Carolina, Amerika Serikat) atau R versi 3.6.3 (R: A Language and Environment for Statistical Computing, R Core Team, R Foundation for Statistical Computing, Wina, Austria 2020, https://www.R-project.org) dan peta digambar dengan ARCGIS Pro Release 2.5.0 (Environmental Systems Research Institute (ESRI), 2020. Redlands, California, Amerika Serikat).

Page 9: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

9

Hasil

Per 29 April 2021, 37 negara telah berkontribusi dalam mengumpulkan data ke Global Clinical Data Platform WHO untuk COVID-19 dengan informasi klinis dari 268 412 pasien rumah sakit yang suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (Gbr. 1a). Kontribusi 24 negara mencakup data klinis tentang ODHIV (Gbr. 1b).1

Dalam sampel global ini, 9,2% (15 522/168 649) kasus dirawat di rumah sakit karena suspek atau terkonfirmasi COVID-19 positif HIV, dan 96,1% (14 914/15 522) ODHIV di dalam analisis berasal dari Kawasan WHO Afrika, di mana 94,6% (14 682/15 522) kasus dilaporkan dari Afrika Selatan saja.

Di antara ODHIV, 37,1% (5737/15 442) adalah laki-laki, rerata usia 45,5 tahun, 91,8% (8842/9631) menjalani terapi antiretroviral (ART/antiretroviral therapy), dan 36,2% (5613/15 522) mengalami penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit. Pada kasus-kasus berat, 89,8% (5039/5611) berusia ≤65 tahun dan 39,1% (2187/5596) adalah laki-laki. Secara keseluruhan, rerata jarak waktu antara masuk rumah sakit dan kematian atau waktu pulang adalah 9,5 hari (SD 13,4, n = 14 776).

Gbr. 1a. Negara-negara kontributor data klinis ke Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 per 29 April 2021

1 Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Belarus, Brazil, Chile, Republik Dominika, Guinea, India, Inggris, Italia, Jerman, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Panama, Prancis, Romania, Federasi Rusia, Spanyol, Tiongkok, Yordania, Zambia, Zimbabwe

Page 10: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

10

Gbr. 1b. Negara-negara1 kontributor data klinis tentang orang dengan HIV/AIDS ke Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 per 29 April 2021

Tabel 1. Karakteristik demografis orang dengan HIV/AIDS yang dirawat di rumah sakit karena suspek atau terkonfirmasi COVID-19

Karakteristik Orang dengan HIV/AIDS (n=15 522) n %

Usia ≤65 tahun 14 101 92.6 >65 tahun 1 132 7.4 Kelompok usia ≤18 tahun 229 1.5

18-45 tahun 7513 49.3 46-65 tahun 6359 41.7 66-75 tahun 920 6.0 >75 tahun 212 1.4 Jenis kelamin Laki-laki 5737 37.2

Perempuan 9705 62.9 Hamil Ya 729 7.5 Tenaga kesehatan Ya 328 2.2

Tidak 14 636 97.8

Page 11: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

11

Gbr. 2. Distribusi orang dengan HIV/AIDS yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 berdasarkan usia dan jenis kelamin

Kondisi penyerta2 pada ODHIV ditunjukkan di Gbr. 3. Kondisi penyerta yang paling banyak ditemui adalah hipertensi (33,2%), diabetes (22,7%), dan obesitas (16,9%). 55,5% (7752/13 975) ODHIV dilaporkan mengalami satu atau lebih kondisi penyerta saat masuk rumah sakit. Di antara kelompok tersebut, 61% dilaporkan mengalami satu kondisi penyerta, dan 28,7% dilaporkan dua kondisi penyerta. 10% mengalami tiga atau lebih kondisi penyerta. 13% (1548/11 873) dilaporkan sedang atau pernah mengalami koinfeksi tuberkulosis.

Gbr. 3. Frekuensi kondisi penyerta pada ODHIV yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19

2 Asplenia, asma, diabetes, gangguan neurologis kronis, hipertensi, merokok, penyakit ginjal kronis, penyakit jantung kronis, penyakit liver kronis, penyakit paru kronis, tuberkulosis, tumor ganas. 3 Obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh >30

Page 12: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

12

23,1% (3578/15 463) ODHIV yang hasil perawatannya diketahui meninggal saat dirawat di rumah sakit. Kematian dan hasil klinis lain pada ODHIV dengan presentasi penyakit berat/kritis atau penyakit ringan/sedang ditunjukkan di Gbr. 4.

Gbr. 4. Hasil klinis pada ODHIV yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19, menurut tingkat keparahan penyakit saat masuk rumah sakit

Hasil klinis mencakup 1) pulang ke rumah, 2) meninggal di rumah sakit, 3) dipindahkan (ke fasilitas lain untuk perawatan lebih lanjut), 4) tetap di rawat pada saat data dimasukkan, dan 5) dipulangkan ke perawatan paliatif atau hospis

Infeksi HIV dan risiko penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit

Kami mengkaji apakah infeksi HIV secara independen terkait dengan peningkatan risiko COVID-19 berat atau kritis saat pasien masuk rumah sakit.

Pada populasi pasien rumah sakit, ODHIV lebih berisiko mengalami penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit (aOR 1,06, 95% CI 1,02–1,11) dibandingkan orang dengan HIV negatif, setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, dan adanya kondisi penyerta (diabetes, tuberkulosis, tumor ganas, penyakit jantung kronis, dan penyakit paru kronis). Dengan tidak memasukkan kondisi penyerta melainkan jumlah kondisi penyerta (beban komorbiditas) ke dalam model, kami menemukan risiko yang mirip untuk penyakit berat atau kritis (aOR 1,13, 95% CI 1,09–1,17) (Gbr. 5).

Analisis sensitivitas diulang untuk menilai dampak negara asal pada hasil tingkat keparahan. Setelah data dari Afrika Selatan dikesampingkan, tersedia data dari 38 774 kasus. Dari kasus-kasus tersebut, 840 adalah ODHIV, dan informasi tingkat keparahan tersedia untuk 425 kasus. Dalam analisis ini status positif HIV tetap menjadi faktor risiko independen untuk penyakit berat/kritis saat masuk rumah sakit (aOR 2,27, 95% CI 1,73–2,97) setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, dan keberadaan kondisi penyerta (diabetes, tumor, dan penyakit jantung kronis).

Faktor-faktor risiko terkait penyakit berat/kritis pada orang dengan HIV yang masuk rumah sakit akibat COVID-19

Kami menilai hubungan antara faktor risiko potensial dan penyakit berat/kritis saat pasien masuk rumah sakit dalam sampel ODHIV ini. Setelah menyesuaikan usia, jenis kelamin, dan kondisi penyerta (diabetes dan hipertensi), kami menemukan bahwa ODHIV yang berusia >65 tahun (aOR 1,62, 95% CI 1,41–1,87), laki-laki (aOR 1,21, 95% CI 1,23–1,31), dan memiliki kondisi diabetes (aOR 1,10, 95% CI 1,03–1,22) atau hipertensi (aOR 1,54, 95% CI 1,41–1,68) lebih

Page 13: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

13

berisiko mengalami penyakit berat atau kritis saat masuk rumah sakit setelah faktor-faktor risiko lain dikontrol. Semua angka estimasi bermakna dengan p <0,0001 (lihat Gbr. 5 di bawah).

Gbr. 5. Infeksi HIV dan risiko penyakit COVID-19 berat atau kritis saat pasien masuk rumah sakit

Bagian atas bagan ini menunjukkan infeksi HIV sebagai sebuah faktor risiko independen yang signifikan untuk COVID-19 berat atau kritis, setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, beban kondisi penyerta (aOR/adjusted odds ratio). Bagian bawah bagan menunjukkan aOR untuk setiap faktor risiko COVID-19 berat atau kritis pada ODHIV, setelah faktor-faktor risiko lain dikontrol.

Infeksi HIV dan risiko kematian di rumah sakit

Infeksi HIV secara independen terkait dengan peningkatan risiko kematian (aHR 1,29, 95% CI 1,23–1,35) dibandingkan populasi negatif HIV, setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, keparahan penyakit, dan kondisi penyerta (diabetes, penyakit paru kronis, dan tumor ganas).

Diketahui terdapat risiko yang mirip (aHR 1,30, 95% CI 1,24–1,36) setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, tingkat keparahan saat pasien masuk rumah sakit, dan jumlah kondisi penyerta (beban komorbiditas) (Gbr. 6).

Keberadaan satu atau dua kondisi penyerta (aHR 1,40, 95% CI 1,37–1,43) dan keberadaan tiga atau lebih kondisi penyerta (aHR 1,50, 95% selang kepercayaan 1,44–1,56) dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. Semua angka estimasi bermakna dengan p <0,0001.

Kami melakukan analisis sub-kelompok, dengan membagi risiko kematian berdasarkan kawasan geografis WHO. Setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, kondisi penyerta, dan kondisi klinis saat pasien masuk rumah sakit (penyakit ringan/sedang dibandingkan berat/kritis), infeksi HIV secara independen terkait dengan peningkatan risiko kematian di rumah sakit di Kawasan WHO Afrika (aHR 1,29, 95% CI 1,23–1,34) tetapi tidak di Kawasan WHO Eropa (aHR 0,59, 95% CI 0,29–1,2) maupun Kawasan WHO Amerika (aHR 0,92, 95% CI 0,37–2,31). Untuk Kawasan-Kawasan lain, pemodelan hasil klinis kematian tidak memungkinkan karena keterbatasan jumlah sampel.

Analisis sensitivitas diulang untuk menilai dampak negara asal pada hasil kematian. Setelah data dari Afrika Selatan dikesampingkan (sehingga terdapat 311 kasus positif HIV dibandingkan 7474 kasus negatif HIV dengan hasil perawatan yang diketahui), risiko kematian pada ODHIV yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 tetap lebih tinggi, tetapi tidak signifikan secara statistik (aHR 1,16, 95% CI 0,90–1,51). Penyesuaian untuk kovariat-kovariat selain jenis kelamin dan usia tidak memungkinkan karena keterbatasan jumlah sampel.

Page 14: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

14

Gbr. 6. Infeksi HIV dan risiko kematian di rumah sakit untuk COVID-19

Bagian atas bagan ini menunjukkan infeksi HIV sebagai sebuah faktor risiko independen yang signifikan untuk kematian di rumah sakit akibat COVID-19, setelah disesuaikan usia, jenis kelamin, beban kondisi penyerta (aHR/adjusted hazard ratio). Bagian bawah bagan menunjukkan aOR untuk setiap faktor risiko untuk kematian di rumah sakit pada ODHA, setelah faktor risiko lain dikontrol.

Faktor risiko terkait kematian di rumah sakit pada orang dengan HIV yang masuk rumah sakit akibat suspek atau terkonfirmasi COVID-19

Kami juga mengkaji hubungan antara faktor risiko potensial untuk kematian di rumah sakit dalam sampel ODHIV ini. Pada ODHIV, berusia >65 tahun (aHR 1,82, 95% CI 1,62–2,04), laki-laki (aHR 1,21, 95% CI 1,15–1,28), memiliki kondisi diabetes (aHR 1,50, 95% CI 1,39–1,62), dan hipertensi (aHR 1,26, 95% CI 1,19–1,34) lebih berisiko mengalami kematian di rumah sakit setelah faktor risiko lain dikontrol. Semua angka estimasi bermakna dengan p <0,0001 (Gbr. 6, bagian bawah).

Page 15: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

15

Keterbatasan

Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 adalah sebuah inisiatif yang terus berkembang, dan sudah ada langkah-langkah untuk meningkatkan harmonisasi pengumpulan data. Tidak semua fasilitas yang menyerahkan data kepada platform WHO menggunakan CRF WHO, sehingga dapat berkontribusi terhadap heterogenitas dan ketidaklengkapan data. Tidak adanya informasi tentang ART (hanya tersedia untuk 40% kasus), menjadi keterbatasan besar dari data yang ada di dalam Platform WHO, sehingga analisis bermakna atas hasil klinis (tingkat keparahan saat pasien masuk rumah sakit dan kematian di rumah sakit) dengan pembedaan status ART tidak dapat dilakukan.

Beberapa negara menyumbang data yang diambil dari pusat informasi nasional untuk pasien yang dirawat, sedangkan negara-negara lain menyumbang data data dari klinik atau klinik sentinel dengan convenience sample. Karena itu, rendahnya keterwakilan dan kemungkinan bias pemilihan dapat membatasi generalisasi temuan ini.

Dalam analisis ini, sebagian besar data berasal dari Afrika Selatan. Meskipun keadaan ini dapat membatasi generalisasi hasilnya, patut diingat bahwa negara ini adalah episentrum pandemi HIV dan mengalami epidemi AIDS terbesar di dunia, dengan 20% ODHA di seluruh dunia dan 20% infeksi HIV baru.

Tidak semua faktor risiko yang mungkin relevan, seperti indeks massa tubuh, dipertimbangkan di dalam model regresi karena tidak memadainya data yang dilaporkan; dan hal ini dapat berpengaruh pada temuan kami. Selain itu, temuan hanya mengacu pada kematian di rumah sakit dan tidak menangkap informasi tentang hasil klinis pasca-pemulangan, sehingga dapat berpotensi mengabaikan dampak infeksi HIV pada kematian keseluruhan akibat COVID-19.

Kesimpulan

HIV tampaknya adalah faktor risiko independen yang signifikan untuk penyakit berat atau kritis pada saat pasien masuk rumah sakit dan kematian di rumah sakit.

Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang karakteristik klinis dan dampak tatalaksana pada pasien yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19, WHO akan terus memperluas pengumpulan dan analisis data klinis pasien yang dirawat dengan dan tanpa HIV melalui Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 dan mendorong negara-negara dan pemangku kepentingan untuk menyumbang data yang dianonimkan.

Seiring terus meluasnya kontribusi data, generalisasi temuan akan meningkat dan memberikan masukan untuk tatalaksana klinis yang optimal pada populasi rentan dengan ko-infeksi ini. Analisis ini akan dimutakhirkan secara berkala untuk meningkatkan pemahaman kita akan karakteristik klinis dan tatalaksana orang dengan HIV/AIDS yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.

Page 16: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

16

Referensi

1. Mirzaei H, McFarland W, Karamouzian M, Sharifi H. COVID-19 Among People Living with HIV: A Systematic Review. 2021;25:85-92. doi: 10.1007/s10461-020-02983-2.

2. Cooper TJ, Woodward BL, Alom S, Harky A. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) outcomes in HIV/AIDS patients: a systematic review. 2020;21:567-77. doi: 10.1111/hiv.12911.

3. Costenaro P, Minotti C. SARS-CoV-2 infection in people living with HIV: a systematic review. 2021;31:1-12. doi: 10.1002/rmv.2155.

4. Zheng Z, Peng F, Xu B, Zhao J, Liu H, Peng J et al. Risk factors of critical & mortal COVID-19 cases: A systematic literature review and meta-analysis. J Infect. 2020;81:e16-e25. doi: 10.1016/j.jinf.2020.04.021.

5. Boulle A, Davies MA, Hussey H, Ismail M, Morden E, Vundle Z et al. Risk factors for COVID-19 death in a population cohort study from the Western Cape Province, South Africa. Clin Infect Dis. 2020. doi: 10.1093/cid/ciaa1198.

6. Hadi YB, Naqvi SFZ, Kupec JT, Sarwari AR. Characteristics and outcomes of COVID-19 in patients with HIV: a multicentre research network study. AIDS. 2020;34:F3-f8. doi: 10.1097/ qad.0000000000002666.

7. Geretti AM, Stockdale AJ, Kelly SH, Cevik M, Collins S, Waters L et al. Outcomes of COVID-19 related hospitalization among people with HIV in the ISARIC WHO Clinical Characterization Protocol (UK): a prospective observational study. Clin Infect Dis. 2020. doi: 10.1093/cid/ ciaa1605.

8. Bhaskaran K, Rentsch CT, MacKenna B, Schultze A, Mehrkar A, Bates CJ et al. HIV infection and COVID-19 death: a population-based cohort analysis of UK primary care data and linked national death registrations within the OpenSAFELY platform. Lancet HIV. 2021;8:e24-e32. doi: 10.1016/s2352-3018(20)30305-2.

9. Tesoriero JM, Swain CE, Pierce JL, Zamboni L, Wu M, Holtgrave DR et al. COVID-19 Outcomes Among Persons Living With or Without Diagnosed HIV Infection in New York State. JAMA Netw Open. 2021;4:e2037069. doi: 10.1001/jamanetworkopen.2020.37069.

10. Jassat W, Cohen C, Masha M, Goldstein S, Kufa T, Savulescu D et al. COVID-19 in-hospital mortality in South Africa: the intersection of communicable and non-communicable chronic diseases in a high HIV prevalence setting. medRxiv. 2020:2020.12.21.20248409. doi: 10.1101/2020.12.21.20248409.

11. Hariyanto TI, Putri C, Frinka P, Louisa J, Lugito NPH, Kurniawan A. Human Immunodeficiency Virus (HIV) and outcomes from coronavirus disease 2019 (COVID-19) pneumonia: A Meta- Analysis and Meta-Regression. AIDS Res Hum Retroviruses. 2021. doi: 10.1089/aid.2020.0307.

12. Mellor MM, Bast AC, Jones NR, Roberts NW, Ordóñez-Mena JM, Reith AJM et al. Risk of adverse coronavirus disease 2019 outcomes for people living with HIV. AIDS. 2021;35:F1-f10. doi: 10.1097/qad.0000000000002836.

13. Hariyanto TI, Rosalind J. Human immunodeficiency virus and mortality from coronavirus disease 2019: A systematic review and meta-analysis. 2021;22:1220. doi: 10.4102/sajhivmed. v22i1.1220.

Page 17: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

17

Lampiran 1. Kontributor Global Clinical Platform WHO untuk COVID-19 Per 29 April 2021, fasilitas pelayanan kesehatan/kolaborator berikut telah mengontribusikan data klinis yang dianonimkan kepada Global Clinical Platform WHO.

Global WHO Collaborating Centre for TB and Lung Diseases, Maugeri Care and Research Institute, Italia Alma Mater Studiorum University of Bologna, Bologna, Italia Aristotle University of Thessaloniki, Thessaloniki, Yunani ASST Spedali Civili, Brescia, Italia Catholic University Ruzomberok, Slovakia Centre Hospitalier Universitaire, Nantes, Prancis Centro Hospitalar de Vila Nova de Gaia/Espinho, Vila Nova de Gaia, Portugal Centro Hospitalar São João, Porto, Portugal Centro Nacional de Programas Preventivos y Control de Enfermedades, Mexico City, Mexico CHI Créteil, Créteil, Prancis Civico-Benfratelli Hospital, Palermo, Italia Clinical Hospital for Infectious Diseases and Pneumology “Dr. Victor Babes”, Timisoara, Romania Clinique Saint Luc, Bouge, Belgia Comisión Honoraria para la Lucha Antituberculosa y Enfermedades Prevalentes, Montevideo, Uruguay Damien Foundation, Conakry, Guinea Damien Foundation, Niamey, Niger Dr. Negri University Hospital of Gran Canaria, Las Palmas, Spanyol Groupe Hospitalier sud île de France, Melun, Prancis Hôpital Européen de Paris La Roseraie, Aubervilliers, Prancis Hôpital d’Instruction des Armées Percy, Clamary, Prancis Hôpital National Ignace Deen, Conakry, Guinea Hospital Amador Guerrero, Ciudad de Colon, Panama Hospital de Cantoblanco, Madrid, Spanyol Hospital das Clinicas HCFMUSP, São Paulo, Brazil Hospital de Cruces, Bizkaia, Spanyol Hospital DIPRECA, Chile Hospital Especializado Octávio Mangabeira, Salvador, Brazil Hospital General Universitario La Paz, Madrid, Spanyol Hospital Nacional Dose de Mayo, Lima, Peru Hospital Valdecilla, Santander, Spanyol Hospital Virgen Macarena, Sevilla, Spanyol Huashan Hospital, Shanghai, Tiongkok Indira Gandhi Government Medical College, Nagpur, India Instituto de Tisioneumonología Prof. Dr. R. Vaccarezza, Buenos Aires, Argentina Instituto Nacional de Enfermedades Repiratorisa Ismael Cosio Villegas, Mexico City, Meksiko IRCCS Ospedale Sacro Cuore Don Calabria, Negrar, Italia Istituti Clinici Scientifici Maugeri, Tradate, Italia Karolinska Instituet, Stockholm, Swedia Karloniska University Hospital Solna, Stockholm, Swedia

Laboratório Municipal de Alvorada, Alvorada, Brazil Lausanne University, Lausanne, Swiss Lausanne University Hospital CHUV, Lausanne, Swiss Lithuanian University of Health Sciences, Kaunas, Lithuania Luigi Sacco Hospital, Milan, Italia National Institute for Infectious Diseases ‘L. Spallanzani’, Roma, Italia McMaster University, Hamilton, Kanada Ministerio de Salud, Chile Ministerio de Saluda, Panama City, Panama Ministerio de Salud Pública y Bienestar Social, Asunción, Paraguay Ministerio de Salud y Protección Social, Kolombia Ministry of Health, Lima, Peru Moscow Research and Clinical Center for Tuberculosis Control, Moscow, Federasi Rusia National Centre for Infectious Diseases, Singapura National Institute of TB and Respiratory Diseases, New Delhi, India National University of Singapore, Singapura National University Health System, Singapura Nestor Goulart Reis Hospital, São Paulo, Brazil Niguarda Hospital, Milan, Italia Northern State Medical University, Arkhangelsk, Federasi Rusia Parramatta Chest Clinic, Parramatta, Australia P.D. Hinduja Hospital and Medical Research Centre, Mumbai, India Public Health Consulting Group, Lugano, Swiss Public Health Institute of Serbia “Dr Milan Jovanovic Batut”, Belgrade, Serbia Republican Klaipėda Hospital, Klaipėda, Lithuania Republican Research and Practical Center for Pulmonology and Tuberculosis, Minsk, Belarusia Republic Scientific and Practical Center of Pulmonology and Tuberculosis, Minsk, Belarusia Riga East University Hospital, Riga, Latvia Royal London Hospital, London, Inggris Secretaria de Salud Departamental, Cuaca, Kolombia Secreteria de Salud de Honduras, Tegucigalpa, Honduras Servicio de Salud Antofagasta, Chile Servicio de Salud Arica, Chile Servicio de Salud Concepción, Chile Servicio de Salud Iquique, Chile Servicio de Salud Magallanes, Chile Servicio de Salud Metropolitano Central, Chile Servicio de Salud Metropolitano Occidente, Chile Servicio de Salud Metropolitano Oriente, Chile Servicio de Salud Metropolitano Sur, Chile Servicio de Salud Suroriente, Chile Servicio de Salud Talcahuano, Chile Servicio de Salud Vaplaraíso San Antonio, Valparaíso, Chile Sondalo Hospital, Sondrio, Italia

Page 18: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

18

Tuberculosis Research Programme SEPAR, Barcelona, Spanyol Unitat Clínica de Tractament Directament Observat de La Tuberculosi, Barcelona, Spanyol Université de Picardie Jules Verne, Amiens, Prancis Universidad del Cauca, Popayán, Kolombia Universidade Federal de Goiás, Goiânia, Brazil Universidade Federal do Rio Grande do Sul, Porto Alegre, Brazil University Hospital of Monterrey, Monterrey, Meksiko University of Cape Town, Cape Town, Afrika Selatan University of Groningen, Groningen, Belanda University of Insubria, Varese-Como, Italia University of Milan, Milan, Italia University of Sassari, Sassari, Italia University of Sydney, Sydney, Australia University of Torino, Italia University of Virginia, Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat Université Paris Est Créteil, Créteil, Prancis Vall d’Hebron University Hospital, Barcelona, Spanyol “Victor Babes” Clinical Hospital of Infectious Diseases and Pneumophtisiology, Cariova, Romania Vilnius University Hospital Santaros Klinikos, Vilinius, Lithuania Virginia Department of Health, Richmond, Virginia, Amerika Serikat VMMC and Safdarjung Hospital, New Delhi, India Volgograd State Medical University, Volgograd, Federasi Rusia Westmead Hospital, Westmead, Australia

Kawasan Afrika Afrika Selatan Steve Biko Academic Hospital, Gauteng Provincial Department of Health, Pretoria, Afrika Selatan National Institute of Communicable Diseases, Johannesburg, Afrika Selatan Burkina Faso ALIMA (Alliance for International Medical Action), Burkina Faso CHU-T and CHU-B, Ouagadougou, Burkina Faso Clinique les Genets, Ouagadougou, Burkina Faso Ghana Komfo Anokye Teaching Hospital, Kumasi, Ghana Global Health and Infectious Diseases Research Group, Ghana Kumasi Centre for Collaborative Research in Tropical Medicine, Kumasi, Ghana Kwame Nkrumah University of Science and Technology, Kumasi, Ghana Guinea ALIMA, Guinea CHU Donka, Conakry, Guinea Kamerun Biyem-Assi District Hospital, Yaounde, Kamerun Djoungolo District Hospital, Yaounde, Kamerun Efoulan District Hospital, Yaounde, Kamerun Nkolbisson District Hospital, Yaounde, Kamerun Nkolndongo District Hospital, Yaounde, Kamerun Soa District Hospital, Yaounde, Kamerun

Republik Demokratik Kongo ALIMA, Democratic Republic of the Congo Cliniques Universitaires de Kinshasa (CUK), Kinshasa, Republik Demokratik Kongo Nigeria Abubakar Tafawa Balewa University Teaching Hospital, Bauchi, Nigeria Bingham University Teaching Hospital, Jos, Nigeria Federal Medical Centre, Asaba, Nigeria Federal Medical Centre, Yola, Nigeria General Hospital Abakaliki, Abakaliki, Nigeria General Hospital Riyom, Riyom, Nigeria Infectious Disease Centre, Specialist Hospital, Yola, Nigeria Infectious Disease Hospital, Akure, Nigeria Infectious Disease Hospital Amanawa, Amanawa, Nigeria Infectious Disease Hospital, Olodo, Nigeria Isolation Centre Amachara, Umuahia, Nigeria Jos University Teaching Hospital, Jos, Nigeria Kapital Klub Isolation and Treatment Centre, Abuja, Nigeria Lagos University Teaching Hospital, Lagos, Nigeria National Hospital of Abuja, Abuja, Nigeria Niger State Ministry of Health, Minna, Nigeria Obafemi Awolowo University Teaching Hospital, Ile-Ife, Nigeria Ogunstate Ministry of Health, Abeokuta, Nigeria Plateau State Specialist Hospital, Jos, Nigeria State Specialist Hospital, Damaturu, Nigeria State Specialist Hospital, Osogbo, Nigeria Taraba State Specialist Hospital, Jalingo, Nigeria This Day Dome Isolation and Treatment Centre, Abuja, Nigeria UN Sari Clinic, Abuja, Nigeria University of Abuja Teaching Hospital, Abuja, Nigeria Zambia Levy Mwanawasa University Teaching Hospital, Lusaka, Zambia Zimbabwe Arundel Hospital, Harare, Zimbabwe Bindura Farm Health Centre, Bindura, Zimbabwe Gweru Infectious Diseases Hospital, Gweru City, Zimbabwe Hauna Hospital, Hauna, Zimbabwe HealthPoint, Harare, Zimbabwe Marondera Provincial Hospital, Marondera, Zimbabwe Mater Dei Hospital, Bulawayo, Zimbabwe Mutare Infectious Diseases Hospital, Mutare, Zimbabwe Parirenyatwa General Hospital, Harare, Zimbabwe St Annes Hospital, Harare, Zimbabwe Thorngrove Hospital, Bulawayo, Zimbabwe United Bulawayo Hospital, Bulawayo, Zimbabwe Victoria Chitepo Provincial Hospital, Mutare, Zimbabwe

Kawasan Amerika Amerika Serikat Bronxcare Health System, New York City, AS Henry Ford Hospital, Detroit, AS New York City Health + Hospitals, New York City, AS Brazil

Page 19: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

19

Instituto de Infectologia Emilio Ribas, São Paulo, Brazil Grupo Hospitalar Conceição, Porto Alegre, Brazil Republik Dominika Hospital Regional Universitario Jose Maria Cabral y Baez, Santiago, Republik Dominika Hospital Regional Dr. Arturo Grullon, Santiago, Republik Dominika Hospital Metropolitano de Santiago (HOMS), Santiago, Republik Dominika Kolombia Clínica Colsanitas, Bogota, Kolombia Meksiko Hospital Pediátrico de Sinaloa, Culiacán, Meksiko

Kawasan Asia Tenggara India Vardhman Mahavir Medical College and Safdarjung Hospital, New Delhi, India

Kawasan Eropa Belgia Infectious Diseases Clinic Brugmann Hospital, Brussels, Belgia Hungaria UD Kenezy Gyula University Hospital, Debrecen, Hungaria Italia AOU Ospedali Riuniti, Ancona, Italia Infectious Diseases Unit, Bergamo, Italia San Giuliano Hospital – ASL Napoli 2 Nord, Naples, Italia Clinica Malattie Infettive, Università Politecnica delle Marche, Ancona, Italia SIMIT (Italian Society of Infectious Diseases and Tropical Medicine), Italia AOU Mater Domini, Catanzaro, Italia AOU Policlinico Giaccone, Palermo, Italia AOU Policlinico S. Orsola-Malpighi, Bologna, Italia ASUR Marche Area Vasta 4, Fermo, Italia AULS Toscana Centro, Pistoia, Italia Instituto Giannina Gaslini, Genova, Italia O.C. ‘Dell’Angelo’, Mestre-Venezia, Italia Ospedali Galliera, Genova, Italia Ospedale Policlinico Consorziale, Italia Ospedale San Bortolo, Vicenza, Italia Santa Maria della Misericordia, Italia Università Vanvitelli, Italia Jerman University Hospital Frankfurt, Frankfurt, Jerman Spanyol Hospital Universitario Ramón y Cajal, Madrid, Spanyol

Kawasan Mediterania Timur Arab Saudi King Saud Bin Abdulaziz University for Health Sciences, Riyadh, Arab Saudi Iran (Republik Islam) Shiraz University of Medical Sciences, Shiraz, Iran

Pakistan Indus Hospital Research Center, Karachi, Pakistan Yordania King Abdulla University Hospital, Ar-Ramtha, Yordania Prince Hamza Hospital, Amman, Yordania

Kawasan Pasifik Barat Republik Korea National Medical Centre, Seoul, Republik Korea Singapura National Centre for Infectious Diseases, Singapura National Institute of Communicable Diseases, Singapura Tiongkok Prince of Wales Hospital, Daerah Administrasi Khusus Hong Kong, Tiongkok School of Public Health, Capital Medical University, Beijing, Tiongkok

Page 20: Fitur Klinis dan Faktor Prognosis COVID -19 pada Orang ...

20