Profosal Menejemen Ruang Bayi

37
BAB III PENGKAJIAN 3.1 GAMBARAN RUMAH SAKIT 3.1.1 Gambaran umum Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Bangil adalah Rumah Sakit Type C milik pemerintah Kabupaten Pasuruan, yang merupakan Rumah Sakit Rujukan di kabupaten Pasuruan terletak di jalur poros Surabaya-Banyuwangi, berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 2 Hektar. 3.1.2 Visi a. Rumah Sakit BLUD yang Profesional dan Berorientasi. 3.1.3 Misi a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima. b. Menigkatkan kompetensi dan kesejahteraan SDM rumah sakit. c. Menigkatkan mutu sarana dan prasarana rumah sakit. d. Mengelola sumber daya secara efektif dan efisien 3.1.4 Tujuan Rumah Sakit Terwujudnya layanan kesehatan yang prima, merata, terjangkau masyarakat yang didukung dengan SDM yang profesional dengan unit kerja yang mandiri. 3.1.5 Nilai-Nilai Dasar a. Sapa, senyum dan sabar b. Jujur

Transcript of Profosal Menejemen Ruang Bayi

BAB III

PENGKAJIAN

3.1 GAMBARAN RUMAH SAKIT

3.1.1 Gambaran umum Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil adalah Rumah Sakit Type C milik

pemerintah Kabupaten Pasuruan, yang merupakan Rumah Sakit Rujukan di kabupaten

Pasuruan terletak di jalur poros Surabaya-Banyuwangi, berdiri diatas tanah seluas

kurang lebih 2 Hektar.

3.1.2 Visi

a. Rumah Sakit BLUD yang Profesional dan Berorientasi.

3.1.3 Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima.

b. Menigkatkan kompetensi dan kesejahteraan SDM rumah sakit.

c. Menigkatkan mutu sarana dan prasarana rumah sakit.

d. Mengelola sumber daya secara efektif dan efisien

3.1.4 Tujuan Rumah Sakit

Terwujudnya layanan kesehatan yang prima, merata, terjangkau masyarakat

yang didukung dengan SDM yang profesional dengan unit kerja yang mandiri.

3.1.5 Nilai-Nilai Dasar

a. Sapa, senyum dan sabar

b. Jujur

c. Tanggung jawab

d. Visioner

e. Disiplin

f. Kerjasama

g. Adil

h. Peduli

3.1.6 Sasaran

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan

pelanggan.

b. Menigkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin (gakin)

3.1.7 Sumber daya manusia

Guna mencapai visi dan misi, RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan didukung oleh 281

Karyawan yang terdiri dari:

a. 108 orang perawat

b. 11 bidan

c. 36 orang dokter dan dokter gigi

d. 126 orang tenaga non medis

3.1.7 Fasilitas pelayanan

a. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap didukung oleh dokter-dokter:

Spesialis bedah

Spesialis penyakit dalam

Spesialis Kebidanan / Kandungan

Spesialis Anak

Spesialis Mata

Spesialis THT

Spesialis Kulit dan Kelamin

Spesialis Radiologi

Spesialis Patologi Klinik

Spesialis Saraf

Spesialis Paru

Spesialis Rehabilitasi Medik

Dokter Umum

Dokter Gigi

b. Pelayanan Rawat Inap

Perawatan Bedah

Perawatan Anak

Perawatan kebidanan & kandungan

Perawatan Penyakit Dalam

Perawatan Perinatologi

Ruang Isolasi

c. Pelayanan 24 jam/ cito

Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan Farmasi/Apotek

Pelayanan Laboratorium

Ambulance

Kamar Operasi

d. Fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah yang memadai

e. Pelayanan Intensif (NICU)

f. Rawat Inap

VVIP : 4 Tempat tidur

VIP : 9 tempat tidur

Kelas I : 30 tempat tidur

Kelas II : 45 tempat tidur

Kelas III : 13 tempat tidur

Isolasi : 8 tempat tidur

g. Fasilitas lain-lan

General Chek-up

Endoscopy

Bronchoscopy

Ambulance 118

Audiometri

Penyimpanan jenazah

Struktur Organisai

Kepala RuanganKholifah S.kep.NS

KATIMRatna Amd.Kep

PJSIndri

Amd.Kep

PA Yeni Amd.Kep Firda Amd.Keb Uuswatul Amd. Kep Ifan Amd. Kep Eky Amd. Kep Indi Amd. Kep Nani Amd. Kep Ainun Amd. Kep Nabila Amd. Kep Lilik Amd. Kep Zakiyah Amd. Kep Diah Amd. Kep Selly Amd. Kep Frida Amd. Kep

PJSDesi

Amd,Kep

PJSSulifah

Amd.Kep

PJSAgustin Skep.Ns

3.2 Unsur Input

3.2.1. MAN ( SDM )

a. Pasien

Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 24 s/d 26 Maret 2014 manajemen

keperawatan di ruang perinatologi didapatkan data sebagai berikut :

Daftar Diagnosa Penyakit di Ruang Perinatologi

No Diagnosa Jumlah

1 Gagal Nafas

2 Asfikia

3 Sepsis

4 Resiko infeksi

5 Sepsis

6 BBLR

7 BBLSR

Sumber : Buku register ruang Perinatologi

b. Mahasiswa

Jumlah mahasiswa praktek di ruang Perinatalogi

No Kualifikasi Jumlah

1 S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners

STIKES Husada Jombang

6

2 S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners

STIKES Bina Sehat PPNI

5

3 Akper Pemkot 3

4 Akbid Brawijaya 5

5 Dokter Muda Univ. Wijaya Kusuma 2

Jumlah 21

c. Pegawai

Jumlah pegawai tetap di ruang Perinatologi

No Nama Perawat

Tingkat

Pendidikan Jabatan

1 Kholifah S1 Karu

2 Ratna D3 Katim

3 Indra D3 PJS

4 Yeni D3 PA

5 Firda D3 PA

6 Huswatul D3 PA

7 Sulifah D3 PA

8 Ifan D3 PA

9 Eky D3 PA

10 Indi D3 PA

11 Desi D3 PJS

12 Nany D3 PA

13 Ai'nun S1 PA

14 Nabila D3 PA

15 Agustina S1 PJS

16 Lilik D3 PA

17 Zakiyah D3 PA

18 Diah D3 PA

19 Selly D3 PA

20 Frida D3 PA

21 Sumiah S1 ADMIN

Keterangan:

1. Jumlah pegawai 21 Orang

2. Jumlah Perawat 20 orang

3. Jumlah Admin 1 orang

d. Jumlah tenaga medis di ruang Perinatologi

Dengan komposisi tenaga yang tersedia tersebut menurut perhitungan dapat diketahui

sebagai berikut :

Tabel Analisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Perinatoligi 24 maret 2014

Tgl

Klasifikasi tingkat

ketergantungan

Jumlah

klien

Kebutuhan tenaga perawat

M P T Pagi Sore Malam

2

4/04/14

- - 21 21 11 8 4

Jumlah Rata-rata 21 16 8

Keterangan : M : Mandiri

P : Partial

T : Total

Sumber : Hasil pendataan mahasiswa STIKES Mataram tanggal 08-09 februari 2010

Jumlah pasien x 6 jam= 21 x 6= 126 jam

Keperawatan tidak langsung: 21 x 1 jam= 21

Penyuluhan kesehatan: 21 x 0,25 = 5,25

126+21+5,2521

=152,2521

= 7,2524 jam

Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di ruangan

21x 7,25x 365(365−78 ) x 6,6

=55,711,894

+20 %=29,3+0,2=29 orang

Jumlah kebutuhan perawat perhari

21x 27,56,6

=152,256,6

=23orang

No Kualifikasi Jumlah

1 Dokter Spesialis Anak 4

Jumlah 4

UB

TS

Kebutuhan perawat setiap shift

1) Pagi (47%) = 11 orang

2) Sore (36%) = 8 orang

3) Malam (17%) = 4 orang

Gambaran Umum jumlah Tempat Tidur di Ruang Perinatologi adalah sebagai

berikut :

Tanggal 09 februari 2010

Kamar fisiologis

Kamar patologi

Dari hasil observasi di ruang Perinanlogi pada tanggal 24 Maret 2014 diperoleh data

rata-rata jumlah pasien di ruangan Perinatalogi sebanyak 22 orang dimana jumlah

tempat tidur di ruangan tersebut sebanyak 34 buah. Berdasarkan data tersebut diperoleh

nilai BOR :

BOR = Jumlah Pasien x 100%

Jmlah Tempat tidur

= 22 x 100% = 64,70%

34

3.2.2 Mesin dan material

a. Gambaran umum Ruang Perinatalogi

Ruang perinatologi RSUD Bangil adalah ruangan khusus untuk klien

bayi/noenatus, terdiri dari beberapa ruang antara lain: ruang fisiologis, ruang patologis,

ruang menyusui, ruang perawat, dan ruang apotek.

Berikut denah ruang Perinatologi:

URUANG

PATOLOGIS

RUANG DOKTER RUANG PERAWAT

RUANG MENYUSUI

APOTEK RUANG FISIOLOGIS

Tidak ada ruang intermediet

Alasannya: Berdasarkan diskusi dengan kepala Ruangan Perinatologi, untuk ruang

perinatologi seharusnya ada ruang intermediet yang digunakan untuk bayi yang berada

dalam proses penyembuhan setelah masuk ruangan patologis

Alat perawatan ruang Perinatologi

No Nama Alat Jumlah Barang

1 Stetoskop 2

2 Timbang Pempers 1

3 Monometer Tabung 10

4 Monometer Sentral 6

5 Monometer Transpost 2

6 Neopaf 1

7 Ambubag Bayii 3

8 Syringe Pucap 3

9 Tabung O2 Transpost 2

10 Kunci Inggris 1

11 Head Box 2

12 Senter 1

13 Kompresor 3

14 Sactiaon 2

15 Bak Instrumen Stenlis / Patih 3/1

16 Meniter Px 3

17 Tranol Kecil/Besar 2

18 Sendok The 1

19 Com Kecil 1

20 Cap Feeding 2

21 Bengkok 15

22 Klem 2

23 Pinsel Serurgi / Anatomi 5

24 Gunting 1

25 Alat Cukur 1

26 Weskom Stenlis 8

27 Hb Sanli 1

28 Termometer Tectal / Ayilar 2

29 Meja Injeksi 1

30 Standar Infus Coda 3/5 9/1

31 CPAP Bable / SLB / Arabela 1

32 Foto TY Besar / Kecil 1

33 Ventilator 1

34 Lampu Tindakan 1

35 Alat LIV 1

36 Cob Lampu / Biasa 19

37 Infant Wommer 4

38 Inkubator / Transport 11/1

39 Metline 2

40 Nabulezer 2

1. Kurangya infar warmer

Alasannya: Berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala Ruangan Perinatologi,

penggunaan infar warmer yang tidak efektif, dimana 1 infar warmer digunakan

untuk 2 bayi karena pada prinsipnya 1 infar warmer digunankan untuk 1 bayi.

2. Jarak infar warmer dan inkubator berdekatan

Alasannya: Berdasarkan diskusi dengan kepala ruang Perinatologi, jarak ideal

antara infar warmer dengan inkubator adalah lebih dari 1 meter, tapi kenyataannya

kurang dari 1 meter, hal ini disebakan karena terbatasnya ruang perinatologi baik

yang fisiologis maupun patologis

Administrasi Penunjang

1) Buku Injeksi

2) Lembar Observasi

3) Lembar Dokumentasi

4) Buku TTV

5) Buku Timbang Terima

6) SOP (Standart Operasional Prosedur)

7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)

8) Buku Makanan

9) Buku Obat

10) Buku Inventaris

11) Buku Penerimaan Darah

12) Buku Pasien Pulang

13) Buku Registrasi kematian

14) Buku Wajib Baca

15) Buku Rincian pasien pindah

2.2.3 Method(Cara yang digunakan untuk bekerja)

Dalam hal ini ruang Perinatologi sebagai ruang perawatan penyakit dalam kelas

III mempunyai beberapa standar untuk beberapa tindakan yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat standar asuhan keperawatan

2. SK Direktur terkait keperawatan (Kabid Keperawatan)

3. Rencana tahunan, bulanan dan harian

4. Penatalaksanaan obat dengan metode sentralisasi.

5. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan sudah berjalan.

6. SOP untuk semua kasus sudah tersedia.

7. Timbang terima sudah dilakukan antar shift.

8. Adanya motivasi dari perawat untuk berubah.

9. Struktur organisasi sudah dibuat.

10. Penjadwalan dinas antar shift sudah dijadwal selama 1 bulan.

11. Penilaian kinerja pegawai dilakukan oleh Kepala Ruangan.

12. Memiliki visi, misi dan moto Ruang Perinatologi dan RSSA Malang.

13. Perangkat komputer untuk pengembangan sistem informasi tersedia.

14. Program pengendalian mutu.

15. Metode penugasan ruangan.

16. Program jenjang karir berdasarkan prestasi.

17. Penomeran pada papan identitas pasien dikamar pasien.

18. Penulisan terapi (obat) di papan identitas pasien.

19. Sistem pengendalian infeksi.

DOKUMENTASI

83%

17%

jumlah

1 cukup2 baik3 kurang

Keterangan :

no kriteria jumlah1 cukup 152 baik 83 kurang 0

MPKP

Keterangan :

No kriteria jumlah1 cukup 192 baik 43 kurang 0

3.2.4. PEMBIAYAAN (M4-MONEY)

Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang

diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari

JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan

umum (biaya sendiri)

3.2.5. PEMASARAN (M5-MARKET)

Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 24-26

Maret 2014 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang

PERINATOLOGI RSUD bangil, yaitu :

a. Tanggal 24 Maret 2014

BOR : 21/34X100%= 61,76%

b. Tanggal 25 Maret 2014

BOR : 22/34X100%= 64,70%

c. Tanggal 26 Maret 2014

BOR : 27/38X100%= 79,41 %

61.76%

64.70%

79.41%Tanggal 24Tanggal 25tanggal 26

No Man Mesin Methode Envirotment Material

Mahasiswa

praktek yang

tidak

melakukan

cuci tangan

sebelum

tindakan

keperawatan

washtafle

yang

disediakan

tidak

digunakan

untuk

mencuci

tangan

Sosialisasi

SOP sudah

dilakukan

pada saat

mahasiswa

orientasi

ruangan

Disetiap

ruangan

disediakan

washtafle untuk

mencuci tangan

Tidak adanya

pemberitahuan tertulis di

setiap pintu masuk

ruangan tentang cuci

tangan pada saat masuk

ruangan, baik ruang

fisiologi atau ruang

patologis.

3.3 Analisis penyebab masalah

3.4 Penyusunan rencana strategi

N

oMasalah Tujuan

Rencana

KegiatanSasaran

Wakt

uTempat

1. Dari hasil

observasi

Menambah

pengetahua

1.   Sosialisasi

untu

Mahasiswa

praktek di

31

Maret

Ruang

Perinatolog

yang

dilakukan di

Ruang

Perinatologi

RSUD

Bangil

ditemukan

bahwa

mahasisiwa

praktek

tidak

melakukan

cuci tangan

sebelum dan

sesudah

tindakan

keperawatan

.

n dan

mengurangi

resiko

infeksi

nosokomial

pada pasien

dan petugas

kmeningkatkan

motivasi

perawat

mengurangi

resiko

terjadinya

infeksi

nosokomial

dengan

melakukan cuci

tangan sebelum

dan sesudah

melakukan

tindakan

keperawatan

2.   Menempelkan

pemberitahuan

tertulis pada

pintu masuk

ruang fisiologis

dan ruang

patologis

tentang cuci

tangan sebelum

masuk ruangan

Ruang

Perinatolog

i

2014

sampai

denga

n 12

April

2014

i

ANGKET TIMBANG TERIMA

a) Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

b) Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

c) Kedua tim dalam keadaan siap

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

d) Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke

pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin

oleh ketua tim atau perawat primer

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

e) Dilaksanakan setiap pergantian shift

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

f) Pelaksanaan dimulai dari nurse station

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

g) Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

h) Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift

berikutnya

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

i) Perawat shift berikutnya validasi data kepasien

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

j) Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

k) Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

l) Penyampaian dilakukan singkat dan jelas

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

m) Perawat menyebutkan identitas pasien

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

n) Perawat menyebutkan diagniosa medis

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

o) Perawat menyebutkan data obyektif

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

p) Perawat menyebutkan data penunjang lain

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

q) Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

r) Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan yang

perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

s) Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

t) Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift

berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan

oleh ketua tim

Selalu Kadang-kadang

Dilakukan Tidak pernah

ANGKET SENTRALISASI OBAT

Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan

kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan

( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani) oleh keluarga /

klien dalam buku masuk obat.

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan / bila mana

obat tersebut akan habis.

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak

obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar

penerimaan obat.

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah obat –obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh perawat

dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat

dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu

obat yang ada pada klien

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat, kegunaan,

jumlah obat, dan efek samping.

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua

ruangan/petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di

mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route pemberian

obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus di lakukan perubahan

dalam kartu sediaan obat

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka dokumentasi

hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan selanjutnya di informasikan

pada keluarga dengan kartu kusus obat

Selalu kadang-kadang tidak pernah

ANGKET MAKP TIM

1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai teknik

kepemimpinan?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada

pasien?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

7. Anggota tim memberikan laporan?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

8. Ketua tim membuat perencanaan?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien?

Selalu kadang-kadang tidak pernah

ANGKET DISCHARGE PLANNING

1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning

Selalu kadang-kadang tidak pernah

2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan

Selalu kadang-kadang tidak pernah

3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah

Selalu kadang-kadang tidak pernah

4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning

Selalu kadang-kadang tidak pernah

5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri

Selalu kadang-kadang tidak pernah

6. Kepala ruangan memimpin discherge planning

Selalu kadang-kadang tidak pernah

7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station

Selalu kadang-kadang tidak pernah

8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi

Selalu kadang-kadang tidak pernah

9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana berpengaruh

pada asuhan keperawatan

Selalu kadang-kadang tidak pernah

10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge

planning

Selalu kadang-kadang tidak pernah

Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)

DOKTER

SURAT PERSETUJUAN

ALUR DISCHARGE PLANNING

PASIEN/KELUARGA

PASIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTIK

PP/PERAWAT

YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN/KELUARGA

PENDEKATAN PERAWAT

SENTRALISASI OBAT DARI PERAWATLEMBAR SERAH TERIMA OBATBUKU SERAH TERIMA/MASUK OBAT

ALUR TIMBANG TERIMA

Pasien MRS

Pasien selamadirawat

Pasien KRS

a. Menyambut kedatangan pasienb. Orientasi ruangan , jenis

pasien,peraturan dan dena ruanganc. Memperkenalkan pasien pada teman

sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan yang lain

d. Melakukan pengkajian keperawatan

1. Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain

2. Melakukan asuhan keperawatan3. Penyuluhan kesehatan: penyakit,

perawatan, pengobatan,diet, aktivitas, control

Perencanaan pulang

Penteyelesaian

administrasi

Lain-lain

Program HE:2. Pengobatan/ control3. Kebutuhan nutrisi4. Aktivitasdan

istirahat5. Perawatan di rumah

Perawat Docter Tim

kesehatan lain

Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga

DIAGRAM RUTE/ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT

PASIEN

MASALAH TERATASI BELUM TERATASI TERATASI SEBAGIAN MUNCUL MASALAH BARU

PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN

TELAH DILAKUKAN

BELUM DILAKUKAN

RANCANA

DIAGNOSA KEPERAWATAN

(DIDUKUNG DATA)

DIAGNOSA MEDISMASALAH KOLABORASI

KEPALA RUANGAN

Perencanaan.

DOKTER

SURAT PERSETUJUAN OBAT DARI PERAWAT

KLIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTIK

KLIEN/KELUARGA

PP/PERAWAT YANG MENERIMA

KLIEN/KELUARGA

LEMBAR SERAH TERIMA OBAT

BUKU SERAH TERIMA/MASUK OBAT

PENDEKATAN PERAWAT

1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masingmasing.

2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.

3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,transisi dan persiapan

pulang, bersama ketua TIM.

4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan.

5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.

6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan medis

yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan

Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan

keperawatan.

Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.

8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit.

Pengorganisasian.

1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan .

2. Merumuskan tujuan metode penugasan.

3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara jelas.

4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan ketua

TIM membawahi 2-3 perawat.

5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.

6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek.

8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada ketua

TIM.

9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.

10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya.

11. Identifikasi masalah dan penanganannya.

Pengarahan.

1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM.

2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik.

3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan

ASKEP pasien.

5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.

7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

Pengawasan.

1. Melalui komunikasi.

Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan

mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

2. Melalui Supervisi.

Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri

atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau

mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM,

membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat

selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),

mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas.

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM.

Audit keperawatan.

KETUA TIM

1. Membuat perencanaan.

2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi.

3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

pasien.

4. Mengembangkan kemampuan anggota.

5. Menyelenggarakan konfrensi.

ANGGOTA TIM

1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.

2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM.

3. Memberikan laporan.