PROFIL KERAJINAN GAMELAN KARYA INDAH DI DUSUN …lib.unnes.ac.id/30855/1/2501412058.pdf · sampai...
Transcript of PROFIL KERAJINAN GAMELAN KARYA INDAH DI DUSUN …lib.unnes.ac.id/30855/1/2501412058.pdf · sampai...
i
PROFIL KERAJINAN GAMELAN KARYA INDAH
DI DUSUN TAWANG
DESA SEMPUKEREP KECAMATAN SIDOHARJO
KABUPATEN WONOGIRI
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Musik
Oleh
Nama : Frendy Purnomo
Nim : 2501412058
Program Studi : Pendidikan Seni Musik
Jurusan : Sendratasik
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 21 Maret 2017
Frendy Purnomo
NIM. 2501412058
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” (Thomas
Alva Edison).
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan
cinta dan doa yang tiada henti
mengiringi langkahku.
2. Joko Wiyoso, S.Kar.M.Hum dan Drs
Eko Raharjo, M.Hum. sebagai dosen
pembimbing yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Budi Sutrisno, Farid, Yogi Pratama
Sidik, Siti Mutamimah, dan Fatikhatun
Mubarok yang selalu mendukung dan
dan membantu dalam penulisan skripsi
4. Teman-teman mahasiswa Jurusan
Sendratasik angkatan 2012.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat,
hidayah, petunjuk dan karunia-Nya sehingga dengan segala daya dan upaya
penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Didasari sepenuhnya
bahwa skripsi ini dapat disusun dan terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan izin studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
3. Dr. Udi Utomo, M.Si. Ketua Jurusan Sendratasik yang sudah memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan yang tiada henti-hentinya di sela-sela
kesibukanya secara tulus.
4. Drs Eko Raharjo, M.Hum. Dosen wali dan selaku dosen pembimbing dua yang
telah memberikan banyak saran, arahan, dan bimbingan baik saat proses
perkuliahan.
5. Joko Wiyoso, S.Kar. M.Hum. Dosen pembimbing satu yang memberikan
motivasi, saran, dan petunjuk serta bimbingan dalam menyusun skripsi.
6. Dosen jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ilmu sehingga membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
vii
7. Staff tata usaha jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Universitas
Negeri Semarang yang sudah membantu, memberikan motivasi, dan
pembelajaran.
8. Sarno, pemilik gamelan dan para karyawannya yang telah memberikan waktu
dan kesempatan untuk penelitian skripsi.
9. Keluarga besarku yang telah memberikan dorongan material dan spriritual demi
kelancaran penulisan skripsi.
10. Semua pihak dan sahabat yang telah memberikan dorongan moral dan
spiritual yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang berjudul “Profil Kerajinan
Gamelan Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri” dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Semarang, 21 Maret 2017
Frendy Purnomo
NIM 2501412058
viii
SARI Purnomo, Frendy. 2017. Profil Kerajinan Gamelan Karya Indah di Dusun
Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.Skripsi, Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I : Joko Wiyoso, S.Kar. M.Hum dan
Pembimbing II : Drs Eko Raharjo, M.Hum.
Kata Kunci : Profil, Kerajinan, Gamelan.
Profil Kerajinan Gamelan Karya Indah di Dusun Tawang Desa
Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri adalah salah satu
kerajinan gamelan di Wonogiri yang masih eksis karena mampu membuat satu set
gamelan dalam satu lokasi dan mampu memasarkan hingga luar negeri.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana profil
kerajinan gamelan dan faktor-faktor apa saja yang membuat kerajinan gamelan
Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri masih bertahan hingga saat ini. Tujuannya adalah (1)
Mengetahui dan mendeskripsikan tentang bagaimana profil kerajinan gamelan
Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri dan (2) Mengetahui apa saja faktor-faktor yang membuat
kerajinan gamelan Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan
Sidoharjo Kabupaten Wonogiri masih bertahan hingga saat ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sejumlah
data yang terkumpul didapat melalui teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi.
Hasil penelitian berupa profil kerajinan gamelan Karya Indah dapat dilihat
dari kerajinan gamelan Karya Indah terdiri dari kesejarahan yang berawal dari
hobi kemudian menjadi seorang seniman karawitan dan akhirnya menjadi
pengrajin gamelan dengan tekad yang kuat untuk melestarikan gamelan, barang
dan proses produksi berupa barang apa saja dan bagaimana proses produksi,
klasifikasi produk yaitu barang apa saja yang banyak dibeli konsumen, tempat
produksi berupa tempat yang digunakan untuk membuat gamelan, tenaga ahli
dalam kerajinan gamelan Karya Indah yaitu Sarno yang dibantu oleh 7 karyawan,
pemasaran dilakukan melalui teman pengrawit, anak, pameran-pameran, dan
media massa. Faktor yang membuat kerajinan gamelan masih bertahan hingga
saat ini yaitu harga relatif murah, mutu produk, pembuatan gamelan tepat waktu,
peran pemerintah, dan medi massa.
Saran yang dapat disampaikan adalah 1) Bagi pengrajin gamelan
diharapkan tetap berkarya dan mengajak masyarakat peduli untuk
melestarikannya, 2) Bagi Pemerintah Kabupaten Wonogiri diharapkan tetap
menyelenggarakan pameran-pameran kebudayaan dari Wonogiri, 3) Bagi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri dapat membuat kebijakan
untuk memasukkan musik tradisional setempat dalam pembelajaran di sekolah.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iii
PERNYATAAN........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSAMBAHAN.............................................................. v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
SARI PENELITIAN.................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN DAN SKEMA.............................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 7
1.5 Sistematika Skripsi................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS............ 11
2.1 Tinjauan Pustaka...................................................................................... 11
2.2 Landasan Teori......................................................................................... 13
2.2.1 Profil..................................................................................................... 13
2.2.2 Kerajinan.............................................................................................. 14
2.2.3 Gamelan............................................................................................... 16
x
2.2.4 Pemasaran............................................................................................. 18
2.3 Kerangka Berpikir..................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 22
3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................... 22
3.2 Sasaran dan Lokasi Penelitian................................................................... 23
3.3 Sumber Data Penelitian............................................................................. 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 26
3.4.1 Pengamatan.......................................................................................... 26
3.4.2 Wawancara.......................................................................................... 28
3.4.3 Dokumentasi....................................................................................... 30
3.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................... 31
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................. 32
3.6.1 Reduksi Data....................................................................................... 34
3.6.2 Penyajian Data.................................................................................... 36
3.6.3 Menarik Kesimpulan........................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................. 39
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................... 39
4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Desa Sempukerep ............................... 39
4.1.2 Kependudukan.................................................................................... 40
4.1.3 Kependidikan ..................................................................................... 41
4.1.4 Mata Pencaharian ............................................................................... 42
4.1.5 Agama ................................................................................................ 44
4.2 Kerajinan Gamelan Karya Indah.............................................................. 45
xi
4.2.1 Kesejarahan......................................................................................... 45
4.2.2 Barang dan Proses Produksi................................................................ 50
4.2.3 Klasifikasi Produk............................................................................... 77
4.2.4 Tempat Produksi................................................................................. 80
4.2.5 Tenaga Ahli Produksi......................................................................... 86
4.2.6 Pemasaran........................................................................................... 89
4.3 Faktor Bertahannya Usaha Kerajinan Gamelan........................................ 91
1. Harga relatif murah.................................................................................. 92
2. Mutu Produk............................................................................................ 92
3. Pembuatan Gamelan Tepat Waktu........................................................... 93
4. Peran Pemerintah...................................................................................... 94
6. Media massa............................................................................................. 94
BAB V PENUTUP....................................................................................... 95
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 95
5.2 Saran......................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 97
LAMPIRAN.................................................................................................. 99
xii
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
Bagan 1: Kerangka Berpikir................................................................................ 20
Bagan 2: Tjejep Rohendi..................................................................................... 37
Tabel 1 : Unsur-unsur Gamelan........................................................................... 17
Tabel 2 : Struktur Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin........................ 40
Tabel 3 : Struktur Penduduk Menurut Pendidikan.............................................. 41
Tabel 4 : Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian................................... 43
Tabel 5 : Struktur Penduduk Menurut Agama.................................................... 45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Landasan Tempa Besi.................................................................... 51
Gambar 2 : Blower............................................................................................ 52
Gambar 3 : Proses Pemasangan Pluntur............................................................ 53
Gambar 4 : Proses Penglarasan Slenthem......................................................... 55
Gambar 5 : Proses Penempaan.......................................................................... 56
Gambar 6 : Proses Penglarasan......................................................................... 56
Gambar 7 : Mesin Pemotong Kayu.................................................................. 57
Gambar 8 : Mesin Serut kayu/ Planer............................................................... 58
Gambar 9 : Proses Pembuatan Gambang.......................................................... 59
Gambar 10 : Alat Cetakan Pencu...................................................................... 62
Gambar 11 : Mesin Las Karbit.......................................................................... 63
Gambar 12 : Proses Pembuatan Pencu.............................................................. 64
Gambar 13 : Mesin bubut.................................................................................. 65
Gambar 14 : Pahat Kendhang........................................................................... 66
Gambar 15 : Proses Pembubutan Kendhang.................................................... 67
Gambar 16 : Proses Pengukiran Siter............................................................... 68
Gambar 17 : Rumah Sarno................................................................................ 81
Gambar 18 : Tempat Pembuatan Kendhang..................................................... 82
Gambar 19 : Tempat Pengukiran...................................................................... 83
Gambar 20 : Tempat Pembuatan Balungan...................................................... 84
Gambar 21 : Tempat Pembuatan Rancakan dan Pencon.................................. 85
Gambar 22 : Sarno saat menglaras gamelan...................................................... 86
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Observasi
Lampiran II : Pedoman Wawancara
Lampiran III : Pedoman Dokumentasi
Lampiran IV : Surat Penetapan Pembimbing
Lampiran V : Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran VI : Surat Izin Pendirian Usaha
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gamelan merupakan satu bagian dari kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia yang perlu dilestarikan supaya tidak menghilang karena perkembangan
zaman. Kemudian mendalami budaya itu dan memperkenalkan kepada orang lain
yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut. Membiasakan hal-hal atau kegiatan
yang dapat melestarikan budaya seperti belajar gamelan, karena pelestarian bisa
terjadi karena terbiasa. Kurangnya pengetahuan dan pengenalan mengenai musik
daerah ini membuat generasi muda kurang begitu menghargai dan mengapresiasi
musik daerahnya. Anak muda terlihat tak tertarik pada instrumen gamelan karena
tidak ada yang mengenalkan. Ketidaktahuan itu tidak dikenalkannya instrumen
gamelan pada generasi muda dan tidak bisa serta merta disalahkan begitu saja
karena mayoritas orang tua, bahkan lingkungan sekolah, tidak mendukung anak
mengenal gamelan. Perlu dipikirkan pula demi kelestarian kebudayaan kita sendiri
yang penuh dengan estetika, keharmonisan, tatakrama, kemasyarakatan, toleransi,
pembentukan manusia-manusia yang berbudi luhur, tidak lepas pula sebagai
faktor pendorong insan dalam beribadah terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu
dengan kerja keras dan itikat baik menjaga seni dan budaya sendiri.
Walaupun demikian masih terdapat beberapa orang yang peduli terhadap
kebudayaan yang telah ada sejak dahulu. Musik gamelan pada saat inipun telah
mengalami banyak perkembangan dan lebih dikenal oleh banyak orang. Bahkan
2
sampai ke mancanegara dan tidak banyak orang yang mengetahuinya. Musik
gamelan sekarang juga berkembang dan dapat dilihat dari adanya modifikasi atau
pertambahan beberapa alat musik modern. Namun musik gamelan saat ini kurang
diminati oleh kaum muda, umumnya pemain musik gamelan adalah orang tua
yang telah mahir memainkan alat-alat musiknya. Komunikasi perlu dijaga sebaik-
baiknya dengan sesepuh sebagai sumber atau gudang yang masih menyimpan
berbagai ilmu yang berhubungan dengan masalah kebudayaan itu sendiri,
terutama para empu-empu gamelan atau pengrajin gamelan.
Dunia gamelan selama ini disibukkan oleh ingar-bingar kekaryaan musik,
gendhing-gendhing oleh komponis-komponis terkenal, tetapi sering kali
terlupakan jika gamelan adalah karya fisik yang monumental. Tidak ada
penghargaan dari pemerintah kepada pengrajin gamelan, melalui jasa merekalah
gamelan dapat bertahan dan dilestarikan sampai saat ini. Pada konteks inilah jasa
besar empu pembuat gamelan tidak bisa dianggap remeh, karena membuat
gamelan bukanlah pekerjaan mudah. Keselamatan mereka tidak semata ditentukan
fisik dan tenaga, namun juga kuatnya olah rasa dan batin.
Daerah yang banyak pengrajin gamelan yaitu Yogyakarta dan Surakarta.
Khusus daerah surakarta tepatnya di Dusun Tawang Desa Sempukerep
Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Wonogiri ada salah satu pengrajin gamelan yang
tidak banyak diketahui oleh masyarakat Jawa Tegah khususnya daerah Kabupaten
Wonogiri.
Membuat seperangkat gamelan menjadi suatu instrumen yang harmonis
memerlukan keahlian khusus yang tidak banyak dimiliki oleh kebanyakan orang.
3
Di Wonogiri, sebenarnya masih banyak orang-orang yang tetap setia dan sabar
untuk melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak lama, yang salah satunya
adalah para pengrajin gamelan. Orang yang memiliki usaha rumahan itu adalah
Sarno. Dengan perkembangan alat-alat musik baru yang semakin praktis dan tidak
memakan tempat, Sarno tetap semangat memproduksi (membuat) gamelan
tradisional.
Awal berdirinya usaha kerajinan gamelan tersebut yaitu tahun 1991 dan
pendirinya yaitu Sarno. Sarno adalah seorang seniman dan sekarang berprofesi
sebagai pengrajin gamelan walaupun terkadang masih ada yang memerlukan
jasanya untuk memainkan salah satu instrumen gamelan. Walaupun begitu tidak
semua permintaan disanggupinya karena selain umur, fisik Sarno sudah tidak
mendukung lagi. Menjadi seorang seniman sekaligus pengrajin gamelan adalah
suatu pekerjaan yang tidak banyak orang lakukan, kebanyakan para pengrajin
adalah asli pengrajin dan bukan seorang seniman. Sarno yang pada awalnya dari
seorang seniman, dalam pembuatan instrumen gamelanpun tidak begitu kesulitan.
Sebelum membuat gamelan Sarno berprofesi menjadi seorang seniman,
kemudian pada tahun 1983 Sarno menjadi pengrajin kendhang. Awal pembuatan
kendhang hanya coba-coba untuk koleksi sendiri dan ternyata banyak para
seniman lain yang menyukai kendhang buatannya, kemudian Sarno berinisiatif
untuk memproduksi kemudian menjualnya. Setelah delapan tahun menjadi
seorang pengrajin kendhang, Sarno memproduksi gamelan yaitu pada tahun 1991.
Pada tahun yang sama Sarno pergi nyantrik (belajar) membuat gamelan ke Dusun
Kambu Desa Rejosari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dan setelah satu
4
bulan sudah bisa menguasai teknik maupun praktek dalam membuat gamelan.
Setelah bisa menguasai dan berhasil membuat gamelan sendiri Sarno
mengembangkan ilmunya ke Surakarta yaitu ke tempat Bapak Mol dan Bapak
Miran. Pada tahun 1993 Sarno sudah bisa membuat gamelan lengkap dan
menambah karyawan empat orang, mulai berkembang lagi pada tahun 1998. Pada
waktu itu, hasil buatan kerajinan gamelan di usaha tersebut belum sepenuhnya
sempurna tetapi kegigihan yang sangat besar untuk melestarikan gamelan, usaha
tersebut dapat menghasilkan gamelan yang bermutu dan berkualitas baik dari
kehalusan gamelan maupun suara yang dihasilkan.
Mayoritas pekerjaan yang dilakukan dalam sehari-hari sepenuhnya masih
menggunakan tenaga manusia karena untuk menjaga kualitas yang dihasilkan
selain itu memang gamelan tidak bisa dibuat menggunakan alat modern atau
mesin. Proses pembuatan gamelan sudah dibagi, masing-masing pengrajin
mempunyai tugas masing-masing, yaitu bagian pande, pengukir, penglaras atau
yang lain yang bisa dikerjakan. Di dalam usaha kerajinan gamelan tersebut tidak
semua pekerjanya berasal dari orang yang paham tentang gamelan. Walaupun
tidak berasal dari orang yang berpengetahuan tentang nada-nada di dalam
instrumen gamelan, para pekerja tetap semangat dalam bekerja untuk
menghasilkan gamelan yang berkualitas tinggi dan supaya karya mereka lebih
dikenal banyak orang.
Usaha kerajinan gamelan Karya Indah melayani pembuatan gamelan
lengkap laras slendro maupun pelog, usaha tersebut juga menerima pesanan per
instrumen gamelan. Sarno adalah salah satu pengrajin di Solo raya yang dapat
5
membuat gamelan secara lengkap. Dari seluruh perangkat yang ada, pemilik atau
kepala usaha kerajinan gamelan tersebut spesialis dalam membuat kendhang.
Selain spesialis dalam membuat kendhang, pemilik juga berperan sebagai
penglaras gamelan karena di dalam usaha kerajinan gamelan Karya Indah hanya
ada satu orang yang paham tentang nada yaitu Sarno. Sebelum menjadi pengrajin
gamelan Sarno berprofesi sebagai pengrawit jadi mempermudah dalam proses
penglarasan karena dalam hal ini pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang sangat
fatal.
Pembuatan gamelan menggunakan bahan besi, kuningan, dan perunggu
sesuai permintaan dari konsumen. Tiap bahan pun mempunyai tingkatan kualitas
berbeda, menyesuaikan pesanan. Bahan baku seperti kulit, kayu dan lainnya
didapat dari daerah Solo. Meskipun tidak ada pesanan dari konsumen, usaha
kerajinan gamelan Karya Indah tetap memproduksi gamelan. Pembuatan gamelan
dilakukan karyawan setiap hari kecuali jika berhalangan hadir. Pemasaran
gamelan sekarang sudah mulai meluas dan merata di Indonesia kecuali Irian Jaya.
Meskipun penikmat gamelan umumnya masyarakat Jawa, pasar gamelan
produksinya tidak hanya dari dalam negeri. Gamelan buatannya juga dikirim
keluar negeri yang salah satunya adalah tempat dimana anaknya mengajarkan
karawitan yaitu di Amerika. Pemesanan gamelan ini beberapa diantaranya adalah
penikmat gamelan, group karawitan, Universitas, sekolah, Instansi pemerintah dan
sebagainya. Gamelan milik Sarno dipasarkan melalui teman-temannya yang
berprofesi sebagai pengrawit, anak-anaknya juga ikut berperan memasarkan
gamelan miliknya. Anak pertama lulusan ISI Surakarta membantu dalam
6
pemasaran kerajinan gamelan milik Sarno hingga berkembang dan sebentar lagi
yang akan melanjutkannya usahanya, kemudian anak yang kedua juga lulusan ISI
Surakarta yang sekarang berada di Amerika mengajarkan karawitan, dan anak
terakhirnya sama seperti kakak-kakaknya yang lulusan ISI Surakarta yang
sekarang menjadi dosen di ISI Surakarta.
Di Wonogiri sudah jarang pengrajin gamelan yang bertahan, menurut
mereka menjadi pengrajin gamelan pada era ini tidak akan memenuhi kebutuhan
sehari-hari, mereka memilih menghentikan usahanya dan merantau ke luar kota
untuk mencari pekerjaan lain, tetapi tidak pada kerajinan gamelan Karya Indah.
Usaha kerajinan gamelan milik Sarno tersebut masih bisa eksis hingga saat ini
ditengah-tengah pengrajin gamelan lain mundur dari pekerjaan tersebut. Dilihat
dari lokasinya, kerajinan gamelan Karya Indah juga jauh dari kota. Kerajinan
gamelan Karya Indah masih bertahan karena usaha tersebut mempunyai
keunggulan daripada kerajinan gamelan lain. Mereka mampu membuat seluruh
instrumen gamelan dalam satu lokasi sedangkan mayoritas pengrajin gamelan di
Wonogiri berkonsentrasi membuat salah satu instrumen gamelan saja.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
mendalam tentang kerajinan gamelan di Dusun Tawang Desa Sempukerep
Kecamatan sidoharjo Kabupaten Wonogiri, karena Penulis menilai belum pernah
ada penulis yang meneliti tentang pengrajin gamelan yang telah lama berdiri dan
masih bertahan hingga saat ini.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, dapat
dirumuskan permasalahan:
1.2.1 Bagaimana profil kerajinan gamelan Karya Indah di Dusun Tawang Desa
Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri ?
1.2.2 Faktor-faktor apa yang membuat kerajinan gamelan Karya Indah di Dusun
Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
masih bertahan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang bagaimana profil kerajinan
Karya Indah gamelan di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan
Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang membuat kerajinan gamelan
Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri masih bertahan hingga saat ini.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap banyak memberikan manfaat yang
diambil. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.4.1 Secara teoritis :
1.4.1.1 Hasil penelitian ini sebagai salah satu pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesenian dan kebudayaan khususnya seni musik.
8
1.4.1.2 Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang sejarah terbentuknya
usaha kerajinan gamelan dan proses pembuatan gamelan di Dusun Tawang
Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.
1.4.1.3 Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang bagaimana profil
kerajinan gamelan Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep
Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.
1.4.1.4 Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor apa
saja yang membuat kerajinan gamelan Karya Indah di Dusun Tawang
Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri masih
bertahan hingga saat ini
1.4.1.5 Sebagai bahan / acuan bagi peneliti lain.
1.4.2 Manfaat Praktis :
1.4.2.1 Bagi peneliti
Sebagai usaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang sejarah
terbentuknya usaha kerajinan gamelan, proses pembuatan gamelan, profil
kerajinan gamelan, serta faktor-faktor yang membuat kerajinan gamelan
Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri masih bertahan dan sebagai alat apresiasi tentang
kesenian yang ada di Jawa Tengah.
1.4.2.2 Bagi pengrajin
Dapat memotivasi untuk tetap berkarya dan menjaga tradisi dan supaya
dikenal di berbagai kalangan di dalam masyarakat.
9
1.4.2.3 Bagai Pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri
Dapat mengembangkan dan melakukan pembinaan dan memberikan
perhatian terhadap para pengrajin gamelan di Kabupaten Wonogiri.
1.4.2.4 Bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi khususnya
mengenai profil kerajinan gamelan.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan memahami jalan pikiran secara keseluruhan
penelitian skripsi yang berjudul Profil Kerajinan Gamelan Karya Indah di Dusun
Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri terbagi
dalam tiga bagian yaitu: Bagian awal berisi halaman judul, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran.
Bagian isi terdapat lima bab yaitu: 1) Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
skripsi; 2) Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan teori, berisi tentang tinjauan
pustaka, profil, pengrajin, gamelan, serta kerangka berfikir digunakan sebagai
landasan penelitian yang berisi telaah pustaka yang menjelaskan tentang Profil
Kerajinan Gamelan Karya Indah di Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan
Sidoharjo Kabupaten Wonogiri; 3) Bab III Metode penelitian menguraikan
tentang pendekatan penelitian, lokasi dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik pemeriksaan keabsahan data, dan teknik analisis data; 4) Bab IV Hasil
penelitian dan pembahasan yang mencakup tentang gambaran umum lokasi
penelitian, sejarah berdirinya usaha kerajinan gamelan, bengkel kerajinan
10
gamelan, pengrajin gamelan, proses pembuatan gamelan, dan kualifikasi produk
serta faktor bertahannya usaha kerajinan gamelan; 5) Bab V Penutup, bab ini
merupakan bab terakhir yang memuat tentang kesimpulan dan saran, berisi
kesimpulan dan saran; 6) Pada bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan tinjauan pustaka dari
hasil penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang digunakan oleh
peneliti juga membahas tentang kerajinan gamelan.
Oktaviyana Mahardini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya
Regenerasi Gamelan Oleh Pengrajin Gamelan Desa Wirun Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Melalui Modal Sosial. Surakarta. Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Peneliti
menyebutkan bahwa sejak terjadi krisis moneter industri gamelan Desa Wirun
mengalami kemunduran, modal sosial yang membuat industri ini bisa bertahan
hingga sekarang. Tipisnya kesenjangan sosial antara pemilik dan pekerja
dikarenakan mereka hidup masih menerapkan cara hidup orang jawa yang lekat
dengan keramah tamahan dan saling menghargai. Ditemukan bahwa upaya agar
gamelan tetap lestari baik untuk kepentingan ekonomi maupun budaya yaitu
dengan regenerasi. Regenerasi ada dua hal, yang pertama mewariskan usaha
kepada generasi penerus terutama keluarga, kedua transfer ilmu oleh pekerja yang
tua kepada yang lebih muda. Penelitian ini menegaskan pada upaya regenerasi
gamelan yaitu mengacu pada keterlibatan generasi muda dan fungsi modal sosial,
kemudian upaya regenerasi dilakukan dengan menggunakan media sosial.
Penelitian ini membahas sejarah berdirinya usaha kerajinan gamelan, profil
12
pengrajin, dan proses pembuatan gamelan sama seperti dalam penelitian yang
sedang berlangsung.
Dunung Sadono (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Proses
Pembuatan Gender Barung Oleh Tentrem. Surakarta. Skripsi Fakultas Seni
Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta. Peneliti menyebutkan bahwa ada
tiga hal yang menyangkut proses pembuatan gamelan yaitu tinjauan umum
terhadap organologi gender barung, profil Tentrem, dan mengenai proses
pembuatan gender barung. Tentrem layak disebut pengrajin gamelan yang
berkualitas karena faktor genetik dan faktor ilmu karawitan. Pada penelitian ini
membahas profil pengrajin, sejarah, dan proses pembuatan gamelan. Peneliti
tidak membahas faktor-faktor apa yang membuat usaha kerajinan gamelan masih
bertahan dan hanya menekankan proses pembuatan satu instrumen gamelan saja.
Mersida (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Kelayakan
Tentang Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Kerajinan Gamelan
Tresno Laras di Kelurahan Paju Kabupaten Ponorogo. Ponorogo. Skripsi FE
Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Peneliti menyebutkan bahwa kerajinan
gamelan tresno laras yang sebelumnya hanya memproduksi 4 jenis gamelan ingin
mengembangkan usaha tersebut guna melestarikan kebudayaan Indonesia. Dalam
aspek pemasaran terbilang cukup dan perlu ditingkatkan karena promosi masih
dilakukan melalui mulut ke mulut. Sedangkan pada aspek teknis dan operasi,
aspek manajemen dan hukum, aspek dampak lingkungan, dan aspek keuangan
kerajinan gamelan Tresno Laras layak dikembangkan. Pada penelitian ini
membahas lokasi usaha, proses produksi, dan pemasaran. Peneliti tidak membahas
13
profil kerajinan gamelan, pokok permasalahan pada penelitian tersebut adalah
kelayakan pengembangan pada industri kerajinan gamelan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Profil
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 702) kata profil
mempunyai arti sebagai berikut: 1) Pandangan dari samping (tentang wajah
seseorang), 2) Lukisan (gambar) orang dari samping; sketsa biografis, 3)
Penampang (tanah, gunung, dan sebagainya), 4) Grafik atau ikhtisar yang
memberi fakta tentang hal-hal khusus.
Kata profil juga dapat diartikan ikhtisar atau informasi yang memberi fakta
tentang hal-hal khusus. Profil disini lebih mengarah pada keterangan tentang
informasi suatu objek yang berisi tentang fakta data-data yang menerangkan
tentang objek yang dimaksud. Sitohang mengatakan bahwa menulis profil
seseorang dimaksudkan untuk mempublikasikan sisi yang istimewa atau
pencapaian sseorang kepada publik. Seringkali tulisan mengenai profil seseorang
akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang nyata bagi orang yang
bersangkutan. Sitohang juga mengatakan profil adalah bentuk singkat dari
biografi, jadi tulisan mengenai profil hanya mencakup sebagian kecil dari sisi
kehidupan seseorang (di unduh pada hari kamis, 3 November 2016 pukul 06.15
WIB, sitohanguntuktapanuli. Wordpress.com).
Berdasar pendapat diatas dapat ditegaskan bahwa profil yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah keterangan atau informasi berupa fakta-fakta tentang
14
sisi menarik kehidupan pengrajin gamelan dilihat dari profil dan masih tetap
bertahannya pembuatan kerajinan gamelan hingga saat ini.
2.2.2 Kerajinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 722) kerajinan berarti
perihal rajin; kegiatan; kegetolan; industri; perusahaan; membuat sesuatu.
Kerajinan merupakan kegiatan yang menitik beratkan pada keterampilan tangan
untuk mengolah bahan baku yang ditemukan di lingkungan sekitar menjadi
benda-benda fungsional dan bernilai estetis. Umumnya barang-barang hasil
kerajinan banyak dikaitkan dengan unsur seni yang kemudian disebut sebagai seni
kerajinan (KBBI, 2007: 922). Seni kerajinan adalah implementasi dari karya seni
kriya yang telah diproduksi secara massal oleh para perajin (Raharjo, 2009: 200).
Kerajinan disini dibagi menjadi beberapa unsur untuk menghasilkan suatu produk
kerajinan. Unsur tersebut yaitu tempat kerajinan, alat yang digunakan untuk
membuat kerajinan, pengrajin, bahan yang digunakan, dan lain-lain.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kurniawan
(2013: 79) Pengrajin sama dengan kata perajin yaitu orang yang pekerjaannya
(profesinya) membuat barang kerajinan. Perajin sesuai dengan definisinya yaitu
yang pekerjaannya membuat barang kerajinan (barang yang mengandung unsur
seni), maka jelas orang ini yang melaksanakan tugas pokok dan sekaligus menjadi
manajernya. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang membantu dan diupah maka
usaha sebagai pengrajin dibagi menjadi 3 yaitu pengrajin kecil, sedang, dan besar.
Pengrajin kecil jumlah tenaga kerja kurang dari 10 orang, pengrajin besar
memiliki lebih dari 50 tenaga kerja.
15
Pengrajin pada dasarnya merupakan pelaku yang menuangkan ide dan
gagasan sehingga dapat menghasilkan sebuah kerajinan. Pengrajin menghasilkan
karya diantaranya dapat berupa karya seni atau berupa karya seni atau berupa
desain-desain yang akhirnya dikembangkan menjadi produk kerajinan. Menurut
Bastomi (1986: 22) keterikatan dalam kerajinan terdiri dari tiga unsur, yaitu:
a. Fungsi benda kerajinan
Pengrajin selama berkarya selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan
desain agar hasilnya dapat digunakan menurut kebutuhan, sehingga layak
disebut sebagai benda seni fungsional, artinya benda seni yang dihasilkan enak
digunakan dan efisien. Misalnya, gamelan di desain dan dibuat yang berfungsi
sebagai instrumen musik. Berapapun mahal dan indah bentuknya, jika gamelan
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai benda fungsional dan tidak memenuhi
kebutuhan. Karena gamelan tersebut tidak mengandung kelayakan untuk
digunakan sebagai benda seni fungsional, maka gamelan tersebut berubah
fungsi bukan lagi sebagai instrumen musik lagi.
b. Bahan
Pengrajin belum tentu bisa menggunakan segala jenis bahan. Pengrajin tidak
bebas sama sekali dalam mengungkapkan segala jenis bahan. Pengrajin terlebih
dahulu harus mengolah bahan tersebut menurut sifat yang dimiliki oleh
masing-masing bahan tersebut. Pengolahan bahan kerajinan bukan seperti
bahan kimia. Melainkan berdasarkan sifat bahan yang ada sehingga memberi
spesifik hasilnya. Bahan untuk kerajinan bukan ramuan, melainkan bahan dasar
atau bahan jadi, tetapi dengan bahan jadi atau bahan alam yang tersedia apa
16
adanya itu dapat memberikan sifat-sifat khusus atau seni pada benda kerajinan.
Dalam hal ini bahan yang harus dipertimbangkan oleh pengrajin yaitu bahan
untuk membuat gamelan yang mempunyai kualitas yang bagus.
c. Kerapian atau kehalusan garapan
Untuk menghasilkan benda-benda kerajinan yang halus dan rapi dalam
penggarapannya, diperlukan penghayatan, ketekunan, kerapian dan juga
kehalusan rasa seniman atau pembuat seni. Sebuah benda disebut sebagai hasil
kerajinan apabila dikerjakan dengan rapi dan halus, sebab kehalusan dan
kerapian menjadi ciri keindahan dalam kerajinan, disamping keindahan yang
dicapai dalam bentuk batin.
2.2.3 Gamelan
Menurut Santoso (1986: 1), gamelan merupakan seperangkat alat musik
khas Indonesia yang kelengkapan instrumennya dapat disejajarkan dengan
simfoni orkestra di dunia Barat. Sebagaimana alat musik pada umumnya,
mengungkapkan rasa estetika atau rasa mencurahkan keindahan. Gamelan di
Indonesia dapat kita temukan di berbagai daerah, terutama Bali, Jawa, dan Sunda.
Gamelan jawa dibagi menjadi dua bagian. Pembagian ini didasarkan pada
perpaduan nada (dalam Bahasa Jawa disebut laras) yaitu gamelan laras Slendro
dan gamelan laras Pelog (Santoso,1986: 1). Menurut Bastomi (1992: 73) bahwa
pembagian gamelan menjadi laras slendro dan pelog adalah berdasarkan
perbedaan nada/laras. Ciri khasnya terletak pada cengkok (tipe khusus suatu
alunan nada-nada yang ada pada masing-masing gendhing). Persamaan antara
17
keduanya antara lain dapat mengiringi satu tarian misalnya Tari Golek
Lambangsari.
Gamelan merupakan perangkat alat musik pada karawitan jawa yang
dibuat dari bahan logam jenis perunggu, kuningan, dan besi. Dari ketiga bahan
tersebut, bahan terbaik adalah perunggu. Selain logam, gamelan juga
menggunakan bahan pokok kayu, kulit, dawai, bambu, dan campuran. Dilihat dari
bentuknya gamelan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu pencon, bilah,
slongsongan kayu, lempengan, gong beri, dan bentuk lain.
Tabel 1
Unsur-unsur gamelan
No. Ricikan Bahan Bentuk Teknik Permainan
1. Kendhang (kendhang
bem, sabet, ciblon,
dan ketipung)
kayu dan
kulit
slongsongan dikebuk dengan
menggunakan telapak
tangan
2. Bonang (bonang
barung dan penerus)
logam pencon dipukul dengan tabuh
yang berbentuk mirip
bindi sesuai jenisnya
3. Gender (gender
barung dan penerus)
logam bilahan dipukul dengan dua
buah pemukul yang
berbentuk bulat dan
bulatan tersebut
dibalut dengan kain
4. Saron (demung,
barung, penerus/
peking)
logam bilahan dipukul dengan tabuh
yang berbentuk mirip
palu sesuai jenisnya
5. Kethuk kempyang logam pencon dipukul dengan tabuh
yang berbentuk mirip
bindi sama dengan
tabuh bonang.
6. Kenong logam pencon dipukul dengan tabuh
yang berbentuk mirip
bindi sama dengan
tabuh bonang hanya
lebih besar
18
7. Kempul logam pencon dipukul dengan
pemukul yang
berbentuk bindi dan di
balut kain berukuran
lebih besar dari
kenong dan lebih kecil
dari pemukul gong
8. Gong logam pencon dipukul dengan
pemukul yang
berbentuk bindi dan di
balut kain berukuran
lebih besar dari
kenong dan kempul
9. Gambang kayu bilahan dipukul dengan dua
buah alat pukul yang
berbentuk bundar
dengan tangkai
pemegang.
10. Celempung kayu dan
kawat
dawai dipetik dengan kedua
ibu jari
11. Rebab kayu dan
kawat
dawai digesek dengan
penggesek yang
dibuat dari kayu dan
rambut kuda yang
direntangkan oleh jari
pemain
12. Suling bambu slongsongan ditiup dan suling
diposisikan vertikal
13. Keprak dan kepyak logam lempengan dipukul menggunakan
cempala dengan
tangan maupun kaki
14. Bedhuk besar kayu dan
kulit
slongsongan dipukul dengan
menggunakan kayu
yang berukuran
pergelangan tangan
anak dengan panjang
30 cm
2.2.4 Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007:6) adalah suatu proses sosial
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
19
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran terdiri dari
strategi bauran pemasaran (marketing mix) dimana organisasi atau perusahaan
mengembangkan untuk mentransfer nilai melalui pertukaran untuk pelanggannya.
Kotler dan Amstrong (2008:62) berpendapat bahwa, “Bauran pemasaran
(marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran”.
Marketing mix terdiri dari empat komponen biasanya disebut “4P” yaitu Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion ( Promosi).
Product (Produk) berarti Sebuah benda atau pelayanan yang ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, baik itu kebutuhan primer
atau kebutuhan sekunder. Price (Harga) dapat diartikan sebagai ekspresi dari
sebuah nilai, dimana nilai tersebut menyangkut kegunaan dan kualitas produk,
citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui
jaringan distribusi dan layanan yang menyertainya. Place (Tempat) diartikan
sebagai distribusi. Distribusi adalah bagaimana produk dapat sampai pada pengguna
akhir, yang dalam hal ini adalah pelanggan dengan biaya yang seminimal mungkin
tanpa mengurangi kepuasan pelanggan dan apa pengaruhnya pada keseimbangan
keuangan perusahaan. Place juga dapat diartikan sebagai pemilihan tempat atau
lokasi usaha. Perencanaan pemilihan lokasi yang baik, tidak hanya berdasar pada
istilah strategis, dalam artian memandang pada jauh dekatnya pada pusat kota atau
mudah tidaknya akomodasi menuju tempat tersebut. Promotion (Promosi) berarti
aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya.
20
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir diatas menunjukkan bahwa Profil Pengrajin Gamelan di
Dusun Tawang Desa Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
dapat dilihat dari kerajinan gamelan Karya Indah yang didalamnya dibagi menjadi
Profil Kerajinan Gamelan Karya Indah
di Dusun Tawang Desa Sempukerep
Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
Kesejarahan
Faktor Bertahannya
Industri Kerajinan
Kerajinan Gamelan
Karya Indah
� Harga relatif
murah
� Mutu produk
� Pembuatan
gamelan tepat
waktu
� Peran pemerintah
� Media massa.
Barang dan Proses
Produksi
Klasifikasi Produk
Tempat Produksi
Tenaga Ahli
Produksi
Pemasaran
21
kesejarahan, barang dan proses produksi, klasifikasi produk, tempat produksi,
tenaga ahli produksi, dan pemasaran. Faktor bertahannya usaha kerajinan gamelan
dapat dilihat dari harga yang relatif murah, mutu produk, pembuatan gamelan
tepat waktu, peran pemerintah, dan media massa.
95
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerajinan gamelan Karya Indah adalah sebuah usaha kerajinan gamelan
yang terdapat di Wonogiri, tepatnya di Dusun Tawang RT 03 RW 04 Desa
Sempukerep Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri, dan pemilik usaha
tesebut adalah Sarno. Karya Indah berdiri pada tahun 1991 berlatar belakang dari
profesi Sarno sebagai seniman karawitan yang kemudian dari hobinya tersebut,
Sarno membuat kendhangnya sendiri kemudian diperjualbelikan melalui teman
pengrawitnya hingga sukses dan setelah sukses berlanjut menjadi pengrajin
gamelan. Barang yang diproduksi yaitu gamelan yang berbentuk bilah yang terdiri
dari gender, slenthem, saron, demung, peking, dan gambang; pencon yang terdiri
dari bonang, kempul, dan gong; kendhang; dan siter. Selain instrumen gamelan
kerajinan ini juga membuat rancakan, dan tabuh. Proses pembuatan gamelan
dilakukan dengan pembuatan gender sebagai embat untuk patokan penglarasan
pada instrumen gamelan lainnya. Meski setiap hari membuat gamelan, produk
yang paling banyak dipesan adalah saron dan demung campursari, kendhang, dan
tabuh. Tempat produksi yang dimiliki Sarno sudah cukup karena terbagi menjadi
beberapa tempat yaitu tempat penampungan gamelan yang sudah jadi, tempat
pembuatan kendhang, tempat pengukiran, tempat pembuatan balungan/ tempat
penempaan, dan tempat pembuatan rancakan dan pencon. Tenaga ahli produksi
dalam kerajinan gamelan Karya Indah adalah Sarno sendiri dan dibantu oleh
ketujuh karyawannya yaitu Sarjono, Suparjo, Wakidi, Samidin, Paryoko, Sukimo,
96
dan Karino. Pemasaran dilakukan melalui teman-teman pengrawit Sarno, anak-
anaknya, pameran-pameran kebudayaan di Wonogiri, dan bantuan dari media
massa.
Bertahannya kerajinan gamelan milik Sarno dipengaruhi beberapa faktor,
yaitu harga relatif murah, mutu produk, pembuatan gamelan tepat waktu, Peran
pemerintah, dan media massa.
5.2 Saran
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
5.2.1 Bagi pengrajin gamelan diharapkan tetap berkarya dan mengajak
masyarakat peduli dengan gamelan, karena gamelan adalah salah satu kebudayaan
Indonesia yang masih ada hingga saat ini. Jangan pernah merasa puas dan selalu
tingkatkan kualitas kerajinan. Jangan sampai berhenti membuat gamelan supaya
tetap ada dan ajak generasi muda untuk berpartisipasi untuk menjaga gamelan.
5.2.2 Bagi Pemerintah Kabupaten Wonogiri diharapkan tetap menyelenggarakan
pameran-pameran kebudayaan dari Wonogiri.
5.2.3 Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri dapat
membuat kebijakan untuk memasukkan musik tradisional setempat dalam
pembelajaran di sekolah.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Renika Cipta.
Bastomi, Suwaji. 1986. Seni Kriya Apresiasi dan Perkembangannya. Semarang:
IKIP Semarang Press.
---------------------. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
-------------------------. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. (Cetakan ke-2).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kotler dan Armstrong. 2008. Dasar–Dasar Pemasaran. Alih bahasa oleh
Alexander Sindoro dan Tim Mark Plus. Jakarta: PT. Indeks Gramedia
Kotler dan Keller. 2007. Marketing Management, Global Edition. New Jersey:
Pearson Education.
Kurniawan, Andri. 2013. Kerajinan Tradisional. Yogyakarta: Balai Pelestarian
Nilai Budaya.
Machdhoero, AM. 1993. Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Ekonomi.Malang: UMM Press.
Moloeng, Lexy J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
-------------------. 2003. Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah Revisi). Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
-------------------. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah Revisi). Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Poerwadarminta. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
98
Raharjo, Timbul. 2009. Bisnis Seni Kerajinan Bikin Londho Keranjingan, Kewirausahaan Bidang Seni Kriya. Yogyakarta: Program Pascasarjana ISI
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan.
Bandung: STSI Press.
Santoso, Hadi. 1986. GAMELAN “ Tuntunan Memukul Gamelan “. Semarang:
Dahara Prise
Sitohang, 2009. Dalam Artikel Profil. Sitohanguntuktapanuli.wordpress.com (di
unduh pada 3 November 2016).
Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Sumaryanto, F. Totok . 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Pendidikan Seni. Semarang : Fakultas Bahasa dan Seni
------------------------------. 2007. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang: UNNES Press.