Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses...

7
Produk hortikultura seperti sayuran merupakan komoditas yang mudah rusak dan masih mengalami proses hidup (proses fisiologis). dalam batas-batas tertentu proses fisiologis ini akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjurus pada kerusakan/kehilangan hasil. (Anonim, 2011). Kehilangan/kerusakan hasil produk sayuran secara kualitas dan kuantitas terjadi pada tahap panen sampai dengan tahap produk siap dikonsumsi. Rata-rata kehilangan/ kerusakan hasil produk sayuran diperkirakan 5 – 25% untuk negara-negara yang telah maju, dan 20 – 50% untuk negara-negara berkembang. Untuk mengurangi susut tersebut, beberapa hal yang harus dilakukan adalah : (a) mengetahui faktor biologis dan lingkungan penyebab kerusakan, (b) menggunakan teknologi penanganan pasca panen yang benar, diantaranya pengemasan dan penyimpanan yang tepat, sehingga akan memperlambat kebusukan dan dapat mempertahankan kesegaran produk pada tingkat optimal. Respirasi memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi prosesnyya yaitu faktor internal yang mempengaruhi laju respirasi antara lain umur, tipe atau jenis tumbuhan, sedangakan faktor eksternal yang mempengaruhi laju respirasi antara lain adalah

description

qasfsfsafas

Transcript of Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses...

Page 1: Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses Hidup

Produk hortikultura seperti sayuran merupakan komoditas yang mudah rusak dan masih

mengalami proses hidup (proses fisiologis). dalam batas-batas tertentu proses fisiologis ini akan

mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjurus pada kerusakan/kehilangan hasil. (Anonim,

2011).

Kehilangan/kerusakan hasil produk sayuran secara kualitas dan kuantitas terjadi pada

tahap panen sampai dengan tahap produk siap dikonsumsi. Rata-rata kehilangan/ kerusakan hasil

produk sayuran diperkirakan 5 – 25% untuk negara-negara yang telah maju, dan 20 – 50% untuk

negara-negara berkembang. Untuk mengurangi susut tersebut, beberapa hal yang harus

dilakukan adalah :

(a) mengetahui faktor biologis dan lingkungan penyebab kerusakan,

(b) menggunakan teknologi penanganan pasca panen yang benar, diantaranya pengemasan dan

penyimpanan yang tepat, sehingga akan memperlambat kebusukan dan dapat mempertahankan

kesegaran produk pada tingkat optimal.

Respirasi memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi prosesnyya yaitu faktor internal

yang mempengaruhi laju respirasi antara lain umur, tipe atau jenis tumbuhan, sedangakan faktor

eksternal yang mempengaruhi laju respirasi antara lain adalah ketersediaan jumlah substrat,

ketersediaan oksigen, dan kelembapan serta suhu lingkungan. Tentunya tumbuhan yang sudah

dewasa dengan tumbuhan yang masih berkecambah akan memiliki laju respirasi yang berbeda.

Pada saat kecambah, laju respirasi cenderung lebih tinggi dibanding ketika sudah

dewasa. Hal ini karena pengaruh metabolik dari proses perkecambahan. Demikian pula pada

berbagai macam jenis tumbuhan akan memiliki laju respirasi yang berbeda, karena di dalamnya

terdapat proses metabolik dan kandungan substrat respirasi yang berbeda satu sama lain. Oleh

karena itu, untuk mengetahui pengaruh kuantitas substrat biji terhadap laju respirasi kecambah,

maka perlu dilakukan suatu eksperimen dengan beberapa perlakuan untuk mengkaji hal tersebut

lebih dalam. Semua sel hidup melakukan respirasi untuk mencukupi kebutuhan energi. Semua

sel aktif akan terus menerus melakukan respirasi, menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam

Page 2: Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses Hidup

volume yang sama. Namun seperti kita ketahui, respirasi lebih dari sekadar pertukaran gas yang

berlangsung secara sederhana. Respirasi merupakan salah satu bentuk proses metabolisme secara

katabolik, yaitu proses pemecahan. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu

senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2 yang diserap direduksi menjadi H2O. Proses respirasi

dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. (Anonim, 2011).

Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi

senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan

berlangsung secara aerobik maupun anaerobik.Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan

dihasilkan karbondioksida sertaenergi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak

atau kurangtersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol,asetaldehida

atau asam asetat dan sedikit energi. (Lovelles, 1997)

Anonima.2009.Pemasakan Buah.http://wordbiology.wordpress.com. diakses pada tanggal 24

April 2011

Anonimb.2010.Perubahan Kimia Buah Klimaterik dan Buah Non Klimaterik Selama

Penyimpanan.http://siwi.blog.uns.ac.id. diakses pada tanggal 24 April 2010

Anonimc.2011.Respirasi Aerob Pada Buah.http://lordbroken.wordpress.com. diakses pada

tanggal 24 April 2011

Anonim, 2010. “Respirasi Tanaman” http://biogen.litbang.deptan.go.id/

Abidin, Z. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa, Bandung

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia

Page 3: Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses Hidup

(UI-Press). Jakarta. 481 hal.

Bellec, F. L., F. Vaillant, and E. Imbert. 2006. Pitahaya (Hylocereus spp.): a new

fruit crop, a market with a future. Fruit 61(4):237-250.

Burdon, J. N. 1997. Postharvest Handling of Tropical and Subtropical Fruit for

Export, 1-20. In S. K. Mitra (Ed). Postharvest Physiology and Storage of

Tropical and Subtropical Fruits. CAB International. London.

Cahyono, Bambang. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya jeruk. Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Danang. 2008. Fotosintesis dan Respirasi. (Online), (http://www.indoskripsi.com, diakses

tanggal 1 November 2010).

Fantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Harjadi, 1989. Hortikultura. Andy Offset. Yogyakarta.

Hoa, T. T., C. J. Clark, B. C. Waddell, A. B. Woolf. 2006. Postharvest quality of

dragon fruit (Hylocereus undatus) following disinfesting hot air

treatments. Postharvest Biology and Technology 41:62–69.

Isbandi, J. 1983. Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman. Fakulas Pertanian UGM.

Yogyakarta.

Page 4: Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses Hidup

Kader, A. A. 1992. Postharvest Biology and Technology of Horticultural Crops.

University of California. Davies.

Kays, S. J. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. Van

Nostrand Reinhold. New York. 255p.

Kamarani. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuhan Tanaman. Yasaguna, Jakarta.

Krisdianto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru: FMIPA

Universitas Lambung Mangkurat.

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Fosiologi Tumbuhan. Rajawali Pers : Jakarta.

Loveless A.R.1987. Prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta:Gramedia

Roy dan Goldschmidt 1996. Cara Meningkatkan Budidaya Jeruk. Pustaka Nusatama.

Yogyakarta.

Salisbury, frank B. Dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Bandung : ITB.

Suharjo, Usman Kris Joko. 2011. Penuntun Praktikum Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan

Tanaman. Jurusan Budidaya Tanaman UNIB : Bengkulu

Suyitno. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA UNY

Page 5: Produk Hortikultura Seperti Sayuran Merupakan Komoditas Yang Mudah Rusak Dan Masih Mengalami Proses Hidup

Winarno, F.G. dan M. Aman. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Sustra Hudaya. Bogor.

Yasa, I Komang Jaya Santika. 2009. Respirasi Dipengaruhi oleh Beberapa Faktor. (Online),

(http://www.idonbiu.com, diakses tanggal 1 November 2010).