Probiotik Dan Kalsium Pada Diare Dan Infeksi Saluran Pernafasan

5
Probiotik dan Kalsium pada Diare dan Infeksi Saluran Pernafasan pada Anak di Indonesia Rina Agustina, Frans J. Kok, Ondine van de Rest, Umi Fahmida, Agus Firmansyah, Widjaja Lukito, Edith J. M. Feskens, Ellen G. H. M. van den Heuvel, Ruud Albers and Ingeborg M. J. Bovee-OudenhovenPediatrics 2012;129;e1155; originally published online April 9, 2012;DOI: 10.1542/peds.2011-1379 ABSTRAK Objective untuk menyelidiki efek kalsium dan probiotik terhadap kejadian dan durasi diare akut dan infeksi saluran pernafasan akut (ARTI) dalam masyarakat social ekonomi rendah, Jakarta, Indonesia. Metode kami melakukan penelitian selama 6 bulan secara double-blind, Placebo, Controlled pada 494 anak sehat berusia 1-6 tahun. Yang menerima susu rendah laktosa dengan kandungan kalsium rendah ( LC : -50 mg/hari n = 124 ), kalsium biasa ( RC ; - 440 mg/hari n = 126 ). RC dengan 5.018 unit pembentukan koloni / hari dari lactobasillus Casei , CRL 431 ( casei : 120 ) atau RC debgab 5.108 unit pembentukan koloni / hari lactobacillus reuteri dsm 17938 (reuteri n = 124). Lamanya diare dan infeksi pernafasan akut masing-masing memiliki hasil primer dan sekunder. Resault who mendefinisikan kejadian diare (> 3 lembek / tinja cair dalam 24 jam). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara RC dan LC (relative resikonya (RR) : 0,99, 95% CI (0,62 - 1,58)). Antara casei dan RC ( RR 1,21 (95% CI : 0,76 sampai 1,92)) atau antara reuteri dan RC ( RR 0,76 95% CI : 0,46 – 1,25). Kelompok dari keseluruhan insiden diare dilaporkan ( > 2 lembek / tinja berair dalam 24 jam) secara signifikan reuteri sangat rendah dibandingkan kelompok RC ( RR : 0,68 (95% CI : 0,46 – 0,99)). Terlepas dari definisi yang digunakan, reuteri

description

hjlhgjm

Transcript of Probiotik Dan Kalsium Pada Diare Dan Infeksi Saluran Pernafasan

Page 1: Probiotik Dan Kalsium Pada Diare Dan Infeksi Saluran Pernafasan

Probiotik dan Kalsium pada Diare dan Infeksi Saluran Pernafasan

pada Anak di Indonesia

Rina Agustina, Frans J. Kok, Ondine van de Rest, Umi Fahmida, Agus Firmansyah, Widjaja Lukito, Edith J. M. Feskens, Ellen G. H. M. van den Heuvel, Ruud Albers

and Ingeborg M. J. Bovee-OudenhovenPediatrics 2012;129;e1155; originally published online April 9, 2012;DOI: 10.1542/peds.2011-1379

ABSTRAK

Objective untuk menyelidiki efek kalsium dan probiotik terhadap kejadian dan durasi diare akut dan infeksi saluran pernafasan akut (ARTI) dalam masyarakat social ekonomi rendah, Jakarta, Indonesia.

Metode kami melakukan penelitian selama 6 bulan secara double-blind, Placebo, Controlled pada 494 anak sehat berusia 1-6 tahun. Yang menerima susu rendah laktosa dengan kandungan kalsium rendah ( LC : -50 mg/hari n = 124 ), kalsium biasa ( RC ; - 440 mg/hari n = 126 ).RC dengan 5.018 unit pembentukan koloni / hari dari lactobasillus Casei, CRL 431 ( casei : 120 ) atau RC debgab 5.108 unit pembentukan koloni / hari lactobacillus reuteri dsm 17938 (reuteri n = 124). Lamanya diare dan infeksi pernafasan akut masing-masing memiliki hasil primer dan sekunder.

Resault who mendefinisikan kejadian diare (> 3 lembek / tinja cair dalam 24 jam). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara RC dan LC (relative resikonya (RR) : 0,99, 95% CI (0,62 - 1,58)). Antara casei dan RC ( RR 1,21 (95% CI : 0,76 sampai 1,92)) atau antara reuteri dan RC ( RR 0,76 95% CI : 0,46 – 1,25). Kelompok dari keseluruhan insiden diare dilaporkan ( > 2 lembek / tinja berair dalam 24 jam) secara signifikan reuteri sangat rendah dibandingkan kelompok RC ( RR : 0,68 (95% CI : 0,46 – 0,99)). Terlepas dari definisi yang digunakan, reuteri secara signifikan mengurangi kejadian diare pada anak-anak dengan status gizi rendah ( dibawah rata-rata skor tertinggi dan berat menurut Z scor ) tak satupun dari intervensi yang terkena ARTIS.

Kesimpulan susu RC sendiri atau dengan lactobacillus casei tidak mengurangi diare atau ARTIS pada anak-anak Indonesia. Loctabacillus reuteri dapat mencegah diare terutama pada anak-anak dengan status gizi rendah.

Page 2: Probiotik Dan Kalsium Pada Diare Dan Infeksi Saluran Pernafasan

Diare akut dan ARTIS masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas di anak-anak pada usia < 5 tahun pada Negara-negara berkembang. Di Indonesia diare dan ARTIS (phenoumonia) berkontribusi 25% dan 16% tingkat kematian pada anak-anak. Selain itu prevalensi penyakit ini dan kekurangan gizi di kalangan anak-anak usia < 5 tahun masih merupakan penyebab tertinggi di masyarakat perkotaan yang social ekonominya rendah. Infeksi dan malnutrisi saling terkait dan diperlukan strategi untuk meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Strategi pencegahannya (termasuk penyediaan air bersih dan sanitasi, ASI eksklusif, cuci tangan, vit.A dan suplemen zinc serta vaksinasi) tetapi intervensi ini tidak selalu efektif dalam mengurangi penyakit ini. Upaya untuk pencegahan penyakit diare dengan modulasi pertahanan usus merupakan strategi alternative, sebuah studi control pada manusia dilaporkan bahwa suplemen pada orang dewasa sehat dengan susu biasa, tinggi kalsium alami mengurangi makanan enterotoxigenik E.coli yang menginduksi diare. Selain defisiensi mikronutrien lain, banyak anak-anak di Indonesia < 5 tahun memiliki asupan kalsium yang rendah yang tidak memenuhi rekomendasi tiap harinya.Beberapa penelitian meta analisis dan ulasan telah menyimpulkan bahwa probiotik dapat mencegah atau mengurangi durasi diare pada anak-anak, namun efek yang menguntungkan tergantung pada strain probiotik dan dosis. Beberapa studi telah meneliti manfaat probiotic pada pencegahan ARTIS pada anak-anak, rekomendasi suplemen dengan kalsium atau probiotik pada masyarakat di Negara berkembang tidak dibenarkan, oleh karena itu kami menyelidiki efektifitas kalsium atau tanpa 2 strain probiotik pada diare akut dan ARTIS pada anak-anak.

METODE

- Desain StudiDilakukan antara Agustus 2007 dan September 2008 di masyarakat social ekonomi rendah yang mewakili daerah banjir dan non banjir di Jakarta Timur, Indonesia.

- SubjekAnak-anak usia 1 – 6 tahun : tampak sehat, tidak disusui dan jika mengkonsumsi susu asupan kalsium < 75% yang direkomendasikan per hari. Dokter anamnesis ibu dan memeriksan anak-anak untuk kriteria eksklusi : gejala penyakit kronik / bawaan dan cacat, TB Paru, riwayat alergi, diare, penggunaan antibiotic dalam dua minggu sebelum studi dimulai, (< 23 SDdari berat, tinggi, menurut Z scor). Asupan kalsium 375 mg per hari sesuai dengan kuesioner.

- Intervensi Secara acak anak diberikan susu rendah lactosa : rendah kalsium (RC : < 50 mg per hari) kalsium, kalsium biasa (RC : < 440 mg per hari). Susu manis rasa coklat (disterilkan dengan menggunakan ultra suhu tinggi).Placebo : susu yang dikonsumsi dengan bagian dalam sedotan yang dilapisi dengan penurunan minyak. Minuman susu yang berbeda dan sedotan yang dibedakan pula kepada para peneliti dan peserta, komposisi susu dan sedotan dijelaskan pada tabel 1.

Page 3: Probiotik Dan Kalsium Pada Diare Dan Infeksi Saluran Pernafasan

Susu dan sedotan disimpan dan didinginkan (10 derajat celcius) setiap saat sampai dikirim. Kelangsungan hidup probiotik diperiksa setiap bulan dengan menggunakan plating selektif, pekerja lapangan maendistribusikan ke orang tua 2x seminggu.

Ibu-ibu diminta untuk memberikan susu 180 ml 2x sehari pada anak-anak (tidak dengan makan) dengan menggunakan sedotan yang disediakan, ibu-ibu diminta untuk menjaga pola makan anak untuk probiotik, prebiotic atau makanan/minuman tinggi kalsium selain yang disediakan. Paket kosongnya harus diperlihatkan selama kunjungan. Pada episode diare anak-anak terus atau memulai minum susu sesegera mungkin.

Randomization dan BlendingPara peneliti, para ibu, anak-anak, dan pegawai laboratorium tidak menyadari pengobatan sampai semua analisa biokimia dan data selesai.

OutcomesHasil utama adalah jumlah dan durasi episode diare. Hasil sekunder adalah jumlah dan durasi episode ARTIS.Who mendefinisikan diare (>3 lembek / tinja cair dalam 24 jam). Frekuensi buang air dihitung ketika ada setidaknya jarak 1 jam sejak buang air besar.Munculnya ARTIS didefinisikan saat anak memiliki > satu gejala pernafasan atau satu gejala konstitusional (demam, sakit kepala, gelisah, aphony, sesak nafas, nyeri telinga akut atau keluar cairan). Gejala ini dikonfirmasikan dengan diagnosis dokter saluran pernafasan atas (rhinitis, pharinitis, sinusitis, otitis dan pilek) dan saluran pernafasan bawah (phneumonia dan bronchitis) infeksi saluran pernafasan.Durasi ARTI : jumlah hari berturut-turut dengan > 2 tanda dan gejala yang ditetapkan dengan jarak 7 hari bebas gejala sebelum episode baru dapat terjadi.

Koleksi DataPekerja lapangan mengumpulkan sampel tinja sebelum dan pada akhir intervensi, serta selama episode diare. Sampel dikumpulkan dari timbulnya diare sampai maksimal 3 hari. Kemudian tinja yang dikumpulkan disimpan dalam suhu dingin (-20 derajat celcius). Kotoran yang beku dan kering dianalisis untuk kalsium dan rotavirus (sampel diare).