pro13-70
-
Upload
ocha-malawat -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of pro13-70
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
461
PENGARUH DIAMETER STEK BATANG TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT PADA EMPAT SPESIES
TANAMAN MURBEI (Morus sp.)
(Effect of Diameter Stem Cutting on Growth
of Four Species of Mulberry (Morus sp.))
Rijanto Hutasoit, Tarigan A, Ginting SP
Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih, PO Box 1. Galang, Sumatera Utara
ABSTRACT
Mulberry (Morus sp) is one of forage that can be used as animal feed. Lack of seeds that are available and
of high quality as well as appropriate methods of mulberry cultivation is still a problem. This activity aims
was determine the effect of diameter stem cuttings growth in four species of mulberry (Morus sp) on
zeadling. Research designed was Randomized complete block design pattern, consisting of two factors and
three replications. The first factor was diameter stem cuttings: (D1 = Diameter of 1 cm, D2 = Diameter 2 cm
and D3 = Diameter 3 cm). The second factor was species used: (M1 = Morus alba var Kanva, M2 = Morus
nigra, M3 = Morus cathayana and M4 = Morus multicaulis). The results shows that the seedling height and
number of buds (P
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
462
kepada ternak ruminansia adalah rumput lokal
yang berkualitas rendah, sementara keragaman
hijauan pakan yang ada di Indonesia sangat
besar, baik didaerah iklim basah maupun
daerah beriklim kering.
Salah satu keragaman hijauan yang dapat
digunakan sebagai pakan ternak adalah
tanaman murbei (Morus sp), potensial sebagai
sumber protein untuk ternak ruminansia
(Sanchez 2001; Miller et al. 2005). Menurut
Yulistiani (2008) dari segi kandungan protein dan kecernaan tanaman murbei dapat
digunakan sebagai suplemen dalam pakan
ternak sapi perah, lebih lanjut disebutkan
bahwa sebagai suplemen hijauan murbei dapat
digunakan sebagai pengganti ransum
konsentrat sampai 75% tanpa mempengaruhi
produksi susu dan kualitas susu. Saddul et al. (2004), melaporkan pada interval pemotongan
hijauan murbei 5 minggu sekali mempunyai
kandungan protein kasar 24,9%, dengan
demikian memiliki potensi yang tinggi sebagai
suplemen dengan kecernaan 75-85% (Xuan et
al. 2003).
Pohon murbei termasuk ke dalam genus
Morus, family Moraceae. Ordo Klas
Dicotyledonae. Diperkirakan ada 68 spesies
dari genus Morus yang tersebar di Asia (Datta
2001), dan di Cina ada lebih dari 1000 varietas
ditanam. Umumnya tanaman murbei
dimanfaatkan sebagai pakan ulat sutera spesies
Bombyx mori. Usaha budidaya tanaman murbei
telah berkembang dengan baik di masyarakat
mendukung keberhasilan persuteraan alam
dalam jumlah yang cukup dapat menjamin
kontinuitas produksi pertekstilan sutra di
Indonesia (Santoso, 2000). Spesies yang paling
umum digunakan adalah M. alba (murbei
putih), M. nigra (murbei hitam), M. catayana
dan M. multicaulis, M. rubra (murbei merah)
dan M. indica, telah menyebar dan beradaptasi
baik di daerah tropik maupun daerah sub tropik
mulai dari ketinggian 0-4000 m dpl.
Metode budidaya tanaman murbei sebagai
pakan ternak harus dipertimbangkan untuk
meningkatkan produksi dan kualitas tanaman
murbei. Kurangnya bibit yang tersedia yang
berkualitas tinggi dan metode yang tepat
tentang budidaya tanaman murbei masih
merupakan kendala introduksi tanaman murbei
sebagai sumber pakan ternak. Untuk
memperoleh pertumbuhan yang optimal
diperlukan perbaikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman murbei.
Dalam budidaya murbei ketersediaan bibit
yang baik sangat penting diperhatikan untuk
mendukung sistem produksi setelah bibit
ditanam dilapangan. Adinugraha et al. (2002)
melaporkan perbanyakan tanaman murbei yaitu
secara vegetatif (stek batang), perbanyakan
dengan biji belum banyak dilakukan. Ukuran
diameter stek batang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman murbei, umumnya
petani yang menanam murbei sebagai pakan
ulat sutra menggunakan diameter stek batang
bervariasi antara 0,5-3 cm. Raza-Ul-Haq
(1992), penggunaan stek batang adalah salah
satu metode perbanyakan vegetatif paling
mudah, ukuran penanaman stek batang penting
untuk hidup awal dan pertumbuhan stek, secara
fisiologis berperan penting dalam penentuan
keberhasilan perakaran.
Pentingnya metode pembibitan yang tepat
penggunaan stek batang pada tanaman murbei,
menurut (Guo et al. 2007) disamping
keseragaman tanaman, saat produksi tanaman
asal stek lebih awal dan lebih tinggi. Untuk
memperoleh pertumbuhan pembibitan yang
optimal sebagai sumber pakan, beberapa
langkah awal penting yang akan dilaksanakan
adalah melakukan uji diameter stek batang
terhadap beberapa spesies murbei yang potensial
untuk digunakan sebagai pakan ternak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh besar diameter stek
batang terhadap pertumbuhan bibit pada empat
spesies tanaman murbei (Morus sp).
MATERI DAN METODE
Penelitian dilakukan di lapangan percobaan
Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih
Sumatera Utara pada Bulan Januari sampai
April 2012. Lokasi ini terletak pada ketinggian
50 m dari permukaan laut dengan jenis tanah
pod solid (merah berpasir) dengan rata-rata
curah hujan sebanyak 1800 mm/thn. Bahan
dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah berupa cabang atau stek batang empat
spesies murbei terdiri atas: (1) M. alba var
Kanva; (2) M. nigra; (3) M. cathayana; (4) M.
multicaulis, sebanyak 360 stek batang bibit
yang berasal dari kebun koleksi Loka
Penelitian Kambing Potong Sei Putih.
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
463
Kegiatan ini diawali dengan persiapan
polybag yang digunakan berukuran 25 20 cm. Media tanah dan kompos yang digunakan
dicampur dengan perbandingan 1 bagian
kompos dan 3 bagian tanah. Persiapan
pembibitan stek batang diambil dari setiap
pohon induk murbei yang sudah cukup tua
dengan tinggi pemotongan 0,5 meter dari
permukaan tanah, potongan stek cabang
panjangnya masing-masing 15-20 cm atau
memiliki 3 mata tunas dengan diameter 1, 2
dan 3 cm dipilih stek yang baik dan sehat
untuk digunakan, antara lain: batang mengkilat,
tidak rusak (cacat), tidak busuk dan terhindar
dari penyakit penggerek batang. Sebelum di
tanam pangkal stek dicelupkan rootone F (20%)
selanjutnya ditanam kepolybag dan diletakkan
dalam naungan paranet dengan intensitas
naungan 50%. Pemberian naungan dilakukan
pada dua minggu pertama setelah penyetekan.
Setelah tanaman cukup kuat kemudian naungan
dibuka. pemeliharaan stek dilakukan dengan
penyiram setiap hari sampai umur 3 (tiga) bulan.
Variabel pengamatan
Tinggi tunas. Diukur dengan menggunakan
alat pengukur/meteran. Tinggi tunas diukur
mulai pangkal tunas sampai ujung/pucuk tunas.
Jumlah tunas. Dihitung seluruh jumlah
tunas yang tumbuh dari tiap-tiap diameter
batang stek.
Besar batang tunas. Diameter tunas yang
diukur meliputi pangkal tunas, pertengahan
batang tunas dan ujung tunas. Diukur dengan
cara melingkarkan seutas benang ke batang
tersebut lalu panjang benang yang dilingkarkan
diukur dengan alat pengukur/meteran.
Persentase tumbuh stek batang. Diperoleh
dengan cara menghitung seluruh jumlah stek
yang tumbuh dibagi jumlah stek yang
dibibitkan dikali seratus. Dengan rumus
sebagai berikut:
Jumlah stek yang tumbuh x 100
Jumlah stek yang dibibitkan
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok pola faktorial yang terdiri aras
dua faktor. Faktor yang pertama yaitu diameter
stek batang yang terdiri atas 3 perlakuan yaitu:
1. D1 = Diameter 1 cm 2. D2 = Diameter 2 cm 3. D3 = Diameter 3 cm
Faktor yang kedua adalah perlakuan spesies
murbei yang terdiri dar 4 spesies yaitu:
1. M1 = Morus alba var Kanva 2. M2 = Morus nigra 3. M3 = Morus cathayana 4. M4 = Morus multicaulis
Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan
sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Satuan
percobaan terdiri atas sepuluh tanaman
sehingga jumlah seluruhnya 360 tanaman.
Analisis data dengan ANOVA, bila terdapat
perbedaan yang nyata (P
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
464
Tabel 1. Rataan tinggi tunas bibit pada beberapa spesies tanaman murbei
Spesies Diameter stek (cm)
Rata-rata 1 2 3
M. Alfa cv. Kanva 22,6 27,2 41,6 30,5a
M. nirgra 33,5 46,8 40,7 40,3a
M. catayana 34,6 48,2 51,7 44,8a
M. multicaulis 28,0 44,9 29,6 34,2a
Rata-rata 29,7a 41,8b 40,9b 37,5
Superskrip yang berbeda dalam satu lajur atau baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
465
yang baru. Batang tunas tanaman sebaiknya
dipilih yang besar agar tidak mudah goyah
untuk menghindari patahnya tunas akibat air
hujan yang deras maupun tiupan angin yang
kencang serta akibat sentuhan manusia maupun
binatang liar seperti burung yang yang hinggap
pada tunas yang masih muda.
Ratarata besar batang tunas bibit tanaman murbei dengan perlakuan diameter stek batang
pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Rataan batang tunas murbei terbesar adalah 3,3
cm terdapat pada perlakuan diameter stek 3 cm
(D3). Sedangkan pada perlakuan spesies
tanaman murbei, rataan terbesar 3,0 diperoleh
pada spesies multicaulis. Hal tersebut sesuai
dengan yang dilaporan oleh Samsijah (1992),
bahwa pertumbuhan batang tunas terbaik
terdapat pada spesies multicaulis.
Hasil analisis variansi yang diperoleh
menunujkkan bahwa perlakuan besar diameter
stek batang terhadap beberapa spesies tanaman
murbei serta interaksinya tidak berpengaruh
nyata (P>0,05). Dari tabel tersebut diatas
terlihat peningkatan batang tunas pada
perlakuan diameter stek batang 1, 2 dan 3 cm.
Meskipun tidak berpengaruh nyata secara
numerik terlihat bahwa semakin besar stek
batang yang digunakan untuk bibit, maka
semakin besar pula batang tunas yang tumbuh.
Hal ini mengidikasikan bahwa semakin besar
batang stek yang ditanam menjamin
tersedianya pasokan nutrisi yang lebih banyak,
cadangan makanan (karbohidrat) cukup untuk
pertumbuhan tunas dicerminkan dengan
semakin besar batang tunas yang tumbuh.
Persentase tumbuh stek
Pertumbuhan stek bibit tanaman
merupakan modal awal yang perlu
diperhatikan untuk menentukan kualitas
pertumbuhan tanaman. Keberhasilan fase
pembibitan akan menentukan keberhasilan
sistem produksi selanjutnya dalam
pengembangan tanaman. Tingginya persentase
tumbuh tanaman akan memberikan respon
yang positif terhadap peningkatan produksi dan
kandungan bahan organik karena akan semakin
banyak yang termanfaatkan oleh ternak.
Persentase tumbuh yang dihasilkan dengan
perlakuan diameter stek batang pada beberapa
spesies tanaman murbei serta interaksinya pada
penelitian ini rata-rata 99,6%. Hasil tersebut
lebih tinggi dari penelitian Aris et al. (2007)
menyatakan bahwa persentase hidup stek
batang murbei yang tertinggi 81,6%.
Selanjutnya menurut Atmosoedardjo et al.
(2000), persentase hidup pada perlakuan stek
yang diamati hanya 71,2%, masih lebih rendah
dibandingkan dengan penelitian ini.
Dari hasil rataan Tabel 4 yang diperoleh
pada perlakuan spesies tanaman murbei relatif
tinggi dan tidak begitu bervariasi, berkisar
antara 99,3% (M1) - 99,7% (M2, M3, M4).
Sedangkan pertumbuhan pada tiap-tiap
perlakuan diameter stek batang tanaman
murbei berkisar antara 99,5% (D1) - 99,8%
(M2) yang merupakan hasil tertinggi yang
diperoleh.
Hasil analisis varian yang di peroleh
menunjukkan bahwa perlakuan besar diameter
Tabel 3. Rataan besar batang tunas bibit pada beberapa spesies tanaman murbei
Spesies
Diameter stek (cm)
Rata-rata 1 2 3
cm
M. Alfa cv. Kanva 2,0 3,0 3,4 2,8a
M. nirgra 2,5 2,9 3,1 2,8a
M. catayana 1,4 2,0 3,2 2,2a
M. multicaulis 2,3 3,1 3,6 3,0a
2,1a 2,8a 3,3a
Superskrip yang berbeda dalam satu lajur atau baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
466
Tabel 4. Rataan presentase tumbuh bibit pada beberapa spesies tanaman murbei
Spesies
Diameter stek (cm)
Rata-rata 1 2 3
%
M. Alfa cv. Kanva 99 100 99 99,3a
M. nirgra 100 99 100 99,7a
M. catayana 100 99 100 99,7a
M. multicaulis 99 100 100 99,7a
99,5a 99,5a 99,8a
Superskrip yang berbeda dalam satu lajur atau baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P0,05) terhadap persentase tumbuh
stek. Meskipun hasilnya sedikit lebih tinggi
pada perlakuan diameter stek batang dengan
menggunakan diameter 3 cm (D3).
Tingginya persentase tumbuh bibit tanaman
murbei diharapkan akan dapat melakukan
proses pertumbuhannya secara optimal.
Menurut Latiha et al. (2013), pertumbuhan
pada fase penyemaian merupakan fase penting
untuk mendapatkan tanaman yang produktiv,
dengan demikian seleksi tanaman yang sehat
dan tumbuh dengan baik mutlak dilakukan.
kondisi semai secara keseluruhan, baik kondisi
fisik maupun fisiologis relatif lebih baik dan
lebih siap untuk disapih ke dalam media yang
baru, sehingga semai lebih mampu beradaptasi
dan dapat menyerap unsur hara yang terdapat
dalam media sapih.
KESIMPULAN
Besar diameter stek batang mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tunas dan jumlah tunas
tanaman murbei. Stek batang berdiameter 2-3
cm adalah merupakan yang terbaik terhadap
tinggi tunas, sedangkan pada jumlah tunas yang
terbaik adalah berdiameter 3 cm. Spesies
murbei hanya berpengaruh terhadap jumlah
tunas. Jumlah tertinggi terdapat pada Morus
alba var kanva dan Morus multicaulis.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha AH, Sugeng, Hidayat P, Mahfud. 2002.
Studi variansi pertumbuhan stek beberapa
jenis murbei (Morus sp.). Buletin Penelitian
Pemuliaan Pohon. 6 no 1.
Aris S, Pudjiono S, Naiem M. 2007. Pengaruh jumlah mata tunas terhadap kemampuan hidup
dan pertumbuhan stek empat jenis hibrid
murbei. Balai Besar Penelitian Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan. J Pemuliaan
Tanaman Hutan. 1.
Atmosoedardjo S, Kartasubrata J, Kaomini M, Saleh
W, Moerdoko W. 2000. Sutera alam Indonesia, Yayasan sarana wana jaya. Jakatra. hlm. 337.
Datta RK. 2001. Mulberry Cultivation and
Utilization in India http://.fao. org/waicent /faoinfo/agricult/agap/frg/mulbe/Datta.tx.
Doss SG, Vijayan, Rahman K, Das MS, Chakraborti
KK, Roy BN. 2000. Effect of plant density on
growth, yield and leaf quality in triploid mulberry. Sericologia. 40:175-180.
Guo ZW, Tingting C, Yonghua Y, Le P. 2007. A
preliminary analysis of a sexual genetic
variability in mulberry as revealed by ISSR
markers. Int J Agri Biol. 9:928-930.
Latiha N, Kiho S, Banerjee R, Chattopadhyay S,
Saha AK, Bindroo BB. 2013. High frequncy
multiple shoot intuduction in vitro regeneration of mulburry. Int J adv Res. 1:22-26.
Miller D, McDonald D, Asiedu FH. 2005. The effect
of mulberry leaf meal on the growth
performance of weaner goats in Jamaica.
CARDI Review. 5:5-11.
-
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
467
Pudjiono. 2005. Pertumbuhan beberapa tanaman
murbei hibrid hasil persilangan terkendali J
Penelitian Hutan Tanaman. 2:74-79.
Raza U. 1992. Effect of light and weed competition
on the survival and growth of Abies pindrows
seedlings of various ages in different soils
media in the moist temperate forests of
Pakistan. Pak J Forest. 42:148-162.
Saddul D. Jelan ZA, Liang JB, Halim. 2004.
Mulberry (Morus alba): Apromising forage
supplement for ruminants. In New Dimensions
and Challenges.
Samsijah. 1992. Pengaruh Panjang Stek Terhadap
Kemampuan Hidup dan Pertumbuhan Morus
multicaulis. Laporan No 178, Lembaga
Penelitian Hutan, Bogor.
Sanchez MD. 2001. World distribution and
utilization of mulberry and its potential for
animal feeding In Mulberry for animal
production p 1-9. Sanchez MD (ed). FAO
Anim Prod Health. 147.
Santoso B. 2000. Produksi dan Kandungan Nutrisi
Daun Beberapa Varietas Murbei. Bulletin
Penelitian Kehutanan Ujung Pandang 6. (2).
Vijayan K. 2010. The emerging role of genomic
tools in mulberry (Morus) genetic
improvement. Tree genetics and Genomes. 6: 613-625.
Whitehead DC, Tinsley J. 2006. The biochemistry
of humus formation. J Sci Food Agric.
14:849-857.
Xuan BAN, Giang VD, Ngoan LD. 2003. Ensiling
of mulberry foliage (Morus alba) and the
nutritive value of mulberry foliage silage for
goats in central Vietnam Hue University of
Agriculture and Forestry Hue, Vietnam
Yuliastiani D. 2008. Hijauan murbei untuk
supleymentasi protein pakan sapi perah. Semi
loka nasional prospek industri sapi perah
menuju perdagangan bebas 2020. Bogor.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan dan STEKPI. p. 119-123.