Chapter 70 1g6b

20
CHAPTER 70 PEMBESARAN GLUTEUS Michèle Tardif and José Abel de la Peña Sejarah Standar kecantikan untuk regio gluteus selalu berubah selama beberapa abad, dan kemungkinan akan lebih berkembang pada 10 sampai 15 tahun terakhir. Lekukan Rubenesque dari masa Renaissance tidak lagi diterima untuk banyak wanita saat ini. Wanita kontemporer menginginkan tampilan atletik dengan lekukan yang indah pada bagian gluteus. Standar kecantikan termasuk dengan gluteus yang berbentuk baik dan garis-garis yang sama pada bagian lateral yang membuat lekukan alami dari bagian pinggang hingga lutut. Permintaan untuk pembesaran gluteus terus bertambah sejak tahun 1960, walaupun tidak ada teknik operatif yang dijelaskan pada waktu itu. Cara pertama untuk membesarkan gluteus adalah dengan gel silikon untuk implan payudara, tetapi masalah yang berkaitan dengan penggunaannya pada bagian gluteus yang membuat adanya perkembangan implan yang didesain spesifik untuk pembesaran gluteus. Prosedur operatif kemudian dikembangkan untuk meningkatkan hasil estetik. Gonzales-Ulloa adalah salah satu dokter bedah pertama yang merekonstruksi bagian gluteus, baik dengan mengangkat bagian gluteus atau dengan meletakkan implan 1

description

trbiuhj

Transcript of Chapter 70 1g6b

Page 1: Chapter 70 1g6b

CHAPTER 70

PEMBESARAN GLUTEUS

Michèle Tardif and José Abel de la Peña

Sejarah

Standar kecantikan untuk regio gluteus selalu berubah selama beberapa abad, dan

kemungkinan akan lebih berkembang pada 10 sampai 15 tahun terakhir. Lekukan

Rubenesque dari masa Renaissance tidak lagi diterima untuk banyak wanita saat

ini. Wanita kontemporer menginginkan tampilan atletik dengan lekukan yang

indah pada bagian gluteus. Standar kecantikan termasuk dengan gluteus yang

berbentuk baik dan garis-garis yang sama pada bagian lateral yang membuat

lekukan alami dari bagian pinggang hingga lutut. Permintaan untuk pembesaran

gluteus terus bertambah sejak tahun 1960, walaupun tidak ada teknik operatif

yang dijelaskan pada waktu itu. Cara pertama untuk membesarkan gluteus adalah

dengan gel silikon untuk implan payudara, tetapi masalah yang berkaitan dengan

penggunaannya pada bagian gluteus yang membuat adanya perkembangan implan

yang didesain spesifik untuk pembesaran gluteus. Prosedur operatif kemudian

dikembangkan untuk meningkatkan hasil estetik. Gonzales-Ulloa adalah salah

satu dokter bedah pertama yang merekonstruksi bagian gluteus, baik dengan

mengangkat bagian gluteus atau dengan meletakkan implan subkutan untuk

membesarkan gluteus. Dengan teknik tersebut ekspansi aponeurotik yang berasal

dari aponeurosis gluteus hingga dermis harus dibagi. Selain itu kulit yang longgar

dan kesalahan letak implan dapat memberiksan hasil estetik yang buruk. Implan

generasi kedua termasuk tempelan Dacron pada punggung. Tujuannya adalah

untuk menempelkan implan pada saku. Tetapi tempelan tersebut tidak cocok

untuk mempertahankan posisi implan. Sejak saat itu teknik untuk pembesaran

gluteus semakin berkembang dengan tiga bagian anatomi: submuscular,

intramuscular, dan subfascial (gambar 70.1).

1

Page 2: Chapter 70 1g6b

Pada tahun 1984, Robles menjelaskan pendekatan submuskular. Pendekatan ini

dilakukan pada sistem aponeurosis yang menahan kulit gluteus pada posisinya.

Tetapi teknik ini menghasilkan masalah anatomi dengan potensi risiko kerusakan

nervus sciatic. Bagian intramuskular dikembangkan dengan mengganggu serat

otot gluteus. Tujuannya adalah untuk menyisakan musculus gluteus maksimus

sebesar 3-4 mm untuk ditempelkan pada aponeurosis. Kenyataannya sangat sulit

untuk memperkirakan jumlah otot diatas karena kerusakan dilakukan tanpa

adanya petunjuk untuk diseksi. Selain itu kemungkinan terjadinya kerusakan

nervus sciatic tidak sepenuhnya dapat dihilangkan dan insidensi seroma dan

komplikasi diatas 30%. Untuk memecahkan masalah yang ada pada teknik lain

kami harus mengidentifikasi bagian anatomi baru yang dapat menahan implan

gluteus dengan sedikit morbiditas. Diseksi anatomi yang ekstensif dilakukan pada

aponeurosis gluteal. Teknik subfascial kami berdasarkan dengan study anatomi

tersebut.

Pemeriksaan Fisik

Kandidat: pasien yang merasa kurang pada bagian gluteus dan ingin

meningkatkan bentuk gluteus.

Kandidat ideal: pasien kurus dengan tubuh atletis dan tanpa ptosis; mereka

dapat mencapai hasil yang spektakuler.

Pasien yang kelebihan berat badan juga dapat diuntungkan dengan teknik ini

tetapi terkadang membutuhkan liposculptur yang lebih ekstensif pada operasi

yang sama.

Ketahui lebih dahulu ukuran pasti dari bagian subfascial selain itu juga

keinginan pasien untuk membantu menentukan ukuran implan.

Ukuran implan yang paling sesuai dapat dipilih sebelum operasi dengan

menggunakan template

Lipodistrifi mungkin dapat dikoreksi dengan liposculpture

Estetika dari bagian ini termasuk rasio pinggang-panggul harus 1:1,6

Sulcus intragluteal harus terletak di sepertiga tengah dari musculus gluteus

maksimus dan memiliki ukuran yang sama jarak antara lumbosacral dan

sulcus intergluteal

2

Page 3: Chapter 70 1g6b

Langkah Teknis

Sekitar dua minggu sebelum operasi, pasien dilarang untuk minum aspirin,

vitamin E atau obat-obatan lain yang akan menyebabkan perdarahan selama

operasi. Tiga hari sebelum operasi pasien harus diinstruksikan untuk diet rendah

serat. Satu hari sebelum operasi, pasien diberikan enema dan mulai diberikan

antibiotik untuk menghindari infeksi. Dengan posisi pasien tegak lurus, dilakukan

penandaan kulit yang dilakukan dengan template yang telah dibuat (gambar 70.2).

template harus sesuai untuk bagian gluteus dengan menyisakan 5 cm diatas sulcus

infragluteal dan 2 cm lateral dari rim external os. Sacrum. Segitiga sacrum

dibiarkan karena merupakan tanda estetik yang penting untuk bagian ini. Implan

tidak boleh diletakkan diatas tulang sacrum. Ke arah lateral, template akan

diluaskan ke batas eksternal bagian gluteal, menyisakan setidaknya 2 cm dari

garis eksternal (gambar 70.3 dan 70.4).

Gambar 70.1 Skema representasi dari anatomi untuk pembesaran gluteal:

submuscular, intramuskular dan subfasia.

3

Page 4: Chapter 70 1g6b

Gambar 70.2 Template dirancang untuk evaluasi pra operasi ukuran implan. De

la Peña JA, Rubio OV, Cano JP, Cedillo MC, Garcés MT. teknik subfasia untuk

glutealis augmentasi. Estetika Surg J 2004; 24: 265-273.

Gambar 70.3 Penandaan kulit dengan template. Tanda harus mengikuti bentuk

anatomi dari wilayah gluteal.

Gambar 70.4 Penandaan kulit. Segitiga sakral dan lipat infragluteal adalah

diawetkan. Merah, ekspansi aponeurotic ditampilkan.

4

sacrumSpina iliaca

sacrum

Trocanter mayor

gluteus

Page 5: Chapter 70 1g6b

Gambar 70.5 Ekspansi Aponeurotic melintasi lapisan unggul glutealis yang

maximus otot. Diseksi tajam antara ekspansi aponeurotic adalah penting untuk

penciptaan saku implan. de la Peña JA, Rubio OV, Cano JP, Cedillo MC, Garcés

MT. Teknik subfasia untuk gluteal augmentasi. Estetika Surg J 2004; 24: 265-273.

Gambar 70.6 Pembedahan saku dilakukan dari medial ke lateral dan dari

cephalic ke ekor dengan. Instrumen lama digunakan untuk menjaga baik sebuah

paparan medan. de la Peña JA, Rubio OV, Cano JP, Cedillo MC, Garcés MT.

Teknik subfasia untuk glutealis augmentasi. Estetika Surg J 2004;24: 265-273.

5

Ujung aponeurosis

Area yang diperlebar

Musculus gluteus maksimus

Page 6: Chapter 70 1g6b

Gambar 70.7 Sizer digunakan untuk mengevaluasi saku implan. Implan harus

sesuai longgar dalam ruang. de la Peña JA, Rubio OV, Cano JP, Cedillo MC,

Garcés MT. Teknik subfasia untuk glutealis augmentasi. Estetika Surg J 2004; 24:

265-273.

Gambar 70.8 Implan anatomi dirancang untuk glutealis augmentasi. Tinggi

implan bertekstur permukaan gel-diisi kohesif. B, tinggi kohesif gel-diisi implan

permukaan penutup polyurethane.

6

sizer

Page 7: Chapter 70 1g6b

Gambar 70.9 Implan di posisi yang benar dalam kaitannya dengan sakrum,

intergluteal sulkus dan batas lateral. Garis melintang putih pada memastikan

implan posisi sempurna dan keselarasan. de la Peña JA, Rubio OV, Cano JP,

Cedillo MC, Garcés MT. Teknik subfasia untuk glutealis augmentasi. Estetika

Surg J 2004; 24: 265-273.

Anestesi general atau epidural digunakan untuk prosedur ini. Jika anestesi

epidural digunakan, kateter digunakkan untuk mengontrol rasa nyeri setelah

operasi. Stoking elastis kompresi dan pompa kompresi digunakan sebagai

profilaksis deep vein trombosis. Pasien kemudian dibaringkan pada meja operasi

dengan posisi supinasi. Perhatian khusus harus diberikan pada bantalan wajah dan

lokasi tekanan seperti spina iliaka dan payudara. Setelah persiapan, pisau 4.4 yang

dibasahi dengan poviodone iodine kemudian diletakkan pada anus dan area

perianal ditutupi oleh doek steril. Kemudian insisi ditandai. Dua insisi paramedial

digambarkan 1 cm lateral dari midline. Insisi ini dimulai 4 cm diatas anus, yang

berhubungan dengan ujung distal coxae dan diperluas 6-7 cm ke cephalic. Insisi

yang tetap berada diatas fascia presacral termasuk kulit dan jaringan subkutan.

Kemudian insisi sebesar 8-10 cm dibuat paralel ke ujung lateral sacrum pada

aponeurosis gluteal dan hingga mencapai subfascial. Perhatikan agar jangan

memotong serat otot. Infiltrasi larutan Klein diberikan dibawah aponeurosis. Hal

ini dapat memfasilitasi identifikasi avaskular dari fascia, sebuah area yang terdiri

dari jaringan septum yang berasal dari bagian posterior aponeurosis gluteal

(gambar 70.5). Ekspansi aponeurosis ini sulit untuk dibagi tetapi infiltrasi

7

Page 8: Chapter 70 1g6b

memungkinkan diseksi tajam septum pada subfascial. Pembagian yang akurat dari

ekspansi mengangkat flap fasciocutaneus intak pada area tersebut dengan

penggunaan template.

Diseksi tajam, retraktor dan instrumen yang panjang adalah hal yang dibutuhkan

untuk diseksi yang aman, pemotongan, dan koagulasi untuk memastikan seluruh

ekspansi aponeurosis dari otot dapat terbagi. Perdarahan minimal jika koagulasi

dilakukan dengan hati-hati. Arteri perforator dari arteri gluteus superior dan

inferior diidentifikasi dan diligasi. Untuk memfasilitasinya, dapat dilakukan

diseksi dari medial ke lateral dan dari cephalic ke kaudal, sambil mempertahankan

eksposure yang lebar tanpa melewati kulit yang telah ditandai (gambar 70.6).

Bahkan jika hal ini bukan merupakan implan definitif, tetap saja dilakukan dengan

teknik no-touch seperti yang digunakan pada implan definitif. Rendam pada

larutan salin dengan antibiotik hingga operasi selesai. Lebih baik jika

mengembangkan kantung sebelum peletakkan implan sehingga volume gluteus

ditambah implan pada satu sisi tidak terganggu dengan diseksi pada kantung

kontralateral. Ketika implan sudah dipilih, pengecekan hemostasis dilakukan dan

drain suction dimasukkan untuk mempertahankan adesi jaringan lunak pada

implan. Implan definitif kemudian dimasukkan dengan teknik no-touch, pastikan

implan sudah diletakkan sempurna pada aksis. Implan harus terletak di kantung

dan penutupan aponeurosis harus tanpa tekanan. Jaringan diatur untuk menutupi

implan. Implan anatomi yang didesain untuk operasi ini harus digunakan dan

terdapat 3 dengan ukuran dan volume yang sama (gambar 70.8):

Implan kohesi tinggi yang diisi gel dengan permukaan bertekstur

Implan kohesi tinggi yang diisi gel dengan permukaan yang ditutupi

polyuretan

Implan elastomer

Akhirnya penutupan kantung dimulai dengan pemasukan aponeurosis tanpa

tekanan. Jahitan yang dapat diserap seperti Monocryl 2-0 harus digunakkan.

Penutupan dilakukan dengan penempatan jahitan tanpa mengikatnya untuk

mempertahankan kontrol penutupan dan yakin untuk tidak mengenai implan.

Fascia subkutan superficial dan profunda ditutup secara terpisah dengan monocryl

8

Page 9: Chapter 70 1g6b

4-0 pada kedua sisi fascia presacral. Akhirnya insisi setiap sisi ditutup secara

terpisah dan lekukan intergluteal dipertahankan pada midline (gambar 70.9).

Perekat jaringan digunakan untuk mempertahankan insisi agar tetap tertutup

Sebuah penutupan kedap air sangat penting di semua lapisan untuk menghindari

infeksi. Anestesi lokal yang tahan lama digunakan untuk mencegah nyeri pada

periode pasca operasi segera. Anestesi lokal dibiarkan di tempat tersebut 30 menit

sebelum dilakukan suction, sebagian besar raloxifene 7,5%. Prosedur yang paling

sering dilakukan untuk implan gluteal adalah liposculpture dari daerah gluteal

termasuk punggung bawah, paha posterior dan paha lateral. Dengan

menggabungkan prosedur ini, hasil glutealis augmentation positif. Selama

prosedur, perawatan harus diperhatikan agar liposuction tidak bergabung ke saku

implan. Pada pasien yang kurus, prosedur lain yang dapat dilakukan secara

bersamaan dengan implan untuk meningkatkan kontur betis dan menyeimbangkan

volume yang diperoleh di wilayah gluteal.

Perawatan pascaoperasi

Segera setelah operasi, pakaian tekan digunakan dan disimpan selama 1 bulan.

Kateter dibiarkan selama 12 jam berikutnya. Pasien dibawa ke ruang pemulihan

dengan posisi terlentang dengan bantal di atas dan di bawah bokong. Pasien mulai

menggerakkan kaki sesegera mungkin. Mereka dapat berbaring di posisi lateral,

terlentang atau telungkup.Ambulasi dimulai keesokan harinya. Setelah rawat

jalan, pasien dapat berdiri, berjalan, berbaring di tempat tidur atau tegak pada lutut

mereka, tapi duduk dibatasi hanya untuk ke kamar mandi untuk 2 minggu

pertama. Saluran air vakum konstan dibiarkan untuk 7-10 hari dan diangkat

setelah drainase kurang dari 30 mL per hari. Luka tidak membutuhkan perawatan

khusus, tapi pada kunjungan tindak lanjut berikutnya, pasien mungkin

membutuhkan Dermabond tambahan untuk menjaga insisi kedap air. Setelah 2

minggu, pasien dapat kembali ke aktivitas normal, kecuali untuk latihan dan

duduk lama. Untuk 3 minggu minggu, pasien hanya bisa mandi. Olahraga

diizinkan setelah 2 bulan, tetapi pasien diminta untuk menahan diri dari kegiatan

yang akan menerapkan tekanan ke bokong atau meregangkan insisi seperti naik

9

Page 10: Chapter 70 1g6b

sepeda atau kuda, yang dapat menyebabkan dehiscence luka. Dianjurkan untuk

merawat bekas luka untuk 3 bulan ke depan.

Komplikasi

Kejadian infeksi kurang dari 1%, dan pengobatan membutuhkan pengangkatan

sementara implan. Seroma dan hematoma biasanya dicegah dengan teknik bedah

yang teliti, tetapi jika mereka terjadi, evakuasi diperlukan. Cara terbaik untuk

mendiagnosa masalah adalah dengan USG. Luka yang terbuka dan ekstrusi

implan disebabkan oleh kesalahan teknis dalam menutup aponeurosis atau

tegangan yang berlebihan selama penutupan. Bekas luka mungkin terlihat jika

kulit terlepas dari fasia presacral atau dehiscence jika ada luka selama proses

penyembuhan. Sensasi di daerah gluteal hilang selama 6 minggu pertama, dan

pemulihan penuh sensasi yang normal dalam 4 bulan. Pasien harus menyadari

efek samping bedah ini karena cedera daerah tersebut, seperti luka bakar atau luka

tusukan, mungkin tidak diketahui oleh pasien dan menyebabkan komplikasi.

Kelebihan Kekurangan

Pasien ideal: pasien kurus yang atletis

dan sedikit atau tidak ada ptosis;

mereka dapat memperoleh hasil yang

spektakuler.

Pasien Kegemukan juga dapat

mengambil manfaat dari teknik ini,

tetapi sering membutuhkan

liposculpture lebih luas dalam operasi

yang sama.

Pendekatan anatomi ini menghasilkan

hasil yang alami, dapat diandalkan,

memberikan pilihan terbaik untuk

pembesaran gluteal (Gambar 70,10,

70,11 dan 70,12).

• Ada sangat sedikit kritik terkait

dengan teknik ini. Yang paling penting

adalah menandai persis seperti yang

dijelaskan dan tetap di dalam tanda

selama pembedahan kantong. Jika

tidak, implan tidak akan di benar posisi

dan hasilnya akan kurang. kenyamanan

pasien optimal dengan penggunaan

kohesif-gel implan, tetapi penggunaan

implan ini tidak diperbolehkan di

beberapa negara.

10

Page 11: Chapter 70 1g6b

Ringkasan

1. Buatlah seleksi pasien yang benar untuk gluteal augmentasi.

2. Tentukan harapan pasien dan mengevaluasi ukuran dari implan yang diusulkan

dengan template.

3. Empat belas hari sebelum operasi, menghentikan semua obat yang

meningkatkan perdarahan.

4. Sehari sebelum operasi, memberikan enema untuk pasien dan mulai antibiotik

untuk menghindari mencegah infeksi.

5. Membuat tanda dengan pasien berdiri.

6. Tempatkan pasien dalam posisi supinasi di meja operasi

7. sayatan kulit dibuat lateral garis tengah.

8. meruntuhkan subkutan di daerah sacral minimal dan kulit dan jaringan di garis

tengah tetap utuh.

9. subfasia dan flap elevasi dimulai pada perbatasan lateral sakrum, di mana ruang

subfasia adalah masuk.

10. Pemotongan dilakukan dari medial ke lateral dan dari cephalic untuk kauda,

tetap dalam tanda.

11. Sebuah implan Sizer digunakan untuk mengkonfirmasi ukuran implan definitif

dan untuk menentukan apakah lebih jauh diseksi diperlukan.

12. Kedua kantong dikembangkan sebelum memasukkan implan definitif.

13. Implan anatomi yang dirancang khusus untuk pembesaran gluteal di ruang

subfasia harus longgar di saku subfasia.

14. Sebuah ditutup suction ditempatkan di setiap saku implan.

15. Semua penutupan harus kedap air.

16. Jika liposculpture dilakukan secara bersamaan, harus diperhatikan untuk tidak

bergabung dengan ruang sedot lemak dengan saku implan.

17. Sistem anatomi untuk gluteal pembesaran dirancang oleh penulis senior

meliputi:

• template untuk tanda kulit

• ruang anatomi subfasia

• Sizer implan untuk evaluasi transoperative

• implan definitif anatomi.

11

Page 12: Chapter 70 1g6b

Gambar 70.10 A & B, pandangan preoperatif dari seorang wanita 34 tahun. C &

D, 1 tahun setelah liposculpture dan subfasia glutealis augmentation dengan 385

mL Silimed tinggi-kohesif gel-diisi implan. de la Peña JA, Rubio OV, Cano JP,

Cedillo MC, Garcés MT. Teknik subfasia untuk glutealis augmentasi. Estetika

Surg J 2004; 24: 265-273.

12

Page 13: Chapter 70 1g6b

Gambar 70.12 A. Gambaran praoperatif wanita 28 tahun B. Gambaran

praoperatif dengan implan anatomi gluteal

Daftar Pustaka

1. De la Pena JA, Rubio OV, Cano JP, Cedillo MC, Garcés MT. History of gluteal

augmentation. Clin Plastic Surg 33:2006;307–319.

2. Bartels RJ, Ó’Malley JE, Douglas WM, et al. An unusual use of the Cronin

breast prosthesis. Case report. Plast Reconstr Surg 1969;44:500.

3. Gonzalez-Ulloa M. Gluteoplasty: A ten-year report. Aesthet Plast Surg

1991;15:85–91.

4. Robles JM, Tagliapietra JC, Grandi MA. Gluteoplastia de augmento: implante

submuscular. Cirplast Ibero Latinoam 1984;10:365–369.

5. Vergara R, Marcos M. Intramuscular gluteal implants. Aesthet Plast Surg

1996;20:259–262.

6. Mendieta CG. Gluteoplasty. Aesthet Surg J 2003;23:441–455.

7. De la Pena JA, López HM, Gamboa LF. Augmentation gluteoplasty:

anatomical and clinical considerations. Key Issues Plast Cosmetic Surg

2000;17:1–12.

8. De la Pena JA. Subfascial technique for gluteal augmentation. Aesthet Surg J

2004;24:265–273.

9. De la Pena JA, Rubio OV, Cano JP, Cedillo MC, Garcés MT. Subfascial gluteal

augmentation. Clin Plastic Surg 2006;33:405–422.

10. Nahai F. The art of aesthetic surgery: Principles of techniques. St Louis, MO:

Quality Medical Publishing, 2005, pp. 2461–2481.

13