prktikum fisio 2.docx

download prktikum fisio 2.docx

of 3

Transcript of prktikum fisio 2.docx

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner)

Tekanan darah dan denyut nadi seseorang juga dipengaruhi oleh posisitubuh seseorang, misalnya denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat berbaring berbeda dengan tekanan darah seseorang pada saat duduk maupun berdiri. Dan jika seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darahnya juga berbeda. Tekanan darah pada posisi berbaring pada saat praktikummerupakan tekanan darah yang terendah dibandingkan pada posisi duduk dan berdiri karena pada posisi berbaring diasumsikan keadaanistirahat biasanya ketegangan fisik dan psikis menurun.Hasil : bandingkan saat berdiri, berbaring terlentang dan pada saat mengangkat kedua kakinya

Berikut adalah faktor-faktor fisiologis utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah.11. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah. Tapi, ketika berdiri aliran darah vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Tedapat tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni konstriksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun.3. Resistensi perifer. Yaitu resisitensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastol normal.4. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat menyerap sebagain gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal.5. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin.Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal.Pada tungkai, vena dikelilingi oleh otot skeletal dan kontraksi otot tersebut selama aktivitas akan mengkompresi vena. Selain itu, pulsasi dari arteri di dekatnya juga bisa mengkompresi vena. Pada posisi berdiri dan tenang (tidak ada aktivitas tambahan), tekanan vena pada ankle adalah 85-90 mmHg. Timbulnya genangan darah pada vena kaki akan mengurangi pengembaliannya ke jantung sehingga kardiak outputnya akan menurun, bahkan bisa menyebabkan seseorang pingsan. Kontraksi ritmik otot tungkai selama seseorang berdiri akan menurunkan tekanan vena menjadi kurang dari 39 mmHg dengan menggerakan darah menuju jantung. Pada pasien yang mengalami vena varises, pergerakan darah tersebut akan berkurang karena katupnya tidak kompeten. Meskipun begitu, kontraksi otot tetap akan menghasilkan pergerakan darah ke jantung karena resistensi vena yang lebih besar yang mengarah ke jantung adalah kurang dari resistensi pembuluh darah kecil yang jauh dari jantung.

Sirkulasi Vena2Darah mengalir melalui pembuluh darah, termasuk vena, utamanya karena kegiatan pompa jantung. Meskipun begitu, ternyata vena juga dibantu oleh denyut jantung, peningkatan pada tekanan intratorak negatif selama inspirasi dan kontraksi otot skeletal yang mengkompres vena (muscle pump).Tekanan pada venula adalah 12 sampai 18 mmHg. Pada vena yang lebih besar di luar torak, nilainya bisa turun sampai dengan 5.5 mmHg,. Tekanan pada vena besar di pintu masuk atrium kanan (central venous pressure) rata-rata sebesar 4.6mmHg, tetapi berfluktuasi tergantung respirasi dan kerja jantung.Tekanan vena perifer, sebagaimana tekanan arterial, dipengaruhi oleh gravitasi. Saat aliran darah mengalir dari venula ke vena besar,kecepatan rata-ratanya akan meningkat mengingat luas penampang cross sectional pembuluh berkurang. Pada vena besar, kecepatan aliran darah hanya seperempat dari pada di aorta, yaitu sekitar 10 cm/s.Pengukuran Tekanan Vena3Tekanan vena sentral bisa diukur secara langsung dengan menyisipkan kateter ke dalam vena besar torak. Tekanan vena perifer berkorelasi dengan tekanan vena sentral pada hampir semua kondisi. Untuk mengukur tekanan vena perifer, sebuah jarum yang ditempelkan ke manomenter berisi saline steril disisipkan ke vena tangan. Vena perifer tersebut sebaiknya sama tingginya dengan atrium kanan (titik tengah diameter dada dari punggun pada posisi supinasi). Nilai yang didapat dalam milimeter saline bisa dikonversi menjadi milimeter merkuri (mmHg) dengan membaginya dengan 13.6 (densitas merkuri). Tekanan normal pada vena antekubiti adalah 7.1 mmHg, lebih tinggi daripada di vena sentral yang hanya 4.6 mmHg.Perkiraan yang cukup akurat untuk menentukan tekanan vena sentral bisa dilakukan juga tanpa dengan peralatan dengan melakukan pengukuran JVP. Jarak vertikal antara atrium kanan dan tempat vena kolaps adalah tekanan vena dalam milimeter darah.Tekanan vena sentral berkurang selama tekanan negatif saat bernafas serta syok. Sebaliknya, nilainya akan meningkat pada tekanan positif saat bernafas, tegang, ekspansi volume darah, dan gagal jantung. Pada gagal jantung kongestif atau obstruksi vena cava, tekanan pada vena antecubiti bisa mencapai 20 mmHg atau bahkan lebih.

Daftar Pustaka1. Scanlon VC, Sanders T. Essentials of Anatomy and Physiology. 5thEd. Philadelphia: F.A Davis Company; 2007. p.307-12.2. Hall JE. Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC; 2010.3. Sherwood L. Human Physiology: The Blood Vessel and Blood Pressure. 7thed. Canada: Brooks/Cole Engage Learning; 2010. p.370-80.