Print Bahan Lbm 3

22
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya. Ukuran Panggul : - Pintu Atas Panggul Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum 1, linea innominata, serta pinggir atas simfisis.Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium teraba sebagai penonjolan tulang.Dengan jari tetap menempel pada promontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri.Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata diagonalis. Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih antara konjugata vera dengan konjugata obstetrika sedikit sekali. 1

description

csadcawdq

Transcript of Print Bahan Lbm 3

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL

Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara

kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.Disproporsi

sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.

Ukuran Panggul :

- Pintu Atas Panggul

Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum 1, linea

innominata, serta pinggir atas simfisis.Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir

bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat diukur

dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan menyusur naik ke

seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium teraba sebagai penonjolan

tulang.Dengan jari tetap menempel pada promontorium, tangan di vagina diangkat

sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri.Jarak

antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk

merupakan panjang konjugata diagonalis.

Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang dihitung

dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm.

Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara

bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih antara konjugata vera

dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.

Gambar 1. Diameter pada Pintu Atas Panggul

- Panggul Tengah (Pelvic Cavity)

Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas.Pengukuran klinis panggul tengah

tidak dapat diperoleh secara langsung.Terdapat penyempitan setinggi spina isciadika,

sehingga bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement. Jarak antara

1

kedua spina ini yang biasa disebut distansia interspinarum merupakan jarak panggul

terkecil yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter anteroposterior setinggi spina isciadica

berukuran 11,5 cm. Diameter sagital posterior, jarak antara sacrum dengan garis

diameter interspinarum berukuran 4,5 cm.

- Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua segitiga

dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber isciadikum kiri dan

kanan. Pintu bawah panggul yang dapat diperoleh melalui pengukuran klinis adalah

jarak antara kedua tuberositas iscii atau distansia tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung

sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm),

dan jarak antara pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm).

Istilah cephalopelvic disproportion mulai digunakan pada abad 20 untuk menggambarkan

adanya hambatan persalinan akibat ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dengan pelvis ibu.

Penyebab dari cephalopelvic disproportion:

1. Janin yang besar

2. Kelainan posisi dan presentasi

3. Panggul sempit

I.Janin yang Besar

Janin yang besar ialah janin yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut kepustakaan

lain, anak yang besar dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan jika beratnya lebih dari

4500 gram.

Penyebab anak besar yaitu:

Diabetes mellitus

Herediter

Multiparitas

Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan karena besarnya kepala atau besarnya bahu.

Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar, dapat timbul inersia uteri dan

kemungkinan perdarahan postpartum akibat atonia uteri juga lebih besar.

Jika panggul normal biasanya diusahakan persalinan pervaginam karena penentuan

besarnya anak dengan palpasi Leopold sangat sulit. Pemeriksaan USG dapat membantu

diagnosis bila anak letak kepala dan kepala belum masuk pintu atas panggul.

2

II.Kelainan Posisi dan Presentasi

Yang termasuk kelainan posisi dan presentasi yaitu :

a.Presentasi muka

Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput

mengenai punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu). Presentasi muka dapat

disebabkan:

Panggul sempit

Bayi besar

Multiparitas

Lilitan tali pusat di leher

Anencephal

Presentasi muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan jika dari pemeriksaan

luar ditemukan:

o Tonjolan kepala sepihak dengan punggung

o Ditemukan sudut fabre

o BJJ sepihak dengan bagian kecil.

Sedangkan dalam persalinan yaitu dengan pemeriksaan dalam, pada pembukaan yang cukup

besar, akan teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut, dan dagu.

Gambar 2.1 Presentasi Muka

3

Pengelolaan pada presentasi muka:

Kala I: observasi sampai pembukaan lengkap

Kala II: Bila dagu di depan, persalinan pervaginam atau ekstraksi forceps. Tetapi, bila dagu tetap

di belakang, dilakukan seksio sesarea.

b. Presentasi Dahi

Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi yang sedang. Etiologinya

hampir sama dengan presentasi muka. Biasanya merupakan keadaan sementara dan sering

berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.

Presentasi dahi jarang dapat diketahui dalam kehamilan. Namun dapat dicurigai

keadaan tersebut bila dengan pemeriksaan luar ditemukan:

o Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak.

o BJJ sepihak dengan bagian kecil.

Biasanya presentasi dahi baru didiagnosis saat persalinan yaitu dengan pemeriksaan dalam.

Pada pembukaan yang cukup besar, akan teraba sutura frontalis, ubun-ubun besar, pinggir

orbita, dan pangkal hidung.

Pada presentasi dahi yang bersifat sementara, anak dapat lahir spontan sebagai

presentasi belakang kepala atau muka. Jika presentasi dahi menetap, janin tidak mungkin lahir

pervaginam sehingga persalinan diakhiri dengan seksio sesarea, kecuali bila janin sangat kecil

(TBBJ < 1800 gram).

Gambar 2.2 Presentasi Dahi

c. Letak Lintang

4

Pada letak lintang, sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu

panjang ibu. Pada letak lintang, bahu menjadi bagian terendah, yang disebut presentasi bahu,

atau presentasi akromion. Jika pungung terdapat di depan disebut dorsoanterior, jika di

belakang disebut dorsoposterior.

Penyebab letak lintang ialah:

- Dinding perut yang kendur, seperti pada multiparitas

- Kesempitan panggul

- Plasenta previa

- Prematuritas

- Kelainan bentuk rahim

- Mioma uteri

- Kehamilan ganda

Gambar 2.3 Letak Lintang

Pada inspeksi, tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan,

fundus uteri lebih rendah dari biasanya, hanya beberapa jari di atas pusat.

Pada palpasi, fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan bagian-bagian

besar teraba di samping kiri atau kanan fossa illiaca.

Jika tahanan terbesar ada di sebelah depan, punggung ada di sebelah depan. Sebaliknya, jika

teraba tonjolan-tonjolan, ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil sehingga punggung terdapat di

sebelah belakang.

Dalam persalinan, pada pemeriksaan dalam dapat diraba sisi toraks sebagai susunan tulang-

tulang yang sejajar dan jika pembukaan sudah besar akan teraba scapula, dan pada pihak yang

bertentangan dengan scapula akan teraba klavikula.

5

Ada kalanya, anak yang pada permulaan persalianan dalam letak lintang, berputar sendiri

menjadi letak memanjang. Kejadian ini disebut versio spontanea, yang hanya mungkin jika

ketuban masih utuh.

Pengelolaan letak lintang diawali saat kehamilan, yaitu dengan melakukan versi luar pada

usia kehamilan 37 minggu atau lebih. Bila versi luar berhasil, persalinan dilakukan pervaginam.

Bila versi luar tidak berhasil, pada janin hidup dilakukan partus pervaginam bila usia

kehamilan < 28 minggu, dan seksio sesarea bila usia kehamilan > 28 minggu. Sedangkan pada

janin mati:

- TBBJ < 1700 gr : persalinan spontan dengan cara konduplikasio korpore dan evolusi

spontan. Bisa dibantu dengan traksi beban.

- TBBJ > 1700 gr : dilakukan embriotomi bila syarat terpenuhi dan harus dilakukan

eksplorasi jalan lahir.

- TBBJ > 2500 gr dan bagian terendah janin masih tinggi dilakukan seksio sesarea.

- Letak lintang kasip dilakukan embriotomi.

d. Kelainan Posisi (Positio Occipito Posterior Persistent)

Keadaan Positio Occipito Posterior Persistent atau presentasi ubun-ubun kecil di

belakang adalah suatu keadaan yang disebabkan kegagalan rotasi interna.

Etiologinya yaitu kelainan panggul, kesempitan panggul tengah, KPD, fleksi kepala

kurang serta inersia uteri.

Adakalanya oksiput berputar ke belakang dan anak lahir dengan muka di bawah

simfisis. Ini terutama terjadi bila fleksi kepala kurang. Untuk menghindari rupture perinei

totalis, episiotomi harus dibuat lebih lebar karena dalam hal ini perineum diregang oleh

sirkumferensia oksipito frontalis. Hanya sebagian kecil (4%) dari posisi oksipito posterior yang

memerlukan pertolongan pembedahan.

Penyulit yang timbul dalam persalinan yaitu kala II yang lebih panjang. Umumnya dapat

lahir spontan, namun bila ada indikasi dapat dipilih antara vakum atau forceps.

III.Panggul Sempit

Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri dan

Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas

panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada persalinan.

Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :

6

1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate

2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir

3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung

4. Abdomen pendulum pada primi gravid

5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata

Gambar 3.1 Abdomen Pendulum dengan Kehamilan.

Pengaruh pada persalinan :

1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaan ataupun banyaknya

waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Kelainan pembukaan dapat terjadi

karena ketuban belum pecah sebelum waktunya karena bagian depan kurang menutup

pintu atas panggul, selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan pada

serviks karena tertahan pada pintu atas panggul.

2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi

3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang

ditimbulkan panggul sempit.

4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangul sempit, dapat

terjadi infeksi intrapartum.

5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama pada jaringan yang dapat

menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.

6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merakan nyeri di daerah simfisis dan tidak dapat

mengangkat tungkainya.

7

7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf di dalam rongga

panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan nervus peroneus.

Pengaruh pada anak :

1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.

2. Prolapsus foeniculi

3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika diameter biparietal

berkurang lebih dari 0,5 cm.

Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan Penanganan Khusus

Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam pada

janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil karena

pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada persalinan

pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun

panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul.Selain

panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya.

Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:

1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul Robert,

split pelvis, panggul asimilasi.

2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,

atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.

8

3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis, spondilolistesis.

4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau

kelumpuhan satu kaki.

Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat

menyebabkan distosia saat persalinan.penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul, pintu

tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya

Klasifikasi panggul sempit :

a. Kesempitan pintu atas panggul

b. Kesempitan bidang tengah

c. Kesempitan pintu bawah panggul

Kriteria diagnosis :

a. Kesempitan pintu atas pangul

Panggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cm

Panggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm

b. Kesempitan panggul tengah

Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina os ischii dan

memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4 dan ke-5.

Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:

1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina) – 10,5 cm.

2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan ruas sakral ke-4

dan ke-5 – 11,5 cm.

3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spina ke

pertemuan sacral ke-4 dan ke-5 – 5 cm.

Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :

1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau

kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).

2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .

Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis harus

diukur secara rontgenologis, tetapi jika dapat juga menduga adanya kesempitan

bidang tengah panggul jika:

1. Spina ischiadica sangat menonjol.

2. Dinding samping panggul konvergen.

3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.

9

c. Kesempitan pintu bawah panggul

Bila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.

Persangkaan panggul sempit – Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit jika:

a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.

b. Pada primipara ada perut menggantung.

c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.

d. Ada kelainan letak pada hamil tua.

e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)

f. Tanda Osborn positif

Teknik perasat Osborn:

1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.

2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.

3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan anterior dari

simfisis.

4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan ke bawah dan ke belakang.

Interpretasi perasat Osborn:

- Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari tulang

parietal, berarti CPD (-).

- Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang parietal,

sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan perasat Muller.

- Kepala tidak dapat dimasukkan ke dalam tulang panggul, tulang parietal menggantung

di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.

Teknik perasat Muller:

1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.

2. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.

3. Dua jari dari tangan yang lain masuk ke dalam vagina, sampai pintu atas panggul.

4. Tangan luar mendorong kepala anak ke arah simfisis.

Interpretasi perasat Muller:

- Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).

10

- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).

Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai factor, diantaranya:

1. Bentuk Panggul

2. Ukuran panggulm jadi derajat kesempitan.

3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.

4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.

5. Presentasi dan posisi kepala.

6. His.

Diantara faktor-faktor tersebut, yang dapat diukur secara pasti dan sebelum persalinan

berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul.Oleh karena itu, ukuran tersebut sering menjadi

dasar untuk memperkirakan jalannya persalinan.

Pada panggul sempit absolute, yaitu CV < 8,5 cm, dilakukan seksio sesarea. Berdasarkan

literatur, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir pervaginam dengan selamat jika CV

< 8,5 cm.

Pada kesempitan pintu atas panggul, banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan

pada panggul dengan CV antara 8,5-10 cm (panggul sempit relatif),antara lain:

- Riwayat persalinan yang lampau

- Besarnya presentasi dan posisi anak

- Pecehnya ketuban sebelum waktunya memperburuk prognosis

- His

- Lancarnya pembukaan

- Adanya infeksi intrapartum

- Bentuk panggul dan derajat kesempitannya.

Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus percobaan.

PANGGUL SEMPIT

1. Pemeriksaan ginekologis

2. Pemeriksaan penunjang

- Ultrasonografi

- Radiologis

(hasil mengecewakan)

11

Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan pintu

atas panggul panggul tengah bawah panggul

Relatif Absolut

(konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm)

8,5-10 cm)

Partus percobaan Seksio sesarea

Primer

Berhasil Gagal

Seksio sesarea

Persalinan berikut dengan seksio sesarea primer

Pada pasien ini, ditemukan persangkaan panggul sempit, karena terdapat kelainan bentuk

badan ibu yang dapat dilihat dari tinggi badan ibu, 140 cm. Selain itu, pada pasien ini, kepala

janin belum turun walaupun usia kehamilan sudah lebih dari 36 minggu.

Diagnosis panggul sempit absolut diperoleh dari pemeriksaan panggul ibu, yaitu konjugata

vera 7 cm.

Pengelolaan pada pasien ini yaitu rencana seksio sesarea karena panggul sempit absolute

pada usia kehamilan aterm tidak dapat lahir pervaginam.

Penanganan pada disproporsi kepala panggul yaitu :

1. Partus percobaan

Partus percobaan adalah percobaan untuk melakukan persalinan per vaginam pada

wanita-wanita dengan pangul relatif sempit. Partus percobaan hanya dilakukan pada

letak belakang kepala.

Partus percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita

mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau

12

setelah anak lahir per vaginam.Partus percobaan dikatakan berhasil jika anak lahir per

vaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak

serta ibu dalam keadaan baik

Kita hentikan partus percobaan jika:

o Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya.

o Keadaaan ibu atau anak menjadi kurang baik.

o Adanya lingkaran retraksi yang patologis.

o Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his cukup baik dan

dilakukan pimpinan persalinan dengan baik, bagian kepala dengan diameter

terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau melewati pintu atas panggul.

o Forseps atau vakum gagal.

Dalam keadaan –keadaan tersebut, dilakukan seksio sesarea, Jika seksio sesarea

dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas indikasi sebab-sebab yang

menetap(patus percobaan lengkap dan gagal), pada persalinan berikutnya tidak ada

gunanya untuk melakukan persalinan percobaan lagi.

Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala janin dan

panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat

dapat dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya

akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan.

Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada letak

sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya adalah umur

keamilan tidak boleh lebih dari 42 minggu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar

terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan menjadi penyulit

persalinan percobaan.

Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat diduga

sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam

melahirkan bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas, kemudian

hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah dengan hati-hati dan

tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran

badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana sebelumnya

merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis. Bila cara tersebut masih juga belum

berhasil, penolong memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha melahirkan janin

dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri, penolong menggunakan

13

tangan kanannya, dan sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari

panggul untuk melahirkan bahu depan.

Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test of labour. Trial of

labour serupa dengan persalinan percobaan di atas, sedangkan test of labour sebenarnya adalah

fase akhir dari trial of labour karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam

kemudian. Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya pembukaan tidak lengkap

pada persalinan dengan pangul sempit dan terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini.

Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam atau

dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. Persalinan percobaan dihentikan apabila

pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik, ada

lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam

2 jam meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio

sesarea.

2. Seksio sesarea

Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan

kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata.Seksio juga dapat

dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida

tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.

Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan

karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan

persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi

Bila seksio sesarea dilakukan pada saat pembukaan belum lengkap atas indikasi

ibu atau anak yang kurang baik (partus percobaan belum lengkap/gagal), persalinan

percobaan yang dipersingkat dapat dicoba lagi pada persalinan berikutnya. Dalam hal

ini, pimpinan persalinan berikutnya mengikuti protocol yang berlaku bagi persalinan

pada bekas seksio sesarea.

Pada kesempitan bidang tengah panggul, dapat timbul gangguan putaran paksi

jika diameter antara kedua spina <9 cm sehingga kadang-kadang diperlukan seksio

sesarea.

Jika persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul, baiknya

dipergunakan ekstraktor vakum karena ekstraksi dengan forceps memperkecil ruangan

jalan lahir.Upaya ini dapat digolongkan ekstraksi vakum percobaan, yang berarti tidak

bolah dipaksakan.

Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara tuber os ischii < 8 cm.

Jika jarak ini berkurang, dengan sendirinya arkus pubis meruncing.Oleh karena itu,

14

biasanya arkus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah

panggul.

Menurut Thoms, distosia dapat terjadi jika jumlah ukuran antar kedua tuber

ischii dan diameter sagitalis posterior <15 cm (normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm).

Jika pintu bawah panggul sempit, biasanya bidang tengah panggul juga

sempit.Kesempitan pintu bawah panggul jarang memaksa kita melakukan seksio

sesarea, yang biasanya dapat diselesaikan dengan forceps dan dengan episiotomy yang

cukup luas.

3. Simfisiotomi

Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada simfisis.

Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.

4. Kraniotomi dan Kleidotomi

Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi. Apabila panggul

sangat sempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio

sesarea

Kraniotomi adalah suatu tindakan yang memperkecil ukuran kepala janin dengancara

melubangi tengkorak janin dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapatdengan mudah

lahir pervaginam.

Sedangkan kleidotomi adalah tindakan yang dilakukan setelah janin pada presentasi

kepala dilahirkan, akan tetapi kesulitan untuk melahirkan bahu karena terlalu lebar. Setelah

janin meninggal, tidak ada keberatan untuk melakukan kleidotomi (memotong klavikula) pada

satu atau kedua klavikula

Penanganan:

a. Kesempitan PAP dan PTP: SC

b. Kesempitan PBP: episiotomy

Penilaian kapasitas panggul terhadap berat janin lebih tepat disebut sebagai daya akomodasi

panggul, yaitu volume bayi terbesar yang masih dapat dilahirkan spontan dan normal melalui

panggul tersebut, dalam konversinya terhadap gram berat badan.

15

Normal BB bayi yang dilahirkan seorang ibu adalah antara 2500-4000 gr. >4000 disebut

makrosomia dan <2500 disebut BBLR.

Tinggi ibu juga menentukan (kalo <145 cmkemungkinan bisa terjadi CPD menurut dr Handi.

Jadi kemungkinan diagnosis yang dibuat:

1. Imbang fetopelvik baik: rencana partus pervaginam

2. CPD: SC

3. Suspect CPD: lakukan pendekatan lain misal dengan pemeriksaan radiologic (foto PAP

dan foto lateral) atau dengan partus percobaan.

A. PROGNOSIS

Apabila persalinan dengan disproporsi sefalopelvik dibiarkan berlangsung sendiri tanpa

pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya bagi ibu dan janin.

Bahaya pada ibu.

a. Partus yang lama seringkali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil, dapat

menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum.

b. Dengan his yang kuat, sedang kamajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat timbul

regangan segmen bawah rahim dan pembentukan lingkaran retraksi patologik (bandl)

c. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalopelvik, jalan lahir pada suatu

tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal itu

menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemiadan kemudian

nekrosis pada tempat tersebut.

Bahaya pada janin.

a. Partus lama dapat mengakibatkan kematian parinatal, apabila jika ditambah dengan

infeksi intrapartum

b. Prolapsus funikuli, apabila terjadi mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan

memerlukan kelahirannya dengan segera apabila ia masih hidup.

c. Apabila ada disproporsi sefalopelvik kepala janin dapat melewati rintangan pada

panggul dengan mengadakan moulage. Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa

akibat yang jelek sampai batas- batas tertentu, akan tetapi apabila batas- batas tersebut

dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebelli dan perdarahan intrakarnial.

d. Perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin dan fraktur pada os parietalis oleh

tekanan promontorium atau kadang- kadang oleh simfisis pada panggul

16