Laporan Bahan i Lbm Asis II

76
Laporan Praktikum Uji Bahan I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang pengujian Pengujian bahan 1 merupakan bagian dari reset- reset dalam ilmu teknik sipil.Pengujian adalah perekayasaan yang berkembang melalui pemahaman- pemahaman mengenai sifat, jenis, fungsi dan penggunaannya. Pengujian bahan ini meliputi pengujian mortar dan kayu. Mortar merupakan susunan dari air,pasir, dan semen sebagai bahan pengikat, Mortar merupakan bahan bangunan yang sangat banyak mendominasikan bagian kontruksi bangunan.Oleh karna nya penggunaan mortar harus diteliti dahulu bahan-bahan penyusunannya dan kekuatan yang dimiliki oleh mortar tersebut. Kayu merupakan bahan kontruksi yang dapat dari hasil tumbuhan alam.para ahli terus memikirkan kegunaan kayu untuk kontruksi secara efektif dan efisien, sehingga kosumsi kayu khususnya untuk kontruksi bangunan dapat diperkecil. Salah satu jalan untuk menghadapi pemasalahan di atas dengan mengadakan pengujian- pengujian kayu sebelum digunakan untuk bahan bangunan. Pengujian material terhadap elemen-elemen dari suatu pembentuk kontruksi bangunan merupakan hal terpenting untuk menentukan kekuatan,ketahanan dan kualitas dari mutu pembentuk kontruksi tersebut. Untuk Wahyu Syahputra 1 Nim : 1139301002

description

laporan bahan

Transcript of Laporan Bahan i Lbm Asis II

Page 1: Laporan Bahan i Lbm Asis II

BAB 1PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang pengujian

Pengujian bahan 1 merupakan bagian dari reset-reset dalam ilmu teknik

sipil.Pengujian adalah perekayasaan yang berkembang melalui pemahaman-

pemahaman mengenai sifat, jenis, fungsi dan penggunaannya.

Pengujian bahan ini meliputi pengujian mortar dan kayu. Mortar

merupakan susunan dari air,pasir, dan semen sebagai bahan pengikat, Mortar

merupakan bahan bangunan yang sangat banyak mendominasikan bagian

kontruksi bangunan.Oleh karna nya penggunaan mortar harus diteliti dahulu

bahan-bahan penyusunannya dan kekuatan yang dimiliki oleh mortar tersebut.

Kayu merupakan bahan kontruksi yang dapat dari hasil tumbuhan alam.para ahli

terus memikirkan kegunaan kayu untuk kontruksi secara efektif dan efisien,

sehingga kosumsi kayu khususnya untuk kontruksi bangunan dapat diperkecil.

Salah satu jalan untuk menghadapi pemasalahan di atas dengan mengadakan

pengujian-pengujian kayu sebelum digunakan untuk bahan bangunan.

Pengujian material terhadap elemen-elemen dari suatu pembentuk

kontruksi bangunan merupakan hal terpenting untuk menentukan

kekuatan,ketahanan dan kualitas dari mutu pembentuk kontruksi tersebut. Untuk

itu di perlukan suatu rangkaian penelitian terhadap material yang digunakan

dilaboratorium dengan menggunakan peralatan yang memiliki ketelitian yang

sangat tinggi, baik secara manual maupun mekanik dan tidak terlepas dari metode

yang telah ditetapkan.

1.2.Tujuan pengujian

Dalam pengujian bahan 1 ini, kita melakukan pengujian untuk menentukan

kekuatan/daya tahan kayu dan beton. Setelah adanya pengujian bahan ini,maka

kekuatan kayu dan beton dapat di sesuaikan dengan letak pada suatu kontruksi

serta bagaimana cara melakukan praktikum ini dan cara melakukan pemakaian

peralatan dengan baik.

Wahyu Syahputra 1Nim : 1139301002

Page 2: Laporan Bahan i Lbm Asis II

1.3.Jenis-jenis pengujian

Adapun jenis-jenis pengujian yang di lakukan dalam praktikum ini adalah:

1. Pengujian kayu

- Kadar air kayu

- Berat jenis kayu

- Kuat tekan sejajar serat

- Kuat tekan tegak lurus serat

- Kuat geser sejajar serat

2. Pengujian semen

- Berat jenis semen

- Konsistensi semen dengan alat vicat

3. Pengujian Batu-bata

- Pemeriksaan tampak luar batu bata

- Pemeriksaan suction rate batu bata

- Kuat tekan batu bata

4. Pengujian Mortar

- Konsistensi mortal dengan Flowtable

- Waktu pengikatan (Setting Time)

- Keteguhan / kekuatan tekan mortal

- Kuat lentur mortal

Wahyu Syahputra 2Nim : 1139301002

Page 3: Laporan Bahan i Lbm Asis II

BAB II

RUANG LINGKUP PRAKTIKUM UJI BAHAN I

2.1 PENGUJIAN KAYU

2.1.1 Kadar Air Kayu dan Berat Jenis Kayu.

1. Referensi

Aiyub, ST. Job Sheet lab bahan 1

2. Tujuan :

Setelah melakukan pengujian ini mahasiswa mampu menentukan

kadar air kayu dan berat jenis kayu dalam keadaan basah dan kering

setelah dioven

Menerangkan cara pelaksanaan penentuan kadar air dan berat jenis

kayu.

3. Dasar Teori

Pengujian kadar air diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan

mutu kayu, karena makin rendah kadar airnya maka makin kuat kayu

tersebut. Kadar air adalah perbedaan antara berat kayu sebelum

dikeringkan dengan berat kayu sesudah dikeringkan terhadap berat kayu

kering, dinyatakan dalam persentase

Tabel Kelas Kayu

Kelas Berat jenisKekuatan Lengkung

(kg/cm) Kuat Tekan (kg/cm)I > 90 > 100 > 650II 0,90-0,60 100-725 600-425III 0,60-0,40 725-500 425-300IV 0,40-0,30 500-360 300-215V < 0,30 < 360 < 215

4. Peralatan dan Bahan

a. Peralatan

Timbangan digital

Oven pengering

Alat ukur

Wahyu Syahputra 3Nim : 1139301002

Page 4: Laporan Bahan i Lbm Asis II

b. Bahan

Kayu kubus berukuran 5x5x5 cm sebanyak 3 buah

5. Keselamatan kerja

Simpan alat pada tempatnya

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikuti petunjuk instruktur

6. Prosedur pelaksanaan

Potong kayu berbentuk kubus dengan ukuran 5x5x5 cm sebanyak 4 bh.

Menimbang benda uji pada keadaan kadar air aslinya, dengan

ketelitian 0.2, misalnya B gram.

Setelah penimbangan awal, mengeringkan benda uji dalam oven

pengeringan pada suhu tetap 103º C sampai tercapai berat tetap,

diamkan selama 24 jam.

Setelah benda – benda uji dikeringkan dengan oven kemudian

melakukan penimbangan akhir, catat hasil timbangan kering oven.

7. Perhitungan

Hitung kadar air dan berat jenis kayu dengan rumus :

- rumus kadar air

B−B 1B 1 x 100%

- Berat jenis

B

[ 1+ M100

] . volume

Wahyu Syahputra 4Nim : 1139301002

JANGKA SORONG TIMBANGANOVEN

Page 5: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Tabel kadar air dan berat jenis

N

o

 

Ukuran Berat awal

Volum

e

berat

kering

oven

(gr)

kadar air

(gr/cm3)

berat

jenis

P L T (gr) (cm3) gr

1 5 5 5 143.89 125

123.8

9 16.14 0.85

2 5 5 5 145.19 125

124.9

3 16.12 0.86

3 5 5 5 145.84 125

118.5

9 22.97 0.77

Rata-rata    18.41 0.82

2.1.2 Kuat Tekan Sejajar Serat

1. Referensi

Aiyub, ST. Job Sheet lab bahan I semester III

2. Tujuan

Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :

Menetukan keteguhan takan kayu untuk dapat menilai kelas kekuatan

kayu

Menerangkan cara pengujian keteguhan tekan kayu sejajar serat

dengan ketelitian yang cukup.

Menggunkan alat uji dengan terampil

3. Dasar Teori

Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan

muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Keteguhan

tekan tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban.

Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan

keteguhan geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu

lebih kecil daripada keteguhan tekan sejajar serat kayu.

4. Alat dan Bahan

a. Peralatan

Mesin tekan 1000 kN

Alat pengukur panjang

Wahyu Syahputra 5Nim : 1139301002

Page 6: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Timbangan

Mesin tekan Alat ukur Timbangan

b. Bahan

Kayu ukuran 20x5x5 cm sebanyak 4 bh

5. Keselamatan Kerja

Simpan alat pada tempatnya.

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

6. Langkah Kerja

Menimbang benda uji pada keadaan kadar air aslinya, dengan

ketelitian 0.2, misalnya B gram.

Setelah penimbangan awal, mengeringkan benda uji dalam oven

pengeringan pada suhu tetap 103º C sampai tercapai berat tetap,

diamkan selama 24 jam.

Setelah benda – benda uji dikeringkan dengan oven kemudian

melakukan penimbangan akhir, catat hasil timbangan kering oven.

Letakkan benda uji ditengah-tengah dan diantara dua plat penekan

mesin tekan sedemikian rupa sehingga arah kerja beban tekan sejajar

dengan arah serat kayu

Wahyu Syahputra 6Nim : 1139301002

Page 7: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan secara teratur sampai

tercapai deformasi sebesar 15 cm atau sampai benda pecah / retak /

belah dan tidak mampu menahan beban lebih besar setelah hal ini

dicapai beban dihentikan, beban uji dikeluarkan dari mesin tekan lalu

di amati retak-retak yang terjadi, catat beban maksimum.

7. Retak-retak pengujian tekan

Retak yang timbul dapat berbentuk seperti berikut :

a. Retak mendatar

b. Retak berbentuk bagi

c. Retak geser

d. Belah memanjang

e. Retak kompresi dan geser

f. Retak ujung

8. Perhitungan

Perhitungan kuat tekan sejajar serat dapat dihitung dengan menggunakan

rumus berikut :

Kuat tekan =

pA kg/cm

2A= l.t

Dimana : P = beban tekan maksimum ( kg)

L = lebar benda uji (cm)

T = Tinggi (tebal0 benda uji ( cm )

Tabel Kelas Kayu

Kelas Berat jenisKekuatan Lengkung

(kg/cm) Kuat Tekan (kg/cm)I > 90 > 100 > 650II 0,90-0,60 100-725 600-425III 0,60-0,40 725-500 425-300IV 0,40-0,30 500-360 300-215V < 0,30 < 360 < 215

Wahyu Syahputra 7Nim : 1139301002

Page 8: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Table perhitungan kuat tekan sejajar serat

No Ukuran Berat awal Luas

berat

kering

beban

tekan

beban

tekan

kuat

tekan

  P L T (gr) (cm) oven (gr) P (Kg) P(KN) kg/cm

1 20 5 5 580.86 25 501.43 1900 190 76

2 20 5 5 580.78 25 527.11 1850 185 74

3 20 5 5 592.45 25 534.83 1600 160 64

Rata-rata 71,33

2.1.3 Kuat tekan tegak lurus serat

1. Referensi :

Aiyub,ST. Job sheet lab bahan I semester III

2. Tujuan :

Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :

Menetukan keteguhan takan kayu untuk dapat menilai kelas kekuatan

kayu

Menerangkan cara pengujian keteguhan tekan lurus serat kayu dengan

ketelitian yang cukup.

Menggunkan alat uji dengan terampil

3. Dasar Teori

Kayu mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda, bukan saja

karena perbedaan jenis pohon, tetapi juga tergantung pada banyak faktor

lain seperti : keadaan musim, keadaan alam sekeliling pohon. Berbeda

dengan baja, kayu tidak mempunyai batas kenyal tetapi diagram σ/ε untuk

suatu arah mempunyai bagian yang lurus sebelum membengkok. Oleh

karena itu kayu tidak mempunyai batas kenyal tetapi mempunyai batas

proporsional yaitu sebah titik pertemuan diagram pada σ/ε antara garis

Wahyu Syahputra 8Nim : 1139301002

Page 9: Laporan Bahan i Lbm Asis II

yang lurus dan yang bengkok (P). Kayu lebih kuat mendukung gaya tekan

sejajar arah serat dari pada tegak lurus serat.

4 Alat dan Bahan

a. Peralatan

Mesin tekan 1000 kN

Alat pengukur panjang

b. Bahan

Kayu ukuran 5x5x15 cm sebanyak 4 bh

5 Keselamatan Kerja

a. Simpan alat pada tempatnya.

b. Pakai seragam praktek

c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan

d. Ikutilah petunjuk instruktur

6. langkah Kerja

a. Peletakkan benda uji, benda uji diletakkan di atas plat dudukan tekan

mesin tekan, lalu letakkan sebuah plat baja tebal 2 – 3 cm dan lebar

5cm diatas permukaan benda uji sedemikan rupa, sehingga plat ini

tepat berada di pada bagian bidang tekannya.

b. Pemberian beban tekan, mesin beban dijalankan dan beban diberikan

melalui plat baja secara teratur, alat pengukur diformasi diletakkan

sedemikian rupa sehingga deformasi pada bagian dapat ukur, beban

tekan dihentikan apabila telah tercapai deformasi setebal plat.,

besarnya beban dicatat pada setiap benda uji.

Wahyu Syahputra 9Nim : 1139301002

Page 10: Laporan Bahan i Lbm Asis II

7. Perhitungan

Kuat tekan tegak lurus serat dihitung dengan rumus :

PA kg /cm2 

Dimana P = beban tekan (kg)

V = Luas bidang tekan, yaitu 5x5 cm (gambar)

Tabel perhitungan kuat tekan tegak lurus serat

NoBenda

uji

Ukuran (cm) Luas (A)

(cm²)

Beban tekan (KN)

Beban tekan (kg)

Kuat tekan

Berat Awal (B)

(gram)

Berat (B1) Kering oven

(gram)

Kadar Air (%)P L t

I 15 5 5 25 70 70 280 440,92 401,44 9,83II 15 5 5 25 90 900 360 419,20 318,18 9,97III 15 5 5 25 110 1100 440 431,69 374,83 15,16

Rata –rata 36 11,652.1.4 Kuat Tekan Geser Sejajar Serat

1. Referensi

Aiyub, ST. Job Sheet lab Bahan I Semester III

2. Tujuan:

Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :

Menetukan kuat tekan geser sejajar serat dengan teliti

Menerangkan pelaksanaan pengujian kuat tekan geser kayu.

Mempergunakan alat uji dengan terampil

3. Dasar Teori

Yang dimaksud keteguhan geser adalah suatu ukuran kekuatan

kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang bekerja

membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau tergelincir dari bagian

lain didekatnya.

Dalam hal ini dibedakan 3 macam keteguhan yaitu keteguhan geser

sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus arah serat dan keteguhan

Wahyu Syahputra 10Nim : 1139301002

Page 11: Laporan Bahan i Lbm Asis II

geser miring. Pada keteguhan geser tegak lurus arah serat lebih besar

daripada keteguhan geser sejajar serat kayu.

4. Alat Dan Bahan

a. Peralatan

Mesin tekan 50 kN

Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji

b. Bahan

Kayu yang berbentuk seperti gambar kerja

5. Keselamatan kerja

Simpan alat pada tempatnya.

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

6. Langkah Kerja

Benda uji diletakkan pada alat tekan dengan menggunkan alat

penyangga berupa dua buah plat.

Beban diberikan secara teratur dengan cara memutar alat tekan searah

jarum jam sampai benda uji pecah

Pada saat beda uji pecah maka catat beban maksimum yang keluar

7. Perhitungan

Kuat tekan geser sejajar serat dihitung dengan rumus :

Kuat geser =

PP . I kg/cm2

Dimana P = beban maksimum (kg)

P = Panjang bidang geser (cm)

L = Lebar bidang geser (cm)

Wahyu Syahputra 11Nim : 1139301002

Page 12: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Tabel Keteguhan Geser Sejajar Serat

No

Ukuran

Luas

(cm²)

Berat

awal

(B)

Berat

kering

(B1)

Beba

n

P

(KN)

Beban

P (dial)

Kadar

air

(%)

Kuat geser

(Kg/Cm²)P l

1 3 3 9 32,49 29,01 580 7.6051 11.99 0.84

2 3 3 9 32,92 32.51 1295 23.97 1.26 2.66

3 3 3 9 36,40 29.32 540 36.4 24.14 1.20

Rata-rata 12.46 1.56

2.2 PENGUJIAN MORTAL

2.2.1 Konsistensi Mortal dengan Flow Table

1 Referensi

Aiyub, ST, Job sheet pengujian bahan 1 semester III

2 Tujuan percobaan

Setelah melakukan pengujian di harapkan mahasiswa dapat :

1. Menentukan konsistensi mortal yang di buat dari semen Portland, air

dan Pasir dengan menggunakan flow table

2. Melakukan pengujian konsistensi mortal dengan teliti

3. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan konsistensi mortal

4. Menggunakan alat-alat dengan terampil.

3 Dasar Teori

Mortal adalah suatu perekat berupa adukan/campuran semen, pasir

(agregat), dan air dengan ukuran atau takaran tertentu, untuk mengetahui

kental encernya suatu mortal maka dilkukan pengujian konsistensi

mortal dengan flow table. Standar Flow Table dalam pengujian mortal

adalah 110 – 120.

Wahyu Syahputra 12Nim : 1139301002

Page 13: Laporan Bahan i Lbm Asis II

4 Peralatan dan bahan uji

Peralatan :

a. Alat pengaduk mortal

b. Timbangan dengan

ketelitian 1 gr

c. Flow table

d. Cetakan pemadat

(cincin kuningan)

e. Kaliper

f. Gelas ukur

g. Stop watch

h. Sendok aduk

i. Cawan

j. Spatula

k. sarung tangan karet

Bahan :

a. Semen portland

b. Air

c. Pasir / agreget halus

5 Prosudur Pelaksanaan

A. Pembuatan Mortal

Timbang : Semen Portland = 500 gram

Pasir = 1500 gram

Air sebanyak = 250 ml

Letakkan bejana dalam pengaduk pada posisinya dalam mesin

pengaduk

Masukkan semua air dan semen kedalam bejana dan jalankan

mesin pengaduk dengan kecepatan rendah selama 30 detik.

Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk

pada kecepatan rendah selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan ke kecepatan

sedang,lalu aduk selama 30 detik

Wahyu Syahputra 13Nim : 1139301002

Page 14: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortalr dalam bejana dan

tunggu selama 1,5 menit sambil dorong kebawah mortal yang

menempel pada bejana dengan spatula

Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit,

kemudian mortal yang menempel pada dinding didorong

kebawah

B. Penentuan konsistensi

Persiapkan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya

Cetakan diletakkan pada tengah-tengah meja (plat) dari flow

table yang sesuai dengan garis-garis yang tertera

Segera, setelah selesai pengadukan, mortal dimasukan dalam

cetakan dalam lapisan kira-kira sama tingginya, masing-masing

lapisan diratakan dengan akat penumbukan dengan ditusuk –

tusuk sebanyak 20 kali/1 lapisan, kemudian ratakan bibir atas

cetakan

Cetakan dilepaskan dari mortar dengan cara diangkat perlahan-

lahan.

Gerakkan flow table dengancara memutar luas penggerak

sehingga terjadi ketukan 25 kali dalam waktu 15 detik dalam

ketukan ini. Mortar diatas meja akan bergerak melebar. Mengisi

permukaan meja sampai mencapai diametr tertentu

C. Pengukuran Flow Table Dengan Kliper Khusus

Apabila di pergunakan kliper yang khusus untuk mengukur

persen flow, Maka besarnya flow adalah perjumlahan dari hasil

pembacaan skala pada 4 Posisi pengukuran diameter mortar

dinyatakan dalam persen

Wahyu Syahputra 14Nim : 1139301002

Page 15: Laporan Bahan i Lbm Asis II

6 Data dan Perhitungan.

A. Penentuan Konsistensi

Flow =

D1−D2

Do

x100 %

Keterangan :

Do : diameter mortal pada waktu di cetak

Diameter bawah cetakann (±10 Cm)

D1 : Diameter mortal setelah selesai ketukan , diukur pada empat posisi

dan dihitung harga rata-ratanya.

B. Penentuan Flow dengan Kaliper Khusus

Data Perhitungan Pengujian I, air yang digunakan 250 ml

No Posisi Diameter

1 I 152 II 153 III 154 IV 15

Flow 60%

Data Perhitungan Pengujian II, di tambah air 60 ml. Total air yang digunakan :

250ml + 60ml = 310 ml

No Posisi Diameter

1 I 292 II 263 III 25.54 IV 27.4

Flow 107.9%

Data perhitungan pengujian III,ditambah air 10 ml.Total jumalah air = 320 ml

No Posisi Diameter

1 I 292 II 27.13 III 26.34 IV 25.7

Flow 108.1

Data Perhitungan Pengujian IV, di tambah air 10 ml. Total air yang digunakan :

Wahyu Syahputra 15Nim : 1139301002

Page 16: Laporan Bahan i Lbm Asis II

310 ml

No Posisi Diameter

1 I 302 II 303 III 294 IV 30

Flow 119%

Kesimpulan: Dari empat pengujian Flow Table konsistensi mortal adalah =

119%.Konsistensi mortal standar mempunyai flow antara 110-120%.

2.2.1 Waktu Pengikatan Mortal

Referensi

1. Anni Susilowati, dkk, Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan, Bandung, 1996

2. Ir. M. Tri Rochadi, MSA, dkk, Pengujian Bahan Bangunan 2, Bandung,

1996

Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan dengan menentukan waktu pengikatan mortal adalah

untuk menentukan waktu pengikatan mortal dengan alat vikat mortar dibuat dari

bahan perekat hidrolik (semen Portland, air dan pasir), dapat mempergunakan alat

dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya.

Dasar Teori

Bahan untuk pembuatan aduk atau mortar terdiri atas bahan perekat

hidrolis dan bahan pengisi. Sebagai bahan perekat hidrolis, yang biasa digunakan

adalah semen Portland, kapur aduk, atau kapur dan pusolan, bahan pengisinya

adalah air. Yang mempengaruhi kuat ikatan pada pasangan batu bata atau

plesteran, waktu pengikatan mortal digunakan untuk menentukan berapa lama

kekerasan pada campuran mortal sehingga campuran yang telah mengeras pada

waktu tertentu dapat digunakan tanpa menunggu waktu terlalu lama untuk

menentukan kekerasan mortal tersebut.

Wahyu Syahputra 16Nim : 1139301002

Page 17: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan waktu pengikatan

pada mortal adalah sebagai berikut :

1. Peralatan

a. Alat pengaduk mortar

b. Timbangan dengan ketelitian 1 gram

c. Gelas ukur

d. Spatula

e. Stopwatch

f. Alat vikat

g. Cawan

h. Sendok aduk

i. Alat pemadat

j. Mangkuk

k. Sarung tangan

l. Kaca datar 15 x 15 cm

2. Bahan

a. Semen Portland

b. Pasir

c. Air

Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing

2. Simpan alat pada tempatnya

3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan

4. Mengikuti instruksi dari instruktur

5. Menggunakan seragam praktek

6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.

Prosedur Pelaksanaan

Wahyu Syahputra 17Nim : 1139301002

Page 18: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Pembuatan mortar

1. Timbang dengan teliti bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu

Pasir = 1.500 gr

Air = 280 ml

Semen = 500 gr

2. Letakkan bejana dan pengaduk pada posisinya dalam mesin pengaduk (mixer)

3. Masukkan semua air pengaduk kedalam bejana

4. Masukkan semen kedalam bejana dan jalankan pengaduk kecepatan rendah

(140 + 5 rpm) selama 30 detik.

5. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk pada kecepatan

rendah selama 30 detik.

6. Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan kekecepatan sedang (285 + 10 rpm)

lalu aduk lagi selama 30 detik.

7. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortar dalam bejana dan tunggu selama

1,5 menit sambil didirong kebawah mortar yang menempel pada dinding

bejana dengan spatula.

8. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortar yang

menempel pada dinding bejana didorong kebawah dengan spatula.

Penentuan konsistensi

1. Siapkan cetakan (mangkuk atau silinder dari kuningan) diatas kaca datar.

2. Masukkan mortar kedalam cetakan dengan segera setelah selesai pengadukan

untuk setebal kira-kira 20 mm dan padatkan dengan alat pemadat/penumbuk,

dengan cara : menusuk lapisan tersebut sebanyak 16 tusukan .

3. Isikan mortar kedalam cetakan sampai penuh, padatkan dengan alat pemadat

dengan cara seperti tersebut diatas. Ratakan permukaan mortar dengan cara

memotong kelebihan mortar diatas cetakan memakai pisau perata (trowel),

lalu permukaan diratakan kembali.

4. Tutuplah bejana pada alat pengaduk yang berisi sisa mortar, dengan sesuai

agar tidak terjadi penguapan air dari mortar didalamnya.

Wahyu Syahputra 18Nim : 1139301002

Page 19: Laporan Bahan i Lbm Asis II

5. Cetakan yang telah berisi mortar dan telah diratakan permukaannya,

diletakkan dibawah batang/jarum pada alat vikat sedemikian sehingga

batang/jarum diameter 17,5 mm berada tepat pada titik tengah mortar.

6. Gerakkan plunyer kebawah sampai ujung jarum bertemu dengan permukaan

mortar lalu kencangkan baut penahan agar plunyer diam.

7. Setelah jarum penunjuk pada skala dan ambil pembacaan awal pada garis

skala atau letakkan jarum pada titik nol.

8. Segera lepaskan bebas plunyer dan jarum menembus mortar (dengan cara

melonggarkan baut penahan) mortar mencapai konsistensi yang diinginkan

apabila jarum menembus mortar sedalam 20 + 4 mm dari permukaan dalam

waktu 30 detik setelah jarum dilepaskan bebas

Penentuan waktu pengikatan (time of setting)

Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian inijarum diameter 2 mm hanya

menembus mortar sedalam 10 mm dalam waktu 30 detik setelah pelepasan beban

plunyer dan jarum. Waktu pengikatan mortar adalah waktu semen air dan pasir

dicampur dan diaduk dalam alat pengaduk sampai saat tercapai penembusan

jarum sedalam 10 mm kedalam mortar dinyatakan dalam menit. Dan waktu

penembusan dilakukan selama 10 menit sekali.

Wahyu Syahputra 19Nim : 1139301002

Page 20: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Perhitungan

Tabel Penentuan Waktu Pengikatan Mortal

No. pengamatan penurunan Waktu penurunan (menit) Penurunan (mm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

40

39

34

33

27

24

23

21

20

18

16

13

10

7

Wahyu Syahputra 20Nim : 1139301002

20 40 60 80 100 120 140 16005

1015202530354045

Grafik setting time mortal

Penurunan (mm)

Waktu Penurunan (menit)

Penu

runa

n (m

m)

Page 21: Laporan Bahan i Lbm Asis II

2.2.3 Kuat Tekan Mortal Semen Portland ( compressive strenght )

I. Referensi

- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri

Lhokseumawe.

1I. Tujuan:

Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :

Menetukan kuat tekan mortal dengan teliti

Menerangkan pelaksanaan pengujian kuat tekan mortal.

Mempergunakan alat uji dengan terampil

III. Dasar Teori :

Kuat tekan mortal dilakukan untuk mengetahui karakteristik kuat

tekan suatu mortal yang terdiri dari campuran agregat halus maupun

kasar. Proses kuat tekan mortal dilakukan dengan alat uji kuat tekan

bahan yang bertujuan untuk mengetahui range yang standar untuk

campuran suatu mortal yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan

yang ada. Dalam setiap pengujian ini kita akan menemukan karakteristik

yang berbeda sesuai dengan campuran yang telah disiapkan sebelum

pengujian dilakukan.

Misalnya standar range kuat tekan mortal yaitu : K-225.

IV. Alat Dan Bahan

a. Peralatan

Mesin tekan 50 kN

Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji

Bahan Alat pengaduk mortal yang dapat mengaduk dalam tiga tingkat

kecepatan

Timbangan ketelitian 1 gr

Wahyu Syahputra 21Nim : 1139301002

Page 22: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Gelas ukur

Stop wacth

Cetakan benda uji berbentuk kubus 50 x 50 x50 mm

Alat pemadat/penumbuk ukuran 13 x 25 mm dan panjangnya 100-150

Flow table berikut cetakan padat dan kaliper

Mesin uji tekan yang dapat memberi beban tekan secara merata dan

terus-menerus, ketelitian pembacaan beban ± 1.0%

Sendok aduk

cawan

b. bahan

Semen porland atau sejenisnya

Air ( untuk pengaduk )

Pasir ( agregat halus )

V. Keselamatan kerja

a. Simpan alat pada tempatnya.

b. Pakai seragam praktek

c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan

d. Ikutilah petunjuk instruktur

VI. Prosedur Pelaksanaan

1 Susunan campuran mortal

a. untuk mortal standar guna menguji keteguhan tekan semen

porland

1 bagian berat semen porland

2.75 bagian berat pasir standar

0.485 bagian air ( faktor air semen 0.485 )

untuk menbuat 4 buah kubus uji akan diperlukan bahan :

500 gr semen porland

1375 gr pasir standar

242 gr air

b. untuk mortal yang susunan perbandingan cmpurannya

ditentukan berdasarkan kekuatan mortal yang ingin dicapai,

Wahyu Syahputra 22Nim : 1139301002

Page 23: Laporan Bahan i Lbm Asis II

misalnya 3 bagian berat semen dan 3 bagian berat pasir, maka

susunan perbandingan berat bahan:

500 gr semen

250 gr pasir

Berat /volume air disesuaikan sedemikian agar diperoleh

konsistensi (flow) sebesar 110 = 5%

2 Pembuatan mortal

a. Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan

campuran mortal ( butir 1 diatas )

b. Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana

c. Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana

d. Masukkan semen dan dijalankan pengaduk pada kecepatan

rendah ( 140 ± 5 rpm ) selama 30 detik

e. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk

pada kecepatan renda selama 30 detik

f. Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang

( 285 ± 10 rpm ) terus aduk lagi selama 30 detik

g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan

tunggu 1.5 menit sambil dorong kebawah dengan spatula bagian

mortal yang menempel pada dinding bejana

h. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian

bagian mortal yang menempel pada dinding bejana di dorong ke

bawah dengan spatula.

i. Cetaklah benda uji paling lambat 2,5 menit setelah selesai

j. 30 detik setelah pengadukan , cetakan mortal dengan cetakan

kubus 5 x 5 x 5 cm.cetakan diisi dalam 2 lapisan, dimana setiap

lapisan dipdatkan dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam

waktu ± 10 detik, dengan urutan tumbukan yang telah

ditentukan.keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari

2 menit.

k. Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat

yang lembab selama 24 jam.

Wahyu Syahputra 23Nim : 1139301002

Page 24: Laporan Bahan i Lbm Asis II

l. Bukalah cetakan dan rendamlah mortal dalam air bersih,

kemudian periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang

biasanya 3 hari.

VI. Perhitungan

Kuat tekan mortal semen Portland dapat dihitung dengan rumus :

Kekuatan Tekan Mortal =

BebanMaksimumLuasPermukaanBendaUji ( kg/cm

2)

Tabel perhitungan kuat tekan mortal semen Portland

VII. kesimpulan

Dari hasil uji kuat tekan mortal di atas didapatkan kuat tekan rata-rata

sebesar 61,69 kg/cm2

2.2.4 Kuat lentur mortal

I Referensi

- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri

Lhokseumawe.

1I. Tujuan:

Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :

Menetukan kuat lentur mortal teliti

Menerangkan pelaksanaan pengujian kuat lentur mortal.

Mempergunakan alat uji dengan terampil

III. Dasar Teori :

Kuat lentur mortal dilakukan untuk mengetahui daya tahan lenturan

mortal. Proses kuat lentur mortal dilakukan dengan alat uji kuat lentur

dan benda uji yang terbuat dari mortal berbentuk prisma yang berukuran

100 X 2.5 cm.

Wahyu Syahputra 24Nim : 1139301002

Page 25: Laporan Bahan i Lbm Asis II

IV. Alat Dan Bahan

a. Peralatan

Mesin tekan 50 kN

Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji

Bahan Alat pengaduk mortal yang dapat mengaduk dalam tiga tingkat

kecepatan

Timbangan ketelitian 1 gr

Gelas ukur

Stop wacth

Cetakan benda uji berbentuk kubus 10 x 2.5 cm

Alat pemadat/penumbuk ukuran 13 x 25 mm dan panjangnya 100-150

Flow table berikut cetakan padat dan kaliper

Mesin uji tekan yang dapat memberi beban tekan secara merata dan

terus-menerus, ketelitian pembacaan beban ± 1.0%

Sendok aduk

cawan

b. bahan

Semen porland atau sejenisnya

Air ( untuk pengaduk )

Pasir ( agregat halus )

V. Keselamatan kerja

a. Simpan alat pada tempatnya.

b. Pakai seragam praktek

c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan

d. Ikutilah petunjuk instruktur

VI. Prosedur Pelaksanaan

3 Susunan campuran mortal

untuk mortal standar guna menguji keteguhan tekan semen

porland

1 bagian berat semen porland

2.76 bagian berat pasir standar

Wahyu Syahputra 25Nim : 1139301002

Page 26: Laporan Bahan i Lbm Asis II

0.486 bagian air ( faktor air semen 0.485 )

untuk menbuat 4 buah kubus uji akan diperlukan bahan :

500 gr semen porland

1375 gr pasir standar

242 gr air

untuk mortal yang susunan perbandingan cmpurannya

ditentukan berdasarkan kekuatan mortal yang ingin dicapai,

misalnya 3 bagian berat semen dan 3 bagian berat pasir, maka

susunan perbandingan berat bahan:

500 gr semen

250 gr pasir

Berat /volume air disesuaikan sedemikian agar diperoleh

konsistensi (flow) sebesar 110 = 5%

4 Pembuatan mortal

Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan

campuran mortal ( butir 1 diatas )

Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana

Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana

Masukkan semen dan dijalankan pengaduk pada kecepatan

rendah ( 140 ± 5 rpm ) selama 30 detik

Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk

pada kecepatan renda selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang

( 285 ± 10 rpm ) terus aduk lagi selama 30 detik

Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan

tunggu 1.5 menit sambil dorong kebawah dengan spatula

bagian mortal yang menempel pada dinding bejana

Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit,

kemudian bagian mortal yang menempel pada dinding bejana

di dorong ke bawah dengan spatula.

Cetaklah benda uji paling lambat 2,5 menit setelah selesai

Wahyu Syahputra 26Nim : 1139301002

Page 27: Laporan Bahan i Lbm Asis II

30 detik setelah pengadukan , cetakan mortal dengan cetakan

10x2.5cm.cetakan diisi dalam 2 lapisan, dimana setiap lapisan

dipdatkan dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam waktu ±

10 detik, dengan urutan tumbukan yang telah

ditentukan.keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari

2 menit.

Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat

yang lembab selama 24 jam.

Bukalah cetakan dan rendamlah mortal dalam air bersih,

kemudian periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang

biasanya 3 hari.

VII.Perhitungan

Kuat lentur mortal semen Portland dapat dihitung dengan rumus :

Kekuatan Tekan Mortal = 3 P L / 2 b h2( kg/cm2

)

Keterangan :

P : beban lentur maksimum

L : jarak tumpuan

b : lebar benda uji

h : tinggi benda uji

Tabel perhitungan kuat lentur mortal semen Portland

Noberat

(gram) 

Kuat lentur (deal)

 

luas bidangtekan ( cm2 )

Ukuran (cm)Kuat

Lentur (KN)

Kuat Lentur (Kg)

kekuatan lentur mortal( kg/ cm2)

P L T

1 128.29 98 25 10 2.5 2.5 1.9613 19.613 9.4142 130.39 87 25 10 2.5 2.5 1.7412 17.412 8.3573 127.58 72 25 10 2.5 2.5 1.4409 14.409 6.916

Rata-rata 8.229

Wahyu Syahputra 27Nim : 1139301002

Page 28: Laporan Bahan i Lbm Asis II

2.3 PENGUJIAN BATU BATA

2.3.1 Pengujian Sifat Fisis Batu Bata

1. Referensi :

Aiyub, ST. job sheet lab bahan I semester III.

2. Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan sifat fisis batu bata adalah untuk dapat menentukan

prosedur bata dan ukuran bata merah dengan benar, dapat menentukan

ukuran dan bentuk luar batu bata merah.

3. Dasar Teori

Uji warna dan retak-retak adalah mengambil warna dan permukaan

bata keretakan yang terdapat pada penampang potongan bata. Warna

dinyatakan dengan warna tua, merah muda, kekuning-kuningan, kemerah-

merahan, keabu-abuan dan sebagainya.

Uji tampak luar dinyatakan dengan bidang-bidangnya rata atau

tidak rata, menunjukkan retak-retak atau tidak, rusuk-rusuknya siku dan

tajam atau tidak, rapuh atau tidak.

4. Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan sifat fisis batu

bata adalah sebagai berikut :

1. Peralatan

a. Jangka sorong/mistar, panjang 30 cm dengan ketelitian 1mm.

b. Gergaji untuk pemotong besi

c. Timbangan kapasitas lebih dari 2 kg

d. Penyiku dibuat dari baja

Wahyu Syahputra 28Nim : 1139301002

Page 29: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Mistar Timbangan

2. Bahan

Batu bata merah sebanyak 10 buah.

5. Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing

2. Simpan alat pada tempatnya

3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan

4. Mengikuti instruksi dari instruktur

5. Menggunakan seragam praktek

6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

6 Prosedur Pelaksanaan

1. Periksaan ukuran batu bata

Ukur panjang, lebar, dan tebal batu bata, lakukan paling sedikit 3

kali pada tempat seperti gambar.

P

Wahyu Syahputra 29Nim : 1139301002

P

JANGKA SORONG

Page 30: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Tentukan pula penyimpangan maksimalnya dan dinyatakan

dalam mm.

2. Pemeriksaan tampak luar

Bentuk

Periksa keadaan permukaan batu bata yaitu

- Bidang datar

- Kesikuan rusuk-rusuknya

- Kekuatan rusuk-rusuknya

- Keretakan

- Hitung persentase batu bata yang tidak sempurna dari jumlah yang

diperiksa.

a. Berat

o Timbang berat batu bata utuh dengan ketelitian 10 gram

o Hitung berat rata-rata batu bata dan nyatakan berat batu bata

dalam kg

b. Warna dan penampang

o Ukur sisi panjang batu bata

o Beri tanda pada ½ panjang batu bata

o Potong batu bata tepat pada tanda tersebut (½ panjang)

sehingga diperoleh 2 potong batu bata yang sama panjang.

o Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas potongan

Wahyu Syahputra 30Nim : 1139301002

L T

Page 31: Laporan Bahan i Lbm Asis II

7. Data dan Perhitungan

No Sampe

l

Ukuran (Cm) Berat

(kg)

Tampak Luar WarnaRata Retak Siku Tajam

P l T12345678910

191818

18,518

18,819,118,618,218,1

99,49,89,89,89,69,29,59,39,8

4,23,73,84,23,84

3,83,83,73,7

1200125013001300125012201200120012001300

XXXX

√√√√√√√√√

XXXXX

Merah tua

kemerahanKemerahan merah tua

Kemerahan kekuningan

KekuninganMerah tua

Kemerahan kemerahan

Rata2 18,483

9,52

3,89

1247

2.3.2 Suction Rate Batu Bata Merah

1. Referensi Aiyub, ST. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I

2. Tujuan :

Setelah melakukan pengujian ini mahasiswa diharapkan :

Mampu mengetahui besar daya serap ( suction Rate ) dari batu bata yang

diperiksa.

Mampu menerangkan prosedur pelaksanaan suction rate

Mampu mempraktekkan pemeriksaan suction rate

Menyimpulkan hasil pemeriksaan suction rate.

Wahyu Syahputra 31Nim : 1139301002

Page 32: Laporan Bahan i Lbm Asis II

3. Dasar teori

Pengujian ini bertujuan utuk mengetahui daya serap dari batu batayang

akan digunakan dalam suatu konstruksi.Sifat bata yang sangat

berpengaruh dalam kekuatan dan mutu pekerjaan pasangan bata adalah

tentang daya hisapnya. Daya hisap bata berbeda-beda akan menimbulkan

tegangan diferensial dan ratak-retak. Oleh sebab itu, penting sekali untuk

menyamakan daya hisap sebelum dipasangan.

Salah satu cara dengan merendam bata selama 1 (satu) menis

pertama. Ikatan antara bata dan spesi sangat mempengaruhi kekuatan

pasangan batu bata merah. Ikatan antara keduanya bisa dianggap baik bila

antara bata dan spesi pada awal pengikatan 3 menit pertama terjadi dengan

baik.

4. Perlatan dan Bahan

a peralatan

Bak air

Kaki penyangga

Timbangan

Stopwatch

Kain lap

Timbangan Stopwatch

b Bahan

air

batu bata

Wahyu Syahputra 32Nim : 1139301002

Page 33: Laporan Bahan i Lbm Asis II

5. Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing

2. Simpan alat pada tempatnya

3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan

4. Mengikuti instruksi dari instruktur

5. Menggunakan seragam praktek

6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

6. Prosedur Pelaksanaan

1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap konstan (110 5)oC

2. Masukkan kaki penyangga kedalam bak dan atur jarak as ke as ¾ dari

panjang batu bata.

3. Tuangkan air kedalam bak, hingga air dalam bak mencapai ketinggian

1 (satu) cm diatas permukaan kaki penyangga.

4. Masukkan batu bata dalam bak dengan meletakkan pada kaki

penyangga

Perhatian!

Pada waktu memasukkan batu bata kedalam air, bidang bawah

permukaan batu bata harus bersamaan, ketika menyentuh air.

5. Biarkan batu bata terendam selama 1 (menit).

6. Angkat batu bata perlahan-lahan

Perhatian!

Posisi batu bata sewaktu pengangkatan harus benar-benar vertical

jangan sekali-kali miring (sama halnya ketika diletakkan pada tiang

penyangga).

7. Lap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air

8. Timbang berat batu bata tersebut (B gr)

Wahyu Syahputra 33Nim : 1139301002

Page 34: Laporan Bahan i Lbm Asis II

9. Hitung Suction Rate (penyerapan) batu bata

7. PERHITUNGAN

Daya hisap batu bata = gr/dm2/menit

Ket :

A = Berat batu bata kering oven

B = Berat batu bata setelah perendam selama 1 (satu) menit

C = Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air

T.2.3.2b Suction Rate Batu BataNo Sampel Ukuran (Cm) Luas (Cm) Berat

Kering (A) (gram)

Berat setelah di

rendam (B) (gram)

Section Rate (B-A)/c %P L

12345

182181186195184

91919010097

1,651,641,671,951,78

1165,661187,611204,641344,161188,94

1305,161311,691327,601534,251314,34

84,5475,6573,6297,4870,44

Rata – rata 0,87 609,10 679,30 80,34

2.4.3 Penentuan Kuat Tekan Batu Bata

I. Referensi

Ir. Yunief, dkk, Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I, Bandung, 1996

Wahyu Syahputra 34Nim : 1139301002

B – AF

Page 35: Laporan Bahan i Lbm Asis II

II. Tujuan Percobaan

Tujuan dari penentuan kuat tekan pada batu bata adalah untuk

dapat menentukan mutu kuat tekan batu bata sesuai dengan standar, dapat

melaksanakan prosedur pengujian batu bata dengan benar.

III. Dasar Teori

Kuat tekan bata dinyatakan dengan berapa besar kemampuan bata

menerima beban maksimum sampai bata pecah. Kuat tekan bata

menunjukkan mutu dari bata.

Sesuai dengan peraturan maka mutu bata disetarakan dengan kekuatan

tekan rata-rata sebagai berikut :

No Mutu bata Kuat tekan rata-rata (kg/cm2)

1

2

3

I

II

III

> 100

100 - 80

80 - 60

IV Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan untuk menentukan kuat tekan batu bata

adalah sebagai berikut :

1. Peralatan

a. Cetakan

b. Spatula

c. Cawan

d. Mesin tekan

e. Alat ukur

2. Bahan

a. Pasir

b. Semen

c. Air

d. Batu bata

V Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing

Wahyu Syahputra 35Nim : 1139301002

Page 36: Laporan Bahan i Lbm Asis II

2. Simpan alat pada tempatnya

3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan

4. Mengikuti instruksi dari instruktur

5. Menggunakan seragam praktek

6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

VI Prosedur Pelaksanaan

1. Ambil batu bata yang telah dipotong pada posisi panjang menjadi 2

(dua) bagian yang sama besar, dan periksa tampak luar batu bata

(pemeriksaan berdasarkan warna)

2. Letakkan kedua potongan tersebut kedalam cetakan

Jarak antara bidang cetakan dengan bidang batu bata dan antara

bidang batu bata dengan bidang batu bata lainnya diberi jarak

bebas (ruang antara) setebal 6 (enam) mm.

Perhatikan!

Untuk menjaga agar jarak bebas (ruang antara) tersebut tetap maka

dipasang sekat-sekat sementara dalam bentuk potongan-potongan

setebal 6 (enam) mm.

3. Isilah ruang antara batu bata tersebut dengan adukan (spesi) 1 Pc :

3 Ps, sehingga adukan itu padat dan menutupi seluruh bidang

permukaan batu bata yang vertical. Sebelum ruang antara diisi

adukan (spesi), terlebih dahulu sekat-sekat tersebut diangkat

keluar.

4. Diamkan selama 1 (satu) hari, kemudian benda uji dilepas dari

cetakan.

5. Rendam benda uji dalam air bersih pada tangki pematang (curing

tank) selama 24 jam atau 1 hari.

6. Angkat benda uji dari tangki pematang dan seka bidang-bidangnya

dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang berlebihan.

Wahyu Syahputra 36Nim : 1139301002

Page 37: Laporan Bahan i Lbm Asis II

7. Tekan benda uji dalam mesin tekan, sehingga dicapai kekuatan

maksimumnya.

Kecepatan penekanan diatur sama dengan 2 (dua) kg/cm2/det.

VII Data dan Perhitungan

Kuat tekan benda uji = kg/cm2

Ket :

P = beban maksimum (kg)

A = luas bidang tekan (cm2)

TABEL KUAT TEKAN BATU BATA

T.2.3.2c Penentuan Kuat Tekan Batu BataNo

SampelPenampang

Bagian Tekan (Cm)

Luas Cm2

Kuat Tekan (KN)

Kuat Tekan (Kg)

Kuat Tekan

Kg/Cm2

p L123

9,59,25

9

99,49,8

85,586,9588,2

302040

300200400

3,5082,3

4,535Rata – rata 3,447

VIII Kesimpulan

Dari percobaan diatas diketahui bahwa batu bata yang digunakan dalam

percobaan termasuk kedalam batu bata kelas III.

Wahyu Syahputra 37Nim : 1139301002

P

A

Page 38: Laporan Bahan i Lbm Asis II

LAMPIRAN GAMBARG.2.1.4 KETEGUHAN GESER SEJAJAR SERAT

Wahyu Syahputra 38Nim : 1139301002

OVEN

TIMBANGAN

STOP WATCH

0:00:00:00

Page 39: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.1.3 KETEGUHAN TEKAN SEJAJAR SERAT

Wahyu Syahputra 39Nim : 1139301002

ALAT PENEKAN

OVEN

TIMBANGAN

STOP WATCH

MISTAR

0:00:00:00

Page 40: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.1.2 BERAT JENIS KAYU

Wahyu Syahputra 40Nim : 1139301002

MESIN PENEKAN

TIMBANGAN

MISTAR

STOP WATCHCAWAN

0:00:00:00

Page 41: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.1.1 KADAR AIR KAYU

Wahyu Syahputra 41Nim : 1139301002

MISTAR

TIMBANGAN

STOP WATCHCAWAN

0:00:00:00

Page 42: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.2.1 KONSISTENSI MORTAL

Wahyu Syahputra 42Nim : 1139301002

TIMBANGAN

STOP WATCHGELAS UKUR

SPATULA

ALAT VICAT

0:00:00:00

Page 43: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.2.2 WAKTU PENGIKATAN MORTA

Wahyu Syahputra 43Nim : 1139301002

CAWAN

STOP WATCH

CAWAN

ALAT VICAT

MESIN PENGADUK

0:00:00:00

Page 44: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.3.1 KONSISTENSI MORTAL DENGAN FLOW TABLE

Wahyu Syahputra 44Nim : 1139301002

TIMBANGAN

TIMBANGAN

STOP WATCHCAWAN

GELAS UKUR

0:00:00:00

Page 45: Laporan Bahan i Lbm Asis II

`G.2.3.4 KEKUATAN LENTUR MORTAL

Wahyu Syahputra 45Nim : 1139301002

FLOW TABLE

MESIN PENGADUK

ALAT PENEKAN LENTUR

STOPWATCH

0:00:00:00

Page 46: Laporan Bahan i Lbm Asis II

G.2.3.3 KEKUATAN TEKAN BATU BATA

Wahyu Syahputra 46Nim : 1139301002

TIMBANGAN

CETAKAN

MESIN PENGADUK

TIMBANGAN

CETAKAN

MESIN PENEKAN

Page 47: Laporan Bahan i Lbm Asis II

LAMPIRAN FOTO

F.2.1.1 Kadar Air & Berat Jenis Kayu

Kayu sebelum di oven Penimbangan KayuSebelum di oven

Kayu sesudah di oven

Wahyu Syahputra 47Nim : 1139301002

Page 48: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Penimbangan KayuSesudah di oven

F.2.1.3 Keteguhan Tekan // Serat Kayu

Penimbangan awal/sebelum penekanan Penekanan dengan mesin

Wahyu Syahputra 48Nim : 1139301002

Page 49: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Kayu setelah pembebanan

F.2.1.4 Keteguhan Tegak Lurus Serat Kayu

Kayu sebelum penekanan

Pemberian beban pada kayu Kayu setelah diberi beban

Wahyu Syahputra 49Nim : 1139301002

Page 50: Laporan Bahan i Lbm Asis II

F.2.1.5 Keteguhan Geser Sejajar Serat Kayu

Kayu sebelum diberi beban Penimbangan benda uji

Kayu setelah diberi beban

Wahyu Syahputra 50Nim : 1139301002

Page 51: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Pemberian beban pada kayu

F.2.3.1 Konsistensi Mortal dengan Flow Table

Wahyu Syahputra 51Nim : 1139301002

Page 52: Laporan Bahan i Lbm Asis II

F.2.3.2 Waktu Pengikatan Mortal (Setting Time)

Penumbukan Mortal

Wahyu Syahputra 52Nim : 1139301002

Page 53: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Proses pengikatan Proses penurunan jarum vicat

F.2.3.3 Kuat Tekan Mortal

Cetakan Mortal Pengisian Mortal kedalam Cetakan

Proses Perendaman Mortal

Wahyu Syahputra 53Nim : 1139301002

Page 54: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Proses Pemberian Beban Tekan Pada Mortal

F.2.3.4 Kuat Lentur Mortal

Cetakan Mortal Pengisian Mortal kedalam Cetakan

Proses Perendaman Mortal

Proses Pemberian Beban Tekan Pada Mortal

Wahyu Syahputra 54Nim : 1139301002

Page 55: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Hasil Pengujian Kuat Lentur Mortal

F.2.4.2 Suction Rate Batu Bata

Perletakan Kaki Penyangga

Perletakan Batu Bata Merah

Wahyu Syahputra 55Nim : 1139301002

Page 56: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Proses Penyerapan Batu Bata Merah

F.2.4.3 Penentuan Kuat Tekan Batu Bata

Cetakan Perletakan Batu Bata Pada Cetakan

Proses Perendaman Batu Bata

Wahyu Syahputra 56Nim : 1139301002

Page 57: Laporan Bahan i Lbm Asis II

Pemberian Beban Tekan Pada Batu Bata

BAB III

PENUTUP

5.1 KesimpulanPengujian bahan sangat diperlukan dalam perencanaan kontruksi suatu

bangunan bahan - bahan tersebut meliputi : kayu, mortal, dan batu bata. Dalam suatu perencanaan bangunan perlu diperlukan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, agar bangunan yang akan didirikan terjamin kekuatan dan kekokohannya.

Setelah melakukan praktek pengujian bahan I, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa semua pekerjaan praktikum yang di lakukan di laboraturium harus dilaksanakan dengan ketelitian yang tinggi,sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

5.2 Saran Sebaiknya pada pengujian yang akan datang, peralatan di laboratorium lebih lengkap dan bisa digunakan oleh mahasiswa, dan tidak ada peralatan yang rusak, ini semua demi kesempurnaan praktek dan bertambahnya semangat mahasiswa dalam melakukan praktek uji bahan tersebut.

Wahyu Syahputra 57Nim : 1139301002