Bahan Lbm 1 Jiwa

40
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013 STEP 7 1. Mengapa pasien ini sering marah2 tanpa sebab sejak 2 bln yg lalu? 2. Mekanisme dr munculnya stressor mjdi gangguan jiwa? 3. Macam2 stressor yg bisa menyebabkan gangguan jiwa? SGD 1 Page 1

description

lbm 1

Transcript of Bahan Lbm 1 Jiwa

LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH

[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH]March 13, 2013

STEP 71. Mengapa pasien ini sering marah2 tanpa sebab sejak 2 bln yg lalu?

2. Mekanisme dr munculnya stressor mjdi gangguan jiwa?

3. Macam2 stressor yg bisa menyebabkan gangguan jiwa?

4. Jelaskan ttg waham?Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu ( Marasmis 2005 hal 117).Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan ide-ide yang salah.Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham sebagai salah satu perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti-bukti yang ada.A. Jenis-Jenis Wahamadapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan Keliat (1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:a. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. f. Waham bizar1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. 3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

B. Fase-Fase Waham1. Lack of Selfesteen- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.2. Control Internal Eksternal- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan3. Environment support- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasa didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)4. Fisik Comfortingklien merasa nyaman dengan kebohongannya5. Fase ImprovingJika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa teori yaitu : a. Factor PredisposisiMenurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :1. Teori Biologisa. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain). b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderoita skizoprenia. c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin neorotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.2. Teori Psikososiala. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa, dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya tehadap orang lain.c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian. b. Faktor PresipitasiMenurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :1. BiologisStressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan. 2. Stress lingkunganSecara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku. 3. Pemicu gejalaPemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

C. Proses terjadinya waham Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997). Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.D. Akibat dari WahamKlien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

E. Gejala- Gejala WahamMenurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:a. Status mental1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas.2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi ringan.6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.b. Sensori dan kognisi1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.2)Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).3)Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.4)Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.DefinisiSuatu keyakinan atau fikiran yang salah, karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas). Buah fikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris) Selalu bertentangan dengan realita Selalu bertentangan dengan logika Penderita percaya 100% persen kepada kebenaran fikirannya Tidak dapat dirubah oleh orang lain sekalipun dengan jalan yang logis dan rasionalSumber: Psikiatri II Simtomatologi, UNDIPMACAM-MACAM WAHAM :

a. Waham kebesaran

Penderita merasa dirinya org besar, org berpangkat tinggi,org yg pandai sekali, org kaya bnyak uangnya dan bnyak rumahnya. Didapatkan pada sindroma Manik

b. Waham berdosaTimbul perasaan salah yg luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum berat, atau menjalani hukuman mati sekalipun. Didapatkan pada sindroma depresi.

c. Waham dikejar

Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang yang bermaksut berbuat jahat kepada dirinya.

d. Waham curiga

Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang di sekitarnya. Individu curiga terhadap sekitarnya.

e. Waham cemburu

Selalu cemburu pada org lain.

f. Waham rendah diri

Perasaan rendah diri/kurang dari pada orang lain.

g. Waham hypochondri

Perasaan mengenai berbagai penyakit yg berada dlm tubuhnya. Sering didapatkan pada skizofrenia

h. Waham magik-mistik

Waham mengenai soal-soal magik dan mistik

i. Waham sistematis

5. Beda halusinasi dan waham?Perbedaan halusinasi, ilusi, delusi

halusinasiilusiwaham

ObjekTanpa objek Ada objekTanpa objek

Panca inderaTerkait dgn panca indraTerkait dgn panca indratidak terkait dgn panca indra

Keyakinan dapat dirubahyayatidak

Bisa terjadi pada orang normalyayatidak

Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan menilai realitas.(Sunaryo, 2004)Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 1998). Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada rangsangan dari luar ekternal.Tanda dan Gejala:1. Bicara, senyum, tertawa sendiri2. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup (mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata5. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.6. Sikap curiga dan saling bermusuhan.7. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.8. Menarik diri menghindar dari orang lain.9. Sulit membuat keputusan.10. Ketakutan.11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.13. Menyalahkan diri atau orang lain.14. Muka marah kadang pucat.15. Ekspresi wajah tegang.16. Tekanan darah meningkat.17. Nafas terengah-engah.18. Nadi cepat19. Banyak keringat.Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

6. Klasifikasi gangguan jiwa?beserta penjelasannya! Gangguan mental organik Gangguan organik dan simptomatik Gangguan akibat alkohol dan obat Gangguan mental psikotik Skizofrenia dan gangguan yang terkait Gangguan afektif Gangguan mental neurotik dan gangguan kepribadian Gangguan neurotik Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa Gangguan masa kanak-kanak, remaha dan perkembangan Retardasi mental Gangguan masa kanak, remaja, dan perkembangan

7. Jelaskan ttg gg.jiwa psikotik?Jenis psikosis1. Psikosis organicadalah penyakit jiwa yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau organik, yaitu pada fungsi jaringan otak, sehingga penderita mengalamai inkompeten secara sosial, tidak mampu bertanggung jawab, dan gagal dalam menyesuaikan diri terhadap realitas

1. Psikosis fungsionalPsikosis fungsional merupakan penyakit jiwa secara fungsional yang bersifat nonorganik, yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian dan ketidak mampuan dalam melakukan penyesuaian sosial. Psikosis jenis ini dibedakan menjadi beberapa ., yaitu : schizophrenia, psikosis mania-depresif, dan psiukosis paranoid (Kartini Kartono, 2000 : 106).

1. Psikosis Organik 0. Alcoholic psychosis 0. Drug psychose Drug psychose 0. Traumatic psychosis 0. Dementia paralytica, 1. Psikosis Fungsional 1. Schizophrenia 1. Psikosis mania-depresif 1. Psikosis paranoid

1. Faktor2 penyebab psikotik?Penyebab gejala penyakit mental yang lazim diklasifikasikan sebagai "organik" atau "fungsional". Kondisi organik terutama medis atau patofisiologi, sedangkan, kondisi fungsional terutama psikiatris atau psikologis.DSM-IV-TR tidak lagi mengklasifikasikan gangguan psikotik sebagai fungsional atau organik. Melainkan daftar penyakit psikotik tradisional, psikosis karena kondisi Kedokteran Umum, dan psikosis yang diinduksi Zat.PsikiatrikPenyebab psikosis fungsional meliputi:1. tumor otak1. obat amfetamin penyalahgunaan, kokain, alkohol antara lain1. kerusakan otak1. skizofrenia, gangguan schizophreniform, gangguan schizoafektif, gangguan psikotik singkat1. gangguan bipolar (manik depresi)1. parah klinis depresi1. parah stres psikososial1. kurang tidur1. beberapa gangguan epilepsi fokal terutama jika lobus temporal dipengaruhi1. paparan beberapa peristiwa traumatik (kematian kekerasan, dll)1. tiba-tiba atau over-cepat menarik diri dari obat rekreasi atau diresepkan tertentuSebuah episode psikotik dapat secara signifikan dipengaruhi oleh suasana hati. Sebagai contoh, orang yang mengalami episode psikotik dalam konteks depresi mungkin mengalami delusi persecutory atau diri menyalahkan atau halusinasi, sementara orang-orang mengalami episode psikotik dalam konteks mania dapat membentuk delusi megah.Stres diketahui untuk berkontribusi dan memicu negara psikotik. Riwayat psikologis peristiwa traumatik, dan pengalaman baru-baru ini peristiwa stres, dapat baik berkontribusi pada pengembangan psikosis.Psikosis singkat dipicu oleh stres yang dikenal sebagai psikosis reaktif singkat, dan pasien dapat pulih secara spontan berfungsi normal dalam waktu dua minggu.Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, individu dapat tetap dalam keadaan full-blown psikosis selama bertahun-tahun, atau mungkin memiliki gejala psikotik dilemahkan (seperti halusinasi intensitas rendah) hadir paling banyak kali.Kurang tidur telah dikaitkan dengan psikosis. Namun, ini bukan resiko bagi kebanyakan orang, yang hanya mengalami halusinasi hypnagogic atau hypnopompic, yaitu pengalaman indrawi yang tidak biasa atau pikiran yang muncul saat bangun tidur atau tertidur. Ini adalah fenomena tidur normal dan tidak dianggap tanda-tanda psikosis.Kekurangan vitamin B12 juga dapat menyebabkan gejala mania dan psikosis.Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berpikir diubah dan psikosis.Genetika juga mungkin memiliki peran dalam psikosis. Para kembar empat Genain adalah identik kembar empat yang semuanya didiagnosis dengan skizofrenia.Umum medisPsikosis yang timbul dari "organik" (non-psikologis) kondisi kadang-kadang dikenal sebagai psikosis sekunder. Hal ini dapat dikaitkan dengan patologi berikut:1. gangguan neurologis, termasuk:0. tumor otak0. demensia dengan badan Lewy0. multiple sclerosis0. sarkoidosis0. Penyakit Lyme0. sipilis0. Penyakit Alzheimer0. Penyakit Parkinson0. Anti-reseptor NMDA ensefalitis1. elektrolit gangguan seperti:0. hipokalsemia0. hipernatremia0. hiponatremia0. hipokalemia0. hypomagnesemia0. hypermagnesemia0. hypercalcemia0. hypophosphatemia0. hipoglikemia0. lupus0. AIDS0. kusta0. malaria0. Onset dewasa menghilang leukoencephalopathy materi putih0. Akhir-onset metachromatic leukodystrophy0. Cerebral keterlibatan skleroderma (laporan kasus tunggal).0. Hashimoto ensefalopati, suatu kondisi yang sangat jarang terjadi (sekitar 100 kasus yang dilaporkan).Psikosis bahkan dapat disebabkan oleh penyakit tampaknya tidak berbahaya seperti flu atau gondokA. Gangguan psikotik akut

1. Definisiadalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi.2. Jenis Organik: gangguan psikotik yang terdapat patologi pada system organ SSP/ luar SSP (demensia,delirium, psikosis post partum dll). Fungsional: gangguan psikotik yang tidak terdapat patologi pada system organ , yang terganggu fungsi jiwanya atau gangguan pada tataran biologi molekuler system sel, reseptor, neurotransmitter( skizofrenia, skizoafektif, psikosis akut dll).

PSIKOTIK FUNGSIONALggn mental dmn tdk ada dasar organik yg dpt diterima umuma. Skizofrenia F20Gangguan yang tampil dengan gangguan berpikir (perubahan formasi konsep yang menyebabkan delusi dan halusinasi), afek (ambivalen, konstriksi, dan reaksi inapropiatdan hilangnya empati dengan orla), perilaku (menyendiri, regresif, aneh)Dibedakan menjadi : Tipe Paranoid F20.0Ditandai dengan delusi grandiose atau presekurtorik kadang halusinasi berlebihan, pasien sering bersikap kasar da agresif Tipe Hebefrenik atau disorganisasi F20.1Berfikis disorganisasi, senyum aneh, afek dangkal dan inapropiat, perilaku dungu, regresif dan mannerism. Keluhan somatic sering, kadang delusi dan halusinasi tak terorganisasi Tipe Katatonik F20.2Subtype eksistasi ditambah aktivitas kotorikm menyendiri, inhibisi umum, stupor, mutivisme, negatifisme, fleksibilitas liln Tipe tak terinci F20.3Delusi, halusinasi menjol Tipe Residual F20.5Dengan tanda skizofren, sesudah suatu episode skizofren, tak lagi menonjol.

b. Gangguan SkizotipalTdpt 3/4 gejala khas berikut sedikitnya 2 thn:1. afek tdk wajar/ menyempit 2. perilaku/penampilan aneh, eksentrik, ganjil 3. hub sosial buruk, menarik diri 4. pikiran aneh, megik tdk sesuai dg norma budaya 5. penuh curiga, pikiran paranoid6. pikiran obsesif ttg: keyakinan btk tubuh abnormal, seksual atau agresif.7. ggn persepsi: halusinasi, ilusi, persepsi tubuh tdk lazim (somatosensori), depersonalisasi, derealisasi. 8. pikiran samar, berputar, penuh kiasan,ruwet, aneh atau stereotipi pembicaraan tanpa inkoherensi.9. kdg tdpt episode psikotik sementara dg halusinasi, ilusi, gagasan mirip waham dll

c. Gangguan WahamWaham sbg satu-satunya gejala klinis khas, menyolok, bersifat pribadi, bukan budaya sedikitnya 3 bln.Gangguan psikotik dengan delusi persistenParanoia gejala waham persekutorik

d. Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afek)Depresi atau kegembiraan ekstrim yang mendominasi kehidupan mental pasien dan bertanggung jwab terhadap penurunan fungsiBIPOLAR I ekspresi mania penuhBIPOLAR II hipomania dengan depresiBipolar ditandai dengan perubahan mood hebat antara depresi dan kegembiraan dan rekurenSiklotimia gangguan bipolar tipe kurang beratDepresi berat

PSIKOTIK ORGANIKgangguan mental dimana tdpt suatu patologi yg dpt diidentifikasiDitandai dengan perubahan fungsi jaringan otak, menimbulkan gangguan belajar, orientasi, penilaian, dan fungsi intelektuala. Gangguan mental organicMeningitis dllb. Gangguan Perilaku akibat zat psikoaktifAlcohol, NAPZA

8. Ciri2 org yg mengalami gangguan jiwa?Ada banyak gejala-gejala skizofrenia. Gejala-gejala ini dirumuskan oleh berbagai sumber. Menurut Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder IV-TR, gejala khas skizofrenia berupa adanya:1. Waham atau Delusi (keyakinan yang salah dan tidak bisa dikoreksi yang tidak sesuai dengan kenyataan, maupun kepercayaan, agama, dan budaya pasien atau masyarakat umum)2. Halusinasi (persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar)3. Pembicaraan kacau4. Perilaku kacau5. Gejala negatif (misalnya berkurangnya kemampuan mengekspresikan emosi, kehilangan minat, penarikan diri dari pergaulan sosial)Selain itu untuk menegakkan diagnosa skizofrenia menurut DSM IV-TR (2008) adalah munculnya disfungsi sosial, durasi gejala khas paling sedikit 6 bulan, tidak termasuk gangguan perasaan (mood), tidak termasuk gangguan karena zat atau karena kondisi medis, dan bila ada riwayat Autistic Disorder atau gangguan perkembangan pervasive lainnya, diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan bila ditemui halusinasi dan delusi yang menonjol selama paling tidak 1 bulan. Menurut Bleuler, ada 2 kelompok gejala-gejala skizofrenia, yaitu:1. Gejala Primer, yang meliputi:a. Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah dan isi pikiran). Pada skizofrenia inti, gangguan memang terdapat pada proses pikiran.b. Gangguan afek dan emosi. Gangguan ini pada skizofren berupa:1) Parathimi, yaitu apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada penderita malah menimbulkan rasa sedih atau marah.2) Paramimi, yaitu penderita merasa senang tetapi menangisc. Gangguan kemauan, yaitu gangguan di mana banyak penderita skizofrenia memiliki kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat bertindak dalam sebuah situasi menekan. Gangguan kemauan yang timbul antara lain:1) Negativisme, yaitu sikap atau perbuatan yang negatif atau berlawanan terhadap suatu permintaan.2) Ambivalensi, yaitu sikap yang menghendaki seseuatu yang berlawanan pada waktu yang bersamaan.3) Otomatisme, yaitu penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau oleh tenaga dari luar, sehingga dia melakukannya secara otomatis.d. Gejala psikomotor, disebut juga dengan gejala-gejala katatonik. Sebetulnya gejala katatonik sering mencerminkan gangguan kemauan. Bila gangguan hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang luwes atau agak kaku.2. Gejala Sekunder, yang meliputi:a. Waham. Pada penderita skizofrenia waham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizar. Tetapi penderita tidak menginsafi hal ini dan untuk dia wahamnya merupakan fakta dan tidak dapat diubah oleh siapapun.b. Halusinasi. Pada penderita skizfrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain.Menurut Bleuler, seseorang didioagnosa menderita skizofrenia apabila terdapat gangguan-gangguan primer dan disharmoni pada unsur-unsur kepribadian yang diperkuat dengan adanya gejala-gejala sekunder.Menurut Kut Schneider, terdapat 11 gejala skizofrenia yang terdiri dari 2 kelompok, yaitu sebagai berikut:1. Kelompok A, halusinasi pendengaran, yaitu:a. Pikirannya dapat didengar sendirib. Suara-suara yang sedang bertengkarc. Suara-suara yang mengomentari perilaku penderita2. Kelompok B, gangguan batas ego, yang meliputi:a. Tubuh dan gerakan penderita dipengaruhi oleh kekuatan dari luarb. Pikirannya diambil keluarc. Pikirannya dipengaruhi oleh orang laind. Pikirannya diketahui oleh orang laine. Perasaannya dibuat oleh orang lainf. Kemauannya dipengaruhi orang laing. Dorongannya dikuasai orang lainh. Persepsi yang dipengaruhi oleh wahamMenurut Kut Schneider, seseorang bisa didiagnosa penderita skizofrenia bila ada gejala dari kelompok A dan Kelompok B, dengan syarat kesadaran penderita tidak menurun.Gejala lain yang diungkap adalah:1. Gejala-Gejala Positif, yaitu penambahan fungsi dari batas normal, meliputi:a. Delusi. Delusi adalah keyakinan yang oleh kebanyakan orang dianggap misinterpretasi terhadap realitas. Delusi memiliki bermacam-macam bentuk, yaitu delusion of grandeur (waham kebesaran) yaitu keyakinan irasional mengenai nilai dirinya, delusion of persecution yaitu yakin dirinya atau orang lain yang dekat dengannya diperlakukan dengan buruk oleh orang lain dengan cara tertentu, delusion of erotomanic yaitu keyakinan irasional bahwa penderita dicintai oleh seseorang yang lebih tinggi statusnya, delusion of jealous yaitu yakin pasangan seksualnya tidak setia, dan delusion of somatic yaitu merasa menderita cacat fisik atau kondisi medis tertentu. b. HalusinasiGejala-gejala psikotik dari gangguan perseptual dimana berbagai hal dilihat didengar, atau diindera meskipun hal-hal itu tidak real (benar-benar ada).2. Gejala-Gejala Negatif, yaitu pengurangan fungsi dari batas normal, meliputi:a. Avolisi Yaitu apati atau ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan kegiatan-kegiatan penting.b. Alogia Yaitu pengurangan dalam jumlah atau isi pembicaraan.c. Anhedonia Yaitu ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan yang terkaitu dengan beberapa gangguan suasana perasaan dan gangguan skizofrenik.d. Afek Datar Yaitu tingkah laku yang tampak tanpa emosi.3. Gejala Disorganisasi, yaitu ketidakharmonisan fungsi, meliputi: a. Disorganisasi dalam pembicaraan (Disorganized Speech)Gaya bicara yang sering terlihat pada penderita skizofrenia termasuk inkoherensi dan ketiadaan pola logika yang wajar.b. Afek yang tidak pas (inappropriate Affect) dan perilaku yang disorganisasiAfek yang tidak pas merupakan ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan aslinya. Perilaku yang disorganisasi adalah perilaku yang tidak lazim9. Penyebab gangguan jiwa?Ada beberapa teori yang mungkin bisa menjelaskan penyebab skizofrenia. Adapun teori-teori tersebut seperti tersebut di bawah ini:1. Teori NeurotransmitterDi dalam otak manusia terdapat berbagai macam neurotransmitter, yaitu substansi atau zat kimia yang bertugas menghantarkan impuls-impuls saraf. Ada beberapa neurotransmitter yang diduga berpengaruh terhadap timbulnya skizofrenia. Dua di antaranya yang paling jelas adalah neurotransmitter dopamine dan serotonin. Berdasarkan penelitian, pada pasien-pasien dengan skizofrenia ditemukan peningkatan kadar dopamine dan serotonin di otak secara relatif.Menurut Mesholam Gately et.al dalam jurnal Neurocognition in First-Episode Schizophrenia: A Meta Analytic Review (2009), gangguan neurokognisi adalah fitur utama pada episode pertama penderita skizofrenia. Gangguan tersebut membuat sistem kognisi tidak dapat bekerja seperti kondisi normal.2. Teori GenetikDiduga faktor genetik juga berpengaruh terhadap timbulnya skizofrenia. Walaupun demikian, terbukti dari penelitian bahwa skizofrenia tidak diturunkan secara hukum Mendeell (jika orang tua skizofrenia, belum tentu anaknya skizofrenia juga). Dari penelitian didapatkan prevalensi sebagai berikut: Populasi umum1% Saudara Kandung8%-10% Anak dengan salah satu orang tua skizofrenia12%-15% Kembar 2 telur (dizigot)12%-15% Anak dengan kedua orang tua skizofrenia35%-40% Kembar monozigot47%-50%Sampai saat ini, belum ada hal yang pasti mengenai penyebab skizopfrenia. Namun demikian peneliti-peneliti meyakini bahwa interaksi antara genetika dan lingkungan yang menyebabkan skizofrenia. Menurut Imransyah, bahwa hanya 10% dari genetika yang dapat menyebabkan skizofrenia, sedangkan Hawari (Arif, 2006) mengakui bahwa skizofrenia dapat dipicu dari faktor genetik. Namun jika lingkungan sosial mendukung seseorang menjadi pribadi yang terbuka maka sebenarnya faktor genetika ini bisa diabaikan. Namun jika kondisi lingkungan mendukung seseorang bersikap asosial maka penyakit skizofrenia menemukan lahan suburnya. Penelitian lain dari Clarke et al yang berjudul Evidence for an Interaction Between Familial Liability and Prenatal Exposure to Infection in the Causation of Schizophrenia (2009), menyebutkan bahwa Komplikasi kelahiran dan keluarga yang memiliki resiko psikotik terbukti menyebabkan skizofrenia dengan persentase resiko 38% - 46%.3. Predisposisi GenetikaMeskipun genetika merupakan faktor resiko yang signifikan, belum ada penanda genetika tunggal yang diidentifikasi. Kemungkinan melibatkan berbagai gen. Penelitian telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18, dan 22. Resiko terjangkit skizofrenia bila gangguan ini ada dalam keluarga, yaitu satu orang tua yang terkena 12%-15%, kedua orang tua terkena penyakit ini resiko 35%-40%, saudara sekandung terjangkit resiko 8%-10%, kembar dizigotik yang terkena resiko 12%-15%, bila kembar monozigotik yang terkena resiko 47%- 50%.Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12 % (Makalah pembahas).Lenzenweger, Mark et al. dalam jurnal Resolving The Latent Structure of Schizophrenia Endophenotypes Using Expectation-Maximization-Based Finite Mixture Modelling (2007) melakukan penelitian mengenai struktur laten fenotip pada beberapa subjek yang diindikasikan skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek tersebut memiliki kecenderungan kepribadian skizotipal yang sangat berpotensi untuk mengarah pada gangguan psikotik.4. Abnormalitas Perkembangan SyarafPenelitian menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang terjadi pada awal gestasi berperan dalam manifestasi akhir dari skizofrenia. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan saraf dan diidentifikasi sebagai resiko yang terus bertambah, meliputi individu yang ibunya terserang influenza pada trimester kedua, individu yang mengalami trauma atau cedera pada waktu dilahirkan, dan penganiayaan atau trauma di masa bayi atau masa anak-anak.5. Abnormalitas Struktur dan aktivitas OtakPada beberapa subkelompok penderita skizofrenia, teknik pencitraan otak (CT, MRI, dan PET) telah menujukkan adanya abnormalitas pada struktur otak yang meliputi pembesaran ventrikel, penurunan aliran darah ventrikel, terutama di korteks prefrontal penurunan aktivitas metaolik di bagian-bagian otak tertentu atrofi serebri. Ahli neurologis juga menemukan pemicu dari munculnya gejala skizofrenia. Pada para penderita skizofrenia diketahui bahwa sel-sel dalam otak yang berfungsi sebagai penukar informasi mengenai lingkungan dan bentuk impresi mental jauh lebih tidak aktif dibanding orang normal. Temuan ini bisa menjabarkan dan membantu pengobatan munculnya halunisasi dan gangguan pemikiran pasien skizofrenia, demikian menurut tim dari Harvard Medical School. Pada saat yang sama para ilmuwan memonitor gelombang otak partisipan dengan menggunakan alat electroencephalogram (EEG) yang bisa memberi informasi aktivitas elektrik otak. Kedua kelompok memberi respon terhadap gambar-gambar tersebut selama satu detik saja. Namun mereka yang menderita skizofrenia membuat lebih banyak kesalahan dan membutuhkan waktu lebih banya 200 milidetik dibanding yang sehat. Ketika para ilmuwan mengamati pola gelombang otak, mereka menemukan bahwa pasien skizofrenia memperlihatkan tidak adanya aktivitas pasti dalam gelombang otakknya ketika menekan tombol-tombol jawaban. Sementara partisipan yang sehat memiliki aktivitas gelombang gama yang bisa menjadi identifikasi bahwa otak mereka memproses informasi visual sebagai petunjuk responnya. Ada perbedaan yang sangat dramatis. Para penderita skizofrenia tidak memperlihatkan respons gama sama sekali, komentar Dr. Robert McCarley, pemimpin studi. Jika komunikasi yang paling efisien terjadi pada gelombang 40 hertz, maka penderita skizofrenia menggunakan frekuensi yang jauh lebih rendah. Ini sama saja artinya dengan mereka tidak mempunyai proses komunikasi yang efektif pada sel penukar informasi dan bagian otaknya. 6. Ketidakseimbangan Neurokimia (neurotransmitter)Skizofrenia memiliki basis biologis, seperti halnya penyakit kanker dan diabetes. Penyakit ini muncul karena ketidakseimbangan yang terjadi pada dopamine, yakni salah satu sel kimia dalam otak (neurotransmitter). Otak sendiri terbentuk dari sel saraf yang disebut neuron dan kimia yang disebut neurotransmitter. Penelitian terbaru bahkan menunjukkan serotonin, norepinefrin, glutamate, dan GABA juga berperan dalam menimbulkan gejala-gejala skizofrenia. Majorie Wallace, pimpinan eksekutif yayasan Skizofrenia SANE, London, berkomentar bahwa, di dalam otak terdapat miliaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel lainnya. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang menbawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak penderita skizofrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut. Biasanya mereka mengalami halusinasi. Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespons pesan atau rangsangan yang datang. Penderita skizofrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri. Gejala lain adalah menyesatkan pikiran atau delusi, yakni kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya, pada penderita skizofrenia, lampu lalu lintas di jalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa.7. Proses Psikososial dan LingkunganProses psikososial dan lingkungan juga sangat berpengaruh untuk menyebabkan skizofrenia. Setiap orang pada umumnya memiliki kecenderungan untuk skizofrenia 1%. Pada individu yang memiliki hubungan dekat dengan seseorang yang terjangkit skizofrenia, kecenderungannya sekitar 10%. Jika seseorang hidup dalam lingkungan yang mendukung asosial, kemungkinan seseorang untuk mengidap skizofrenia tinggi. Namun bila sedeorang hidup dalam lingkungan yang terbuka, walaupun secara genetik dia memiliki kecenderungan skizofrenia, hal itu bisa diminimalisisr bahkan dihilangkan.10. Cara dx gangguan jiwa?Aksis IGangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99)Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis(tidak ada diagnosis Z03.2, diagnosis tertunda R69)Aksis IIGangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi maladaptif)Retardasi Mental (F70-79)(tidak ada diagnosis Z03.2, diagnosis tertunda R46.8)Aksis IIIKondisi Medik UmumAksis IVMasalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan social, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)Aksis VPenilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik60-51 gejala dan disabilitas sedang50-41 gejala dan disabilitas berat40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri10-01 persisten dan lebih serius0 informasi tidak adekuat

Aksis I: Gangguan klinis: pola perilaku abnormal (gangguan mental) yang meenyebabkan hendaya fungsi dan perasaan tertekan pada individu. Kondisi lain yang mungkin menjadi focus perhatian: masalah lain yang menjadi focus diagnosis atau pandangan tapi bukan gangguan mental, seperti problem akademik, pekerjaan atau social, factor psikologi yang mempengaruhi kondisi medis.Aksis II: Gangguan kepribadian: mencakup poa perilaku maladaptive yang sangat kaku dan betahan, biasanya merusak hubunganantar pribadi dan adaptasi social. Retardasi Mental Seseorang bias memenuhi aksis I atau II, atau memenuhi kedua aksis.Aksis III: Kondisi medis umum dan kondisi medis yang mugkin penting bagi pemahaman atau penyembuhan atau penanganan gangguan mental individu. Meliputi kondisi klinis yang diduga menjadi penyebab atau bukan penyebab gangguan yang dialami individu.Aksis IV: Problem psikososial dan lingkungan. Mencakup peristiwa hidup yang negative maupun positif; kondisi lingkungan dan social yang tidak menguntungkan, dllAksis V: Assessment fungsi secara global. Mencakup assessment menyeluruh tentangfungsi psikologis social dan pekerjaan klien. Digunakan juga untuk mengindikasikan taraf keberfungsian tertinggi yang mungkin dicapai selama beberapa bulan pada tahun sebeelumnya.

Tujuan diagnosis multiaksial Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan meramalkan outcome Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis, dan menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis yang sama Penggunaan model bio-psiko-sosial

Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1993

11. Macam2 gangguan dlm proses berfikir?a. Halusinasi (gangguan di persepsi)b. Cara berfikir yg anehc. Pembicaraan yg kacaud. Waham (gangguan di pikiran)e. Merasa tidak sakit (gangguan afektif)f. Egosentris

12. Macam2 suasana perasaan dan tingkah laku penderita gangguan jiwa?13. Macam pf dan px.lab?14. Cara penilaian GAF dan interpretasi hasilnya?Aksis V digunakan untuk melaporkan penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya seseorang secara menyeluruh. Informasi tentang GAF (Global Assessment of Functioning), berguna untuk merencanakan penanganan, mengukur dampak pengobatan serta meramalkan hasil terapi dan taraf pemulihan.Skor 100-91= gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi. 90-81= gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa 80-71= gejala sementara & dapat diatasi,disabilitas ringan dalam social,pekerjaan, sekolahan dll. 70-61= beberapa gejala ringan & menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik 60-51= gejala sedang( moderate),disabilitas sedang 50-41= gejala berat (serious), disabilitas berat 40-31= beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi 30-21= disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hamper semua bidang. 20-11= bahaya mencenderai diri/orang lain,disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri 10-01= idem, persisten dan lebih serius 0=informasi tidak adekuat

NILAI GAF GEJALA GANGGUAN FUNGSI MASALAH

100-91 - - -

90-81 + (minimal) - -

80-71 ++ (dpt diatasi) + -

70-61 +++ (ringan menetap) + -

60-51 ++++ (sedang) ++ (sedang) +

50-41 +++++ (berat)Komunikasi baik +++ (berat) ++ (berat)

40-31 +++++ (berat)Gangguan Komunikasi ringan +++ (berat) ++ (berat)

30-21 +++++ (berat)Gangguan Komunikasi berat +++ (berat) ++ (berat)

20-11 +++++ (berat)Gangguan Komunikasi berat +++ (berat) Mencederai diri/or lain

10-1 +++++ (berat)Gangguan Komunikasi berat +++ (berat) persisten

SGD 1Page 29