-
Upload
suci-indah-setiawati -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
description
Transcript of Print
2. Obat pain killer dan antiinflamasi (anti rematik, anti Gout/asam urat, anti bengkak). Obat
golongan ini sebagian besar bersifat asam agak tinggi (ibuprofen=Nurofen, advil, aspirin, aspilet,
aspro, asam mefenamat=ponstan, mefinal) walaupun absorpsi terjadi di lambung, namun karena
keasaman yang tinggi tsb akan menimbulkan efek samping nyeri lambung, maka seharusnya
diminum bersama susu, atau sebentar sesudah makan. Walaupun jelas ada penundaan absorpsi,
namun karena mengingat efek sampingnya yang jauh lebih berbahaya, maka lebih baik menunda
absorpsi dengan makan/minum susu tsb. Begitu pula dengan obat anti inflamasi golongan non
steroid (diclofenac/voltaren, difflam, cataflam) dan steroid (deksametason, metil
prednisolon/meptin, medrol, prednisone/deltasone, cortisone asetat/cortef), harus diminum
sesudah makan atau bersama susu. Lain lagi dengan parasetamol (panadol, tempra, lylenol),
karena bersifat lebih basa lemah dan diabsorpsi di usus, maka lebih baik obat jenis ini diminum
sebelum makan, diikuti makanan sehingga akan segera sampai di usus, terjadilah proses
absorpsi.
makanan yang tinggi kalsium dengan tetracycline akan membentuk senyawa kompleks yang
tidak bisa diabsorpsi.
Makanan berlemak ->meningkatkan absorpsi obat yang larut dalam lemak, Makanan yang
bersifat asam menguraikan obat yang tidak tahan asam Obat analeptik dapat meningkat efeknya
dengan minum kopi. Beberapa obat (glikosida jantung, antihistamin, alkaloid, logam ) ->
mengendap oleh tanin Konsumsi alkohol, kangkung -> meningkatkan efek sedatif dan depresan
SSP. Umumnya interaksi obat-makanan berupa turunnya derajat absorpsi -> melalui
pembentukan kompleks, perubahan pH, perubahan motilitas, perubahan fungsi mukosa dan
perubahan mekanisme transport. Pencegahan -> gunakan obat saat lambung kosong (kecuali
obat yang mengiritasi lambung -> gunakan saat lambung isi 23
Contoh interaksi obat-makanan: Makanan mengandung tiramin (keju tua, ekstrak yeast,
daging asap, bir, alpukat, anggur merah, minuman berkafein, yogurt, coklat, kecap) ->
berinteraksi dengan obat MAOI (mono amin oksidase inhibitor). Tiramin adalah asam amino
yang ditemukan dalam bermacam makanan di atas, yang merupakan senyawa simpatomimetik
tak langsung -> dapat menyebabkan hipertensi pada pasien yang menerima MAOI.
24
Contoh interaksi obat-makanan *Jeruk -> dikonsumsi bersama antasid yang mengandung Al -
>meningkatkan absorpsi Al * Bila dengan antibiotik ->keasamannya menurunkan efektivitas
antibiotik. * Susu -> bila dikonsumsi bersama bisakodil (laksatif) -> meningkatkan efek laksatif.
* Serat oatmeal & sereal berserat tinggi -> menurunkan absorpsi digoxin. * Sayuran hijau
kaya vit. K menurunkan efektivitas antikoagulan oral.
Antidepresan: Antidepresan Litium ->Diet rendah garam meningkatkan resiko toksisitas
Litium. Konsumsi garam berlebih mengurangi efektivitas obat. MAO Inhibitor -> Makanan
kaya tiramin (keju tua, daging olahan, anggur, bir, dll) -> resiko krisis hipertensi. Trisiklik ->
Beberapa makanan terutama daging, ikan dan makanan kaya vit. C -> menurunkan absorpsi obat.
Analgesik: Analgesik Asetosal dan NSAID kuat lain -> jika diminum bersama makanan
untuk mengurangi resiko iritasi saluran cerna. Tapi jika diminum bersama dapat mengurangi
absorpsi -> jika diinginkan efek cepat ? Jangan dikonsumsi bersama alkohol -> dapat
meningkatkan resiko perdarahan. Pemakaian sering obat-obat ini -> menurunkan absorpsi
asam folat dan vit. C. Kodein -> perbanyak asupan serat dan air untuk menghindari
konstipasi.