Print

7
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian Kepribadian disebut diri. Dan diri merupakan produk sosial. Oleh karena itu, sosiologi lebih memusatkan perhatian pada faktor lingkungan kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik sebagai faktor-faktor pembentukan kepribadian dan cenderung untuk tidak melihat faktor, warisan biologis dan lingkungan fisik. Dalam pergaulan hidup, manusia tidak tidak pernah lepas dari penilaian orang lain. Dalam perilaku sehari-hari terkadang kita sering mendengar beberapa perilaku yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang. Sikap atau perangai dan tingkah laku dari seseorang disebut kepribadian atau personality seseorang. Beberapa ahli berpendapat tentang kepribadian, yaitu: 1. Yinger. Kepribadian yaitu keseluruhan perilaku seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Ungkapan sistem kecenderungan tertentu tersebut menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas dan tindakan yang sama setiap hari. 2. George Herbert Mead. Dalam bukunya Mind, Self, and Society, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri. Diri manusia mulai berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran yang ada di dalam masyarakat. Ada tiga tahap perkembangan diri manusia, yaitu: a. Play Stage. Dalam tahap ini anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai meniru peran yang dijalankan oleh orang tuanya, kakaknya, tetangganya, atau orang lain yang berinteraksi dengannya. b. Game Stage. Tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Anak tersebut sudah menyadari peran yang ia jalankan dan peran yang dijalankan orang lain. c. Generalized Other. Pada tahap ini, anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas, tidak sekedar orang- orang terdekatnya. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peran dirinya dan peran orang lain. 3. Charles Horton Cooley. Menyatakan bahwa konsep diri seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Diri seseorang

description

testea

Transcript of Print

Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian

Kepribadian disebut diri. Dan diri merupakan produk sosial. Oleh karena itu, sosiologi lebih memusatkan perhatian pada faktor lingkungan kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik sebagai faktor-faktor pembentukan kepribadian dan cenderung untuk tidak melihat faktor, warisan biologis dan lingkungan fisik.

Dalam pergaulan hidup, manusia tidak tidak pernah lepas dari penilaian orang lain. Dalam perilaku sehari-hari terkadang kita sering mendengar beberapa perilaku yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang. Sikap atau perangai dan tingkah laku dari seseorang disebut kepribadian atau personality seseorang.

Beberapa ahli berpendapat tentang kepribadian, yaitu:1. Yinger. Kepribadian yaitu keseluruhan perilaku seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Ungkapan sistem kecenderungan tertentu tersebut menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas dan tindakan yang sama setiap hari.2. George Herbert Mead. Dalam bukunya Mind, Self, and Society, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri. Diri manusia mulai berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran yang ada di dalam masyarakat. Ada tiga tahap perkembangan diri manusia, yaitu:a. Play Stage. Dalam tahap ini anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai meniru peran yang dijalankan oleh orang tuanya, kakaknya, tetangganya, atau orang lain yang berinteraksi dengannya.b. Game Stage. Tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Anak tersebut sudah menyadari peran yang ia jalankan dan peran yang dijalankan orang lain.c. Generalized Other. Pada tahap ini, anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas, tidak sekedar orang-orang terdekatnya. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peran dirinya dan peran orang lain.3. Charles Horton Cooley. Menyatakan bahwa konsep diri seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Diri seseorang merupakan sebuah produk sosial, yaitu sebuah produk dari interaksi sosial. Selain itu, ia menyatakan juga bahwa diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Diri seseorang yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini disebut Looking-glass self.

CH Cooley menyebutkan bahwa Looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap, yaitu:a. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi orang lain.b. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan itu.c. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap dirinya itu.Tujuan dari sosialisasi yaitu antara lain:a) Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu.b) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektifc) Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat.d) Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Proses Pembentukan Kepribadian

Manusia ketika dilahirkan dalam kondisi bersih, suci dan tidak ternoda sedikitpun. Namun mengapa setelah manusia itu melewati jalan kehidupan menjadi berperilaku jahat, selalu merugikan orang lain, tidak mau tunduk pada norma ideal di masyarakat, ingin menang sendiri tanpa mau mempedulikan kepentingan orang lain, tidak mau ingat dengan Sang Pencipta, selalu berkata dusta, suka memfitnah orang lain, senang bila orang lain terkena musibah, bangga diri ketika telah berbuat salah, selalu ingin dihormati orang lain, negative thingking dan seabrek perilaku, watak, dan sifat yang bertentangan dengan fitrohnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.Proses pembentukan watak, karakter, perilaku dan sifat seseorang sebenarnya telah terawali ketika masih didalam kandungan.Ketika ibu mengandung bayi, saat itulah kontak batin dan lahiriah antara sang ibu dengan sang bayi sedang berlangsung.Ketika sang ibu berkata-kata kotor, suka memfitnah maka kontak batin itu telah tersalurkan kedalam diri sang bayi. Dalam ajaran agama Islam ketika sang janin berusia 4 bulan maka dianjurkan untuk dibacakan ayat-ayat suci Al Quran ( misalnya Surat Maryam/surat Yusuf, dsb ) hal tersebut dikandung maksud bahwa pada diri janin tertransfer nilai-nilai/ajaran suci dari Al Quran.Bukankah janin yang telah berusia 120 hari telah ditiupkan ruh didalamnya.Maka disaat itulah peran orang tua akan ikut mewarnai karakter/sifat anaknya sejak dini.Ketika sang bayi telah terlahir, mulailah ia berinteraksi dengan lingkungan di mana ia berada. Pada saat ini pula, peran orang tua masih dominan terhadap perkembangan anaknya itu. Anak yang selalu dibimbing dengan akidah, akhlak yang baik tentunya akan memiliki perilaku yang berbeda dengan anak yang dibiarkan begitu saja mengikuti apa yang ada disekitarnya.Ketika sang anak sudah menemukan teman sepermainan ( masa kanak-kanak ), disinilah pengaruh yang diberikan oleh teman sepermainan akan mulai ikut mewarnai perkembangan kepribadian sang anak tersebut. Bila ia berinteraksi dengan anak-anak yang jauh dari nilai-nilai agama maka ia akan dengan mudah meyerap perilaku tersebut. Pada masa kanak-kanak ini proses imitasi dan identifikasi sangat menonjol dalam respon yang dilakukan oleh sang anak tersebut. Pada masa ini proses untuk menilai, mengontrol, memfilter belum dimiliki oleh sang anak tersebut. Maka pandai-pandailah orang tua dalam mengarahkan dan membimbing anaknya secara selektif untuk mencari teman sepermainannya. Bila proses imitasi dan identifikasi yang negative lebih dominan maka akan terbentuk karakter anak yang negative pula.Ketika memasuki masa remaja, peran orang tua mulai tergantikan oleh peran sosialisasi yang lain. Ketika masa kanak-kanak telah terbentuk karakter yang negative maka pada masa remaja ini karakter negative tersebut akan tumbuh subur ketika ia menemukan teman bermain yang setipekarakternya.Pada diri anak akan mulai muncul konsep dalam pikirannya bahwa dirinya telah tumbuh lebih dewasa dan berhak untuk bertindak sesuai dengan kehendak hatinya. Pada tahap ini , walaupun peran orang tua mulai berkurang, namun sikap bijak dari orang tua masih sangat dibutuhkan untuk mengarahkan perilaku anaknya. Orang tua masih memiliki kewenangan untuk memberikan action kepada anaknya untuk dapat berperilaku yang baik.Jangan sampai orang tua lepas tanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian kepada anaknya dan hanya menyerahkan kepada pihak sekolah.Memasuki pada masa dewasa maka seseorang telah memilih/memiliki bentuk dari watak,sifat , karakter dan perilakunya. Pembentukan karakter ketika dewasa ini sebenarnya telah terawali dari semenjak didalam kandungan,masa kanak-kanak, masa remaja dan akhirnya mengkristal pada diri individu pada usia dewasa. Pada masa ini bila telah terbentuk watak yang negative maka sulit sekali untuk melakukan perubahan karena watak tersebut telah terinternalisasi ke dalam diri pribadi seseorang. Pada tahap ini seseorang telah dengan sadar memiliki karakter yang dipilihnya/dimilikinya dengan berbagai konsekuensi /akibat dari sifatnya yang bermuara pada tindakan sosialnya. Misalnya seseorang telah memilih karakter sebagai seorang pencuri, maka ia telah menyadari bahwa tindakan mencuri akan memiliki konsekuensi yang akan ditanggungnya, misalnya dikucilkan masyarakat, masuk penjara bahkan dihakimi masa sampai meninggal. Pada masa dewasa ini, seorang individu memiliki hak sepenuhnya terhadap diri pribadinya untuk di bawa kemana. Pada diri seseorang akan terjadi pergulatan antara sifat yang baik dan sifat yang buruk. Bila bekal menuju dewasa lebih dominan yang buruk maka pertarungan antara yang baik dan buruh akan dimenangkan yang buruk ( % lebih besar ) dan sebaliknya, ketika bekal menuju dewasa lebih dominan yang baik maka pergulatan dalam diri pribadi akan dimenangkan oleh sifar/karakter yang baik. Oleh karena itu peran aktif dari orang tua untuk membentuk karakter anaknya.Hendaknya orang tua dapat memberikan contoh /tauladan dan perilaku yang baik sehingga anak akan teridentifikasi berperilaku baik karena mencontoh perilaku orang tuanya.Disamping itu peran individu, dan lingkungan sosial lebih luas sangat-sangat mempengaruhi pembentukan watak/kepribadian seseorang. Apalagi bagi remaja ( SMP dan SMA ) tantangan kehidupan sekarang ini semakit berat.Sekarang begitu mudahnya seorang remaja untuk mengakses berbagai informasi.Manfaatkan kemajuan iptek secara arif dan bijaksana. Bila proses sosialisasinya terhadap informasi yang negative maka ujung-ujungnya sudah dapat ditebak ( misalnya, kasus miras, narkoba, free sex dan pemerkosaan, pornoaksi dan pornografi banyak dilakukan oleh kalangan remaja ).Pandai-pandailah remaja untuk mensikapi perkembangan iptek yang semakin maju.Jangan sampai salah melangkah yang tentunya akan berakibat buruk dikemudian hari.

Kepribadian anak tergantung orang tua mendidik

Dewasa ini kepribadian masyarakat sekitar tidak dapat dilihat hanya dari umur atau dari figure kedua orang tua mereka. Tapi kepribadian seseorang itu juga dapat terbentuk dari lingkungan sekitar dan juga dari pergaulan mereka, karena pergaulan dan lingkungan dimana seorang anak itu tinggal sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka.Oleh karena itu orang tua sebaiknya ikut memperhatikan pergaulan dari anak-anak mereka, apakah cara bergaul dari teman-teman mereka mempunyai pengaruh buruk atau baik bagi perkembangan kepribadian anak mereka. Dan juga dalam lingkungan dimana mereka tinggal, oleh karena itu bagi orang tua pandai-pandailah mengawasi anak-anak mereka walaupun mereka tinggal di kawasan yang berbahaya.Dan sekarang masalah yang dihadapi adalah banyak orang tua yang tidak terlalu memperhatikan anak-anak mereka, karena mereka terlau mementingkan pekerjaan mereka. Karena mereka menganggap bahwa pekerjaan mereka adalah hal terpenting sebelum mengurus anak mereka. Padahal pada dasarnya semua itu tidak dapat membentuk kepribadian.Dan sekarang penyelesaiannya adalah tergantung pada kemauan masing-masing orang tua terhadap pengawasan atas perkembangan kepribadian anak-anak mereka karena pada dasarnya semua hal yang ada dalam lingkungan,pergaulan,dan umur mereka itu berpengaruh pada perkembangan kepribadian mereka, jadi bagi orang tua pandai-pandailah memilah.

Ilmu pengetahuan sosialProses Pembentukan Kepribadian

1. Septiani2. Desri Mentari

SMK NEGERI 3PANGKAL PINANG