Preview of “Tanatologi”

11
12/15/13 8:14 PM Tanatologi Page 1 of 11 http://kesehatanforensik001.blogspot.com/ About Me LEMBAYUNG CAKRAWALA PHOTOGRAPHY PROFILE WEDNESDAY, MAY 27, 2009 TANATOLOGI DAN IDENTIFIKASI KEMATIAN MENDADAK (KHUSUSNYA PADA KASUS PENGGANTUNGAN) TUJUAN BELAJAR Setelah mempelajari keterampilan medik tanatologi dan identifikasi kematian mendadak (khusunya pada kasus penggantungan) ini mahasiswa diharapkan: 1. Mampu memahami tanatologi, definisi kematian, perubahan yang terjadi setelah kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut dan menerapkan tanatologi pada pemecahan kasus. 2. Mampu memahami metode identifikasi kematian mendadak dan menerapkannya pada pemecahan kasus 3. Mampu mendeskripsikan tanda-tanda post mortem kasus penggantungan 4. Mampu membedakan penggantungan antemortem dan postmortem 5. Mampu membedakan penggantungan karena pembunuhan dan kasus penggantungan karena bunuh diri. PENGERTIAN TANATOLOGI Tanatologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian yaitu: definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Mati menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi sirkulai dan respirasi secara permanen (mati klinis). Dengan adanya perkembangan teknologi ada alat yang bisa menggantikan fungsi sirkulasi dan respirasi secara buatan. Oleh karena itu definisi kematian berkembang menjadi kematian batang otak. Brain death is death. Mati adalah kematian batang otak. WAKTU KEMATIAN Faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan saat terjadinya kematian adalah: 1. Livor mortis (lebam jenazah) 2. Rigor mortis (kaku jenazah) 3. Body temperature (suhu badan) 4. Degree of decomposition (derajat pembusukan) 5. Stomach Content (isi lambung) 6. Insect activity (aktivitas serangga) 7. Scene markers (tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempat kejadian) Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk Tanatologi

Transcript of Preview of “Tanatologi”

Page 1: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 1 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

About MeLEMBAYUNG

CAKRAWALA

PHOTOGRAPHY

PROFILE

WEDNESDAY, MAY 27, 2009

TANATOLOGI DANIDENTIFIKASI KEMATIAN MENDADAK

(KHUSUSNYA PADA KASUS PENGGANTUNGAN)

TUJUAN BELAJAR

Setelah mempelajari keterampilan medik tanatologi dan identifikasikematian mendadak (khusunya pada kasus penggantungan) ini mahasiswadiharapkan:1. Mampu memahami tanatologi, definisi kematian, perubahan yangterjadi setelah kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahantersebut dan menerapkan tanatologi pada pemecahan kasus.2. Mampu memahami metode identifikasi kematian mendadak danmenerapkannya pada pemecahan kasus3. Mampu mendeskripsikan tanda-tanda post mortem kasuspenggantungan4. Mampu membedakan penggantungan antemortem dan postmortem5. Mampu membedakan penggantungan karena pembunuhan dan kasuspenggantungan karena bunuh diri.

PENGERTIAN TANATOLOGI

Tanatologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitandengan kematian yaitu: definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadipada tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yangmempengaruhi perubahan tersebut.Mati menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsisirkulai dan respirasi secara permanen (mati klinis). Dengan adanyaperkembangan teknologi ada alat yang bisa menggantikan fungsi sirkulasidan respirasi secara buatan. Oleh karena itu definisi kematianberkembang menjadi kematian batang otak. Brain death is death. Matiadalah kematian batang otak.

WAKTU KEMATIAN

Faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan saat terjadinya kematianadalah:1. Livor mortis (lebam jenazah)2. Rigor mortis (kaku jenazah)3. Body temperature (suhu badan)4. Degree of decomposition (derajat pembusukan)5. Stomach Content (isi lambung)6. Insect activity (aktivitas serangga)7. Scene markers (tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempatkejadian)

Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Tanatologi

Page 2: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 2 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

Prewedding and WeddingPhotography in Jogja

View my complete profile

Followers

Join this sitewith Google FriendConnect

Members (2)

Already a member? Sign in

Blog Archive! 2009 (2)

! May (2)

TANATOLOGI DANIDENTIFIKASIKEMATIANMENDADAK (KHU...

PENGERTIANIDENTIFIKASIKEMATIANMENDADAKIdentif...

Livor mortisLivor mortis atau lebam mayat terjadi akibat pengendapan eritrositsesudah kematian akibat berentinya sirkulasi dan adanya gravitasi bumi .Eritrosit akan menempati bagian terbawah badan dan terjadi pada bagianyang bebas dari tekanan. Muncul pada menit ke-30 sampai dengan 2 jam.Intensitas lebam jenazah meningkat dan menetap 8-12 jam.Lebam jenazah normal berwarna merah keunguan. Tetapi pada keracunansianaida (CN) dan karbon monoksida (CO) akan berwarna merah cerah(cherry red).

Rigor MortisRigor mortis atau kaku jenazah terjadi akibat hilangnya ATP. ATPdigunakan untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin sehingga terjadirelaksasi otot. Namun karena pada saat kematian terjadi penurunancadangan ATP maka ikatan antara aktin dan myosin akan menetap(menggumpal) dan terjadilah kekakuan jenazah. Rigor mortis akan mulaimuncul 2 jam postmortem semakin bertambah hingga mencapaimaksimal pada 12 jam postmortem. Kemudian setelah itu akan berangsur-angsur menghilang sesuai dengan kemunculannya. Pada 12 jam setelahkekakuan maksimal (24 jam postmortem) kaku jenazah sudah tidak adalagi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku jenazah adalahsuhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi suhu tubuhmakin cepat terjadi kaku jenazah. Rigor mortis diperiksa dengan caramenggerakkan sendi fleksi dan antefleksi pada seluruh persendian tubuh.Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis atau kaku jenazahadalah:1. Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematiandan menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat matikarena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.2. Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karenapanas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnyapada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangandalam waktu yang lama.3. Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dinginsehingga terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemaksubkutan sampai otot.

Body TemperaturePada saat sesudah mati, terjadi karena adanya proses pemindahan panasdari badan ke benda-benda di sekitar yang lebih dingin secara radiasi,konduksi, evaporasi dan konveksi. Penurunan suhu badan dipengaruhioleh suhu lingkungan, konstitusi tubuh dan pakaian. Bila suhu lingkuganrendah, badannya kurus dan pakaiannya tipis maka suhu badan akanmenurun lebih cepat. Lama kelamaan suhu tubuh akan sama dengan suhulingkungan.Perkiraan saat kematian dapat dihitung dari pengukuran suhu jenazahperrektal (Rectal Temperature/RT). Saat kematian (dalam jam) dapatdihitung rumus PMI (Post Mortem Interval) berikut.

Formula untuk suhu dalam o CelciusPMI = 37 o C-RT o C +3

Formula untuk suhu dalam o FahrenheitPMI = 98,6 o F-RT o F1,5

Page 3: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 3 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

DecompositionPembusukan jenazah terjadi akibat proses degradasi jaringan karenaautolisis dan kerja bakteri. Mulai muncul 24 jam postmortem, berupawarna kehijauan dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh dindingperut dan berbau busuk karena terbentuk gas seperti HCN, H2S danlainlain. Gas yang terjadi menyebabkan pembengkakan. Akibat prosespembusukan rambut mudah dicabut, wajah membengkak, bola matamelotot, kelopak mata membengkak dan lidah terjulur. Pembusukan lebihmudah terjadi pada udara terbuka suhu lingkungan yang hangat/panasdan kelembaban tinggi. Bila penyebab kematiannya adalah penyakitinfeksi maka pembusukan berlangsung lebih cepat.

Proses-Proses Spesifik pada Jenazah Karena Kondisi Khusus

MummifikasiMummifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akanterdehidrasi dengan cepat. Mummifikasi terjadi pada 12-14 minggu.Jaringan akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap,berkeriput dan tidak membusuk.

AdipocereAdipocere adalah proses terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,lunak dan berminyak yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuhpostmortem. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas karenakerja lipase endogen dan enzim bakteri.Faktor yang mempermudah terbentuknya adipocere adalah kelembabandan suhu panas. Pembentukan adipocere membutuhkan waktu beberapaminggu sampai beberap bulan. Adipocere relatif resisten terhadappembusukan.

Gastric EmptyingPengosongan lambung dapat dijadikan salah satu petunjuk mengenai saatkematian. Karena makanan tertentu akan membutuhkan waktu spesifikuntuk dicerna dan dikosongkan dari lambung. Misalnya sandwich akandicerna dalam waktu 1 jam sedangkan makan besar membtuhkan waktu 3sampai 5 jam untuk dicerna.

Aktivitas SeranggaAktivitas serangga juga dapat digunakan untuk memperkirakan saatkematian yaitu dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukanpada jenazah. Necrophagus species akan memakan jaringan tubuhjenazah. Sedangkan predator dan parasit akan memakan seranggaNecrophagus. Omnivorus species akan memakan keduanya baik jaringantubuh maupun serangga. Telur lalat biasanya akan mulai ditemukan padajenazah sesudah 1-2 hari postmortem. Larva ditemukan pada 6-10 haripostmortem. Sedangkan larva dewasa yang akan berubah menjadi pupaditemukan pada 12-18 hari.

Posted by Lembayung Cakrawala Photography Profile at 3:01 PM No comments:

PENGERTIAN IDENTIFIKASI KEMATIAN MENDADAK

Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas orang yang hidupmaupun mati, berdasarkan beberapa ciri khas yang terdapat pada orangtersebut. Kematian mendadak pada seseorang bisa terjadi karena hal-hal

Page 4: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 4 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

yang tidak alamiah, seperti keracunan, kekerasan, atau merupakan hasilakhir dari keadaan alamiah. Angka kejadian kematian mendadak sekitar10 % dari seluruh kematian.Dalam dunia kedokteran, para ahli kedokteran forensik dan patolog yangterlibat dalam otopsi forensik, mengatakan “kematian mendadak” tidakberarti mati tiba-tiba, berbeda dengan sindroma kematian bayi mendadak(sudden infant death syndrome= SIDS). Beberapa orang menyatakanwaktu kematian pada kematian mendadak kurang dari 24 jam. Tapi dalamimplikasinya kematian mendadak adalah kematian yang cepat, tidakterduga dan kebanyakan tanpa saksi maupun penyebab yang jelas saatjenazah ditemukan

PENYEBAB KEMATIAN MENDADAK

A. Penyakit-penyakit sistem kardiovaskuler (45 – 50%)1. Miokarditis akut, misalnya akibat difteri, enteritis atau infeksi non-spesifik2. Infark miokard3. Gagal jantung kiri, akibat penyakit pada katup jantung atau hipertensi4. Ruptur aneurisma atau robeknya pembuluh darah besar yang letaknyaberdekatan dengan jantung5. Trombosis mural atau emboli6. Emboli paru7. Penyakit jantung kongenital pada bayi baru lahirB. Penyakit pada sistem pernafasan (15-23%)1. Pneumonia lobaris2. Bronko-pneumonia3. Benda asing yang menyumbat saluran pernafasan4. Edema paru5. Edema akut pada glotis6. Karsinoma paru7. Laringitis difteri8. Emboli udara9. Tuberkulosis paru10. Pneumonia aspirasi11. Kolaps jaringan paru yang luasC. Penyakit pada sistem pencernaan (6-8%)1. Perdarahan dari tukak peptik, kanker lambung, varises esofagus2. Perforasi tukak pada sistem pencernaan, misalnya tukak peptik, tukakenterik, tukak karsinomatosa, tukak tuberkulosa3. Obstruksi usus halus4. Pankreatitis akut, kolesistitis akut5. Ruptur hernia, biasanya akibat strangulasi6. Abses hati yang pecah7. Ruptur limpaD. Penyakit pada sistem saraf pusat (10-18%)1. Perdarahan serebral2. Emboli serebral3. Aterosklerosis atau trombosis serebral4. Perdarahan subarachnoid5. Meningitis6. Abses otak7. Ensefalitis akut8. Tumor otak9. EpilepsiE. Penyakit pada sistem genitourinaria (3-5%)1. Gagal ginjal akut akibat pembentukan batu, infeksi, tumor

Page 5: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 5 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

2. Ruptur pada bagian saluran kemih yang mengalami obstruksi akibatbatu, tumor, striktura uretra3. Keracunan kehamilan (eklampsia)4. Ruptur kehamilan ektopik5. Perdarahan uterus yang hebat disebabkan oleh berbagai macam halF. Syok akibat ketakutan atau rangsangan berlebihanG. Lain-lain (5-10%)1. Diabetes mellitus2. Diskrasia darah dan ketidakcocokan transfusi darah3. Reaksi idiosinkrasi tubuh terhadap obat, misalnya syok anafilaktik padapenggunaan penisilin4. Malaria serebral-filaria serebral5. Penyakit Addison

KEMATIAN AKIBAT ASFIKSIA

Tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian akibat asfiksia dibagimenjadi:1. Hanging (penggantungan)2. Strangulasi (pencekikan), definisi: kematian dengan tindakan kekerasanakibat penekanan pada bagian leher dari arah luar dengan alat tertentuatau dengan tangan. Besarnya gaya tekanan pada leher ini bukan berasaldari berat badan tubuh korban.3. Sufokasi: merupakan bentuk asfiksia akibat obstruksi pada saluranudara menuju paru-paru yang bukan karena penekanan pada leher atautenggelam.4. Tenggelam: suatu keadaan dimana terjadi asfiksia yang menyebabkankematian akibat udara atmosfer tidak bisa memasuki saluran pernafasan,karena sebagian atau seluruh tubuh berada di dalam media cairan; tubuhharus berada di dalam air sehingga udara tidak mungkin bisa memasukisaluran pernafasan.

PENGGANTUNGAN

DefinisiPenggantungan adalah keadaan dimana leher dijerat dengan ikatan, dayajerat ikatan tersebut memanfaatkan berat badan tubuh atau kepala.Jenis penggantungan:1) Penggantungan lengkap2) Penggantungan parsial3) Penggantungan atipikal, dimana saat penggantungan korban terjatuhdari anak tangga yang sedang dinaikinya.

Penggantungan parsialIstilah ini digunakan jika beban berat badan tubuh tidak sepenuhnyamenjadi kekuatan daya jerat tali, misalnya pada korban yang tergantungdengan posisi berlutut. Pada kasus tersebut berat badan tubuh tidakseluruhnya menjadi gaya berat sehingga disebut penggantungan parsialBahan yang digunakan biasanya tali, ikat pinggang, kain, dll.Gejala:Pada kebanyakan kasus korbannya meninggal. Gejalanya yang pentingsehubungan dengan penggantungan adalah:1) Kehilangan tenaga dan perasaan subyektif2) Perasaan melihat kilatan cahaya3) Kehilangan kesadaran, bisa disertai dengan kejang-kejang4) Keadaan tersebut disertai dengan berhentinya fungsi jantung danpernafasan

Page 6: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 6 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

Penyebab kematian pada penggantungan1) Asfiksia. Merupakan penyebab kematian yang paling sering2) Apopleksia (kongesti pada otak). Tekanan pada pembuluh darah venamenyebabkan kongesti pada pembuluh darah otak dan mengakibatkankegagalan sirkulasi3) Kombinasi dari asfiksia dengan apopleksia4) Iskemia serebral. Hal ini akibat penekanan dan hambatan pembuluhdarah arteri yang memperdarahi otak5) Syok vaso vagal. Perangsangan pada sinus caroticus menyebabkan hentijantung6) Fraktur atau dislokasi vertebra servikalis. (Pada korban yang dihukumgantung). Pada keadaan dimana tali yang menjerat leher cukup panjang,kemudian korbannya secara tiba-tiba dijatuhkan dari ketinggian 1,5–2meter maka akan mengakibatkan fraktur atau dislokasi vertebra servikalisyang akan menekan medulla oblongata dan mengakibatkan terhentinyapernafasan. Biasa yang terkena adalah vertebra servikalis ke-2 dan ke-3.Periode fatalPada pelaksanaan hukuman gantung, kematian terjadi dengan seketika.Pada kasus gantung diri, kematian tidak langsung terjadi dan sedikitmemakan waktu. Pada penggantungan parsial, kematian mendadak terjadidalam 5 menit.

Penatalaksanaan pada kasus penggantungan yang masih hidup1) Korbannya diturunkan2) Ikatan pada leher dipotong dan jeratan dilonggarkan3) Berikan bantuan pernafasan untuk waktu yang cukup lama4) Lidah ditarik keluar, lubang hidung dibersihkan jika banyakmengandung sekresi cairan5) Berikan oksigen, lebih baik lagi kalau disertai CO2 5%6) Jika korban mengalami kegagalan jantung kongestif, pertolonganmelalui venaseksi mungkin akan membantu untuk mengatasi kegagalanjantung tersebut7) Berikan obat-obat yang perlu (misalnya Coramine)8) Gejala sisa: hemiplegia, amnesia, demensia, bronkhitis, selulitis,parotitis.

Gambaran post-mortem

Pemeriksaan luar1) Tanda penjeratan pada leher. Hal ini sangat penting diperhatikan olehdokter, dan keadaannya bergantung kepada beberapa kondisi:(a). Tanda penjeratannya jelas dan dalam jika tali yang digunakan kecildibandingkan jika menggunakan tali yang besar(b). Bentuk jeratannya berjalan miring (oblik) pada bagian depan leher,dimulai pada leher bagian atas diantara kartilago tiroid dengan dagu, laluberjalan miring sejajar dengan garis rahang bawah menuju belakangtelinga. Tanda ini semakin tidak jelas pada bagian belakang(c). Tanda penjeratan tersebut berwarna coklat gelap dan kulit tampakkering, keras dan berkilat. Pada perabaan, kulit terasa seperti perabaankertas perkamen, disebut tanda parchmentisasi(d). Pada tempat dimana terdapat simpul tali yaitu pada kulit di bagianbawah telinga, tampak daerah segitiga pada kulit di bawah telinga(e). Pinggirannya berbatas tegas dan tidak terdapat tanda-tanda abrasi disekitarnya(f). Jumlah tanda penjeratan. Kadang-kadang pada leher terlihat 2 buahatau lebih bekas penjeratan. Hal ini menunjukkan bahwa tali dijeratkan ke

Page 7: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 7 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

leher sebanyak 2 kali2) Kedalaman dari bekas penjeratan menunjukkan lamanya tubuhtergantung3) Jika korban lama tergantung, ukuran leher menjadi semakin panjang4) Tanda-tanda asfiksia. Mata menonjol keluar, perdarahan berupapetekia tampak pada wajah dan subkonjungtiva. Lidah menjulurmenunjukkan adanya penekanan pada bagian leher5) Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian yang berlawanan dengantempat simpul tali. Keadaan ini merupakan tanda pasti penggantunganante-mortem6) Lebam mayat paling sering terlihat pada tungkai7) Posisi tangan biasanya dalam keadaan tergenggam8) Urin dan feses bisa keluar

Pemeriksaan dalam1. Jaringan yang berada di bawah jeratan berwarna putih, berkilat danperabaan seperti perkamen karena kekurangan darah, terutama jika mayattergantung cukup lama. Pada jaringan di bawahnya mungkin tidakterdapat cedera lainnya2. Platisma atau otot lain di sekitarnya mungkin memar atau ruptur padabeberapa keadaan. Kerusakan otot ini lebih banyak terjadi pada kasuspenggantungan yang disertai dengan tindakan kekerasan3. Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasiataupun ruptur. Resapan darah hanya terjadi di dalam dinding pembuluhdarah4. Fraktur tulang hyoid jarang terjadi. Fraktur ini biasanya terdapat padapenggantungan yang korbannya dijatuhkan dengan tali penggantung yangpanjang dimana tulang hyoid mengalami benturan dengan tulangvertebra. Adanya efusi darah di sekitar fraktur menunjukkan bahwapenggantungannya ante-mortem.5. Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi6. Fraktur 2 buah tulang vertebra servikalis bagian atas. Fraktur ini seringterjadi pada korban hukuman gantung.

Aspek medikolegal1. Apakah kematian disebabkan oleh penggantungan? Pertanyaan inisering diajukan kepada dokter pemeriksa dalam persidangan. Hal inidapat diperkirakan melalui pemeriksaan seperti di bawah ini:2. Apakah penggantungan tersebut merupakan bunuh diri, pembunuhanatau kecelakaan? Beberapa faktor di bawah ini dapat dijadikan bahanpertimbangan.(a). Penggantungan biasanya merupakan tindakan bunuh diri, kecualidibuktikan lain. Usia tidak menjadi masalah untuk melakukan bunuh diridengan cara ini. Pernah ada laporan kasus dimana seorang anak berusia 12tahun melakukan bunuh diri dengan penggantungan. Kecelakaan yangmenyebabkan penggantungan jarang terjadi kecuali pada anak-anak dibawah usia 12 tahun(b). Cara terjadinya penggantungan(c). Bukti-bukti tidak langsung di sekitar tempat kejadian(d). Tanda berupa jejas penjeratan(e). Tanda-tanda kekerasan atau perlawanan

LynchingLynching merupakan tindakan hukuman gantung tanpa pengadilan yanghanya terjadi di Amerika Selatan. Jika seorang negro melakukanpelanggaran berat, dia dihukum mati dengan cara digantung pada pohonatau tiang lampu, sehingga bisa dipertontonkan sebagai peringatan bagi

Page 8: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 8 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

yang lain.

Perbedaan antara penggantungan antemortem dan postmortemNo Penggantungan antemortem Penggantungan postmortem1 Tanda-tanda penggantungan ante-mortem bervariasi. Tergantung daricara kematian korban Tanda-tanda post-mortem menunjukkan kematianyang bukan disebabkan penggantungan2 Tanda jejas jeratan miring, berupa lingkaran terputus (non-continuous)dan letaknya pada leher bagian atas Tanda jejas jeratan biasanyaberbentuk lingkaran utuh (continuous), agak sirkuler dan letaknya padabagian leher tidak begitu tinggi3 Simpul tali biasanya tunggal, terdapat pada sisi leher Simpul talibiasanya lebih dari satu, diikatkan dengan kuat dan diletakkan padabagian depan leher4 Ekimosis tampak jelas pada salah satu sisi dari jejas penjeratan. Lebammayat tampak di atas jejas jerat dan pada tungkai bawah Ekimosis padasalah satu sisi jejas penjeratan tidak ada atau tidak jelas. Lebam mayatterdapat pada bagian tubuh yang menggantung sesuai dengan posisimayat setelah meninggal5 Pada kulit di tempat jejas penjeratan teraba seperti perabaan kertasperkamen, yaitu tanda parchmentisasi Tanda parchmentisasi tidak adaatau tidak begitu jelas6 Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dan lain-lain sangat jelas terlihatterutama jika kematian karena asfiksia Sianosis pada bagian wajah, bibir,telinga dan lain-lain tergantung dari penyebab kematian7 Wajah membengkak dan mata mengalami kongesti dan agak menonjol,disertai dengan gambaran pembuluh dara vena yang jelas pada bagiankening dan dahi Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak terdapat, kecualijika penyebab kematian adalah pencekikan (strangulasi) atau sufokasi8 Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Lidah tidak terjulur kecualipada kasus kematian akibat pencekikan9 Penis. Ereksi penis disertai dengan keluarnya cairan sperma seringterjadi pada korban pria. Demikian juga sering ditemukan keluarnya fesesPenis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada. Pengeluaran feses jugatidak ada10 Air liur. Ditemukan menetes dari sudut mulut, dengan arah yangvertikal menuju dada. Hal ini merupakan pertanda pasti penggantunganante-mortem Air liur tidak ditemukan yang menetes pad kasus selainkasus penggantungan.

Perbedaan penggantungan pada bunuh diri dan pada pembunuhanNo Penggantungan pada bunuh diri Penggantungan pada pembunuhan1 Usia. Gantung diri lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa.Anak-anak di bawah usia 10 tahun atau orang dewasa di atas usia 50 tahunjarang melakukan gantung diri Tidak mengenal batas usia, karenatindakan pembunuhan dilakukan oleh musuh atau lawan dari korban dantidak bergantung pada usia2 Tanda jejas jeratan, bentuknya miring, berupa lingkaran terputus (non-continuous) dan terletak pada bagian atas leher Tanda jejas jeratan,berupa lingkaran tidak terputus, mendatar, dan letaknya di bagian tengahleher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali3 Simpul tali, biasanya hanya satu simpul yang letaknya pada bagiansamping leher Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depanleher dan simpul tali tersebut terikat kuat4 Riwayat korban. Biasanya korban mempunyai riwayat untuk mencobabunuh diri dengan cara lain Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat

Page 9: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 9 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

untuk bunuh diri5 Cedera. Luka-luka pada tubuh korban yang bisa menyebabkan kematianmendadak tidak ditemukan pada kasus bunuh diri Cedera berupa luka-luka pada tubuh korban biasanya mengarah kepada pembunuhan6 Racun. Ditemukannya racun dalam lambung korban, misalnya arsen,sublimat korosif dan lain-lain tidak bertentangan dengan kasus gantungdiri. Rasa nyeri yang disebabkan racun tersebut mungkin mendorongkorban untuk melakukan gantung diri Terdapatnya racun berupa asamopium hidrosianat atau kalium sianida tidak sesuai pada kasuspembunuhan, karena untuk hal ini perlu waktu dan kemauan dari korbanitu sendiri. Dengan demikian maka kasus penggantungan tersebut adalahkarena bunuh diri7 Tangan tidak dalam keadaan terikat, karena sulit untuk gantung diridalam keadaan tangan terikat Tangan yang dalam keadaan terikatmengarahkan dugaan pada kasus pembunuhan8 Kemudahan. Pada kasus bunuhdiri, mayat biasanya ditemukantergantung pada tempat yang mudah dicapai oleh korban atau disekitarnya ditemukan alat yang digunakan untuk mencapai tempattersebut Pada kasus pembunuhan, mayat ditemukan tergantung padatempat yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang digunakan untukmencapai tempat tersebut tidak ditemukan9 Tempat kejadian. Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimanapintu, jendela ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam,maka kasusnya pasti merupakan bunuh diri Tempat kejadian. Bilasebaliknya pada ruangan ditemukan terkunci dari luar, makapenggantungan adalah kasus pembunuhan10 Tanda-tanda perlawanan, tidak ditemukan pada kasus gantung diriTanda-tanda perlawanan hampir selalu ada kecuali jika korban sedangtidur, tidak sadar atau masih anak-anak.

Rangkuman langkah-langkah identifikasi kematian mendadak karenapenggantungan(Gambaran post-mortem)

1. Pemeriksaan Luar

No. Aspek yang dperiksa

1 Memeriksa tanda penjeratan pada leher2 Memeriksa kedalaman bekas penjeratan untuk menunjukkan lamanyatubuh tergantung3 Memeriksa ukuran leher korban yang tergantung4 Memeriksa tanda-tanda asfiksia.5 Memeriksa air liur yang mengalir dari sudut bibir di bagian yangberlawanan dengan tempat simpul tali6 Memeriksa adanya lebam mayat dan posisinya7 Memeriksa posisi tangan dan jemari8 Memeriksa urin dan feses yang keluar

2. Pemeriksaan Dalam

No. Aspek yang diperiksa

1 Memeriksa jaringan yang berada di bawah jeratan (tanda perkamen)2 Memeriksa platisma atau otot lain di sekitarnya

Page 10: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 10 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

3 Memeriksa lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah4 Memeriksa fraktur tulang hyoid dan adanya efusi darah di sekitar fraktur5 Memeriksa fraktur kartilago tiroid6 Memeriksa fraktur 2 buah tulang vertebra servikalis bagian atas

PETUNJUK PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEDIK TANATOLOGIDAN IDENTIFIKASI KEMATIAN MENDADAK

1. Pelajarilah uraian mengenai tanatologi dan identifikasi kematianmendadak di atas.2. Terapkan pemahaman tanatologi Anda dalam memecahkan kasus MEQ(Modified Essay Question) mengenai kasus-kasus kematian tidakwajar/mendadak.3. Pelajarilah kasus-kasus kematian mendadak selain penggantunganmelalui referensi yang Anda miliki dan buatlah rangkuman langkah-langah pemeriksaan luar dan dalam seperti contoh rangkumanpemeriksaan kasus penggantungan di atas. Misalnya untuk kasus:

Infanticid Suicide dengan benda tajam Suicide dengan karbon monoksida (CO) Kasus keracunan karbamat, potassium dan insektisida lainnya Keracunan Sianida Keracunan Arsen Trauma Berat pada Kepala, Thorax atau abdomen Abortus provokatus kriminalis (Ibu meninggal) Kasus penembakan (ballistik) Pembunuhan dengan mutilasi Kematian mendadak pada pasien dengan riwayat sakit kronis/akut Dan lain sebagainya

4. Presentasikan di hadapan kelompok Anda untuk dikritisi bersama.5. Ujian Keterampilan Medik Tanatologi dilakukan secara tertulis dalambentuk MEQ.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Sudden Unexpected Death: Causes and Contributing Factors,http//:www.forensic.com

2. Idries, A.M., 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi 1,Binarupa Aksara, Jakarta.

3. Nurhantari, Y., 2005. Tanatologi. Makalah pada Pelatihan InstrukturBlok Medikolegal FK UII, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.

4. Soegandhi, R., 2001. Arti Dan Makna Bagian-Bagian Visum EtRepertum. Ed.-2 Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK UGM, Yogyakarta

5. Soegandhi, R. , 2001. Pedoman Pemeriksaan Jenazah Forensik danKesimpulan Visum et Repertum di RSUP Dr. Sardjito. Ed-2. Bagian IlmuKedokteran Forensik FK UGM, Yogyakarta

Posted by Lembayung Cakrawala Photography Profile at 2:48 PM No comments:

Home

Subscribe to: Posts (Atom)

Page 11: Preview of “Tanatologi”

12/15/13 8:14 PMTanatologi

Page 11 of 11http://kesehatanforensik001.blogspot.com/

There was an error in this gadget