Tanatologi II

23
TANATOLOGI TANATOLOGI

Transcript of Tanatologi II

Page 1: Tanatologi II

TANATOLOGITANATOLOGI

Page 2: Tanatologi II

TANATOLOGI :ThanatosThanatos :yang berhubungan :yang berhubungan

dengan kematian dengan kematian

LogosLogos :ilmu:ilmu

ADALAHADALAH bagian dari ilmu bagian dari ilmu kedokteran forensik yang kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi perubahan tersebutperubahan tersebut

Page 3: Tanatologi II

MATIMATI mati somatis:mati somatis: 1.Sistem Susunan Saraf 1.Sistem Susunan Saraf Pusat Pusat 2.Sistem 2.Sistem Kardiovaskular Kardiovaskular

3.Sistem Pernafasan3.Sistem Pernafasan

irreversibleirreversible

mati suri: 3 sistem berhenti ditentukan mati suri: 3 sistem berhenti ditentukan dengan alat dengan alat kedokteran sederhana kedokteran sederhana

mati seluler: kematian organ yang timbul mati seluler: kematian organ yang timbul beberapa saat beberapa saat setelah kematian setelah kematian somatissomatis

mati serebral: kerusakan kedua hemisfer mati serebral: kerusakan kedua hemisfer otak yang otak yang irreversible. Kecuali irreversible. Kecuali batang otak dan batang otak dan serebelum. serebelum. Sistem kardiovaskular dan Sistem kardiovaskular dan pernafasan masih berfungsipernafasan masih berfungsi

mati otak: kerusakan seluruh isi neuronal mati otak: kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial intrakranial yang irreversible, termasuk yang irreversible, termasuk batang otak dan batang otak dan serebelum serebelum

Page 4: Tanatologi II

TANDA KEMATIANTANDA KEMATIANTidak pastiTidak pasti

1.1. Pernafasan berhenti, Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dinilai selama lebih dari 10 menitdari 10 menit

2.2. Terhentinya sirkulasi, Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menitdinilai selama 15 menit

3.3. Kulit pucat Kulit pucat 4.4. Tonus otot menghilang Tonus otot menghilang

dan relaksasi dan relaksasi 5.5. Pembuluh darah retina Pembuluh darah retina

mengalami segmentasi mengalami segmentasi bergerak ke arah tepi bergerak ke arah tepi retina dan kemudian retina dan kemudian menetap menetap

6.6. Pengeringan kornea Pengeringan kornea menimbulkan menimbulkan kekeruhan kekeruhan

PastiPasti1.1. Lebam mayat (Lebam mayat (livor livor

mortismortis))2.2. Kaku mayat (Kaku mayat (rigor rigor

mortismortis))3.3. Penurunan suhu Penurunan suhu

tubuh (tubuh (algor mortisalgor mortis))4.4. Pembusukan Pembusukan

((decomposition, decomposition, putrefactionputrefaction))

5.5. Adiposera atau lilin Adiposera atau lilin mayatmayat

6.6. MummifikasiMummifikasi

Page 5: Tanatologi II

LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)

Terjadi karena kegagalan Terjadi karena kegagalan sirkulasi, sirkulasi, dan aliran balik vena dan aliran balik vena gagal mempertahankan darah gagal mempertahankan darah mengalir melalui saluran mengalir melalui saluran pembuluh darah kapilerpembuluh darah kapiler butir sel darahnya saling butir sel darahnya saling tumpuk memenuhi saluran tumpuk memenuhi saluran tersebut dan sukar dialirkan di tersebut dan sukar dialirkan di tempat lain tempat lain ((fenomena kopi fenomena kopi tubruktubruk). ). Gaya gravitasi Gaya gravitasi meyebabkan darah yang meyebabkan darah yang terhenti tersebut mengalir ke terhenti tersebut mengalir ke area terendaharea terendah . .

LEBAM MAYATLEBAM MAYAT

Page 6: Tanatologi II

Lebam mulai tampak Lebam mulai tampak 20-30 menit pasca mati, 20-30 menit pasca mati, menjadi lengkap dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 menetap setelah 8-12 jamjam

Bentuk dari lebam Bentuk dari lebam mayat tergantung posisi mayat tergantung posisi tubuh tubuh pasca pasca matimati

Warna lebam mayat :Warna lebam mayat :

- CO merah terang - CO merah terang (cherry (cherry

pink)pink)

- CN merah - CN merah kebiruankebiruan

- sepsis - sepsis C. perfringensC. perfringens pucat pucat

keabuankeabuan

Faktor-faktor yangFaktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi kecepatan kecepatan pembentukan pembentukan lebam mayat lebam mayat adalah : adalah :

viskositas darah, viskositas darah, termasuk berbagai termasuk berbagai penyakit yang penyakit yang mempengaruhinyamempengaruhinya, kadar Hb, dan , kadar Hb, dan perdarahan perdarahan (hipovolemia)(hipovolemia)

Page 7: Tanatologi II

KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS)KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS)

GlikogenGlikogen asam laktatasam laktat energi energi dalam ikatan fosfat + ADPdalam ikatan fosfat + ADP ATPATP

ATP : ATP : memisahkan ikatan aktin dan miosin memisahkan ikatan aktin dan miosin sehingga terjadi relaksasi ototsehingga terjadi relaksasi otot

Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinissetelah mati klinis

Page 8: Tanatologi II

Kaku mayat Kaku mayat mulai dari bagian luar tubuh mulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal)(sentripetal), dari otot yang kecil, dari otot yang kecil..

Teori lama menyebutkan bahwa kaku Teori lama menyebutkan bahwa kaku mayat menjalar kraniokaudal. mayat menjalar kraniokaudal.

Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan selama menjadi lengkap, dipertahankan selama 12 jam12 jam

Lewat 36 jam pasca mati klinis, tubuh Lewat 36 jam pasca mati klinis, tubuh mayat mulai lemas kembali sesuai urutan mayat mulai lemas kembali sesuai urutan terbentuknya kekakuanterbentuknya kekakuan

Page 9: Tanatologi II

Faktor yang mempercepat Faktor yang mempercepat terjadinya rigor mortis, yaitu :terjadinya rigor mortis, yaitu :

1.1. Aktivitas fisik pra kematian / pre mortal. Aktivitas fisik pra kematian / pre mortal.

2.2. Suhu tubuh tinggi. Suhu tubuh tinggi.

3.3. Tubuh kurus. Tubuh kurus.

4.4. Suhu lingkungan tinggi. Suhu lingkungan tinggi.

5.5. Umur yaitu anak-anak dan orang tua. Umur yaitu anak-anak dan orang tua.

6.6. Gizi yang jelek.Gizi yang jelek.

Page 10: Tanatologi II

KKekakuan yang menyerupai kaku mayat ekakuan yang menyerupai kaku mayat ::1.1. Cadaveric spasm Cadaveric spasm ((instantaneous rigorinstantaneous rigor))

-- akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang yang bersifat setempat pada saat mati klinis bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan karena kelelahan atau emosi yang hebat atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggalsesaat sebelum meninggal

-- kaku mayat timbul dengan intensitas sangat kaku mayat timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa kuat tanpa didahului oleh relaksasi primerdidahului oleh relaksasi primer, mayat , mayat langsung langsung mengalami kekakuan secara terus-mengalami kekakuan secara terus-menerus sampai terjadi menerus sampai terjadi relaksasi sekunder relaksasi sekunder

-- Terlihat pada kasus: bunuh diri dengan Terlihat pada kasus: bunuh diri dengan pistol atau pistol atau senjata tajam, mati tenggelam, mati senjata tajam, mati tenggelam, mati mendaki gunung, mendaki gunung, pembunuhan dimana pembunuhan dimana korban menggenggam robekan korban menggenggam robekan pakaian pakaian pembunuh.pembunuh.

Page 11: Tanatologi II

2.2. Heat stiffeningHeat stiffening : :

-- kekakuan otot akibat koagulasi kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh protein otot oleh panaspanas

-- serabut-serabut ototnya memendek serabut-serabut ototnya memendek sehingga sehingga menimbulkan fleksi leher, siku, menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut, paha dan lutut, membentuk sikap membentuk sikap petinju (petinju (pugilistic attitudepugilistic attitude))

-- pada kasus mati terbakarpada kasus mati terbakar

3.3. Cold stiffeningCold stiffening

-- terjadi pembekuan cairan tubuh, terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan termasuk cairan sendi, pemadatan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan ototjaringan lemak subkutan dan otot

Page 12: Tanatologi II

PENURUNAN SUHU TUBUH PENURUNAN SUHU TUBUH (ALGOR MORTIS)(ALGOR MORTIS)

TTerjadi karena proses pemindahan panas dari badan erjadi karena proses pemindahan panas dari badan ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksikonduksi, evaporasi dan konveksi

KKurva penurunan suhu mayat akan berbentuk kurva urva penurunan suhu mayat akan berbentuk kurva sigmoidsigmoid

Kecepatan turunnya suhu dipengaruhi oleh :Kecepatan turunnya suhu dipengaruhi oleh :1.1. Bentuk tubuh : lebih banyak lemak, lebih lamaBentuk tubuh : lebih banyak lemak, lebih lama2.2. Suhu pada saat orang mati : lebih tinggi (infeksi), Suhu pada saat orang mati : lebih tinggi (infeksi),

lebih lamalebih lama3.3. Pakaian : lebih tebal, lebih lamaPakaian : lebih tebal, lebih lama4.4. Suhu kamar/ sekelilingnya : lebih panas, lebih lamaSuhu kamar/ sekelilingnya : lebih panas, lebih lama5.5. Kelembaban/ aliran udara : kelembaban tinggi, lebih Kelembaban/ aliran udara : kelembaban tinggi, lebih

lamalama

Page 13: Tanatologi II

Saat kematian (dalam jam) dapat dihitung Saat kematian (dalam jam) dapat dihitung rumus rumus Post Mortem IntervalPost Mortem Interval (PMI) oleh (PMI) oleh Glaister dan Rentoul :Glaister dan Rentoul :

-- Formula untuk suhu dalam o Celcius Formula untuk suhu dalam o Celcius

PMI = 37 PMI = 37 oo C-RT C-RT o o C +3C +3

-- Formula untuk suhu dalam o Formula untuk suhu dalam o FahrenheitFahrenheit

PMI = PMI = 98,6 98,6 oo F-RT F-RT oo F F

1,51,5

Page 14: Tanatologi II

PEMBUSUKANPEMBUSUKAN (DECOMPOSITION, (DECOMPOSITION,

PUTREFACTION)PUTREFACTION) Proses degradasi jaringan yang terjadiProses degradasi jaringan yang terjadi

akibat autolisis dan kerja bakteri akibat autolisis dan kerja bakteri terutama terutama Clostridium welchiiClostridium welchii

Autolisis :Autolisis :- - perlunakan dan pencairan perlunakan dan pencairan

jaringan jaringan yang terjadi dalam yang terjadi dalam keadaan steril, keadaan steril, tanpa bakteri tanpa bakteri

-- akibat kerja digestif oleh akibat kerja digestif oleh enzim yang enzim yang dilepaskan sel dilepaskan sel pasca mati dan hanya pasca mati dan hanya dapat dapat dicegah dengan pembekuan dicegah dengan pembekuan jaringan jaringan

Page 15: Tanatologi II

Pembusukan tampak kira-kira 24 jam pasca Pembusukan tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut mati berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekumkanan bawah, yaitu daerah sekum

Proses pembusukan terbentuk gas-gas Proses pembusukan terbentuk gas-gas alkana, H2S dan HCN, asam amino dan alkana, H2S dan HCN, asam amino dan asam lemak asam lemak

Warna kehijauan disebabkan oleh Warna kehijauan disebabkan oleh terbentuknya sulf-met-hemoglobinterbentuknya sulf-met-hemoglobin

Pembuluh darah bawah kulit melebar, Pembuluh darah bawah kulit melebar, berwarna hijau kehitamanberwarna hijau kehitaman kulit ari kulit ari terkelupas membentuk gelembung berisi terkelupas membentuk gelembung berisi cairan kemeraham berbau busuk cairan kemeraham berbau busuk

Pembentukkan gas dalam tubuh :Pembentukkan gas dalam tubuh :

1.1. tegangnya perut, keluar cairan kemerahan tegangnya perut, keluar cairan kemerahan dari mulut dan hidung dari mulut dan hidung

2.2. menyebabkan pembengkakan tubuhmenyebabkan pembengkakan tubuh

Page 16: Tanatologi II

Faktor - faktor yang mempengaruhi cepat-Faktor - faktor yang mempengaruhi cepat-lambatnya pembusukan mayat, yaitu :lambatnya pembusukan mayat, yaitu :

1.1. Mikroorganisme. Bakteri pembusuk mempercepat Mikroorganisme. Bakteri pembusuk mempercepat pembusukan. pembusukan.

2.2. Suhu optimal yaitu 21-37Suhu optimal yaitu 21-3700 C mempercepat C mempercepat pembusukan. pembusukan.

3.3. Kelembaban udara yang tinggi mempercepat Kelembaban udara yang tinggi mempercepat pembusukan. pembusukan.

4.4. Umur. Bayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat Umur. Bayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat terjadi pembusukan. terjadi pembusukan.

5.5. Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih cepat Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih cepat membusuk daripada tubuh kurus. membusuk daripada tubuh kurus.

6.6. Sifat medium. Udara : air : tanah (1:2:8). Hukum Sifat medium. Udara : air : tanah (1:2:8). Hukum Casper.Casper.

7.7. Keadaan saat mati. Udem mempercepat Keadaan saat mati. Udem mempercepat pembusukan. Dehidrasi memperlambat pembusukan. Dehidrasi memperlambat pembusukan. pembusukan.

8.8. Seks. Wanita baru melahirkan (uterus post Seks. Wanita baru melahirkan (uterus post partum) lebih cepat mengalami partum) lebih cepat mengalami pembusukan. pembusukan.

Page 17: Tanatologi II

ADIPOSERA (LILIN MAYAT)ADIPOSERA (LILIN MAYAT) Terjadi karena hidrogenisasi asam lemak Terjadi karena hidrogenisasi asam lemak

tidak jenuh (asam palmitat, asam stearat, tidak jenuh (asam palmitat, asam stearat, asam oleat) dihidrogenisasi menjadi asam asam oleat) dihidrogenisasi menjadi asam lemak jenuh yang relatif padat lemak jenuh yang relatif padat

Syarat terjadinya adiposera :Syarat terjadinya adiposera :1. Suhu rendah, kelembaban tinggi1. Suhu rendah, kelembaban tinggi2. Lemak cukup2. Lemak cukup3. Aliran udara rendah3. Aliran udara rendah4. Waktu yang lama 4. Waktu yang lama

Tubuh tampak putih kelabu, perabaan Tubuh tampak putih kelabu, perabaan licin dengan bau yang khas, yaitu licin dengan bau yang khas, yaitu campuran bau tanah, keju, amoniak, campuran bau tanah, keju, amoniak, manis dan tengik.manis dan tengik.

Page 18: Tanatologi II

MUMMIFIKASI MUMMIFIKASI Proses penguapan cairan atau Proses penguapan cairan atau

dehidrasi jaringan yang cukup cepat dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan sehingga terjadi pengeringan jaringan jaringan

Syarat terjadinya mummifikasi :Syarat terjadinya mummifikasi :

1. Suhu relatif tinggi1. Suhu relatif tinggi

2. Kelembaban udara rendah2. Kelembaban udara rendah

3. Aliran udara baik3. Aliran udara baik

4. Waktu yang lama (12-14 minggu) 4. Waktu yang lama (12-14 minggu) Yang terlihat pada mummifikasi Yang terlihat pada mummifikasi

adalah penyusutan bentuk tubuh, adalah penyusutan bentuk tubuh, kulit padat hitam seperti kertas kulit padat hitam seperti kertas perkamen perkamen

Page 19: Tanatologi II

Perkiraan Saat Kematian Perkiraan Saat Kematian Perubahan pada mataPerubahan pada mata

-- Kekeruhan menyeluruh pada kornea Kekeruhan menyeluruh pada kornea terjadi kira-kira terjadi kira-kira 10-12 jam pasca mati 10-12 jam pasca mati

Perubahan dalam lambungPerubahan dalam lambung -- Pengosongan lambung yang Pengosongan lambung yang

terjadi terjadi dalam 3-5 jam dalam 3-5 jam setelah makan terakhir setelah makan terakhir

-- Kecepatan pengosongan Kecepatan pengosongan lambung ini lambung ini dipengaruhi dipengaruhi oleh penyakit-penyakit oleh penyakit-penyakit saluran cerna, konsistensi makanan dan saluran cerna, konsistensi makanan dan

kandungan lemaknya kandungan lemaknya

Page 20: Tanatologi II

Perubahan rambutPerubahan rambut -- Panjang rambut kumis dan jenggot dapat Panjang rambut kumis dan jenggot dapat dipergunakan untuk dipergunakan untuk memperkirakan saat kematian, memperkirakan saat kematian, kecepatan tumbuh rambut rata-kecepatan tumbuh rambut rata- rata 0,4 mm/harirata 0,4 mm/hari

Pertumbuhan kukuPertumbuhan kuku -- pertumbuhan kuku yang diperkirakan sekitar pertumbuhan kuku yang diperkirakan sekitar 0,1 mm/hari 0,1 mm/hari

Perubahan dalam cairan serebrospinalPerubahan dalam cairan serebrospinal -- Kadar nitrogen asam amino kurang dari 14 mg% Kadar nitrogen asam amino kurang dari 14 mg%

menunjukkan kematian belum lewat menunjukkan kematian belum lewat 10 jam10 jam-- Kadar nitrogen non protein kurang 80 mg% Kadar nitrogen non protein kurang 80 mg%

menunjukkan kematian belum 24 menunjukkan kematian belum 24 jamjam

Page 21: Tanatologi II

Metode EntomologikMetode Entomologik

-- Larva Larva Musca domesticaMusca domestica mencapai panjang 8 mencapai panjang 8 mm pada mm pada hari ke-7, berubah menjadi kepompong hari ke-7, berubah menjadi kepompong pada hari pada hari ke-8, menjadi lalat pada hari ke-ke-8, menjadi lalat pada hari ke-14 14

-- Larva Larva Sarcophaga cranaria Sarcophaga cranaria mencapai mencapai panjang 20 mm panjang 20 mm pada hari ke-9, menjadi pada hari ke-9, menjadi kepompong pada hari ke-kepompong pada hari ke- 10 dan menjadi 10 dan menjadi lalat pada hari ke-18lalat pada hari ke-18

Page 22: Tanatologi II

Reaksi supravitalReaksi supravital

-- Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis klinis yang yang masih sama seperti masih sama seperti

reaksi jaringan tubuh pada reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang seseorang yang hiduphidup

-- Rangsang listrik dapat menimbulkan Rangsang listrik dapat menimbulkan kontraksi otot kontraksi otot mayat hingga 90-120 menit mayat hingga 90-120 menit pasca mati, pasca mati, mengakibatkan sekresi mengakibatkan sekresi kelenjar sampai 60-90 menit kelenjar sampai 60-90 menit pasca mati, pasca mati, trauma masih dapat menimbulkan trauma masih dapat menimbulkan perdarahan perdarahan bawah kulit sampai 1 jam pasca mati bawah kulit sampai 1 jam pasca mati

Page 23: Tanatologi II

TERIMA KASIHTERIMA KASIH