Tanatologi (UPN)
description
Transcript of Tanatologi (UPN)
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 1
Tanatologi
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya
Dosen pembimbing : dr. Gatot,SH, Sp.F Residen Pembimbing : dr. Intarniati N.R
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 2
BAB IPENDAHULUAN
Cabang dari ilmu kedokteran forensik Mati ?? Tanda – tanda kehidupan
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 3
BAB IPENDAHULUAN
Perumusan Masalah Apakah peranan tanatologi dalam ilmu
kedokteran forensik? Apakah perubahan-perubahan yang terjadi
setelah kematian? Apakah manfaat tanatologi dalam membantu
proses penyelidikan?
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI
Thanatologi “thanatos”
“Logos”
Ada 3 sistem yang berperan dalam siklus oksigen
1. Sistem saraf medulla oblongata.
2. Sistem kardiovaskuler jantung dan denyut nadi.
3. Sistem pernapasan paru-paru.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 5
Mati dalam tanatologiMati somatis
Fungsi ketiga sistem susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernafasan (ireversibel)
Mati suriFungsi ketiga sistem susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernafasan (reversibel)
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 6
Mati seluler (mati molekuler)
Adalah berhentinya aktifitas sistem jaringan, sel, dan molekuler tubuh
Mati serebral
Adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel, kecuali batang otak dan serebelum.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 7
Mati otak (batang otak) Adalah bila terjadi kerusakan seluruh isi
neuronal intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 8
CARA PENENTUAN KEMATIAN
1. Hilang semua respon terhadap sekitarnya
2. Tidak ada gerakan otot serta postur pengaruh
3. Tidak ada reflek pupil
4. Tidak ada reflek kornea
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 9
CARA PENENTUAN KEMATIAN
5. Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial terhadap rangsangan
6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotrakeal
7. Tidak ada reflek vestibulo-okularis terhadap rangsang air es pada lubang telinga
8. Tidak ada nafas spontan ketika respirator dilepas
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 10
Kriteria tradisional itu ”permanenet cessation of heart beating and respiration is death ”. jika fungsi jantung dan paru berhenti selama sekitar 10 menit.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 11
Pemeriksaan paru1. Inspeksi dan palpasi.
2. Auskultasi
3. Tes Winslow
4. Tes cermin
5. Tes bulu burung
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 12
Pemeriksaan jantung1. Palpasi
2. Auskultasi
3. Tes Magnus
4. Tes Icard
5. Incisi arteria radialis
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 13
Tanda-tanda kematian (tidak pasti)1. Pernapasan terhenti > 10 menit
2. Terhentinya sirkulasi penilaian 15 menit
3. Kulit pucat
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi
5. Pembuluh darah retina bersegmentasi
6. Pengeringan kornea -kekeruhan (10 menit)
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 14
Tanda Pasti Kematian 1. Lebam mayat (livor mortis)
2. Kaku mayat (rigor mortis)
3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
4. Pembusukan (decomposition)
5. Adiposera (lilin mayat)
6. Mumifikasi
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 15
PERUBAHAN – PERUBAHAN SETELAH KEMATIAN 1. Perubahan Kulit Muka darah mengalir ke bagian yang lebih rendah
Pucat2. Relaksasi Otot Kaku mayat Rahang bawah, otot – otot muka, iris dan spingter
ani, 3. Perubahan pada Mata Pandangan kosong, reflek cahaya dan reflek kornea
menjadi (-)
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 16
Perubahan pada Mata
Keruhnya kornea mata akibat adanya lapisan tipis yang menutupi kornea mata. Lapisan tipis itu merupakan sekret mata yang telah mengering akibat penguapan cairan. Apabila lapisan itu hilang setelah kita meneteskan cairan pada kornea mata maka lama kematian korban dapat kita perkirakan yaitu kurang 6 jam.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 17
Penurunan Suhu Tubuh
Adanya proses radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 18
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan suhu
Mempercepat
1. Suhu tubuh yang tinggi
2. Semakin besar perbedaan suhu medium
3. Pada medium air
4. luas permukaan tubuhnya
5. Semakin tipis pakaian yang dipakai
(estimasi saat kematiannya <12 jam )
Memperlambat
1. Penderita dengan hypothermia
2. Kecil perbedaan suhu medium
3. Medium tanah
4. Tubuh yang gemuk
5. Tebalnya pakaian
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 19
Lebam Mayat (livor mortis, post mortum lividity, post motum suggillation, post
mortum hypostasis atau vibices. )
Kegagalan sirkulasi darah yang terhenti area terendah Plasma juga berpindah ke jaringan longgar menyebabkan terbentuknya
udema setempat, di mana timbul bilster pada kulit. Hal ini terjadi pada awal kematian.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 20
Distribusi Lebam Mayat Bentuk dari lebam mayat tergantung posisi tubuh
setelah mati. Bila tubuh dalam posisi vertikal setelah (kasus
penggantungan) → lebam mayat terbanyak di kaki, tungkai kaki, ujung jari tangan dan lengan bawah.
Warna lebam Mayat Lebam mayat sering berwarna merah kebiruan Mekanismenya belum pasti, tetapi sangatlah jelas
merupakan hasil dari perubahan hemoglobin tereduksi mejadi oksihemoglobin
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 21
Timbul dan Menetapnya Lebam Mayat
Lokasi lebam ditentukan gaya gravitasi Bila tubuh diposisikan berbeda setelah mati,
lebam yang sudah timbul dapat(a) tetap(b) berpindah sesuai tempat terbawah(c) sebagian tetap sebagian berpindah sesuai
tempat terbawah
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 22
Kaku Mayat (rigor mortis atau post mortum rigidity)
Pemecahan ATP menjadi ADP. Jika persediaan glikogen otot habis → penumpukan
ADP → otot menjadi kaku Kaku mayat akan terjadi lebih awal pada otot-otot
kecil Lebih kurang 6 jam sesudah mati → 6 jam kemudian
seluruh tubuh akan menjadi kaku Kekakuan tersebut akan berlangsung selama 36
sampai 48 jam → relaksasi kembali (relaksasi sekunder)
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 23
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kaku mayat
a.Persediaan glikogen
b.Kegiatan otot
c.Suhu udara disekitarnya
d. Umur
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 24
Pembusukan atau modifikasinya Pembusukan yang terjadi pada tubuh mayat disebabkan oleh
proses otolisa dan aktivitas mikroorganisme Mulai muncul 24 jam postmortem Mikroorganisme penyebab pembusukan :Clostridium welchii
Kurang lebih 36-48 jam pascamati akan dijumpai larva lalat.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 25
Tanda-tanda mayat yang mengalami pembusukan
a. Warna kehijauan pada dinding perut sebelah kanan bawah
b. Pelebaran pembuluh darah vena superfisialc. Muka membengkakd. Perut menggembung akibat timbunan gas
pembusukane. Skrotum laki-laki atau vulva membengkakf. Kulit terlihat gelembung, atau melepuhg. Cairan darah keluar dari lubang hidung dan mulut
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 26
h. Bola mata menjadi lunak
i. Lidah dan bola mata menonjol
j. Dinding perut atau dada pecah akibat tekanan gas
k. Kuku dan rambut lepas
l. Organ-organ dalam membusuk dan kemudian hancur.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 27
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembusukan
Faktor luar Mikroorganisme. Suhu di sekitar mayat. Kelembaban udara Medium dimana mayat berada.
Faktor dalam, yaitu : Umur Sebab kematian. Keadaan mayat.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 28
Mumifikasi
Mumifikasi adalah proses penguapan cairan cukup cepat →menghentikan pembusukan
Jaringan akan berubah menjadi keras dan kering , berwarna gelap, keriput, dan tidak dapat membusuk
Mumifikasi dapat juga terjadi pada suhu yang hangat, kelembaban rendah , aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dalam jangka waktu 12-14 minggu.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 29
Adiposera (lilin mayat) / Saponifikasi Proses terbentuknya bahan
yang berwarna keputihan, lunak dan berminyak dan berbau tengik
Pada jaringan tubuh yang berlemak
Lemak → terhidrolisis → asam lemak bebas → dehirogenisasi → asam lemak jenuh + bereaksi dengan alkali → sabun yang tak larut.
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 30
KEGUNAAN THANATOLOGI
1. Untuk diagnosis Kematian
2. Untuk Penentuan Saat Kematian
3. Untuk Perkiraan Sebab Kematian (cause of Death)
4. Untuk perkiraan Cara Kematian (Manner of Death)
Adhi, David, Nurhayati, Yosi, Miya 31
TERIMA KASIH