Prevalensi Dari Ulserasi Oral Di Antara Masyarakat Jordan

download Prevalensi Dari Ulserasi Oral Di Antara Masyarakat Jordan

of 14

description

Journal translate , Oral Ulseration , Oral Medicine , Dentistry

Transcript of Prevalensi Dari Ulserasi Oral Di Antara Masyarakat Jordan

PREVALENSI DARI ULSERASI ORAL DI ANTARA MASYARAKAT YORDANIAZuhair H. Muhaidat, BDS, MSC, MOS RCSED, Rania E. Rodan,BDS,JDB

ABSTRAK :Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi ulserasi mulut antara pasien Yordania yang datang untuk melakukan rawat jalan ke klinik gigi di King Hussein Medical Centre selama tahun 2010. Pasien yang mendatangi King Hussein Medical Centre pasien klinik gigi diwawancarai dan diperiksa dalam kaitannya dengan keberadaan, ukuran, bentuk dan durasi dari ulkus oral. Riwayat pada masa lalu dan pertanyaan terkait lainnya diminta dan dimasukkan dalam penelitian ini. Lebih dari 2945 pasien yang diwawancarai, 1.210 memiliki ulkus oral juga pada saat pemeriksaan atau pernah menderita waktu di masa lalu. Hal ini memberikan prevalensi ulserasi oral 41,08%. Disimpulkan bahwa ulserasi mulut adalah gangguan mukosa umum terjadi di antara masyarakat Yordania. Kata Kunci: Ulkus oral, prevalensi, msyarakat Yordania.

PENDAHULUAN :Ulserasi oral adalah gangguan mukosa umum pada sebagian besar lesi idiopatik (aphthous). Kemungkinan terjadi disebabkan oleh trauma fisik atau kimia, virus, jamur, atau infeksi bakteri; alergi, keganasan atau merupakan manifestasi dari penyakit sistemik. Proses ulserasi mulut menyebabkan pelanggaran di penembusan padaepitel oral, yang biasanya mengekspos ujung saraf dalam lamina propria yang mendasari, sehingga rasa sakit atau nyeri, terutama ketika mengkonsumsi makanan pedas atau buah jeruk.1 Hal ini penting untuk mengetahui prevalensi ulserasi oral pada populasi umum karena memiliki efek negative yang signifikan pada kesehatan mulut, terlepas dari etiologinya, yang akan mempengaruhi kualitas hidup. Karena sebagian besar ulkus memerlukan perawatan berdasarkan penyebab, diagnosa yang tepat akan menyebabkan keberhasilan perawatan dan pencegahan terjadinya lesi. Demi yang terbaik dari ilmu pengetahuan yang kita miliki beberapa penelitian telah mencoba untuk menemukan prevalensi dari ulserasi oral diantara masyarakat Yordania. METODOLOGISebuah studi prospektif dilakukan dari Juli 2009 hingga Maret 2011 di King Hussein Medical Centre klinik gigi rawat jalan. Sebanyak 2.945 pasien yang disertakan dalam penelitian ini. 1210 pasien (41,08%) melaporkan bahwa mereka sekarang memiliki atau memiliki ulserasi oral di masa lalu. Pasien diperiksa oleh ahli bedah maksilofasial dan seorang ahli periodonti. Pemeriksaan meliputi dua bagian utama: a) Wawancara pasien dan mengisi kuesioner. b) Pemeriksaan klinis. Kuesioner terdiri riwayat pribadi; termasuk usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, status perkawinan dan merokok. Riwayat kesehatan termasuk penyakit sistemik, hubungan ulserasi mulut dengan siklus menstruasi, pedas atau bahan makanan asam, medikasi , hubungan dengan ulserasi melibatkan organ lain seperti kulit, vagina, mata atau sendi dan riwayat kesehatan keluarga. Pemeriksaan klinis termasuk intraoral menyeluruh dari mukosa kavitas oraldi bawah cahaya yang baik dengan dua dental mirrors untuk membantu mendapatkan eksposur yang baik dan visualisasi dari semua sisi rongga mulut. Menurut Van Der Wall2 rongga mulut dibagi menjadi tujuh bagian, diperiksa secara menyeluruh untuk menghindari ada lesi yang terlewatkan (bibir, pipi mukosa, dasar mulut, gigi dan gusi, palatum durum, lidah dan daerah retromolar). Penilaian apakah lesi ulseratif terlokalisir atau bagian dari ulserasi luas dan apakah ditemukan peradangan di daerah sekitarnya dicatat. Bentuk dan jumlah ulkus dan setiap fiksasi jaringan bergerak seperti lidah tercatat. Pemeriksaan dari gigi tiruan, peralatan ortodontik, gigi yang tajam atau restorasi gigi dalam kaitannya dengan ulser dilakukan. Kemudian untuk mengakhiri pemeriksaan kami, pemeriksaan ekstraoral untuk melihat adanya pembengkakan atau limfadenopati pada daerah kepala dan leher juga dilakukan. Lesi yang melibatkan titik selain rongga mulut diperiksa, dicatat dan konsultasi dengan spesialis yang relevan dilakukan. Setiap pasien ditanya tentang upaya apapun yang dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut atau meringankan gejala dengan mengkonsumsi obat yang mungkin telah mempengaruhi tampakan lesi. Untuk semua pasien dengan riwayat ulserasi oral berulang diberikan tes hematologi dilakukan dan termasuk FBC, ESR, Faktor reumatoid, folat serum, vitamin B12 dan kadar feritin. Terapi obat simtomatik ditentukan sampai penelitian diselesaikan. Jika ada dicurigai terjadinya defisiensi maka dilakukan rujukan ke internis untuk diberikan terapi suplemen yang memungkinkan. Masalah traumatis termasuk ulkus yang disebabkan oleh gigi yang tajam, tepi gigi tiruan, peralatan ortodontik atau membahayakan dirinya sendiri dengan sengaja. Dalam hal ini kondisi penyebabnya diringankan dan pasien di tinjau kembali setelah dua minggu.Infektif termasuk bakteri, jamur dan penyakit virus; seperti gingivostomatitis herpetik primer, herpes zoster, herpangina, mononucleosis menular, acute necrotizing ulcerative gingivitis, TBC, sifilis, actinomycosis dan infeksi HIV. Penyebab alergi termasuk semua ulser yang dihasilkan dari reaksi terhadap alergen seperti bahan makanan, obat-obatan, gigi dengan tambalan amalgam dan berhenti merokok. Aphthous minor, utama dan jenis herpitiform, yang ditandai dengan kejadian berulang dan tidak dapat dimasukkan dalam kategori lain. Ulser yang berkaitan dengan penyakit pencernaan; ulseratif kolitis, penyakit Crohn dan celiac disatukan. Penyakit imun dengan ulserasi mulut seperti penyakit Behcets, lupus eritematosus sistemik dipertimbangkan. Penyakit dermatologis dengan ulserasi yang mempengaruhi rongga mulut; lichen planus oral, eritema multiformis, pemphigus vulgaris dan membrane benign mucous pemphigoid ditempatkan dalam satu kelompok. Kategori terakhir dihubungkan dengan tumor. Pada akhir pemeriksaan setiap pasien ditetapkan pada salah satu kelompok.

TraumatikInfektif (Infeksi)Recurrent apthous stomatitisAlergiBerhubungan dengan penyakit GastrointestinalBerhubungan dengan penyakit autoimunBerhubungan dengan penyakit dermatologisBerhubungan dengan tumor.TIPE DARI ULSER

HASILLebih dari 2945 pasien, 1.210 memiliki ulkus oral pada waktu pemeriksaan atau memilikinya waktu di masa lalu. Hal ini memberikan prevalensi ulserasi oral 41,08%. Jumlah pasien yang memiliki ulserasi aphthous berulang adalah 675 (55,78%), 561 adalah laki-laki dan 649 wanita.PEMBAHASAN Ulserasi oral sering ditemukan dalam praktek kami sehari-hari; hal itu menyebabkan banyak penderitaan dan rasa sakit pada pasien sepanjang hidup mereka. Hal ini diperkirakan mencapai titik prevalensi 4% di US.3TABEL 1: DISTRIBUSI DARI PASIEN BERDASARKAN TIPE DARI ULSERASI ORAL

TABEL 2: DISTRIBUSI DARI ULSER BERDASARKAN USIA

TABEL 3: DISTRIBUSI USIA

TABEL 4: DISTRIBUSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN

TABEL 5: DISTRIBUSI BERDASARKAN STATUS PERKAWINAN

TABEL 6: DISTRIBUSI BERDASARKAN STATUS PERKAWINAN

Kebanyakan ulkus ialah benign dan menghilang secara spontan tapi sebagian kecil termasuk malignant4, Mayoritas dari ulkus disebabkan oleh penyebab lokal seperti trauma dan luka bakar5, ada pula yang disebabkan oleh aphthae atau neoplasia ganas ataupun muncul sebagai bagian dari penyakit sistemik.6Dalam upaya makalah ini telah dibuat untuk memberikan penjelasan yang lebih baik pada topik ini, dalam rangka untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dan pengobatan yang lebih efisien untuk pasien. Kami juga tertarik pada topik ini, karena sudah menjadi yang terbaik demi ilmu pengetahuan kita namun jarang dibahas di Yordania.Di pusat ini kita memperlakukan semua jenis pasien, berasal dari berbagai bagian berbeda Yordania, yang menjamin metodesampling yang lebih baik dan perwakilan dari seluruh populasi Yordania. 2945 pasien diperiksa oleh dua pemeriksa yang terlibat dalam penelitian ini, dimana 1.210 pasien (41,08%) sedang mengalami ulserasi pada saat wawancara, atau memiliki ulserasi sebelumnya dalam hidup mereka. Prevalensi ini adalah untuk semua jenis ulserasi dalam rongga mulut. Meninjau literatur kami tidak menemukan studi yang telah membahas prevalensi semua tipe ulserasi pada kavitas oral. Kebanyakan dari mereka membahas prevalensi dari ulserasi berulang (aphthus). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ulkus traumatik sekitar 11,07% dari total yang ada. Dalam penelitian lain prevalensi ulkus traumatik di pemakai gigitiruan adalah 7,1% ketika gigi tiruan cukup memuaskan dan 44.5 ketika gigi tiruan adalah tidak sempurna 7. Pemakai gigitiruan memiliki ulserasi traumatik lebih sering, daripada yang tidak merupakan pengguna8, dan hal itu juga lebih umum pada pasien yang lebih tua, karena sebagian besar pasien yang lebih tua memiliki protesa. Hal ini bertentangan dengan hasil Crespo dkk yang menemukan hubungan antara terjadinya trauma lesi dan usia dengan penurunan prevalensi dengan meningkatnya usia.9 Penggunaan gigi tiruan lepasan ditemukan menjadi faktor terkuat kedua sebagai penyebab ulserasi oral.3 Pemakainya memiliki lebih dari tiga kali kemungkinan memiliki lesi daripada mereka yang tidak memakai.3 Garcia-Pola melaporkan bahwa ulkus traumatis yang kedua merupakan lesi paling sering didiagnosis dengan prevalensi 12.17% .10 Kategori kedua dalam penelitian ini adalah prevalensi ulkus infektif. Hal ini termasuk virus, infeksi bakteri dan jamur. Prevalensinya hampir 17,10%. Sebagian besar kasus terlihat pada kelompok usia muda yaitu selama masa kanak-kanak. Mungkin ini hal ini bisa disebabkan oleh respon imun yang lebih lemah untuk penyebab patogen dan begitu juga lebih rentan terhadap infeksi. Penyakit yang paling sering ditemui adalah gingivostomatitis herpetik akut, acute necrotizing ulcerative gingivitis danacute pseudo membranous candidiasis.Prevalensi dari infeksi herpes di Amerika Utara ialah 40% sementara di Amerika Selatan kurang dari 20%, dimana bisa jadi dikaitkan dengan geografis, etknik, dan faktor sosial.11,12

Telah dikemukakan bahwa herpes berulang adalah penyakit yang lebih sering terjadi pada kelas sosial rendah.13Dalam dunia barat necrotizing ulcerative gingivitis mempengaruhi pasien dalam dekade kedua dan ketiga kehidupan.14Meskipun sifilis dan TB adalah salah satu penyebabkan ulserasi oral, dan meskipun kebangkitan penyakit ini dan peningkatan jumlah penyebarannya15, kami tidak mendapatkan kasus ulserasi yang diakibatkan oleh penyakit ini. Hal ini dapat dijelaskan karena penyakit ini telah diberantas dan diagnosis dini dan baik manajemen tersedia jika kasus apapun ditemui. Di negara-negara barat ulserasi mulut adalah dikenal merupakan komplikasi AIDS.16 Dalam penelitian ini kami tidak menemukan pasien sindrom defisiensi imun dengan ulserasi oral. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya jumlah pasien AIDS di Yordania atau mungkin pasien AIDS mendapat perawatan medis dan gigi mereka pada klinik khusus. Reaksi alergi dapat menyebabkan beberapa ulkus akut dengan baik antigen sistemik diberikan atau oleh antigen topikal (kontak stomatitis). Ada berbagai macam zat yang mungkin menyebabkan stomatitis kontak seperti gigitiruan krom kobalt, mahkota emas, dentures soft lining material, mengunyah permen karet17, dental amalgam, gigi tiruan akriliki, pasta gigi18,19 dan elastic orthodontic.Tidak ada bukti yang meyakinkan yang menghubungkan ulserasi mulut dengan makanan. Beberapa pasien mengklaim bahwa mereka menderita ulserasi mulut saat makan makanan pedas, cokelat, keju dan tomat.20 Ulserasi oral juga bisa terjadi sebagai efek samping dari pengaruh obat-obatan tertentu seperti nicorandil (k channel locker), captopril 21 dan obat-obatan anti inflamasi non steroid.22 Agen kemoterapi23 dan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit rematik seperti penicillamine24 dan methotrexate25 menyebabkan ulserasi oral. Beberapa pasien menggunakan bahan asing atau obat-obatan sebagai aplikasi topikal untuk menghilangkan rasa sakit gigi, seperti aspirin tablet, menyebabkan ulserasi mulut dengan luka bakar kimia pada mukosa mulut. Mengenai penghentian merokok ada hubungan negatif antara merokok dan ulserasi oraldan beberapa pasien melaporkan terjadinya ulkus oral setelah dilakukan penghentian merokok.26Beberapa studi melaporkan ulserasi oral berkisar 13% -29% dari berhenti merokok 26,27,28 dan menunjukkan bahwa ulserasi oral yang kurang umumnya terjadi pada perokok dibandingkan non perokok, yang menunjukkan efek antibakteri protektif dari merokok. 29,30 Berbagai lain adalah ulkus berhubungan dengan penyakit sistemik terutama penyakit gastrointestional seperti penyakit Crohn, ulcerative colitis dan penyakit celiac. Lebih dari 5% pasien yang menderita ulserasi oral memiliki gluten-sensitive enteropathy (GSE).31,32,33 Beberapa studi menyatakan bahwa pasien penyakit celiac memiliki defisiensi folat yang mungkin menjadi penyebab ulserasi oral dan sehingga mengacu pada penyakit celiac sebagai faktor risiko atau indicator ulserasi oral.34 Kekurangan dari feritin, asam folat atau vitamin B12 telah dilaporkan dua kali lebih banyak menderita ulkus oral daripada individu normal, tetapi tidak ada hubungan antara defisiensi zinc dengan ulserasi oral.35 Kategori ulserasi mulut yang terkait dengan penyakit autoimun termasuk penyakit Behcets dan SLE. Ulserasi oral ialah manifestasi paling sering terjadi pada penyakit Behcets .36 Hal ini diduga disebabkan oleh sirkulasi komplek imun yang menyebabkan vaskulitis pada pembuluh darah kecil dan menengah.37 Kategori lain adalah bahwa terkait dengan penyakit dermatologis seperti Lichen plannus, Eritema multiforme, Pemphigus dan Pemfigoid. Banyak gangguan yang terjadi pada mukosa mulut juga mempengaruhi kulit, sehingga sejarah dan pemeriksaan klinis harus mencakup pemeriksaan menyeluruh dari kulit. Lichen plannus adalah salah satu dermatologis yang paling umum menunjukkan gangguan dalam rongga mulut. Ini adalah kondisi kulit autoimun yang mungkin memiliki keterlibatan oral dan genital.38 Reccurent aphthous stomatitis (RAS) didefinisikan sebagai ulkus oral superfisial, bulat, dan menyakitkan yang biasanya terjadi secara serangan berulang pada interval beberapa hari hingga beberapa bulan pada orang yang sehat.35. Aphthus ulkus adalah penyakit masa kanak-kanak dan remaja, hal ini sangat lazim terjadi pada usia antara 10 dan 30 tahun.9 Gangguan imunologi, kekurangan gizi, kelainan hormonal semuanya terlibat dalam kasus RAS. 39 Hubungan utama yang ditemukan antara kondisi sosial ekonomi (faktor psikologis) dan RAS. Serangan dari aphthous berulang dapat dipicu oleh trauma lokal, mikroorganisme, kecenderungan genetik dan kekurangan vitamin 40,41. Prevalensi aphthous bervariasi dari satu populasi dengan yang lain dan dalam kelompok usia yang berbeda 42,43, dengan kisaran 5-66% di antara bangsa yang berbeda 35,44 prevalensi 40% pada sampel anak-anak amerika serikat 3, dan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Iran dengan prevalensi 25,2% .44 Dalam penelitian ini prevalensi adalah 55,78% 3 ini lebih tinggi dari penelitian lain, yang bisa jadi karena masyarakat Yordania mungkin berbeda dari populasi lain dalam hal predisposisi genetik, tingkat stres dan gaya hidup.45 Hal ini dekat dengan temuan Alsafadi yang melakukan studi pada pasien yang datang ke klinik gigi di utara Yordania. Prevalensi yang didapatkan adalah 78% .45 Perbedaan ini dapat dijelaskan oleh perbedaan geografis, karena sebagian besar pasien di penelitiannyaberasal dari wilayah geografis yang sama, sementara pada saat ini penduduk studi kota Amman berasal dari semua wilayah Yordania. Wanita lebih terpengaruh dibandingkan laki-laki. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Wanita lebih rentan terhadap stres dan situasi emosional yang dapat mempengaruhi respon imun mereka. Mereka menggunakan pemeriksaan medis lebih sering daripada laki-laki. Perubahan hormonal selama kehamilan dan menstruasi juga memainkan peranan.46 Kebanyakan ulkus oral jinak dan menghilang secara spontan namun sebagian kecil dari mereka ganas. Ulkus non penyembuhan yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu adalah presentasi yang paling sering tahap awal dari squamous cell carcinoma.38 Dalam penelitian ini persentase kecil pasien dengan ulserasi mulut didiagnosis memiliki tumor dengan pemeriksaan histopatologi. KESIMPULAN Studi ini memberikan informasi penting dan informasi yang tidak ada mengenai jenis prevalensi dan berbagai ulserasi oral di Yordania. Pemeriksaan yang cermat dari ulkus oral dan menentukan penyebab akan sangat membantu dalam pengelolaan lesi tersebut.

Prevalence of Oral Ulceration Among Jordanian PeoplePage 14