PRESUS SARAF.docx

13
 PRESENTASI KASUS STASE SARAF STROKE INFARK Nama : Budi Kusumah NIM : 20090310158 Dokter Pembimbing Klinik : dr. Ardiansyah Adi Nugraha, Sp. S, M. Kes Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2014

description

PRESUS SARAF

Transcript of PRESUS SARAF.docx

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    1/13

    PRESENTASI KASUS

    STASE SARAF

    STROKE INFARK

    Nama : Budi Kusumah

    NIM : 20090310158

    Dokter Pembimbing Klinik :

    dr. Ardiansyah Adi Nugraha, Sp. S, M. Kes

    Program Studi Pendidikan Profesi Dokter

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

    2014

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    2/13

    I. ANAMNESIS

    A. Identitas Pasien

    Nama : Ny. Endang

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Usia : 50 tahun

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Alamat : Sleman

    Agama : Islam

    Status pernikahan : Menikah

    B. Keluhan Utama

    Penurunan Kesadaran

    C. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan tiba-tiba tidak sadar di kamar mandi,

    sehari SMRS keluarga pasien mengeluh pasien mengalami kelemahan anggota gerak

    tangan dan kaki sebelah kiri, wajah sebelah kiri terasa tebal, pusing (-), mual (-), muntah

    (-).

    D.

    Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Hipertensi : +

    Riwayat DM : +

    Riwayat PJK : Disangkal

    Riwayat Stroke/TIA : Disangkal

    Riwayat Trauma : Disangkal

    E. Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat Hipertensi : +

    Riwayat DM : Disangkal

    Riwayat Stoke : +

    II. PEMERIKSAAN FISIK

    KU : lemah

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    3/13

    Kesadaran : GCS : E2 M3 V3

    Vital sign :

    TD : 158/102 mmHg

    RR : 20 x/menit

    N : 88x/menit

    Suhu : 37,50C

    Kepala : Wajah tampak asimetris, CA -/-, SI -/-, mukosa mulut basah

    Leher : JVP, kel.tiroid dan kel.limfonodi dbn

    Thorax : Simetris, sonor, tidak ada nyeri tekan

    Cor : S1-2 tunggal, reguler, bising (-)

    Pulmo : Vesikuler Normal (+/+), RH (-/-), Wh (-/-)

    Abdomen : Datar, supel, timpani, NT (-), BU (+) normal

    Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (+), CRT

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    4/13

    Babinski : - -

    Chaddock : - -

    Schaeffer : - -

    Oppenheim : - -

    Gordon : - -

    F.

    Nerve kranialis : nervus 1 s/d 12 kanan dan kiri dalam batas

    normal

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hematologi :

    AL : 15,1 rb/uL

    Hb : 14.2 g/dL

    HMT : 43 %

    AT : 200rb/uL

    MCV : 86,4 fl

    MCH : 28,4 pg

    MCHC : 32,9 g/dL

    RDW : 15,2 %

    MPV : 8,90 fl

    Urinalisa

    Urinalisa dan sedimen urin dalam batas normal

    Kimia Darah

    GDS : 395

    Albumin : 2,4

    Na+ : 154

    K : 4,2

    Cl : 99

    Head CT-scan :

    Hasil :

    Tampak lesi hipodens lobus parietal sinistra posterior

    Mengarah wedge type

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    5/13

    Sistema ventrikel tak melebar atau menyempit, kedudukan simetris

    Tak tampak deviasi struktur mediana

    Sulci, gyrus, dan fisura silvii tak prominen

    Kesan :

    Cenderung gambaran lesi infark lobus parietal posterior sinistra, tidak tampak tanda-tanda

    post trauma

    V. DIAGNOSIS

    Hemiparese sinistra e.c stroke infark

    DM, Hipertensi

    VI. PENATALAKSANAAN

    Rawat ruangan

    Infus RL tetesan maintenace

    Simvastatin 1x10mg

    Aspilet 1x80mg

    NGT jika tidak bisa oral

    Konsul penyakit dalam

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    6/13

    TINJAUAN PUSTAKA

    PENDAHULUAN.

    CVA atau Cerebro Vaskuler Accident biasa di kenal oleh masyarakat dengan istilah

    Stroke.Istilah ini lebih populer di banding CVA.Kelainan ini terjadi pada organ otak.Lebih

    tepatnya adalah Gangguan Pembuluh Darah Otak.Berupa penurunan kualitas pembuluh darah

    otak.Stroke menyebabkan angka kematian yang tinggi.

    Kejadian sebagian besar dialami oleh kaum lai-laki daripada wanita (selisih 19 %

    lebih tinggi)dan usia umumnya di atas 55 tahun.

    Pengertian

    CVA Infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat,

    berupa defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi karena

    trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang

    jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria

    karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung

    aorta jantung (arcus aorta) (Suzanne, 2002: 2131)

    Etiologi

    Beberapa penyebab CVA infark

    a.

    Trombosis serebri

    Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan

    iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya.

    Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.

    Terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah.

    Trombosis serebri ini disebabkan karena adanya:

    1)

    Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan elastisitas dinding

    pembuluh darah.

    2) Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan

    viskositas hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah

    cerebral

    3)

    Arteritis: radang pada arterib.

    Emboli

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    7/13

    Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak oleh

    bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari thrombus di

    jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Keadaan-keadaan

    yang dapat menimbulkan emboli:

    1)

    Penyakit jantung, reumatik

    2) Infark miokardium

    3) Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-gumpalan kecil

    yang dapat menyebabkan emboli cerebri

    4) Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endokardium

    Faktor resiko terjadinya stroke

    Ada beberapa faktor resiko CVA infark (Muttaqin, 2008: 236):

    1) Hipertensi.

    2)

    Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebri berasal dari jantung: Penyakit

    arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri,

    abnormalitas irama (khususnya fibrilasi atrium), penyakit jantung kongestif.

    3)

    Kolesterol tinggi

    4)

    Obesitas

    5) Peningkatan hematocrit

    6) Diabetes Melitus

    7) Merokok

    Faktor resiko yang tak dapat di rubah :

    Usia di atas 65.

    Peningkatan tekanan karotis ( indikasi terjadinya artheriosklerosis yang

    meningkatkan resiko serangan stroke).

    DM.

    Keturunan ( Keluarga ada stroke).

    Pernah terserang stroke.

    Race ( Kulit hitam lebih tinggi )

    Sex ( laki-laki lebih 30 % daripada wanita ).

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    8/13

    KLASIFIKASI :

    Secara klinis stroke di bagi menjadi :

    1. Serangan Ischemia Sepintas ( Transient Ischemia Attack / TIA ).

    2. Stroke Ischemia ( Stroke non Hemoragik ).

    3.

    Stroke Hemoragik.

    4. Gangguan Pembuluh Darah Otak Lain.

    Sumber : 2000, Harsono ED, Kapita Selekta Neurologi, Gajah Mada UP, hal : 84.

    PATOFISIOLOGI.

    Faktor penyebab :

    Kualitas pembuluh darah tidak baik

    Trombosis pembuluh darah ( trombosis serebri ).

    Emboli a.l dari jantung (emboli serebri ).

    Arteritis sebagai akibat lues / arteritis temporalis.

    Penurunan Blood Flow ke otak

    Ischemia dan hipoksia jaringan otak

    Infark otak

    EDEMA JARINGAN OTAK

    Kematian sell otakKerusakan sistem motorik dan sensorik

    ( DEFICIT NEUROLOGIS )

    Kelumpuhan / hemiplegi

    Kelemahan / paralyse

    1.Jalan nafas tak efektif.

    2.Resiko peningkatan TIK.

    3.Intoleransi aktifitas (ADL )

    8.Resiko injury

    9.Gangguan nutrisi (kurang

    dari

    kebutuhan tubuh ).

    10.Inkoninensia uri.

    11.Inkontinensia alfi.

    12.Resiko kerusakan integritas

    kulit.

    6.Kecemasan ancaman

    kematian.

    7.Kurang pengetahuan

    prognosis dan terapi.

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    9/13

    Penurunan kesadaran dan Dysphagia

    (Sumber : Susan C.dewit, ESSENTI ALS OF M EDICAL SURGICAL NURSING, W.B SOUNDERSCOMPANY, 1998, hal.350 dan 363).

    Manisfestasi klinis

    1. Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996: 258-260),

    yaitu:

    a. Lobus Frontal

    1)

    Deficit Kognitif: kehilangan memori, rentang perhatian singkat,

    peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu

    menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak.

    2)

    Deficit Motorik: hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot

    bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).

    3) Defici aktivitas mental dan psikologi antara lain: labilitas emosional,

    kehilangan kontrol diri dan hambatan sosial, penurunan toleransi terhadap

    stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan

    keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.

    b.

    Lobus Parietal

    1) Dominan :

    a. Defisit sensori antara lain defisit visual (jarak visual terpotong sebagian

    besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial

    (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin), hilangnya respon terhadap

    proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh).

    b.

    Defisit bahasa/komunikasi- Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-

    pola bicara yang dapat dipahami)

    - Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)

    - Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)

    - Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)

    - Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam

    tulisan).

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    10/13

    2) Non Dominan

    - Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan

    menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:

    - Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap

    ekstremitas yang mengalami paralise)

    - Disorientasi (waktu, tempat dan orang)

    -

    Apraksia (kehilangan kemampuan untuk menggunakan objek-objak

    dengan tepat)

    -

    Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan

    melalui indra)

    - Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan

    -

    Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat

    - Disorientasi kanan kiri

    c. Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman

    penglihatan, diplobia(penglihatan ganda), buta.

    d. Lobus Temporal: defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh.

    Pemeriksaan Penunjang

    Periksaan penunjang pada pasien CVA infark:

    a. Pada pemeriksaan paket stroke: Viskositas darah pada apsien CVA ada

    peningkatan VD > 5,1 cp, Test Agresi Trombosit (TAT), Asam Arachidonic

    (AA), Platelet Activating Factor (PAF), fibrinogen

    b. Analisis laboratorium standar mencakup urinalisis, HDL pasien CVA infark

    mengalami penurunan HDL dibawah nilai normal 60 mg/dl, Laju endap darah

    (LED) pada pasien CVA bertujuan mengukur kecepatan sel darah merah

    mengendap dalam tabung darah LED yang tinggi menunjukkan adanya radang.

    Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis,

    panel metabolic dasar (Natrium (135-145 nMol/L), kalium (3,6- 5,0 mMol/l),

    klorida,)

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    11/13

    c. Pemeriksaan sinar X toraks: dapat mendeteksi pembesaran jantung

    (kardiomegali) dan infiltrate paru yang berkaitan dengan gagal jantung

    kongestif

    d. Ultrasonografi (USG) karaois: evaluasi standard untuk mendeteksi gangguan

    aliran darah karotis dan kemungkinan memmperbaiki kausa stroke Angiografi

    serebrum: membantu menentukan penyebab dari stroke secara Spesifik seperti

    lesi ulseratrif, stenosis, displosia fibraomuskular, fistula arteriovena, vaskulitis

    dan pembentukan thrombus di pembuluh besar

    e. Pemindaian dengan Positron Emission Tomography (PET): mengidentifikasi

    seberapa besar suatu daerah di otak menerima dan memetabolisme glukosa serta

    luas cedera

    f.

    Ekokardiogram transesofagus (TEE): mendeteksi sumber kardioembolus

    potensial

    g. CT scan: pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi

    hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara

    pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan

    terlihat di ventrikel atau menyebar ke permukaan otak (Muttaqin, 2008:140).

    h.

    MRI: menggunakan gelombang magnetik untuk memeriksa posisi dan besar /

    luasnya daerah infark

    i. Penatalaksanaan medis :

    j.

    Ada bebrapa penatalaksanaan pada pasien dengan CVA infark (Muttaqin,

    2008:14):

    a. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan :

    1) Mempertahankan saluran nafas yang paten

    2) Kontrol tekanan darah

    3) Merawat kandung kemih, tidak memakai keteter

    4) Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.

    b. Terapi Konservatif

    1) Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral

    2) Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan

    agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.

    3) Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya

    trombosisiatau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler.

    4) Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan:

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    12/13

    c. Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30-35 mmHg

    d. Osmoterapi antara lain:

    Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam waktu 15-30

    menit, 4-6 kali/hari.

    Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari

    e. Posisi kepala head up (15-30)

    f.Menghindari mengejan pada BAB

    g. Hindari batuk

    h. Meminimalkan lingkungan yang panas

    2. Kompliksi

    Ada beberapa komplikasi CVA infark

    Dalam hal imobilisasi:

    Infeksi pernafasan (Pneumoni), nyeri tekan pada decubitus, Konstipasi

    a. Dalam hal paralisis:

    Nyeri pada punggung,Dislokasi sendi, deformitas

    b.

    Dalam hal kerusakan otak:

    Epilepsy, Sakit kepala

    c.

    Hipoksia serebral

    d.

    Herniasi otak

    e. Kontraktur

  • 5/19/2018 PRESUS SARAF.docx

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. M. Mardjono dan P. Sidarta. neurologi dasar klinis.

    2. Guyton dan hall.fisiologi kedokteran.

    3. Prof. dr. Priguna sidharta, MD. Ph.D. neurologi klinis dalam praktek umum. PT. dian

    rakyat. 2004-2005.

    4. Kapita selekta kedokteran edisi3, jilid 2 dan kapita selekta neurologi edisi 2.