Presus 2

15
BAB I PENDAHULUAN Kanker serviks merupakan penyakit ginekologi yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Penyakit ini memiliki tingkat keganasan yang cukup tinggi dan menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita di negara-negara berkembang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak nomor dua di kalangan perempuan di dunia setelah kanker payudara. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 memperkirakan 12,4 juta penduduk menderita kanker serviks dan 7,6 juta orang meninggal karena penyakit kanker (CFR 61,3 %), bahkan di Dunia sekitar 500.000 wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan rata- rata 288.000 orang meninggal tiap tahun (CFR 57,6 %). Kanker serviks disebut juga “silent killer” karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 10-20 tahun. HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita yang telah berhubungan seksual. Kanker serviks yang diderita individu berkaitan dengan perilaku seksual dan reproduksi, seperti berhubungan seksual pada usia muda, berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual, infeksi beberapa jenis virus, merokok, serta tingkat kebersihan dan higienis sehari-hari individu yang rendah terutama kebersihan organ genital. 1

description

obgyn

Transcript of Presus 2

BAB IPENDAHULUAN

Kanker serviks merupakan penyakit ginekologi yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Penyakit ini memiliki tingkat keganasan yang cukup tinggi dan menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita di negara-negara berkembang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak nomor dua di kalangan perempuan di dunia setelah kanker payudara. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 memperkirakan 12,4 juta penduduk menderita kanker serviks dan 7,6 juta orang meninggal karena penyakit kanker (CFR 61,3 %), bahkan di Dunia sekitar 500.000 wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan rata-rata 288.000 orang meninggal tiap tahun (CFR 57,6 %). Kanker serviks disebut juga silent killer karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 10-20 tahun. HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita yang telah berhubungan seksual. Kanker serviks yang diderita individu berkaitan dengan perilaku seksual dan reproduksi, seperti berhubungan seksual pada usia muda, berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual, infeksi beberapa jenis virus, merokok, serta tingkat kebersihan dan higienis sehari-hari individu yang rendah terutama kebersihan organ genital. Kanker serviks cenderung terjadi pada usia pertengahan. Di Indonesia, serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita usia produktif. Pada usia 30-50 tahun perempuan yang sudah kontak seksual akan beresiko tinggi terkena kanker serviks. Insiden kanker serviks juga mulai meningkat sejak usia 20 tahun dan mencapai puncaknya 50 tahun (litbang, 2012). Meningkatnya insiden dan angka kematian pada kanker serviks di Indonesia antara lain disebabkan karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara benar, tidak membiasakan diri dengan pola hidup sehat, serta kurangnya pengetahuan untuk melakukan pemeriksaan rutin pada serviks, padahal pemeriksaan rutin pada serviks dapat mengurangi insiden kanker serviks yang infasif sebesar 50% atau lebih (Tilong, 2012).

BAB IIILUSTRASI KASUS

2.1Identitas PasienNama : Ny. NSNo.RM: 008732Usia : 20 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamStatus: MenikahTanggal Masuk: 28 April 20152.2.Anamnesis2.2.1Keluhan UtamaPasien datang dari IGD RSUD Ambarawa dengan insufisiensi plasenta berdasarkan hasil USG sebelumnya.2.2.2Riwayat Penyakit SekarangPasien merupakan pasien rujukan dengan G1P0A0, datang ke IGD RSUD Ambarawa karena berdasarkan hasil pemeriksaan USG terakhir didapatkan hasil yaitu insufisiensi pada plasenta dan air ketuban yang keruh. Saat ini pasien merasakan sudah muncul kenceng-kenceng, namun masih jarang dan dengan durasi yang singkat. Keluarnya lendir darah (-), ketuban rembes (-), dan ngepyok (-). 2.2.4.Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, asma atau alergi.2.2.3.Riwayat KehamilanKehamilan ini adalah kehamilan pertama untuk pasien (G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu) HPHT: 4 Agustus 2014 HPL: 9 Mei 20152.2.4.Riwayat Menstruasi Menarche: 12 tahun Siklus: 28 hari Lama: 5 hari2.2.5. Riwayat PernikahanPasien menikah sebanyak 1 kali, dan telah menikah selama 10 bulan.2.3. Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Baik, kesadaran CMTanda-Tanda Vital: TD : 129/89 mmHg, N : 100x/mnt, RR : 18x/mnt, S : 36,9CStatus Generalisata:Kepala: normocephalMata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-THT: NCH -/-, otorhea -/-, rinorhea -/-Leher: thyroid tidak teraba besar, KGB (N)Dada : simetris statis-dinamis, retraksi (-) Jantung: BJ I&II (N) reguler, murmur (-), gallop (-) Paru: vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-Abdomen: buncit sesuai kehamilan, BU (+) NEkstremitas: akral hangat, CRT 90

Ukuran panggul luar : Distansia inter tuberum dapat dilalui 1 tinju dewasa (10,5 cm)Kesan : panggul luas

2.4. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium (28/4/2015)No.Jenis Pemeriksaan22 Maret 2015Nilai RujukanSatuan

1Leukosit7,8 (H)4 - 10 ribu

2 Hemoglobin11,0 (L)12,5-15,5 g/dl

3 Hematokrit 33 (L)35-47 %

4 MCV75,9 (L)82-98 Mikro m3

5 MCH25,3 (L)>= 27 pg

6 MCHC33,332-36g/dl

7 RDW 12,510-16 %

8 Trombosit352150 - 400 ribu

9 Limfosit 1,5 1,0 4,5 10^3/mikro

10 Monosit 0,40,2-1,0 10^3/mikro

11 Granulosit 5,3 (H)2-4 10^3/mikro

12 PCT0,2640,2 0,5%

14 GDS68 (L)70 100 mg/dl

15 SGOT 80 35 U/L

16 SGPT 10 0 35 IU/L

17 UREUM 26,7010 50 mg/dl

18 KREATININ 0,530,45 0,75 mg/dl

19HBsAgNon Reactive--

1. DIAGNOSISG1P0A0 Hamil 39 minggu JTHIU, presentasi kepala, dengan insufisiensi plasentaAnemia

1. PENATALAKSANAANR dx/ Obs. TTV, His, DJJ, observasi tanda-tanda kemajuan persalinanR th/ Rencana terminasi kehamilan perabdominam cito

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1. Insufisiensi PlasentaInsufisiensi plasenta atau insufisiensi Utero-plasenta adalah insufisiensi aliran darah ke plasenta selama kehamilan. Istilah ini juga kadang-kadang digunakan untuk menunjuk deselerasi lambat denyut jantung janin yang diukur dengan pemantauan elektronik, bahkan jika tidak ada bukti lain dari berkurangnya aliran darah ke plasenta, laju aliran darah uterus normal menjadi 600ml / min.Plasenta adalah organ yang tumbuh di dalam rahim selama kehamilan. Ketika malfungsi plasenta, tidak mampu untuk memasok oksigen dan nutrisi yang cukup untuk bayi dari aliran darah ibu. Tanpa dukungan penting ini, bayi tidak bisa tumbuh dan berkembang.Insufisiensi plasenta adalah gangguan aliran darah. Hal ini ditandai dengan penurunan pasokan darah ibu, dan / atau kegagalan suplai darah meningkat secara memadai pada pertengahan kehamilan.Insufisiensi plasenta dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan cacat lahir. Hal ini juga membawa risiko peningkatan komplikasi bagi ibu.

3.2. Fungsi PlasentaPlasenta adalah organ biologis yang sangat kompleks. Membentuk dan tumbuh di mana telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.Tali pusat tumbuh dari plasenta ke pusar bayi. Tali pusat memungkinkan darah mengalir dari ibu ke bayi, dan kembali lagi. Darah ibu dan darah bayi yang disaring melalui plasenta, tetapi tidak pernah benar-benar campuran. Tugas utama plasenta adalah untuk: Membawa oksigen ke dalam aliran darah bayi Membawa pergi karbon monoksida Memberikan nutrisi untuk bayi Mentransfer limbah untuk pembuangan oleh tubuh ibu Plasenta juga memiliki peran penting dalam produksi hormon. Hal ini juga melindungi janin dari bakteri berbahaya dan infeksi.Sebuah plasenta sehat terus tumbuh selama kehamilan. Beratnya sekitar 1,5 lbs. pada saat kelahiran.

3.3. EtiologiInsufisiensi plasenta terkait dengan masalah aliran darah, dan darah dan pembuluh darah gangguan ibu dapat memicu itu. Obat-obat tertentu dan kebiasaan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan hal itu. Kondisi yang paling umum yang terkait dengan insufisiensi plasenta adalah: Diabetes tekanan darah tinggi kronis gangguan pembekuan darah anemia obat tertentu (terutama pengencer darah) rokok penyalahgunaan narkoba (terutama kokain, heroin, dan methamphetamine)Insufisiensi plasenta juga dapat terjadi jika plasenta tidak menempel dengan benar ke dinding rahim, atau pada placental abruption.Karakteristik berikut dari plasenta telah dikatakan berhubungan dengan insufisiensi plasenta, namun semua dari mereka terjadi pada plasenta yang sehat normal dan kelahiran yang sehat jangka penuh, jadi tidak satupun dari mereka dapat digunakan untuk secara akurat mendiagnosis insufisiensi plasenta: Abnormal plasenta tipis (kurang dari 1 cm) Plasenta sirkumvalata (1% dari plasenta normal) Metaplasia amnion sel, (amnion nodosum) (hadir dalam 65% dari plasenta normal) Peningkatan knot syncytial Kalsifikasi Infark karena fokal atau penebalan difus pembuluh darah Kapiler villi menempati sekitar 50% dari volume vili atau ketika