Preskas BP
-
Upload
roully-azhars -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Preskas BP
BAB III
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ari Masykuri
Tanggal Lahir / Umur : 12 Juni 2012 / 1 tahun 3 bulan
Alamat : Gampong Baro, Bireun
Agama : Islam
Suku : Aceh
Nomor CM : 973683
Jaminan : JKA
Tanggal Masuk : 16 Oktober 2013
Tanggal Pemeriksaan : 19 Oktober 2013
Nama orang tua
Ayah : Tn. Zumiran Ibu : Ny. Nurjamilah
Umur : 42 thn Umur : 40 thn
II. ANAMNESA
Keluhan Utama
Sesak Nafas
Keluhan Tambahan
Nafsu makan menurun, Batuk (+), Pilek (+)
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang dibawa oleh kedua orang tuanya dengan keluhan sesak
nafas sejak 15 jam SMRS awalnya sesak sudah dirasakan pasien pada jam
00.00 malam, ketika os sedang tidur pada saat sesak Os terbangun dan
memanggil ibunya pada saat itu ibu os langsung memberi nebule ventolin
12
setengah ampul ditambah 3 tetes NaCl 0,9% setelah pemberian nebule
tersebut sekitar jam 03.00 os sesak kembali karena badan Os terasa hangat
kembali kemudian ibu pasien memberikan PCT syrup 15 menit kemudian
setelah pemberian PCT os tertidur dan sesak mulai berkurang tetapi pada
jam 05.30 pagi Os kembali sesak dan kemudian dibawa kerumah sakit
Bireuen. Sesampai di RS Bireuen jam 09.00 pagi, disana pasien diberikan
kembali nebule ventolin tetapi sesak tidak langsung berkurang karena
sesak tidak berkurang Os dirujuk ke RSUDZA B.Aceh menurut pengakuan
menurut pengakuan ibu Os, Os pernah mengalami sesak pertama 2 bulan
yang lalu tetapi tidak berat. Biasanya pasien sesak lebih dari 1x/bulan,
lama serangan lebih dari satu minggu dan intensitas serangan biasanya
ringan antara serangan Os sering batuk pilek (-), tidur dan aktifitas tidak
terganggu. Pada saat sesak Os lebih suka digendong oleh ibu
Sejak 15 jam yang lalu os tidak mau makan apa-apa. Batuk dan
pilek kadang kala dirasakan. Awalnya ± 2 bulan yang lalu. Pada saat batuk
os tampak sulit mengeluarkan dahak. Pada saat batuk dan pilek keluarga
selalu memberikan PCT dan obat batuk pilek yang terjual bebas di apotik
BAK dan BAB lancar
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi Obat (-), riwayat alergi makanan (-), alergi ASI (-), riwayat
sesak nafas (+) 2 bulan yang lalu, riwayat tersedak ketika minum ASI (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu Os menderita Asma kronis dan sering memakai obat nebule ventolin
pada saat serangan
Riwayat Pemakaian Obat
Parasetamol sirup, obat batuk pilek (ibu os lupa nama obat)
Riwayat Kehamilan : ANC teratur tiap bulan di Bidan
13
Riwayat Persalinan : Pasien lahir normal pervaginam di bidan, BBL: 3500
gram
Riwayat Anak Yang Lain
1. Laki-laki, 14 tahun, lahir normal pervaginam, di rumah bersalin, ditolong
oleh bidan
2. Perempuan, 13 tahun, lahir normal pervaginam, di rumah bersalin,
ditolong oleh bidan
3. Perempuan, 11 tahun, lahir normal pervaginam, di rumah bersalin,
ditolong oleh bidan
4. Os
Riwayat Tumbuh Kembang
UmurRiwayat pemberian
makan
Riwayat tumbuh
kembang
0 - 2 Bulan ASI Eksklusif Mengangkat kepala
2 – 6 bulan Susu Formula + nasi lembek Tengkurap, tersenyum
ketika melihat mainan
6 bulan – sekarang Susu Formula + nasi lembek Mengeluarkan suara
gembira bernada tinggi
Riwayat Imunisasi
BCG 1x, Hepatitis B 3x, polio 4x, DPT 3x.
III. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum : Tampak sakit ringan.
- Kesadaran : compos mentis
- Nadi : 136 x/menit
- Pernafasan : 38 x/menit
- Suhu : 36,7oC
14
- Keadaan Gizi : BB : 7,6 kg
PB : 66 cm
LK : 38 cm
BB/U = -3 SD < z score < -2 SD
TB/U = z score < -3 SD
BB/TB = -1 SD < z score < 0 SD
Kesan Gizi Baik
Kulit
Warna : Sawo Matang
Turgor : Cepat Kembali
Parut Cacar : (-)
Cyanosis : (-)
Icterus : (-)
Oedema : (-)
Kepala
Rambut : Hitam, sukar dicabut
Wajah : Simetris, oedema (-), deformitas (-)
Mata : Conjunctiva pucat (-/- ), ikterik (-/-
), sekret (-/-
), RCL (+/+),
RCTL (+/+), Pupil isokor bulat 3 mm/3 mm
Telinga : Serumen (-/-), normotia
Hidung : Sekret (-/-), Napas cuping hidung (-)
Mulut :
- Bibir : Bibir kering (-), mukosa basah, sianosis (-).
- Lidah : Tremor (-), beslag (-), hiperemis ( - ).
- Tonsil : Hiperemis (-/- ) T1 – T1,
Leher
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : TVJ R-2 cmH2O, Pembesaran KGB (-)
15
Thorax
Inspeksi
- Statis : Simetris, cardic bulging (-), bentuk normochest
- Dinamis : Pernafasan thoracoabdominal, retraksi suprasternal (-) retraksi
intercostal (-), retraksi epigastrium (-)
Paru
Inspeksi : Simetris statis & dinamis
Palpasi : Kanan Kiri
Depan Fremitus N Fremitus N
Belakang Fremitus N Fremitus N
Perkusi
Depan sonor sonor
Belakang sonor sonor
Auskultasi
Depan vesikuler vesikuler
Belakang vesikuler vesikuler
Tidak terdengar suara ronki maupun wheezing di seluruh lapangan paru
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas-batas jantung
Atas : Sela iga II linea midclavicula sinistra
Kiri : dua jari medial linea mid-clavicula
Kanan : linea parasternal kanan
Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (-), vena kolateral (-)
Palpasi : Nyeri Tekan (-), defans muscular (-)
Hepar : tidak teraba
16
Lien : tidak teraba
Ginjal : Ballotement tidak teraba
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), Undulasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) N
Genetalia : Tidak diperiksa
Anus : Tidak diperiksa
Tulang Belakang : Simetris
Kelenjar Limfe : Pembesaran KGB (-)
Ekstremitas : Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Thrombosit,
Glukosa Darah Sewaktu, Elektrolit (Natrium, Kalium, Chlorida), Analisis
Gas Darah
2. Foto thoraks AP
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah (16 Oktober 2013)
Pemeriksaan Hasil Normal
Darah Lengkap
Hematokrit 31% 40-55%
Hemoglobin 11,0 gr/dl 13-17,0 gr/dl
Leukosit 14,0 x 103/ul 4,1-10,5 x 103/ul
Trombosit 356 150-400
Diabetes
Glukosa darah sewaktu 142 mg/dl < 200mg/dl
Kimia darah
17
Chlorida darah 103 meg/L 90-110 meq/L
Kalium darah 4,5 meg/L 3,5-4,5 meq/L
Natrium darah 146 meq/L 135 – 145 meq/L
Analisa Gas Darah :
pH : 7,30 mmHg
PO2 : 87 mmHg
PCO2 : 31 mmHg
HCO3 : 22 mmol/L
BE : -5
CT CO2 : 24 mmol/L
Sat O2 : 95%
2. Foto thoraks PA
Hasil pemeriksaan foto thorak AP (17 Oktober 2013)
- Cor : bentuk dan ukuran normal
- Pulmo : Perselubungan paracardial kanan
18
Sinus phrenicocostalis kanan dan kiri tajam
Kesimpulan : Pneumonia
V. RESUME
Pasien datang dibawa oleh keluarganya dengan keluhan sesak nafas yang
dirasakan sejak 15 jam SMRS. Sesak mulanya berawal pukul 00.00 malam.
Pasien sempat diberikan nebule ventolin dan 3 tetes NaCl 0,9% oleh ibunya.
Pukul 03.00 pasien kembali sesak disertai demam. Ibu Pasien memberikan
parasetamol sirup pada pasien. Sesak sedikit berkurang, namun pasien kembali
sesak pukul 05.30 pagi sehingga pasien dibawa ke RSUD Fauziah Bireuen. Pasien
juga sempat diberikan nebule ventolin disana namun sesak tidak berkurang
sehingga pasien dirujuk ke RSUDZA. Pasien punya riwayat sesak sebelumnya
sekitar 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek sejak 2 bulan
yang lalu
Pada pemeriksaan, tidak didapatkan adanya napas cuping hidung, dan retraksi
intercostal serta retraksi epigastrial saat pasien inspirasi. Saat auskultasi juga
didapatkan ronkhi basah kasar pada kedua lapangan paru. Pasien telah
mendapatkan pengobatan sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb= 11,0 gr/dl dan Leukosit 14,0
x 103/ul. Dari pemeriksaan foto thoraks AP didapatkan gambaran perselubungan
di paracardial kanan, kesimpulan : Pneumonia.
VI. DIFERENSIAL DIAGNOSA
1. Bronkopneumonia
2. Bronkiolitis
VII. DIAGNOSA SEMENTARA/DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia
19
VIII. TERAPI
1. O2 8 L/i sungkup
2. IVFD Dex5% NaCl 0,45% 4 cc/jam
3. Inj. Ampicillin 200 mg/6 jam
4. Inj. Gentamisin 40 mg/24 jam
5. Salbutamol 0,7 mg/6 jam
6. Cetirizine syrup 3 x 1 cth
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : dubia ad bonam
X. FOLLOW UP HARIAN
Tanggal/hari
rawatanCatatan Instruksi
17-10-2013
H-1
S/ sesak napas (+), batuk berdahak
O/ VS/ HR = 142x/menit
RR = 52 x/menit
T = 36,6oC
Pf/
Kepala : normocephali
Mata : konj.palp.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
T/H/M : dalam batas normal
Leher : pemb. KGB (-)
Thoraks : simetris, retraksi (-), ves
(+/+), Rh (+/+), Wh (-/-), stridor (+/+)
Cor : BJ I>BJ II, reg, bising (-)
Abdomen: soepel, H/L tidak teraba,
timpani (+), peristaltik (+)N
Th /
- O2 8 L/i sungkup
- IVFD Dex5% NaCl 0,45% 4
tetes/menit mikro
- Inj. Ampicillin 200 mg/6 jam
- Inj. Gentamisin 40 mg/24
jam
- Nebule NaCl3% 3 cc/8 jam
P/ Foto Thorax AP
20
Ektremitas : pucat (-),edema (-)
A/Bronkopneumonia
18-10-2013
H-2
S/ sesak napas (+) berkurang, Batuk
berdahak, sudah mulai mau makan
O/ VS/ HR = 120 x/menit
RR = 40 x/menit
T = 36,5 oC
Pf/
Kepala : normocephali
Mata : konj.palp.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
T/H/M : dalam batas normal
Leher : pemb. KGB (-)
Thoraks : simetris, retraksi (-), ves
(+/+), Rh (-/-), Wh (-/-), stridor (+/+)
Cor : BJ I>BJ II, reg, bising (-)
Abdomen: soepel, H/L tidak teraba,
timpani (+), peristaltik (+)N
Ektremitas : pucat (-),edema (-)
Hasil Foto Thoraks AP (17/10-2013)
Pneumonia
A/ Bronkopneumonia
Th /
- O2 8 L/i sungkup
- IVFD Dex5% NaCl 0,45% 4
tetes/menit mikro
- Inj. Ampicillin 200 mg/6 jam
- Inj. Gentamisin 40 mg/24
jam
- Nebule NaCl3% 3 cc/8 jam
19-10-2013
H-3
S/ Batuk (+), Pilek (+), Nafsu makan
berkurang
O/ VS/ HR = 140 x/menit
RR = 40 x/menit
T = 36,6 oC
Pf/
Kepala : normocephali
Th/
- O2 8 L/i sungkup
- IVFD Dex5% NaCl 0,45% 4
tetes/menit mikro
- Inj. Ampicillin 200 mg/6 jam
- Inj. Gentamisin 40 mg/24 jam
- Salbutamol 0,7 mg/6 jam
21
Mata : konj.palp.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
T/H/M : dalam batas normal
Leher : pemb. KGB (-)
Thoraks : simetris, retraksi (-), ves
(+/+), Rh (-/-), Wh (-/-), stridor (-)
Cor : BJ I>BJ II, reg, bising (-)
Abdomen: soepel, H/L tidak teraba,
timpani (+), peristaltik (+)N
Ektremitas : pucat (-),edema (-)
A/ Bronkopneumonia
- Cetirizine syrup 3 x 1 cth
XI. ANALISA KASUS
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien, didapatkan pasien mengalami
sesak napas yang disertai batuk. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa bronkopneumonia ditandai dengan batuk dan adanya tanda-tanda sesak
napas ataupun distres pernapasan. Pada saat dilakukan pemeriksaan pada pasien
tidak ditemukan adanya tanda-tanda distres pernafasan, namun pasien memiliki
riwayat distres pernafasan pada saat awal masuk rumah sakit. Tanda distres
pernapasan yang ditemui pada pasien yaitu napas cuping hidung dan adanya
retraksi intercostal dan retraksi epigastrial saat pasien inspirasi. Hal ini mungkin
disebabkan pasien sudah mendapatkan terapi yang efektif selama beberapa hari
setelah dirawat di rumah sakit, sehingga gejala distres pernapasan sudah
berkurang. Vokal fremitus pada pasien normal dan simetris, berdasarkan teori, hal
ini dapat terjadi pada konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena, sehingga
tidak menghilangkan getaran fremitus. Pada auskultasi, tidak terdengar adanya
ronkhi pada kedua lapangan paru, namun pada saat awal masuk suara ronkhi
terdengar pada kedua lapangan paru. Hal ini terjadi pada karena adanya sekresi
mukus pada alveolus. Selain itu pada saat awal masuk juga ditemukan adanya
suara stridor pada pasien. Hal ini dapat terjadi karena adanya sekresi mucus pada
22
saluran pernafasan sehingga menyebabkan aliran udara pada saluran nafas sedikit
terhambat dan menimbulkan suara tersebut.
Dari pemeriksaan penunjang pada pasien didapatkan adanya peningkatan
jumlah leukosit atau leukositosis sebesar 14.000/ul. Hal ini sesuai dengan teori,
yaitu pada pneumonia, dapat disertai dengan peningkatan jumlah leukosit hingga
lebih dari 15.000/ul. Walaupun pasien tidak mengalami peningkatan leukosit
hingga diatas 15.000/ul, hal ini menjadi sebuah tanda awal pada diri kita bahwa
telah terjadi proses infeksi pada pasien yang memerlukan pengobatan segera.
Pada foto thoraks pasien juga didapatkan gambaran perselubungan pada
paracardial kanan, dimana gambaran tersebut khas untuk gambaran pneumonia.
Pasien dirawat di rumah sakit, sesuai dengan klasifikasi pneumonia menurut
WHO, yaitu adanya batuk, pernapasan cuping hidung, retraksi epigastrium dan
intercostal, ditemukan ronkhi pada auskultasi, pada foto thoraks juga
menunjukkan gambaran khas pneumonia berupa infiltrat, sehingga pasien
dimasukkan ke dalam kelompok pasien dengan pneumonia berat. Tatalaksana
juga sesuai dengan anjuran WHO, yaitu diberikan terapi antibiotik kombinasi
Amphicillin dan Gentamisin. Pasien disini pada awalnya diberikan nebulisasi
NaCl 3%. Hal ini dilakukan untuk membantu dalam pengenceran dahak, sehingga
memudahkan pasien dalam mengeluarkan dahak yang terkumpul pada saluran
nafas.
23