preskas 2 sungsang

22
PENDAHULUAN Letak sungsang adalah dimana janin terletak memanjang (membujur) dalam rahim dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri (Sarwono P, 1992). Persalinan letak sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya 2 . Angka kejadian letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm. Angka morbiditas dan mortalitas perinatal pada presentasi bokong masih cukup tinggi. Angka kematian neonatal dini berkisar 9-25%, lebih tinggi dibandingkan pada presentasi kepala yang hanya 2,6%, atau tiga sampai lima kali dibandingkan janin presentasi kepala cukup bulan 2 . Dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, baik pada ibu maupun bayi dengan kehamilan presentasi bokong, maka diupayakan beberapa usaha untuk menghindari terjadinya persalinan dengan bayi presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan cara knee-chest position. Insidens presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda; 25% pada gemelli janin pertama, dan 50% pada janin kedua. Kehamilan muda juga berhubungan dengan meningkatnya kasus ini, 35% pada

Transcript of preskas 2 sungsang

Page 1: preskas 2 sungsang

PENDAHULUAN

Letak sungsang adalah dimana janin terletak memanjang  (membujur)  dalam rahim

dengan kepala berada  di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri

(Sarwono P, 1992). Persalinan letak sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang

membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau

kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya2.

Angka kejadian letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada.

Terjadinya letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang

terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi

pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang

terjadi pada kehamilan aterm. Angka morbiditas dan mortalitas perinatal pada presentasi

bokong masih cukup tinggi. Angka kematian neonatal dini berkisar 9-25%, lebih tinggi

dibandingkan pada presentasi kepala yang hanya 2,6%, atau tiga sampai lima kali

dibandingkan janin presentasi kepala cukup bulan2.

Dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, baik pada ibu maupun bayi dengan

kehamilan presentasi bokong, maka diupayakan beberapa usaha untuk menghindari

terjadinya persalinan dengan bayi presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan

cara knee-chest position. Insidens presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda; 25%

pada gemelli janin pertama, dan 50% pada janin kedua. Kehamilan muda juga berhubungan

dengan meningkatnya kasus ini, 35% pada kehamilan kurang dari 28 minggu, 25% pada

kehamilan 28-32 minggu, 20% pada kehamilan 32-34 minggu, 8% pada kehamilan 34-35

minggu, dan 2-3% setelah kehamilan 36 minggu. Adanya kehamilan presentasi bokong

sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian beberapa komplikasi sebagai berikut:

kesulitan yang meningkat dalam persalinan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas

perinatal; mengakibatkan persalinan prematur, sehingga kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) meningkat; pertumbuhan janin terhambat (PJT); tali pusat menumbung; plasenta

previa; anomali janin (hidrosefalus, anensefalus); anomali uterus ataupun tumor uterus

(mioma uteri); kehamilan ganda; panggul sempit (contracted pelvis); multiparitas;

hidramnion atau oligohidramnion; presentasi bokong sebelumnya2.

Page 2: preskas 2 sungsang

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. AW

Umur : 30 tahun

Alamat : Tarogong Kidul

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Medrek : 6770xx

MRS : 28 Juni 2014

KRS : 29 Juni 2014

ANAMNESIS

Dikirim oleh : Bidan

Keluhan utama : Keluar air-air dari Jalan lahir

ANAMNESA KHUSUS

G3P2A0 merasa hamil 9 bulan. Pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir, banyak,

berwarna bening disertai darah dan lendir sejak ± 5 jam Sebelum masuk rumah sakit. Mules-

mules dirasakan ibu semakin sering dan kencang sejak ± 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Gerakan janin masih dirasakan ibu.

RIWAYAT OBSTETRI

1. Rumah, Paraji, Aterm, Normal, 3500gr, ♂, 11 tahun, Hidup

2. Rumah, Paraji & bidan, Aterm, Normal, 3500gr, ♀, 7 tahun, Hidup

3. Hamil saat ini

KETERANGAN TAMBAHAN

Menikah pertama : ♀ 20 tahun, SD, IRT

♂ 24 tahun, SD, Buruh

HPHT : 3 Oktober 2013 Siklus: teratur Lama: 5 hari

Darah: banyak Nyeri: Tidak

Menarche : 14 tahun

Kontrasepsi terakhir : Suntik 3 bulan sejak tahun 2007-2013

: Alasan berhenti KB:

PNC : Puskesmas dan Bidan.

: Jumlah kunjungan 3 kali.

: Terakhir PNC 1 bulan yang lalu

Keluhan selama hamil: -

Riwayat penyakit : -

Page 3: preskas 2 sungsang

STATUS PRAESENS

Keadaan Umum : CM

Tensi: 120/80 mmHg N: 80 x/mnt R: 24 x/mnt S: 36,50C

Kepala : Conjuctiva: Ca -/- Sklera: Si -/-

Leher : Tiroid tidak ada kelainan. KGB tidak ada kelainan

Thorak : Jantung : BJ I & BJ II murni reguler, G(-), M(-)

Paru : VBS kanan=kiri, Rh(-), Wh(-)

Abdomen : Cembung lembut

Hepar: sulit dinilai

Lien : sulit dinilai

Ekstremitas : Edema: - Varises: -

STATUS OBSTETRIK

PEMERIKSAAN LUAR

TFU/LP : 31 cm/98cm TBBA : 2565 gr

LA : Bokong, 4/5, Puka

HIS : 1 x/10 menit, lama his 10 detik

DJJ : 126 x/menit

PEMERIKSAAN DALAM

Vulva : tak

Vagina : tak

Portio : tipis lunak

Pembukaan : 2-3

Ketuban : -

Bag Terendah : bokong, st-1

LABORATORIUM

Tanggal 28-4-2014

1. Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin : 12,1 g/dL

Hematokrit : 34%

Lekosit : 21,520/mm3

Trombosit : 340.000/mm3

Eritrosit : 3,66 juta/mm3

Page 4: preskas 2 sungsang

DIAGNOSIS

G3P2A0 parturien 35-36 minggu kala 1 fase laten dengan KPD dan Letak Sungsang

RENCANA PENGELOLAAN

- R/ Partus Pervaginam

- Infus RL 500 ML 20 gtt/menit

- Observasi KU,TTV,His, dan BJA

OBSERVASI

Jam TD N S R His DJJ Ket

10.30 120/80 84 36,4 20 + 132 PD

v/v : t.a.k

Portio : Tipis Lunak

Ø : 6

Ket : -

Bg. Terendah : bokong st+1

- Drip oxytosin 5 IU pada 500ml RL

20gtt/menit

LAPORAN PERSALINAN

Telah lahir bayi sungsang dengan manual aid pada tanggal 28/06/2014, Jam 10.55.

Jenis Kelamin : Perempuan

BB : 2700 gram

PB : 47 cm

Anus : (+)

Pasien diberikan Induxin 1 ampul/ IM

Jam 11.00 Placenta lahir spontan lengkap

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi : baik

Perineum Utuh

Kesimpulan (Diagnosa Akhir) : P3A0 Partus Maturus Sungsang dengan Manual Aid +

Augmentasi

FOLLOW UP RUANGAN

Page 5: preskas 2 sungsang

Tanggal/

JamCATATAN INSTRUKSI

29/5/14 S/ -

O/ KU : CM

T : 110/80 mmHg R: 24 x/mnt

N : 84 x/mnt S: 36,50C

Mata: Ca -/- Si -/-

Abdomen : Datar, lembut

TFU : Tiga Jari dibawah pusat

Lokia rubra (+)

BAB (-), BAK (+)

A/ P3A0 Partus maturus sungsang dengan

augmentasi drip oxytocin

- Cefadroxil 2 x

500 mg peroral

- Asam mefenamat

3 x 500 mg

peroral

PERMASALAHAN

1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?

2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

PEMBAHASAN

Definisi

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala

di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Prawirohardjo, 2008).

Klasifikasi letak sungsang

1. Presentasi bokong murni (frank breech)

Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki

setinggi bahu atau kepala janin.

2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)

Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di

samping bokong dapat diraba kedua kaki.

3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech)

Page 6: preskas 2 sungsang

Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki

yang lain terangkat ke atas. (Kasdu, 2005)

(2) (1) (3)

Gambar 1 Klasifikasi letak sungsang.

Etiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan

didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative

lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian

janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada

kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan

kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian

dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang

lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam

presentasi kepala.

Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang

diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan

panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan

kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri

dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah

fundus (Prawirohardjo, 2008)

Diagnosis

Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di bagian

bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan

dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah

kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada yang

terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian

bawah.

Page 7: preskas 2 sungsang

Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi

daripada umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat

dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air

ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada

keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik.

Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya

sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan

dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang

letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang

telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-

kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.

Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan muka karena jari

yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang

dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan.

Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong,

sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu

kaki di samping bokong (Prawirohardjo, 2008).

(1) Anamnesa

Dari anamnesa data yang diperoleh berdasarkan keluhan ibu antara lain klien

merasakan perut terasa lebih keras dibagian ulu hati, gerakan janin lebih banyak

dirasakan dibawah, keluhan ibu kadang sesak nafas, ulu hati terasa sakit, perut terasa

penuh, nafsu makan berkurang dan kadang muntah (Sarwono, 1993).

(2) Pemeriksaan fisik dapat dilakukan sebagai berikut :

Palpasi menurut Leopold

Leopold I : Kepala di fundus uteri

Leopold II : teraba punggung disatu sisi, bagian kecil di bagian lain.

Leopold III : Bokong terasa di bagian bawah rahim (Sumarto .R. 1999)

Auskultasi : Dari auskultasi bunyi janting janin biasanya terdengar paling keras pada

daerah punggung. Anak sedikit di atas pusat (Sarwono.P. 1998).

Pembahasan

Page 8: preskas 2 sungsang

Pada kasus ini, penegakkan diagnosis sudah benar, dengan melakukan pemeriksaan

fisik untuk menentukan letak kepala dan bagian terbawah yang teraba adalah bokong. Begitu

pula dengan pemeriksaan bunyi jantung janin yang terdengar di daerah atas umbilicus.

Tata Laksana letak sungsang

Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi pada waktu

persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong

menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi atau akupuntur dan posisi dada-lutut

pada ibu. Namun dari semua tindakan tersebut hanya versi luar yang baru direkomendasikan.

Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan

maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala.

Prosedur versi luar cukup aman dan efektif, namun komplikasi yang dapat terjadi adalah

bradikardi janin yang bersifat sementara, solusio plasenta, komplikasi pada tali pusat,

perdarahan feto-maternal dengan kemungkinan sensitisasi, ketuban pecah dini.

Persalinan pada presentasi bokong:

a. Pervaginam

Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi

yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan

tafsiran berat badan janin < 3500 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang

membuat persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan

pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang

sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan

bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran

janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila

didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki,

hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3500 gram, tidak adanya informed

consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan

persalinan

(Prawirohardjo, 2008).

1) Persalinan spontan (spontaneous breech)

Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara bracht). Pada

persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase

cepat, dan fase lambat. Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht: Ibu dalam

posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva, dilahirkan dengan kekuatan

Page 9: preskas 2 sungsang

ibu sendiri. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan

seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

2) Partial Extraction/ Manual Aid

Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan

tenaga penolong.

a) Mueller

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi

curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan di bawah simfisis dan

lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.

(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih

dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu belakang lahir

(Wiknjosastro, 2007).

b) Klasik

(1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada

pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut

janin mendekati perut ibu.

(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan

lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti

kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah

mengusap muka janin.

(3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin

diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga

punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan

dapat dilahirkan (Wiknjosastro, 2007).

c) Lovset

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi

curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu

belakang menjadi bahu depan.

(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang

berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak-balik sehingga

bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

d) Mauriceau

Page 10: preskas 2 sungsang

(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam

jalan lahir.

(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari ke

empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain mencengkeram

leher.

(3) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah janin

menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong mencengkeram

leher janin dari arah punggung.

(4) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil

seorang asisten melakukan fundal pressure.

(5) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas

dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu,

mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala

(Wiknjosastro, 2007)

3) Full Extraction

Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Ekstraksi

sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk mengakhiri

persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat

janin, tali pusat menumbung, persalinan macet.

a) Cara ekstraksi bokong

(1) Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os

sacrum).

(2) Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum dikaitkan

pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi curam ke bawah.

(3) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk tangan

operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk membantu traksi

sehingga bokong berada di luar vulva.

(4) Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.

(5) Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.

(6) Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.

(7) Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong

janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan

berada di atas lipat paha janin.

Page 11: preskas 2 sungsang

(8) Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian mengikuti

putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.

(9) Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina untuk

menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan dada, menjungkit

atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang belikat sering

diperlukan bantuan dorongan kristeller.

b) Cara ekstraksi kaki :

(1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada

pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina untuk

menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi paha janin

sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan ini, fundus uteri

ditahan oleh tangan operator yang lain.

(2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan

dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis.

Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar, pegangan

dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.

(3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan

menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.

(4) Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua

ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain

didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah

pada kaki sampai pangkal paha lahir. Dengan pegangan ini pangkal paha

ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir.

(5) Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari

dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha.

(6) Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk

melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir

(7) Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan

traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan

serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.

b. Perabdominam

Memperhatikan komplikasi persalinan letak sungsang melalui pervaginam, maka

sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan seksio

sesarea. Pada saat ini seksio sesarea menduduki tempat yang sangat penting dalam

Page 12: preskas 2 sungsang

menghadapi persalinan letak sungsang. Seksio sesarea direkomendasikan pada

presentasi kaki ganda dan panggul sempit (Prawirohardjo, 2008).

Prosedur persalinan sungsang per abdominal:

Persalinan letak sungsang dengan secsio casaria merupakan pilihan yang

terbaik. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam

memberi trauma yang sangat berarti bagi janin.

Namun tidak berarti semua letak sungsang dilahirkan perabdominal. Untuk

melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervaginam atau

perabdominal kadang-kadang sukar dilakukan.

Beberapa kreteria letak sungsang harus lahir perabdominal adalah

o primigravida tua

o nilai sosial janin tinggi

o riwayat persalinan yang buruk

o janin besar lebih dari 3,5-4 kg

o dicurigai CPD

o  prematuritas

Skor Andros merupakan penilaian yang lebih tepat untuk mengetahui janin bisa lahir perabdominal atau pervaginam

0 1 2

Paritas Primi multi

Umur kehamilan >39 mg 38 mg <37 mg

Tafsiran Berat Janin >3630 gram 3629-3176

gram

<3176 gram

Pernah letsung (2500 gram) Tidak 1x >2x

Pembukaan serviks <2cm 3 cm >4cm

Stasion <-3 -2 -1 / lebih rendah

Keterangan:

≤ 3 : persalinan perabdominal

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat

dilahirkan pervaginam

>5 : dilahirkan pervaginam

Page 13: preskas 2 sungsang

Pembahasaan

Pada kasus ini, penanganan yang dilakukan pada pasien tersebut sudah sesuai.

Berdasarkan skor andros total score untuk pada kasus ini adalah 9 yang berarti dapat

dilahirkan pervaginam. Sehingga keputusan untuk melahirkan pervaginam dengan manual aid

adalah pilihan yang sesuai untuk pasien

Komplikasi persalinan letak sungsang

1) Komplikasi pada ibu

a) Perdarahan

b) Robekan jalan lahir

c) Infeksi

2) Komplikasi pada bayi

a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :

(1) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)

(2) Perdarahan atau edema jaringan otak

(3) Kerusakan medula oblongata

(4) Kerusakan persendian tulang leher

(5) Kematian bayi karena asfiksia berat

b) Trauma persalinan

(1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas

(2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung

c) Infeksi, dapat terjadi karena :

(1) Persalinan berlangsung lama

(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil

(3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

Prognosis

Maternal / ibu

Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar

dibandingkan dengan letak kepala. Pada persalinan sungsang yang sulit terdapat

peningkatan risiko maternal. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan

memperbesar risiko infeksi pada ibu. Berbagai perasat intra uteri, khususnya dengan

segmen bawah uterus yang sudah tipis, atau persalinan after coming head lewat serviks

yang belum berdilatasi lengkap, dapat mengakibatkan ruptura uteri, laserasi serviks

Page 14: preskas 2 sungsang

ataupun keduanya. Tindakan manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan pelebaran luka

episiotomi dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang memadai untuk

menimbulkan relaksasi uterus yang nyata dapat pula mengakibatkan atonia uteri yang

selanjutnya diikuti oleh perdarahan postpartum dari tempat implantasi plasenta. Meskipun

demikian, secara umum prognosis bagi ibu yang bayinya dilahirkan dengan ekstraksi

bokong bagaimanapun juga lebih baik bila dibandingkan pada tindakan seksio sesarea.

Bagi janin

Prognosisnya kurang menguntungkan dan akan semakin serius dengan semakin

tingginya bagian presentasi pada awal dilakukannya ekstraksi bokong. Di samping

peningkatan risiko terjadinya ruptura tentorium dan perdarahan intraserebral, yang

menyertai persalinan sungsang, angka mortalitas perinatal juga meningkat akibat semakin

besarnya kemungkinan terjadinya trauma lain pada saat dilakukan ekstraksi. Lebih lanjut,

prolapsus funikuli pada presentasi bokong tak lengkap jauh lebih sering dijumpai bila

dibandingkan pada presentasi verteks, dan komplikasi ini selanjutnya akan memperburuk

prognosis bagi bayi.

Pembahasan

Pada kasus ini, prognosis terhadap pasien adalah baik. Prognosis fungsi reproduksi

pada kasus ini kurang baika karena mulai memasuki tahapan kehamilan beresiko tinggi

(berdasarkam umur) sehingga edukasi tentang kontrasepsi irreversible dibutuhkan, di

sampinh itu pasien juga telah memiliki cukup anak. Prognosis fungsi seksual pada kasus ini

baik, dan prognosis fungsi menstruasi pada kasus ini juga masih baik, krn belum memasuki

tahapan menopause

.

Page 15: preskas 2 sungsang

DAFTAR PUSTAKA

1. Siswishanto, R. Malpresentasi dan malposisi. Dalam: Ilmu Kebidanan ed 4. Jakarta:

PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009: 588-593.

2. Dewi, Y. Kelainan presentasi dan posisi. 2012. Dalam: http://dhewi335.blogspot.com

/2012_05_01_archive.html. Diunduh pada 27 Mei 2014.

3. Sastrawinata, S et al. Patologi Persalinan. Dalam: Obstetri Patologi. Bandung:

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, 1984:

169-185.

4. Cunningham, FG et al. Presentasi bokong dan pelahiran sungsang. Dalam: Obstetri

Williams vol 1 ed 21. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006: 559-585.

5. Unnamed. Letak sungsang. 2012 Dalam: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/

118/jtptunimus-gdl-anyanfaana-5879-2-babii.pdf . Diunduh pada 27 Mei 2014.