presentasi drainasejln

download presentasi drainasejln

of 33

Transcript of presentasi drainasejln

Oleh: Kelompok III ( TIGA ); Faisal Taufik Hidayat Ahmad Ravi Halimahtussyakdiah Gafri Rozi Guntur Saputra Rahmad Oktaviandi

BP: 2008210022 BP: 2008210023 BP: 2008210024 BP: 2008210026 BP:2008210030 BP : 2008210032 BP:2008210033

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG 2011

1. Drainase Permukaan Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan. 2. Drainase Bawah Permukaan Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran airdibawah permukaan Tanah. 3. Intensitas Hujan (I) Adalah besarnya curah hujan maksimum yang akan diperhitungkan dalam desain drainase. 4. Waktu Konsentrasei (TO) Adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk bergerak dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik pembuangan. Dalam perencanaan, waktu konsentrasi minimum biasanya diambil 5 menit. 5. Debit (Q) Adalah volume air yang mengalir melewati suatu penampang Melintang saluran atau jalur air per satuan waktu.

6. Koefisien Pengaliran (C) Adalah suatu koefisien yang menunjukkan perbandingan antara besarnya jumlah air yang mungkin dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air yang ada. 7. Desain. Adalah perencanaan teknis. 8. Perencanaan Adalah kegiatan yang meneakup survai, penyelidikan dan desain. 9. Japat Adalah Jalan agregat padat tahan cuaca. 10 Saluran Adalah (1) tempat atau wadah bagi atiran air atau sungai (2) tempat atau wadah yang manas esuatub isad ipindahkana taud ialirkan. 11 Saluran Samping Jalan Adalah Saluran yang di bangun di sisi kiri dan kanan perkerasan jalan.

Gambar: Sistem Saluran drainase jalan.

Gambar: Kemiringan melintang normal pada daerah yang datar dan lurus.

Gambar: Kemiringan melintang pada Daerah Tikungan.

Ketentuan umum untuk perencanaan drainase adalah: 1. Perencanaan Sistem drainase jalan didasakan kepada keberadaan air permukaan dan air bawah prmukaan sehingga perencanaan drainase jalan dibagi menjadi dua, yaitu:

drainase permukaan (surface drainage ). drainase bawah permukaan ( sub surface drainage ).

Tetapi didalam perencaan kedua jenis drainase diatas harus memiliki keterpaduan tujuan agar perencanaan drainase tercapai. 2. Keberadaan sungai dan bangunan air lainnya yang terdapat dilokasi harus diperhatikan. Badan sungai yang terpotong oleh jalan harus ditanggulangi dengan perencanaan gorong gorong dimana, debit yang dihitung adalh debit sungai dengan menggunakan peraturan SNI 03- 1724 - 1989 Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk bangunan di sungai. 3. Daya Guna dan Hasil Guna (Efektif dan Efisien) Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai penampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna. 4. Ekonomis dan Aman. Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor ekonomis dan faktor keamanan. 5. Pemeliharnan. Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase tersebut.

2 Fungsi Drainase PermukaanSistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi sebagai berikut: 2.1.1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir. 2.1.2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah perkerasan jalan. 2.1.3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.

3. Sistem Drainase Permukaan Sistem drainase permukaan pada prinsipnya terdiri dari: 1. Kemiringan melintang pada perkerasan jalan dan bahu jalan. 2. Selokan samping. 3. Gorong-gorong. 4. Saluran penangkap (Catch-drain)

1. Pada daerah jalan yang datar dan lurus. Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/ melandai kearah selokan samping. Besarnya kemiringan balm jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan . Besarnya kemiringan balm jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan permukaan jalan. Besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan dapat dilihat pada Tabel ( 1) dibawah ini: Tabel (1) Kemiringan melintang normal perkerasan jalan

2. Daerah Jalan yang lurus pada tanjakan/penurunanPenanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan pula besarnya kemiringan alinyemen vertikal jalan yangberupa tanjakan dan turunan; agar supaya aliran air secepatnya bisa mengalir ke selokan samping. Untuk itu maka kemiringan melintang perkerasan jalan disarankan agar menggunakan nilai-nilai maksimum dari Tabel I di atas.

3. Pada Daerah TikunganKemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasanya harus mempertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinyemen horizontal jalan (lihat buku Geometrik); karena itu kemiringan perkerasan, jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi dalam tikungan. Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum dari kebutuhan kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase. Besarnya kemiringan bahu jalan ditentukan dengan kaidah-kaidah seperti pada butir

Selokan, samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan. 1. Fungsi Selokan Samping. a. Menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan. b. Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan. c. Dalam hal daerah pengaliran luas sekali atau terdapat air limbah maka untuk itu harus dibuat sistem drainase terpisah/tersendiri. 2. Bahan Rangunan Selokan Samping Pemilihan jenis materal untuk selokan samping umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping sedemikian sehingga material dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya adalah kemiringan saluran. Pada Tabel 3 dapat dilihat hubungan antara kemiringan selokan samping dan tipe material yang digunakan

3. Pematah Arus/Check DamPada suatu selokan samping yang relatif panjang dan mempunyai kemiringan cukup besar, kadang-kadang diperlukan pematah arus (check dam) untuk mengurangi kecepatan aliran. Pemasangan jarak check dam (L) biasanya ditentukan sebagai berikut :

4. Penampang Melintang Selokan SampingPemilihan tipe penampang melintang selokan samping didasarkan atas : a. Kondisi tanah dasar b. Kedudukan muka air tanah c. Kecepatan aliran air.

5.5. Perhitungan Dimensi Selokan SampingDalam garis besar, perencanaan selokan samping mencakup 3 (tiga) tahap proses sebagai berikut: a. Analisis hidrologi b. Perhitungan hidrolika c. Gambar Rencana Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah, karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana. Hasil analisis hidrologi adalah Besarnya debit air yang h arus ditampung oleh selokan samping. Selanjutnya atas dasar debit yang kita peroleh maka dimensi selokan samping dapat kita rencanakan berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika.

a. Rumus untuk menghitung Debit (Q) Biasanya rumus yang digunakan adalah Rational Formula sebagai berikut

Koefisien Pengaliran (C): Kocfisien pengaliran adalah kocfisicn yang besarnya tergantung pada kondisi permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah pengaliranTabel 4 : Koefisien Pengaliran (c)

Frekuensi Banjir Rencana: Frekuensi banjir rencana ditetapkan berdasarkan pertimbangan kemungkinankemungkinan kerusakan terhadap bangunan-bangunan di sekitar jalan akibat banjir. Dengan asumsi "tingkat kerusakan sedang" masih dianggap wajar, maka frekuensi banjir rencana untuk selokan samping dipilih 5 tahun. Luas Daerah Pengaliran (A) Batas-batas daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta topografi, pada umumnya dalam skala 1 : 50.000 - 1 : 25.000. Jika luas daerah pengaliran relatip kecil diperlukan peta dalam skala yang lebih besar. Dalam praktek sehari-hari, sering terjadi, tidak tersedia peta topography ataupun peta pengukuran lainnya yang memadai sehingga menetapkan batas daerah pengaliran merupakan suatu pekejaan yang sulit. Jika tidak memungkinkan memperoleh peta topography yang memadai, asumsi berikut dapat dipakai sebagai bahan pembanding.

Harga koefisien kekasaran dinding (n) menurut Manning bisa dilihat dari tabel di bawah ini.

1. Fungsi Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu desainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur supaya gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah. 2. Tipe/Jenis Konstruksi. Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat dengan tipe konstruksi yang permanen (pipa/kotak beton, pasangan batu, armco) dan desain umur rencana 10 tahun. 3. Komposisi Gorong-gorong Bagian utama gorong-gorong terdiri atas: a. Pipa : kanal air utama. b. Tembok kepala: Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan. Tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan jalan. c. Apron (dasar): Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan dapat berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur. Bentuk gorong-gorong umumnya tergantung pada tempat yang ada dan tingginya timbunan.4 Penempatan Gorong-gorong

Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-gorong harus diperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar dapat berfungsi dengan baik, maka gorong-gorong ditempatkan pada : a. Lokasi jalan yang memotong aliran air. b. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang. c. Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak lereng dan badan jalan. d. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum

Disamping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai bahan pertimbangan, yaitu: - aliran air alamiah - tempat air masuk - sudut yang tajam pada hagian pengeluaran (out let) Dengan memperhatikan faktor tersebut maka penempatan gorong-gorong disarankan untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300 m. 5. Penentuan Dimensi Gorong-gorong a. Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat dipakai.rumus :

b. Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong

Gambar: Contoh - contoh Tipe Penampang Selokan Samping (Pasangan Batu/ Beton Bertulang).

Untuk desain penampang saluran samping jalan yang berfungsi lokal dengan menggunakan Tabel 8 dan Tabel 9 dengan berbagai panjang saluran dan kemiringan. 1. Penampang saluran samping jalan tanpa pasangan. Ketentuan-ketentuan untuk menentukan dimensi saluran samping tanpa pasangan : a. Luas minimum penampang saluran samping tanpa pasangan adalah 0,50m2. b. Tinggi minimum saluran (T) adalah 50 cm. Berdasarkan asumsi-asumsi untuk mendapatkan debit air (Q) dan ketentuan - ketentuan umum untuk menentukan dimensi saluran samping tanpa pasangan, maka dapat dihitung penampang saluran samping. Tabel 8 didapat herdasarkan pada harga lebar dasar saluran (D) 50 cm dan kemiringan dasar saluran 1 : 1, Untuk lebar dasar saluran (D) dan kemiringan saluran yang berbeda, tabel 6.1 dapat digunakan dengan catatan luas penam pang yang didapat dari basil Tabel 8 dan ketentuan-ketentuan umum untuk menentukan dimensi saluran samping tetap terpenuhi.

2. Penampang saluran samping jalan dengan pasangan Ketentuan-ketentuan umum untuk menentukan dimensi saluran jalan dengan pasangan: a. Luas minimum penampang saluran samping dengan pasangan adalah 0.50 m2. b. Tinggi minimal saluran (T) adalah 70 cm. Berdasarkan asumsi untuk mendapatkan debit air (Q) dan ketentuan-ketentuan umum untuk mendapatkan dimensi saluran samping dengan pasangan, maka dapat dihitung penampang saluran samping. Tabel 9 didapat berdasarkan pada lebar dasar saluran (D) 70 cm. Untuk lebar dasar saluran (D) dan kemiringan saluran yang berbeda, Tabel 9 dapat digunakan dengan catatan, luas penampang yang didapat dari Tabel 8 dan ketentuanketentuan umum untuk mendapatkan dimensi saluran samping tetap terpenuhi.

3. Penentuan Gorong-gorong Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil atau ukuran jembatan yang mempunyai bentang < 12 m (bukaan saluran tidak melebihi 30 m2), dapat menggunakan Rumus Talbot: a = 0,183 r A3 dimana : a = luas saluran gorong-gorong (m2) r = kocfisicn pengaliran = 1 untuk daerah pegunungan = 0,75 untuk daerah perbukitan = 0,50 untukd aerah bergelombang = 0,25 untuk daerah datar A = luas daerah pengaliran (HA) - Dimensi minimum untuk luas saluran/gorong-gorong adalah 1,13 m2 atau 0,60 cm. - Tabel 2.7.3. berikut ini akan memberikan luas saluran secara mudah untuk bermacammacam keadaan medan dan luas daerah pengaliran yang didasarkan pada Rumus Talbot.

Gambar: Diagram penentuan debit untuk saluran persegi yang kecil.

Gambar: Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan dinding 1: 1).

Gambar: Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1: 1% ).

Gambar: diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1: 3 ).