Prekas_ca Kornea Od

22
PRESENTASI KASUS CORPUS ALIENUM PADA KORNEA OD Diajukan Kepada : dr. Diah Faridah, Sp.M Disusun Oleh : Desy Dian Pertiwi 1210221037 Febrianti Tri A 1210221045 DEPARTEMEN OFTALMOLOGI

description

Presentasi kasus CA kornea OD

Transcript of Prekas_ca Kornea Od

Page 1: Prekas_ca Kornea Od

PRESENTASI KASUS

CORPUS ALIENUM PADA KORNEA OD

Diajukan Kepada :

dr. Diah Faridah, Sp.M

Disusun Oleh :

Desy Dian Pertiwi 1210221037

Febrianti Tri A 1210221045

DEPARTEMEN OFTALMOLOGI

RSUP PERSAHABATAN

JAKARTA

2013

Page 2: Prekas_ca Kornea Od

BAB I

LAPORAN PRESENTASI KASUS

“CORPUS ALIENUM PADA KORNEA OD”

I. IDENTITAS PASIEN:

- Nama pasien : Bp. A

- Umur : 50 tahun

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Pendidikan : SD

- Pekerjaan : Tukang las mobil

- Agama : Islam

- Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

- Alamat : Jakarta Timur

- Tanggal Periksa : 28 Januari 2013

II. ANAMNESIS :

- Keluhan Utama :

Pasien mengeluh mata kanannya seperti ada benda yang menancap di

matanya, merah dan banyak berair.

- Keluhan Tambahan :

Pasien juga mengeluh mata kanannya terasa perih dan ketika mernutup mata

terasa mengganjal.

- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien datang ke Poli Mata RSUP Persahabatan pada jam 11.00 dengan

keluhan mata kanannya merah dan banyak berair. Selain itu matanya juga

terasa perih dan mengganjal saat menutup mata. Keluhan tersebut dirasakan

sejak kemarin setelah pasien melakukan pengelasan mobil.

- Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah menderita gejala-gejala seperti yang dirasakan sekarang

ini. Riwayat hipertensi dan DM tidak ada.

2

Page 3: Prekas_ca Kornea Od

- Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit/gejala yang sama

dengan yang diderita oleh pasien saat ini.

III. PEMERIKSAAN FISIK :

- Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

- Kesadaran : Compos Mentis

- Tekanan Darah : Tidak diperiksa

- Nadi : Tidak diperiksa

- Respirasi : Tidak diperiksa

- Suhu : Tidak diperiksa

IV. STATUS OFTALMOLOGI

OD OS

6/40 Visus 6/12

Ortoforia Posisi Bola Mata Ortoforia

Normal kesegala arah Gerak Bola Mata Normal kesegala arah

Kedudukan normal,

jaringan parut tidak ada,

simetris

Supracilia Kedudukan normal,

jaringan parut tidak ada,

simetris

Normal Palpebra Normal

Hipermi Konjungtiva Tenang

Putih, ikterik (-) Sclera Putih, ikterik (-)

Jernih, ukuran 12mm,

Terlihat ada benda kecil

yang menancap di bagian

sentralis berukuran

kurang lebih 0,5 mm

dengan membentuk arah

melingkar “rust ring”

Kornea Jernih, ukuran 12mm,

benda asing (-)

3

Page 4: Prekas_ca Kornea Od

Jernih, kedalaman cukup COA Jernih, kedalaman cukup

Warna coklat, simetris,

bulat

Iris Warna coklat, simetris,

bulat

Ukuran 4mm, bulat,

terletak di tengah

Pupil Ukuran 4mm, bulat,

terletak di tengah

Jernih, letak ditengah Lensa Jernih, letak ditengah

Jenrih Vitreous Jenih

Tidak dilakukan Funsuskopi Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Tonometri digital Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Tonometri schiotz Tidak dilakukan

V. RESUME

Pasien datang ke Poli Mata RSUP Persahabatan dengan keluhan mata

kanannya merah, banyak berair serta terasa perih dan mengganjal saat

menutup mata. Keluhan dirasakan sejak kemarin setelah pasien melakukan

pengelasan mobil.

Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan pada mata kanan, visus 6/40,

konjungtiva hiperemi dan pada kornea tampak ada benda asing yang

menancap di bagian sentralis berukuran kurang lebih 0,5 mm dengan

membentuk arah melingkar “rust ring”.

VI. DIAGNOSIS BANDING

Keratitis

Erosi kornea

VII. DIAGNOSA KERJA

corpus alienum (gram) pada kornea OD

4

Page 5: Prekas_ca Kornea Od

VIII. PENATALAKSANAAN

Ekstraksi corpus alienum

o Tetes Pantocain 0,5%

o Needle 26G

o Kapas basah steril

o Betadine

o Zalf mata

o Verband tekan

Medikamentosa

o Topical: Citrol Aebuvit EO

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

5

Page 6: Prekas_ca Kornea Od

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. KORNEA

1.1. Anatomi dan Histologi Kornea

Gambar 1

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian

selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola

mata sebelah depan dan terdiri atas lapis1,3 :

1. Epitel

Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan

berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea

berakhir pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan

sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel

cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa

hari tanpa membentuk jaringan parut.

6

Page 7: Prekas_ca Kornea Od

2. Membran Bowman

Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu

membrane tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang

mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman

maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.

3. Stroma

Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan

kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan

kornea.Di antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat

higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma

kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi

pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang

baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea

(edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan

gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan

serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan

mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.

Gambar 2

7

Page 8: Prekas_ca Kornea Od

4. Membran Descement

Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur

dan bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau

barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah.

5. Endotel

Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk

mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan

di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila

terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau

terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan

mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh

darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media

penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V.1,3

1.2. Fisiologi kornea

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui

berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya

yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi

relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel

dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel

jauh lebih penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel

berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel.Kerusakan sel-sel

endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya,

kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang

akan meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan

air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut,

yang mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea

superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi.3

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya,

dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan

8

Page 9: Prekas_ca Kornea Od

sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.Biasan cahaya terutama

terjadi di permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam bentuk dan kejernihan

kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh

karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan

penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.3

2. TRAUMA MATA

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan

perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan

yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan

kehilangan mata.1,2

Macam-macam bentuk trauma2 :

a. Fisik atau Mekanik

Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock,

membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel

Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan

pertukangan

Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma

tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya

peluru senapan angin, dan peluru karet

b. Khemis

Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih

lantai, kapur, lem (perekat)

cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata

c. Fisis

Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari

Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi

Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya

trauma2 :

9

Page 10: Prekas_ca Kornea Od

a. Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai

tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat

bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi,

tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak

beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan

infeksi jika tercemar oleh kuman.

b. Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan

penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata,

terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan

sehingga menimbulkan kebutaan menetap.

c. Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat

daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar

airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma

basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan mata/

kornea secara perlahan-lahan

d.

3. CORPUS ALIENUM

3.1. Definisi

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab

terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.

Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius.

Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi

infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu

cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata

untuk kemudian mengeluarkannya.2,4

Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok,

yaitu4 :

1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga

2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian

3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak

menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan

10

Page 11: Prekas_ca Kornea Od

tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan

porselin

4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi

jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam,

seng, nikel, alumunium, tembaga

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari4 :

a. Besarnya corpus alienum,

b. Kecepatan masuknya,

c. Ada atau tidaknya proses infeksi,

d. Jenis bendanya.

3.2. Patofisiologi

Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan.

Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda

asing tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.4

Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan

dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata,

konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi

pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan,

benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.4

3.3. Penyebab

Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah4 :

a. Percikan kaca, besi, keramik

b. Partikel yang terbawa angin

c. Ranting pohon

d. Dan sebagainya

3.4. Gambaran Klinik

Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata

merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus

11

Page 12: Prekas_ca Kornea Od

normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat

benda asing pada bola mata, fluorescein (+).3,4

3.5. Diagnosis

Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan4 :

1) Anamnesis kejadian trauma

2) Pemeriksaan tajamm penglihatan kedua mata

3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop

4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma

5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita

3.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari

bola mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea

maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal. Untuk

mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam.

Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat

dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi antibiotik lokal,

siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban.3

Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di

limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik

benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang

mengandung benda asing tersebut.3

Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan

dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik

dengan magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat

dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan

ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia yang tua.2,3

12

Page 13: Prekas_ca Kornea Od

Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan

dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan

dengan operasi vitrektomi.3

3.7. Pencegahan

Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam

bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung.4

3.8. Komplikasi

Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan

efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral

dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi

visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai

kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa

timbul jika menembus cukup dalam.2,3,4

Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder

seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada

media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik.2,3,4

13

Page 14: Prekas_ca Kornea Od

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien datang ke Poli Mata RSUP Persahabatan dengan keluhan mata

kanannya merah, banyak berair serta terasa perih dan mengganjal saat menutup

mata. Keluhan dirasakan sejak kemarin setelah pasien melakukan pengelasan

mobil.

Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan pada mata kanan, visus 6/40,

konjungtiva hiperemi dan pada permukaan kornea tampak ada benda asing yang

menancap di bagian sentralis berukuran kurang lebih 0,5 mm dengan membentuk

arah melingkar “rust ring”.

Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat corpus alienum “gram” pada

kornea kanan pasien. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya riwayat pasien yang

terkena serbuk besi sehari sebelumnya.

Penatalaksanaan yang dianjurkan adalah Ekstraksi corpus alienum dengan

pemberian anestesi lokal dengan pantocain drop 0,5%, pengeluaran gram dengan

ujung jarum suntik dan kapas basah steril. Setelah corpal di ambil, diberi betadine,

kemudian diberi bebat mata. Dapat diberikan cindo aebuvit tetes mata untuk

mengurangi keluhan nyeri. Prognosis pada mata kanan pasien Quo ad vitam : ad

bonam dan Quo ad functionam : ad bonam.

14

Page 15: Prekas_ca Kornea Od

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI

Jakarta.

2. Anonim, 2008. Trauma Mata. Available on

http://www.rsmyap.com/component/option , com_frontpage/Itemid,1/ (29

Januari 2013)

3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika

Jakarta.

4. Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available on

http://emedicine.medscape.com/ article/ 1195581-overview (29 Januari 2013)

15