Preeklamsia Berat

26
Kasus 2 Ibu Suraida, 32 tahun, dalam kondisi hamil 5 bulan, diantar oleh suaminya ke RSU Mataram dengan keluhan mual-mual dan nyeri ulu hati dan muntah sekali tadi pagi. Pasien juga mengeluh nyeri kepala yang telah berlangsung beberapa hari sampai sekarang. Pasien tidak merasa pandangannya kabur dan tidak pernah kejang selama hamil. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan TD : 180/120 mmHg, Nadi : 88 x/menit; suhu : 36,5 o C dan pernapasan : 24 x/menit. Riwayat hipertensi, riwayat diabetes dan asma tidak ada. Tentukan pengobatan yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar. DAFTAR MASALAH Mual Muntah Nyeri ulu hati Nyeri kepala Hasil pemeriksaan fisik : o TD : 180/120 mmHg, o Nadi : 88 x/menit; o Suhu : 36,5 o C dan o Pernapasan : 24 x/menit DIAGNOSIS Preeklamsia Berat 1

description

hhhuuuujjj

Transcript of Preeklamsia Berat

Page 1: Preeklamsia Berat

Kasus 2

Ibu Suraida, 32 tahun, dalam kondisi hamil 5 bulan, diantar oleh suaminya ke RSU Mataram

dengan keluhan mual-mual dan nyeri ulu hati dan muntah sekali tadi pagi. Pasien juga

mengeluh nyeri kepala yang telah berlangsung beberapa hari sampai sekarang. Pasien tidak

merasa pandangannya kabur dan tidak pernah kejang selama hamil. Hasil pemeriksaan fisik

menunjukkan TD : 180/120 mmHg, Nadi : 88 x/menit; suhu : 36,5o C dan pernapasan : 24

x/menit. Riwayat hipertensi, riwayat diabetes dan asma tidak ada. Tentukan pengobatan

yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.

DAFTAR MASALAH

Mual

Muntah

Nyeri ulu hati

Nyeri kepala

Hasil pemeriksaan fisik :

o TD : 180/120 mmHg,

o Nadi : 88 x/menit;

o Suhu : 36,5o C dan

o Pernapasan : 24 x/menit

DIAGNOSIS

Preeklamsia Berat

1

Page 2: Preeklamsia Berat

TUJUAN TERAPI

Mengontrol hipertensi yang berat

Stabilisasi : Cairan dan elektrolit serta pernapasan

JENIS TERAPI YANG DIBERIKAN

Stabilisasi Cairan dan Elektrolit Infus

Stabilisasi Pernapasan O2 aliran lambat 4-6 L/menit dengan sungkup

Anti-Hipertensi jenis golongan terlampir

GOLONGAN OBAT ANTI-HIPERTENSI

GOLONGAN EFFICACY SAFETY SUITABILITY

Adrenolitik

sentral

Mekanisme Kerja:

Anti hipertensi yang

bekerja sentral

Mengurangi resistensi

vaskuler tanpa

menyebabkan

perubahan yang

ES: mulut kering, lelah,

pusing, mual, gangguan

tidur, astenia,

vasodilatasi, reaksi

pada kulit, Gangguan

GIT, mulut kering,

stomatitis, bradikardi,

Kontraindikasi :

depression, active liver

disease,

phaeochromocytoma;

porphyria, Hati-hati

digunakan pada ibu

hamil, ibu menyusui

2

Page 3: Preeklamsia Berat

banyak pada cardiac

output atau heart rate

Indikasi: untuk

hipertensi esensial

ringan sampai sedang,

untuk manajemen

hipertensi pada ibu

hamil (metildopa)

angina eksaserbasi,

hipotensi postural,

oedema, sedasi,

psikosis ringan

(klonidin)

Kehamilan : kategori B

(metildopa)

-bloker Mekanisme kerja:

Memblok reseptor

beta di kompleks

jukstaglomerular

Menurunkan sekresi

renin dan

angiotensin II

Mempengaruhi

aktivitas saraf

simpatis (CNS) &

baroreseptor

memiliki efek

kronotropik dan

ionotropik negatif

dan menurunkan

afterload

Efek samping :

Bisa menurunkan

fungsi jantung pada

penderita gagal

jantung

AV blok

Penghentian tiba-

tiba sindrom

withdrawal

Kontraindikasi :

pasien asma,

hipersensitivitas

terhadap beta bloker,

CHF, gagal jantung,

sinus bradycardia;

cardiogenic shock,

COPD berat

Kehamilan : kategori C

Alfa-bloker Cara Kerja:

menghambat reseptor

alfa vasodilatasi

(termasuk

uteroplacental blood

ESO: sakit kepala, mual,

anoreksia.

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas

terhadap doxazosin,

prazosin, atau

terazosin

3

Page 4: Preeklamsia Berat

vessel) Interaksi obat :

Alcohol: Meningkatkan

resiko hipotensi.

Beta-blockers:

hipotensi ortostatik

akut

Verapamil:

Meningkatkan kadar

prazosin serum

Kehamilan : kategori C

Vasodilator Mekanisme kerja :

Menyebabkan relaksasi

otot polos arteriol,

mengurangi tahanan

vascular sistemik.

Waktu paruh hidralazin

berkisar 2-4 jam, tetapi

efek vascular tampak

lebih panjang.

ES : sakit kepala, mual,

anoreksia.

Kontraindikasi

Coronary artery

disease, mitral valvular

rheumatic heart

disease

Kehamilan : Kategori C

Diuretik Mekanisme Kerja :

mengurangi volume

darah dan natrium;

juga bisa menurunkan

resistensi perifer

Efek samping :

hipokalemia,

mengganggu kontrol

diabetes,

hiperuricemia, kajang

otot, meningkatkan

LDL/HDL

Kontraindikasi :

Ibu hamil

Interaksi obat :

digitalis, litium, NSAID

Angiotensin II

receptor

antagonists

Mekanisme kerja :

relaksasi otot polos

pembuluh darah

(vasodilatasi),

Efek samping :

hiperkalemia

Kontraindikasi :

trimester 2-3

kehamilan

4

Page 5: Preeklamsia Berat

meningkatkan sekresi

air dan garam (volume

plasma menurun)

ACE inhibitor Mekanisme kerja :

menghambat

pembentukan

angiotensin II sehingga

tidak terjadi

vasokonstriksi

Efek samping :

Hiperkalemia, mulut

kering, batuk kering,

edema angioneuretik

Kontraindikasi :

trimester 2 -3

kehamilan

CCB Mekanisme kerja :

Menghambat influks

kalsium ke dalam otot

polos pembuluh darah

sehingga tidak terjadi

vasokonstriksi

pembuluh darah dan

menurunkan resistensi

perifer yang

disebabakan oleh

angiotensin II

Menyebabkan relaksasi

miometrium

Menghambat

amplitudo kontraksi

spontan dan yang

diinduksi oleh oksitosin

Efek samping :

Umumnya

ditoleransi dengan

baik

Nifedipin :

hipotensi, pusing,

sakit kepala, edema

Bradikardi, AV

blok, induksi gagal

jantung (verapamil,

diltiazem)

Peningkatan

kadar digoksin plasma

(verapamil)

Kontraindikasi:

Tidak boleh

dikombinasi dengan

BETA BLOCKERS

(verapamil >>,

Diltiazem)

Kehamilan : kategori C

Golongan obat yang dipilih

GOLONGAN EFFICACY SAFETY SUITABILITY SKOR5

Page 6: Preeklamsia Berat

Adrenolitik

sentral

70 90 70 230

-bloker 70 80 70 220

-bloker 70 70 70 210

Vasodilator 70 70 70 210

Diuretik 70 80 0 150

ARB 70 80 0 150

ACE inhibitor 70 80 0 150

CCB 90 70 80 240

Jadi, golongan obat yang dipilih Calcium Channel Blocker

Golongan Calcium-channel Blocker (CCB)

Nama Obat Efikasi Keamanan Kecocokan Harga

Nifedipin Indikasi : terapi

hipertensi

Farmakokinetik :

Bioavailabilitas

Oral : 45-70 %

T ½ : 4 jam

Efek samping :

Vasodilatasi

sementara &

ringan,

hipotensi, rasa

hangat, mual,

pusing, palpitasi,

edema perifer

Kontraindikasi :

Sick sinus

syndrome, AV

block tingkat II

atau III, kecuali

jika terpasang

pacemaker

Interaksi Obat :

Cimetidine: May

increase

bioavailability of

BSO = tablet

Harga per

tablet

5 mg = 450

10 mg = 760

6

Page 7: Preeklamsia Berat

nifedipine.

Cisapride,

diltiazem: May

elevate

nifedipine levels,

increasing the

risk of side

effects.

Fentanyl,

parenteral

magnesium:

Hypotension

may occur. Other

hypertensive

agents: May

have additive

effects.

Verapamil Indikasi : terapi

hipertensi

esensial

Farmakokinetik :

Oral

bioavailabilitas :

20-35 %

T ½ : 6 jam

Efek samping :

Konstipasi,

hipotensi,

pusing, sakit

kepala, depresi

fungsi nodus AV

atau SA, gagal

jantung

memburuk,

asistol

sementara

Kontraindikasi :

Hipersensitif

thdp verapamil,

sick sinus

syndrome,

AV block tingkat

II atau III, kecuali

jika terpasang

pacemaker,

hypotension (TD

sistolik < 90

mmHg),

disfungsi

ventrikel kiri

BSO = tablet

Harga

80 mg = 360

7

Page 8: Preeklamsia Berat

berat, syok

kardiogenik,

IO :

Other

antihypertensive

agents: Additive

hypotension.

Beta blockers:

hypotension dan

kemungkinan

efek samping

Digitalis

glycosides:

Increased serum

digoxin or

digitoxin levels

Diltiazem Indikasi :

Pengobatan

hipertensi

esensial

Farmakokinetik :

Oral

bioavailability :

40-65 %

T ½ : 3-4 jam

Efek samping :

Nyeri kepala,

pusing, ggn sal

cerna,

bradikardi,

peningkatan

SGOT SGPT,

hipersensitif,

ruam,

Kontraindikasi :

Sick sinus

syndrome, Blok

AV derajat 2-3,

hipotensi, syok

kardiogenik,

infark miokard

akut, kongesti

paru, hamil &

laktasi

Interaksi Obat :

Beta-blockers:

May have

BSO = tablet

30 mg = 330

60 mg = 550

8

Page 9: Preeklamsia Berat

additive negative

inotropic and

chronotropic

effects.

Cimetidine,

ranitidine:

Diltiazem levels

may be

increased. Other

antihypertensive

agents: May

have additive

effects.

Skoring obat golongan CCB

Nama Obat Efikasi Keamanan Kecocokan Skoring

Nifedipin 90 80 80 250

Verapamil 80 80 80 240

Diltiazem 80 80 80 240

Obat pilihan adalah Nifedipin

Resep :

Nifedipine Landson tablet salut selaput 10 mg 3 x/hari sebelum atau sesudah makan

(kemasan 1 strip = 10 tablet)

GOLONGAN CAIRAN YANG DIBERIKAN

9

Page 10: Preeklamsia Berat

Jenis cairan Efficacy Safety Suitability Cost

RL Mengandung

elektrolit.

Pemberian IV,

mengisi

intravaskuler ¼

bagian, mengisi

interstitial ¾

bagian.

Indikasi: untuk

mengatasi

hipovolemia

akibat

perdarahan yang

mungkin terjadi

(hati, ginjal,

otak,paru dan

jantung)

Tanpa reaksi

imunologis.

Dapat timbul

pulmonary edem

dan konsekuensi

kardiopulmoner

yang muncul

pada mobilisasi

cairan yang

terjadi

belakangan.

Bentuk sediaan:

cairan infus

intravena

Rp 4600

NaCL 0,9% Mengandung

elektrolit.

Pemberian IV,

mengisi

intravaskuler ¼

bagian, mengisi

interstitial ¾

bagian.

Indikasi: untuk

mengatasi

hipovolemia

akibat

perdarahan yang

Tanpa reaksi

imun

ES : edema

perifer & paru

Jika berlebihan :

edema otak &

peningkatan TIK

ES: dapat

menyebabkan

asidosis

metabolik

Bentuk sediaan:

cairan infus

intravena

Rp 5000

10

Page 11: Preeklamsia Berat

mungkin terjadi

(hati, ginjal,

otak,paru dan

jantung)

Kemanjuran

(Efficacy)

Keamanan

(Safety)

Kecocokan

(Suitability)Biaya (Cost) Total Skor

Ringer laktat 90 80 70 70 310

NaCl 0,9% 90 70 70 70 300

EDUKASI

- Rawat Inap pasien tirah baring

- Pantau tanda vital, refleks dan denyut jantung janin tiap 1 jam

- Pantau jumlah urin kateterisasi, jika jumlah urine < 300 mL/jam (pantau edema paru)

- Pantau tekanan darah setelah pemberian anti-hipertensi, harus turun sampai tekanan

diastolik < 90 mmHg

- Cek proteinuria

PENULISAN RESEP

dr.Fadil Tanpa Tanding

SIP NO: 110/456/UP/DINKES

Praktek :

11

Page 12: Preeklamsia Berat

Jl. Sumbawa Maju no. 10A Mataram

Tlp: 646464

_____________________________________________________

Mataram, 5 Desember 2010

R/ Tab. Nifedipine Landson 10mg no. X

∫.3.d.d. tab. I. p.c

_________________________________ FgbR/ Inf. Ringer Lactat No. IV

∫.Pro Inf.

_________________________________ FgbR/ Abocath 18 G No. I

∫.Pro Inf.

_________________________________ Fgb

Pro: Ny.Suraida

Umur: 32 Thn

Alamat: Jl. Kapal Selam Timbul Tenggelam No 15B, Mataram

dr.Fadil Tanpa Tanding

SIP NO: 110/456/UP/DINKES

Praktek :

Jl. Sumbawa Maju no. 10A Mataram

Tlp: 646464

_____________________________________________________

Mataram, 5 Desember 2010

12

Page 13: Preeklamsia Berat

R/ Infus Set No. I

∫.Pro Inf.

________________________________ Fgb

Pro: Ny.Suraida

Umur: 32 Thn

Alamat: Jl. Kapal Selam Timbul Tenggelam No 15B, Mataram

Catatan Lain :

ANTIHIPERTENSI KERJA SENTRAL

1. GUANFASIN

a. Indikasi : hipertensi kronik. Pemberian diuretika secara bersamaan akan

meningkatkan efek antihipertensi

b. Efek samping : mirip dengan klonidin. Fenomena hipertensi rebound karena

penghentian penggunaan klonidin jarang terjadi dibandingkan klonidin

13

Page 14: Preeklamsia Berat

c. Peringatan : mirip dengan klonidin.

d. Kontraindikasi : mirip dengan klonidin.

e. Dosis : harus dititrasi secara hati-hati untuk mendapatkan respons terapetik optimal

dan efek samping minimal

Dewasa : dosis awal 1 mg sebelum tidur, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap

hingga 3 mg/hari

f. Sediaan : Estulic (Novartis Indonesia) Tablet 0,5 mg, 1 mg (K)

2. KLONIDIN HIDROKLORIDA

a. Mekanisme kerja : klonidin terutama bekerja pada reseptor alfa-2 di SSP dengan efek

penurunan simphatetic outflow. Efek hipotensif klonidin terjadi karena penurunan

resistensi perifer dan curah jantung. Penurunan tonus simpatis menyebabkan

penurunan kontraktilitas miokard dan frekuensi denyut jantung

b. Farmakokinetik : absorpsi oral berlangsung cepat dan lengkap dengan bioavailabilitas

mencapai 95%. Klonidin juga dapat diberikan secara transdermal dengan kadar

plasma setara dengan pemberian per oral. Farmakokinetiknya bersifat non linier

dengan waktu paruh 6 sampai 13 jam. Kira-kira 50% dieliminasi dalam bentuk utuh

melalui urin. Kadar plasma meningkat pada gangguan fungsi ginjal atau usia lanjut.

c. Indikasi : Hipertensi, Migrain

d. Peringatan : penghentian harus dilakukan bertahap untuk menghindari hipertensif

krisis; sindrom Raynaud atau penyakit penyumbatan vaskular periferal oklusif

lainnya; riwayat depresi; hindari pada porfiria; kehamilan; menyusui

e. Interaksi obat : meningkatkan efek hipotensi penghambat ACE jika digunakan

bersama; efek anti hipertensi kaptopril dapat tertunda oleh terapi klonidin yang

digunakan sebelumnya

f. Efek samping : mulut kering, sedasi, mengantuk, depresi, retensi cairan, bradikardia,

fenomena Raynaud, sakit kepala, pusing, euforia, tidak bisa tidur, ruam kulit, mual,

konstipasi, impotensi (jarang)

g. Dosis : oral, 50-100 mcg 3 kali sehari dinaikkan setiap hari kedua atau ketiga; dosis

maksimum sehari biasanya 1,2 mg

14

Page 15: Preeklamsia Berat

Injeksi intravena lambat perlahan, 150-300 mcg; maksimum 750 mcg dalam 24

jam

h. Penggunaan pada Kehamilan : dapat menurunkan denyut jantung janin tetapi tetap

sebaiknya diseimbangkan dengan resiko hipertensi yang tidak terkendali pada ibu

janin; hindari injeksi intravena

i. Sediaan :

Clonidine (generik) tablet 0,15 mg (K)

Catapres (Boehringer Ingelheim – West Germany) Cairan injeksi 150 mcg/mL (K)

Harga : Dos 10 ampul Rp. 328.350,- (Injeksi : 1 ampul dilarutkan dalam 10 mL

salin; disuntikkan IV lambat selama 10 menit atau IM 1 dosis maksimum 1 ampul

sehari)

Catapres (Schering Indonesia)Tablet 0,75 mcg, 150 mcg (K)

Dixarit (Boehringer Ingelheim – West Germany) Tablet salut gula 0,025 mg (K)

3. METILDOPA

a. Mekanisme kerja : metildopa merupakan pro drug yang dalam SSP menggantikan

kedudukan DOPA dalam sintesis katekolamin dengan hasil akhir alfa-

metilnorepinefrin. Diduga efek antihipertensinya lebih disebabkan karena stimulasi

reseptor alfa-2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa

menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan curah

jantung. Waktu paruh obat sekitar 2 jam, tapi Efek maksimal tercapai 6-8 jam setelah

pemberian oral atau i.v. . Aliran darah ginjal dan fungsi ginjal tidak dipengaruhi oleh

metildopa

b. Farmakokinetik : absorpsi melalui sal. Cerna bervariasi. Bioavailabilitas oral rata-

rata 20-50 %. Sekitar 50-70% dieksresi melalui urin dalam konjugasi dengan sulfat

dan 25% dalam bentuk utuh.

c. Indikasi : Hipertensi, bersama dengan diuretika; krisis hipertensi jika tidak diperlukan

efek segera. Metildopa merupakan anti hipertensi tahap kedua. Obat ini terbukti

efektif bila dikombinasi dengan diuretik. Obat ini masih merupakan pilihan utama

untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti aman untuk janin.

15

Page 16: Preeklamsia Berat

d. Peringatan : riwayat gangguan hati; gangguan ginjal; hasil positif uji Coomb langsung

yang dapat terjadi pada hingga 20% pasien (bisa mempengaruhi blood cross-

matching); mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal

ginjal; disarankan untuk melakukan hitung darah dan uji fungsi hati; riwayat depresi;

jangan diberikan pada pasien yang tidak patuh minum obat

e. Interaksi :

Adrenergic neurone blockers : meningkatkan efek hipotensi jika metildopa diberikan

bersama

Aldesleukin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Alfa-blocker : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Alkohol : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Analgesik : AINS memberi efek antagonis terhadap efek hipotensi metildopa

Anestetik umum : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Ansiolitik dan Hipnotis : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama

metildopa

Antagonis kalsium : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Antagonis reseptor angiotensin-II : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan

bersama metildopa

Anti depresan : hindari penggunaan bersamaan

Antihipertensi vasodilator : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama

metildopa

Anti psikotik : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa (juga

meningkatkan efek ekstrapiramidal)

Besi : memberi efek antagonis

Beta-bloker : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Diazoksid : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Diuretik : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Dopaminergik : metildopa memberikan efek antagonis terhadap efek anti-parkinson

dopaminergik; meningkatkan resiko efek samping ekstrapiramidal jika diberikan

versama amantadin; entakapon dapat meningkatkan efek metildopa; meningkatkan

efek hipotensi metildopa jika diberikan bersama levodopa

16

Page 17: Preeklamsia Berat

Estrogen : memberi efek antagonis

Klonidin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Kortikosteroid : memberi efek antagonis

Litium : dapat terjadi neurotoksisitas

Moksisilit (timoksamin) : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama

metildopa

Moksonidin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Nitrat : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Pelemas otot : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Penghambat ACE : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Prostaglandin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa

Simpatomimetik, beta2 : dilaporkan terjadi hipotensi akut jika metildopa diberikan

bersama infus salbutamol

f. Kontra Indikasi : depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma; porfiria

g. Efek samping : gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering, sedasi, depresi,

mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi, kerusakan hati, anemia

hemolitik, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, hidung

tersumbat. Penghentian mendadak dapat menimbulkan fenomena rebound berupa

peningkatan TD mendadak. Bila terjadi, metildopa harus diberikan kembali atau

diberikan obat lain.

h. Dosis : oral 250 mg 2-3 kali/hari, secara bertahap dinaikkan dengan selang waktu 2

hari atau lebih; dosis maksimum sehari 3 gram;

Pasien lanjut usia : dosis awal 125 mg dua kali/hari, dinaikkan secara bertahap;

dosis maksimum sehari 2 gr

Infus intravena, metildopa hidklorida 250-500 mg, diulangi setelah enam jam jika

diperlukan

i. Penggunaan pada Kehamilan : belum diketahui bahaya obat

j. Sediaan :

Dopamet (Dumex Alpharma Indonesia) Tablet salu selaput 250 mg (K)

Medopa (Armoxindo) Tablet salut selaput 250 mg (K)

17

Page 18: Preeklamsia Berat

Tensipas (Kalbe Farma) tablet salut selaput 125 mg, 250 mg (K)

Hyperpax (Soho) tablet salut selaput 100 mg (K)

Kombinasi dengan hidroklorotiazid Tensifort (Kalbe Farma) Tablet salut

selaput (K)

4. MOKSONIDIN

a. Indikasi : hipertensi ringan hingga sedang

b. Peringatan : hindari penghentian penggunaan secara mendadak (jika pemberian

bersamaan dengan beta-bloker harus dihentikan, hentikan beta-bloker terlebih

dahulu, kemudian moksonidin setelah beberapa hari); sensitif terhadap munculnya

glaukoma sudut semppit; gangguan fungsi ginjal

c. Interaksi : sama seperti metildopa

d. Kontra indikasi : riwayat angioedema, gangguan konduksi, bradikardia, aritmia yang

mengancam jiwa, gagal jantung berat, penyakit arteri koroner berat, angina tidak

stabil, penyakit hati berat, gangguan ginjal berat, sindroma Raynaud, klaudikasi

sementara, epilepsi, depresi, penyakit Parkinson, kehamilan, menyusui

e. Efek samping : mulut kering, sakit kepala, letih, pusing, mual, gangguan tidur, sedasi,

astenia, vasodilatasi, reaksi kulit, glaukoma sudut sempit

f. Dosis : 200 mcg 1 kali sehari pada pagi hari, jika perlu ditingkatkan setelah 3 minggu

menjadi 400 mcg sehari dengan 1-2 kali dosis terbagi; maksimal 600 mcg sehari

dalam 2 dosis terbagi (maksimal dosis tunggal 400 mcg)

g. Sediaan : Cynt (BDF Lily) Tablet salut selaput 0,2 mg, 0,3 mg, 0,4 mg (K)

h. Penggunaan pada kehamilan : tidak tersedia informasi- disarankan untuk dihindari

Skoring obat golongan Adrenolitik Sentral

Nama Obat Efikasi Keamanan Kecocokan Skoring

Metildopa 90 80 90 260

Klonidin 80 80 80 240

Guanfasin 80 80 80 240

Moksonidine 80 80 70 230

18

Page 19: Preeklamsia Berat

Obat pilihan adalah Metildopa

Resep :

Infus intravena, metildopa hidklorida 250-500 mg, diulangi setelah enam jam jika diperlukan

19