Preeklamsia Berat
-
Upload
bryan-de-hope -
Category
Documents
-
view
89 -
download
8
description
Transcript of Preeklamsia Berat
Kasus 2
Ibu Suraida, 32 tahun, dalam kondisi hamil 5 bulan, diantar oleh suaminya ke RSU Mataram
dengan keluhan mual-mual dan nyeri ulu hati dan muntah sekali tadi pagi. Pasien juga
mengeluh nyeri kepala yang telah berlangsung beberapa hari sampai sekarang. Pasien tidak
merasa pandangannya kabur dan tidak pernah kejang selama hamil. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan TD : 180/120 mmHg, Nadi : 88 x/menit; suhu : 36,5o C dan pernapasan : 24
x/menit. Riwayat hipertensi, riwayat diabetes dan asma tidak ada. Tentukan pengobatan
yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.
DAFTAR MASALAH
Mual
Muntah
Nyeri ulu hati
Nyeri kepala
Hasil pemeriksaan fisik :
o TD : 180/120 mmHg,
o Nadi : 88 x/menit;
o Suhu : 36,5o C dan
o Pernapasan : 24 x/menit
DIAGNOSIS
Preeklamsia Berat
1
TUJUAN TERAPI
Mengontrol hipertensi yang berat
Stabilisasi : Cairan dan elektrolit serta pernapasan
JENIS TERAPI YANG DIBERIKAN
Stabilisasi Cairan dan Elektrolit Infus
Stabilisasi Pernapasan O2 aliran lambat 4-6 L/menit dengan sungkup
Anti-Hipertensi jenis golongan terlampir
GOLONGAN OBAT ANTI-HIPERTENSI
GOLONGAN EFFICACY SAFETY SUITABILITY
Adrenolitik
sentral
Mekanisme Kerja:
Anti hipertensi yang
bekerja sentral
Mengurangi resistensi
vaskuler tanpa
menyebabkan
perubahan yang
ES: mulut kering, lelah,
pusing, mual, gangguan
tidur, astenia,
vasodilatasi, reaksi
pada kulit, Gangguan
GIT, mulut kering,
stomatitis, bradikardi,
Kontraindikasi :
depression, active liver
disease,
phaeochromocytoma;
porphyria, Hati-hati
digunakan pada ibu
hamil, ibu menyusui
2
banyak pada cardiac
output atau heart rate
Indikasi: untuk
hipertensi esensial
ringan sampai sedang,
untuk manajemen
hipertensi pada ibu
hamil (metildopa)
angina eksaserbasi,
hipotensi postural,
oedema, sedasi,
psikosis ringan
(klonidin)
Kehamilan : kategori B
(metildopa)
-bloker Mekanisme kerja:
Memblok reseptor
beta di kompleks
jukstaglomerular
Menurunkan sekresi
renin dan
angiotensin II
Mempengaruhi
aktivitas saraf
simpatis (CNS) &
baroreseptor
memiliki efek
kronotropik dan
ionotropik negatif
dan menurunkan
afterload
Efek samping :
Bisa menurunkan
fungsi jantung pada
penderita gagal
jantung
AV blok
Penghentian tiba-
tiba sindrom
withdrawal
Kontraindikasi :
pasien asma,
hipersensitivitas
terhadap beta bloker,
CHF, gagal jantung,
sinus bradycardia;
cardiogenic shock,
COPD berat
Kehamilan : kategori C
Alfa-bloker Cara Kerja:
menghambat reseptor
alfa vasodilatasi
(termasuk
uteroplacental blood
ESO: sakit kepala, mual,
anoreksia.
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas
terhadap doxazosin,
prazosin, atau
terazosin
3
vessel) Interaksi obat :
Alcohol: Meningkatkan
resiko hipotensi.
Beta-blockers:
hipotensi ortostatik
akut
Verapamil:
Meningkatkan kadar
prazosin serum
Kehamilan : kategori C
Vasodilator Mekanisme kerja :
Menyebabkan relaksasi
otot polos arteriol,
mengurangi tahanan
vascular sistemik.
Waktu paruh hidralazin
berkisar 2-4 jam, tetapi
efek vascular tampak
lebih panjang.
ES : sakit kepala, mual,
anoreksia.
Kontraindikasi
Coronary artery
disease, mitral valvular
rheumatic heart
disease
Kehamilan : Kategori C
Diuretik Mekanisme Kerja :
mengurangi volume
darah dan natrium;
juga bisa menurunkan
resistensi perifer
Efek samping :
hipokalemia,
mengganggu kontrol
diabetes,
hiperuricemia, kajang
otot, meningkatkan
LDL/HDL
Kontraindikasi :
Ibu hamil
Interaksi obat :
digitalis, litium, NSAID
Angiotensin II
receptor
antagonists
Mekanisme kerja :
relaksasi otot polos
pembuluh darah
(vasodilatasi),
Efek samping :
hiperkalemia
Kontraindikasi :
trimester 2-3
kehamilan
4
meningkatkan sekresi
air dan garam (volume
plasma menurun)
ACE inhibitor Mekanisme kerja :
menghambat
pembentukan
angiotensin II sehingga
tidak terjadi
vasokonstriksi
Efek samping :
Hiperkalemia, mulut
kering, batuk kering,
edema angioneuretik
Kontraindikasi :
trimester 2 -3
kehamilan
CCB Mekanisme kerja :
Menghambat influks
kalsium ke dalam otot
polos pembuluh darah
sehingga tidak terjadi
vasokonstriksi
pembuluh darah dan
menurunkan resistensi
perifer yang
disebabakan oleh
angiotensin II
Menyebabkan relaksasi
miometrium
Menghambat
amplitudo kontraksi
spontan dan yang
diinduksi oleh oksitosin
Efek samping :
Umumnya
ditoleransi dengan
baik
Nifedipin :
hipotensi, pusing,
sakit kepala, edema
Bradikardi, AV
blok, induksi gagal
jantung (verapamil,
diltiazem)
Peningkatan
kadar digoksin plasma
(verapamil)
Kontraindikasi:
Tidak boleh
dikombinasi dengan
BETA BLOCKERS
(verapamil >>,
Diltiazem)
Kehamilan : kategori C
Golongan obat yang dipilih
GOLONGAN EFFICACY SAFETY SUITABILITY SKOR5
Adrenolitik
sentral
70 90 70 230
-bloker 70 80 70 220
-bloker 70 70 70 210
Vasodilator 70 70 70 210
Diuretik 70 80 0 150
ARB 70 80 0 150
ACE inhibitor 70 80 0 150
CCB 90 70 80 240
Jadi, golongan obat yang dipilih Calcium Channel Blocker
Golongan Calcium-channel Blocker (CCB)
Nama Obat Efikasi Keamanan Kecocokan Harga
Nifedipin Indikasi : terapi
hipertensi
Farmakokinetik :
Bioavailabilitas
Oral : 45-70 %
T ½ : 4 jam
Efek samping :
Vasodilatasi
sementara &
ringan,
hipotensi, rasa
hangat, mual,
pusing, palpitasi,
edema perifer
Kontraindikasi :
Sick sinus
syndrome, AV
block tingkat II
atau III, kecuali
jika terpasang
pacemaker
Interaksi Obat :
Cimetidine: May
increase
bioavailability of
BSO = tablet
Harga per
tablet
5 mg = 450
10 mg = 760
6
nifedipine.
Cisapride,
diltiazem: May
elevate
nifedipine levels,
increasing the
risk of side
effects.
Fentanyl,
parenteral
magnesium:
Hypotension
may occur. Other
hypertensive
agents: May
have additive
effects.
Verapamil Indikasi : terapi
hipertensi
esensial
Farmakokinetik :
Oral
bioavailabilitas :
20-35 %
T ½ : 6 jam
Efek samping :
Konstipasi,
hipotensi,
pusing, sakit
kepala, depresi
fungsi nodus AV
atau SA, gagal
jantung
memburuk,
asistol
sementara
Kontraindikasi :
Hipersensitif
thdp verapamil,
sick sinus
syndrome,
AV block tingkat
II atau III, kecuali
jika terpasang
pacemaker,
hypotension (TD
sistolik < 90
mmHg),
disfungsi
ventrikel kiri
BSO = tablet
Harga
80 mg = 360
7
berat, syok
kardiogenik,
IO :
Other
antihypertensive
agents: Additive
hypotension.
Beta blockers:
hypotension dan
kemungkinan
efek samping
Digitalis
glycosides:
Increased serum
digoxin or
digitoxin levels
Diltiazem Indikasi :
Pengobatan
hipertensi
esensial
Farmakokinetik :
Oral
bioavailability :
40-65 %
T ½ : 3-4 jam
Efek samping :
Nyeri kepala,
pusing, ggn sal
cerna,
bradikardi,
peningkatan
SGOT SGPT,
hipersensitif,
ruam,
Kontraindikasi :
Sick sinus
syndrome, Blok
AV derajat 2-3,
hipotensi, syok
kardiogenik,
infark miokard
akut, kongesti
paru, hamil &
laktasi
Interaksi Obat :
Beta-blockers:
May have
BSO = tablet
30 mg = 330
60 mg = 550
8
additive negative
inotropic and
chronotropic
effects.
Cimetidine,
ranitidine:
Diltiazem levels
may be
increased. Other
antihypertensive
agents: May
have additive
effects.
Skoring obat golongan CCB
Nama Obat Efikasi Keamanan Kecocokan Skoring
Nifedipin 90 80 80 250
Verapamil 80 80 80 240
Diltiazem 80 80 80 240
Obat pilihan adalah Nifedipin
Resep :
Nifedipine Landson tablet salut selaput 10 mg 3 x/hari sebelum atau sesudah makan
(kemasan 1 strip = 10 tablet)
GOLONGAN CAIRAN YANG DIBERIKAN
9
Jenis cairan Efficacy Safety Suitability Cost
RL Mengandung
elektrolit.
Pemberian IV,
mengisi
intravaskuler ¼
bagian, mengisi
interstitial ¾
bagian.
Indikasi: untuk
mengatasi
hipovolemia
akibat
perdarahan yang
mungkin terjadi
(hati, ginjal,
otak,paru dan
jantung)
Tanpa reaksi
imunologis.
Dapat timbul
pulmonary edem
dan konsekuensi
kardiopulmoner
yang muncul
pada mobilisasi
cairan yang
terjadi
belakangan.
Bentuk sediaan:
cairan infus
intravena
Rp 4600
NaCL 0,9% Mengandung
elektrolit.
Pemberian IV,
mengisi
intravaskuler ¼
bagian, mengisi
interstitial ¾
bagian.
Indikasi: untuk
mengatasi
hipovolemia
akibat
perdarahan yang
Tanpa reaksi
imun
ES : edema
perifer & paru
Jika berlebihan :
edema otak &
peningkatan TIK
ES: dapat
menyebabkan
asidosis
metabolik
Bentuk sediaan:
cairan infus
intravena
Rp 5000
10
mungkin terjadi
(hati, ginjal,
otak,paru dan
jantung)
Kemanjuran
(Efficacy)
Keamanan
(Safety)
Kecocokan
(Suitability)Biaya (Cost) Total Skor
Ringer laktat 90 80 70 70 310
NaCl 0,9% 90 70 70 70 300
EDUKASI
- Rawat Inap pasien tirah baring
- Pantau tanda vital, refleks dan denyut jantung janin tiap 1 jam
- Pantau jumlah urin kateterisasi, jika jumlah urine < 300 mL/jam (pantau edema paru)
- Pantau tekanan darah setelah pemberian anti-hipertensi, harus turun sampai tekanan
diastolik < 90 mmHg
- Cek proteinuria
PENULISAN RESEP
dr.Fadil Tanpa Tanding
SIP NO: 110/456/UP/DINKES
Praktek :
11
Jl. Sumbawa Maju no. 10A Mataram
Tlp: 646464
_____________________________________________________
Mataram, 5 Desember 2010
R/ Tab. Nifedipine Landson 10mg no. X
∫.3.d.d. tab. I. p.c
_________________________________ FgbR/ Inf. Ringer Lactat No. IV
∫.Pro Inf.
_________________________________ FgbR/ Abocath 18 G No. I
∫.Pro Inf.
_________________________________ Fgb
Pro: Ny.Suraida
Umur: 32 Thn
Alamat: Jl. Kapal Selam Timbul Tenggelam No 15B, Mataram
dr.Fadil Tanpa Tanding
SIP NO: 110/456/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Sumbawa Maju no. 10A Mataram
Tlp: 646464
_____________________________________________________
Mataram, 5 Desember 2010
12
R/ Infus Set No. I
∫.Pro Inf.
________________________________ Fgb
Pro: Ny.Suraida
Umur: 32 Thn
Alamat: Jl. Kapal Selam Timbul Tenggelam No 15B, Mataram
Catatan Lain :
ANTIHIPERTENSI KERJA SENTRAL
1. GUANFASIN
a. Indikasi : hipertensi kronik. Pemberian diuretika secara bersamaan akan
meningkatkan efek antihipertensi
b. Efek samping : mirip dengan klonidin. Fenomena hipertensi rebound karena
penghentian penggunaan klonidin jarang terjadi dibandingkan klonidin
13
c. Peringatan : mirip dengan klonidin.
d. Kontraindikasi : mirip dengan klonidin.
e. Dosis : harus dititrasi secara hati-hati untuk mendapatkan respons terapetik optimal
dan efek samping minimal
Dewasa : dosis awal 1 mg sebelum tidur, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
hingga 3 mg/hari
f. Sediaan : Estulic (Novartis Indonesia) Tablet 0,5 mg, 1 mg (K)
2. KLONIDIN HIDROKLORIDA
a. Mekanisme kerja : klonidin terutama bekerja pada reseptor alfa-2 di SSP dengan efek
penurunan simphatetic outflow. Efek hipotensif klonidin terjadi karena penurunan
resistensi perifer dan curah jantung. Penurunan tonus simpatis menyebabkan
penurunan kontraktilitas miokard dan frekuensi denyut jantung
b. Farmakokinetik : absorpsi oral berlangsung cepat dan lengkap dengan bioavailabilitas
mencapai 95%. Klonidin juga dapat diberikan secara transdermal dengan kadar
plasma setara dengan pemberian per oral. Farmakokinetiknya bersifat non linier
dengan waktu paruh 6 sampai 13 jam. Kira-kira 50% dieliminasi dalam bentuk utuh
melalui urin. Kadar plasma meningkat pada gangguan fungsi ginjal atau usia lanjut.
c. Indikasi : Hipertensi, Migrain
d. Peringatan : penghentian harus dilakukan bertahap untuk menghindari hipertensif
krisis; sindrom Raynaud atau penyakit penyumbatan vaskular periferal oklusif
lainnya; riwayat depresi; hindari pada porfiria; kehamilan; menyusui
e. Interaksi obat : meningkatkan efek hipotensi penghambat ACE jika digunakan
bersama; efek anti hipertensi kaptopril dapat tertunda oleh terapi klonidin yang
digunakan sebelumnya
f. Efek samping : mulut kering, sedasi, mengantuk, depresi, retensi cairan, bradikardia,
fenomena Raynaud, sakit kepala, pusing, euforia, tidak bisa tidur, ruam kulit, mual,
konstipasi, impotensi (jarang)
g. Dosis : oral, 50-100 mcg 3 kali sehari dinaikkan setiap hari kedua atau ketiga; dosis
maksimum sehari biasanya 1,2 mg
14
Injeksi intravena lambat perlahan, 150-300 mcg; maksimum 750 mcg dalam 24
jam
h. Penggunaan pada Kehamilan : dapat menurunkan denyut jantung janin tetapi tetap
sebaiknya diseimbangkan dengan resiko hipertensi yang tidak terkendali pada ibu
janin; hindari injeksi intravena
i. Sediaan :
Clonidine (generik) tablet 0,15 mg (K)
Catapres (Boehringer Ingelheim – West Germany) Cairan injeksi 150 mcg/mL (K)
Harga : Dos 10 ampul Rp. 328.350,- (Injeksi : 1 ampul dilarutkan dalam 10 mL
salin; disuntikkan IV lambat selama 10 menit atau IM 1 dosis maksimum 1 ampul
sehari)
Catapres (Schering Indonesia)Tablet 0,75 mcg, 150 mcg (K)
Dixarit (Boehringer Ingelheim – West Germany) Tablet salut gula 0,025 mg (K)
3. METILDOPA
a. Mekanisme kerja : metildopa merupakan pro drug yang dalam SSP menggantikan
kedudukan DOPA dalam sintesis katekolamin dengan hasil akhir alfa-
metilnorepinefrin. Diduga efek antihipertensinya lebih disebabkan karena stimulasi
reseptor alfa-2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa
menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan curah
jantung. Waktu paruh obat sekitar 2 jam, tapi Efek maksimal tercapai 6-8 jam setelah
pemberian oral atau i.v. . Aliran darah ginjal dan fungsi ginjal tidak dipengaruhi oleh
metildopa
b. Farmakokinetik : absorpsi melalui sal. Cerna bervariasi. Bioavailabilitas oral rata-
rata 20-50 %. Sekitar 50-70% dieksresi melalui urin dalam konjugasi dengan sulfat
dan 25% dalam bentuk utuh.
c. Indikasi : Hipertensi, bersama dengan diuretika; krisis hipertensi jika tidak diperlukan
efek segera. Metildopa merupakan anti hipertensi tahap kedua. Obat ini terbukti
efektif bila dikombinasi dengan diuretik. Obat ini masih merupakan pilihan utama
untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti aman untuk janin.
15
d. Peringatan : riwayat gangguan hati; gangguan ginjal; hasil positif uji Coomb langsung
yang dapat terjadi pada hingga 20% pasien (bisa mempengaruhi blood cross-
matching); mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal
ginjal; disarankan untuk melakukan hitung darah dan uji fungsi hati; riwayat depresi;
jangan diberikan pada pasien yang tidak patuh minum obat
e. Interaksi :
Adrenergic neurone blockers : meningkatkan efek hipotensi jika metildopa diberikan
bersama
Aldesleukin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Alfa-blocker : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Alkohol : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Analgesik : AINS memberi efek antagonis terhadap efek hipotensi metildopa
Anestetik umum : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Ansiolitik dan Hipnotis : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama
metildopa
Antagonis kalsium : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Antagonis reseptor angiotensin-II : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan
bersama metildopa
Anti depresan : hindari penggunaan bersamaan
Antihipertensi vasodilator : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama
metildopa
Anti psikotik : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa (juga
meningkatkan efek ekstrapiramidal)
Besi : memberi efek antagonis
Beta-bloker : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Diazoksid : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Diuretik : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Dopaminergik : metildopa memberikan efek antagonis terhadap efek anti-parkinson
dopaminergik; meningkatkan resiko efek samping ekstrapiramidal jika diberikan
versama amantadin; entakapon dapat meningkatkan efek metildopa; meningkatkan
efek hipotensi metildopa jika diberikan bersama levodopa
16
Estrogen : memberi efek antagonis
Klonidin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Kortikosteroid : memberi efek antagonis
Litium : dapat terjadi neurotoksisitas
Moksisilit (timoksamin) : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama
metildopa
Moksonidin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Nitrat : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Pelemas otot : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Penghambat ACE : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Prostaglandin : meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersama metildopa
Simpatomimetik, beta2 : dilaporkan terjadi hipotensi akut jika metildopa diberikan
bersama infus salbutamol
f. Kontra Indikasi : depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma; porfiria
g. Efek samping : gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering, sedasi, depresi,
mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi, kerusakan hati, anemia
hemolitik, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, hidung
tersumbat. Penghentian mendadak dapat menimbulkan fenomena rebound berupa
peningkatan TD mendadak. Bila terjadi, metildopa harus diberikan kembali atau
diberikan obat lain.
h. Dosis : oral 250 mg 2-3 kali/hari, secara bertahap dinaikkan dengan selang waktu 2
hari atau lebih; dosis maksimum sehari 3 gram;
Pasien lanjut usia : dosis awal 125 mg dua kali/hari, dinaikkan secara bertahap;
dosis maksimum sehari 2 gr
Infus intravena, metildopa hidklorida 250-500 mg, diulangi setelah enam jam jika
diperlukan
i. Penggunaan pada Kehamilan : belum diketahui bahaya obat
j. Sediaan :
Dopamet (Dumex Alpharma Indonesia) Tablet salu selaput 250 mg (K)
Medopa (Armoxindo) Tablet salut selaput 250 mg (K)
17
Tensipas (Kalbe Farma) tablet salut selaput 125 mg, 250 mg (K)
Hyperpax (Soho) tablet salut selaput 100 mg (K)
Kombinasi dengan hidroklorotiazid Tensifort (Kalbe Farma) Tablet salut
selaput (K)
4. MOKSONIDIN
a. Indikasi : hipertensi ringan hingga sedang
b. Peringatan : hindari penghentian penggunaan secara mendadak (jika pemberian
bersamaan dengan beta-bloker harus dihentikan, hentikan beta-bloker terlebih
dahulu, kemudian moksonidin setelah beberapa hari); sensitif terhadap munculnya
glaukoma sudut semppit; gangguan fungsi ginjal
c. Interaksi : sama seperti metildopa
d. Kontra indikasi : riwayat angioedema, gangguan konduksi, bradikardia, aritmia yang
mengancam jiwa, gagal jantung berat, penyakit arteri koroner berat, angina tidak
stabil, penyakit hati berat, gangguan ginjal berat, sindroma Raynaud, klaudikasi
sementara, epilepsi, depresi, penyakit Parkinson, kehamilan, menyusui
e. Efek samping : mulut kering, sakit kepala, letih, pusing, mual, gangguan tidur, sedasi,
astenia, vasodilatasi, reaksi kulit, glaukoma sudut sempit
f. Dosis : 200 mcg 1 kali sehari pada pagi hari, jika perlu ditingkatkan setelah 3 minggu
menjadi 400 mcg sehari dengan 1-2 kali dosis terbagi; maksimal 600 mcg sehari
dalam 2 dosis terbagi (maksimal dosis tunggal 400 mcg)
g. Sediaan : Cynt (BDF Lily) Tablet salut selaput 0,2 mg, 0,3 mg, 0,4 mg (K)
h. Penggunaan pada kehamilan : tidak tersedia informasi- disarankan untuk dihindari
Skoring obat golongan Adrenolitik Sentral
Nama Obat Efikasi Keamanan Kecocokan Skoring
Metildopa 90 80 90 260
Klonidin 80 80 80 240
Guanfasin 80 80 80 240
Moksonidine 80 80 70 230
18
Obat pilihan adalah Metildopa
Resep :
Infus intravena, metildopa hidklorida 250-500 mg, diulangi setelah enam jam jika diperlukan
19