Sim. Fisio-gastro, Fisio-neuro, Fisio-hemato y Fisio-Endocrino
praktikum fisio spirometri blok 7-1(1).doc
-
Upload
angel-babua -
Category
Documents
-
view
242 -
download
8
Transcript of praktikum fisio spirometri blok 7-1(1).doc
PENGUKURAN PERNAFASAN DENGAN SPIROMETRI
Kelompok: A4
NAMANIMTANDA TANGAN
Marvinna 102011071
Sella Triamami102011168
Putri Setiawati102013417
Asriana Timang102014081
Panji Dewantoro102014118
Stela Angelia Dj Babua102014180
Gabriel Hezekiah Hadisaputro102014221
Yohana BR. Sidabalok102014250
SPIROMETRI (WET SPIROMETER) I. Persiapan
1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di samping bejana untuk membawa bejana.
2. Tekan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di dasar bejana biru.
3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastic yang fleksibel. Selalu gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap pergantian Pasien Simulasi (PS).
4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk.
5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.
II. Cara pengukuran
1. Pakai penjepit hidung.
2. Pengukuran TV (Tidal Volume)
PS melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi biasa di spirometer.
3. Nafas biasa.
4. Pengukuran TV + ERV
PS melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.
5. Nafas biasa
6. Pengukuran VC
PS melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.
III. Hasil percobaan Pengukuran dengan memakai Wet Spirometer
TVTV+ ERVVCERV
(TV+ERV-TV)IRV (VC-TV-ERV)IC (IRV+TV)TLC (VC+RV)
600 ml2.000 ml4.450 ml1.400 ml 2.450 ml 3.050 ml5.650 ml
AUTOSPIROMETER
I. Persiapan dan Cara Pengukuran
1. Alat : MINATO AS-507
2. Masukkan data PS : usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan.
3. Memakai penjepit hidung.
4. Yang diukur sesuai dengan yang tertulis di alat : Vital Capacity ( VC), Forced Vital Capacity (FVC), MVV (Maximum Volume Voluntary).
5. Untuk mengukur VC, PS diminta melakukan hal-hal berikut ini:
a. Nafas biasa
b. Ekspirasi maksimum (ditahan nafasnya sampai nilai di autospirometer keluar)
c. Inspirasi dalam
d. Ekspirasi maksimum
6. Untuk mengukur FVC, PS diminta melakukan hal-hal berikut ini:
a. Inspirasi biasa
b. Ekspirasi biasa
c. Inspirasi maksimum
d. Ekspirasi maksimum
7. Untuk mengukur MVV, PS diminta melakukan hal-hal berikut ini:
a. Inspirasi maksimum
b. Ekspirasi maksimum
Dilakukan sedalam-dalamnya dan secepat-cepatnya selama 12 detik.
II. Hasil Percobaan
Pengukuran dengan memakai AutospirometerData pasien
Nama
: Gabriel HezekiahJenis kelamin: Laki-laki
Umur
: 19 tahun
Tinggi badan: 173 cm
Berat badan : 60 kg
1. Percobaan Autospirometer
KeteranganHasil Percobaan
VC4,04 L
TV0,58 L
IRV2,16 L
ERV1,30 L
IC2,74 L
FVC4,10 L
MVV67,45 L/menit
Pembahasan Hasil Percobaan
Spirometri adalah salah satu metode sederhana yang dapat digunakan untuk mempelajari ventilasi paru, yaitu dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru. Spirometer terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air dan diimbangi oleh suatu beban. Di dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen. Terdapat sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Bila seseorang bernapas melalui pipa tersebut, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai pada gulungan kertas yang berputar.1Volume dan kapasitas paru-paru dapat ditentukan dengan:21. Tidal Volume (TV)
Volume udara yang masuk atau keluar paru-paru selama satu kali bernafas. Nilai rata-rata dalam keadaan istirahat = 500ml pada rata-rata orang dewasa muda.
2. Volume Cadangan Ispirasi (VCI) / Inspiratory reserve volume (IRV)
Volume tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melibihi tidal volume saat istirahat, IRV dihasilkan oleh kontraksi otot maksimum diafragma, otot antar iga eksternal, dan otot ispirasi tambahan. Nilai rata-ratanya 3.000ml
3. Kapasitas Inspirasi (KI)/ Inspiratory Capacity (IC)
Volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi normal tenang (IC= VCI+TV). Nilai rata-ratanya 3.500ml.
4. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)/ Expiratory reserve capacity (ERV)
Merupakan volume tambahan udara yang dapat scara aktif dikeluarkan oleh kontaksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa. Nilai rata-ratanya= 1.000ml
5. Volume Residu (VR)/ Residual Volume (VR)
Volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya 1.200 ml. volume residu tidak dapat diukur secara langsung dengan spirometer karena volume udara ini tidak keluar dan masuk paru-paru. Namun, volume ini dapat ditentukan secara tidak langsung melalui teknik pengenceran gas yang mellibatkan inspirasi sejumlah gas penjejak yang tidak berbahaya misalnya helium.
6. Kapasitas Residual Fungsional (KRF)/ Functional residual capacity (FRC)
Volume udara di paru pada akhir respirasi pasif normal (FRC = ERV + RV). Nilai rata-ratanya = 2.200 ml.
7. Kapasitas Vital (Vital capacity VC)
Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal. Subjek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi maksimal (KV = VCL + VT + VCE). KV mencerminkan perubahan volume maksimal yang dapat terjadi pada paru. Uji ini jaranng digunakan karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional paru. Nilai rata-ratanya = 4.500 ml.
8. Kapasitas Paru Total (KPT) / Total lung capacity (TLC)
Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (TLC=VC+RV). Nilai rata-ratanya = 5.700 ml.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, OP memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 173 cm, tekanan darah 100/70 dan jenis kelamin laki-laki disimpulkan bahwa perubahan volume paru hanya mencerminkan satu faktor dalam penentuan ventilasi paru atau minute ventilation, yaitu volume udara yang dihirup dan dihembuskan dalam satu menit. Volume dan kapasitas paru yang dimiliki OP berada dalam batas normal meskipun terdapat sedikit perbedaan karena menggunakan alat spinometri yang berbeda.Daftar Pustaka
1. Ganong WF. Refiew of medical physiologi. Jakarta: EGC; 2008.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC ;2015.p.504-5.