Praktikum Fisika

12
Laporan Praktikum 2012 6 Judul : “Pengukuran benda menggunakan suatu Alat Ukur” Tempat Praktek : Laboratorium Fisika SMAN 1 TALUN Praktekan : 1. Lyla Tristanti (17) 2. Linda Nurjagad (18) 3. Linda Paramita (19) 4. Lucky Maylani R. (20) 5. Marchela Yaniarsih (21) 6. Mftakhul Jannah (22) 7. Nosa Grida Pratama (23) 8. Nurvita Fitri S. (24) Rumusan Masalah : 1. Ada berapa macamkah alat ukur yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari? 2. Apakah Mistar itu? 3. Apakah jangka sorong itu? 4. Apa Mikrometer Skrub itu? 5. Apakah neraca Ohaus itu? 6. Apa fungsi dari mistar, jangka sorong, micrometer skrub, dan neraca Ohaus? 7. Bagaimanakah cara menentukan hasil pengukuran menggunakan alat-alat tersebut?

Transcript of Praktikum Fisika

Page 1: Praktikum Fisika

Judul :

“Pengukuran benda menggunakan suatu Alat Ukur”

Tempat Praktek :

Laboratorium Fisika SMAN 1 TALUN

Praktekan :

1. Lyla Tristanti (17)

2. Linda Nurjagad (18)

3. Linda Paramita (19)

4. Lucky Maylani R. (20)

5. Marchela Yaniarsih (21)

6. Mftakhul Jannah (22)

7. Nosa Grida Pratama (23)

8. Nurvita Fitri S. (24)

Rumusan Masalah :

1. Ada berapa macamkah alat ukur yang dapat kita gunakan dalam kehidupan

sehari-hari?

2. Apakah Mistar itu?

3. Apakah jangka sorong itu?

4. Apa Mikrometer Skrub itu?

5. Apakah neraca Ohaus itu?

6. Apa fungsi dari mistar, jangka sorong, micrometer skrub, dan neraca Ohaus?

7. Bagaimanakah cara menentukan hasil pengukuran menggunakan alat-alat

tersebut?

Tujuan :

1. Mengetahui berbagai macam alat ukur.2. Mengetahui bagaimana cara mengukur dengan menggunakan jangka sorong.3. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong.

1Laporan Praktikum 2012

Page 2: Praktikum Fisika

Alat dan Bahan :

a. Dasar Statip 1 buahb. Jangka sorong 1 buahc. Batang statip pendek 1 buahd. Paralon 2 buahe. Neraca pegas 1 buahf. Alat tulisg. Buku catatan

Cara Kerja :

1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengambil alat ukur dan benda yang diukur.

3. Mengukur benda yang ada menggunakan alat ukur yang tersedia.

Gunakan langkah untuk mengukur besaran dibawah ini dan catat perolehannya

pada table

a. Lebar dasar statip

b. Diameter lubang dasar statip

c. Kedalaman lubang dasar statip

d. Diameter batang statip

e. Diameter dalam paralon

f. Diameter luar paralon

g. Berat benda 50 gram

h. Berat benda 20 gram

4. Menganalisis data hasil pengukuran yang telah diperoleh.

5. Mendiskusikan hasil pengukuran dengan anggota kelompok.

6. Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

Dasar Teori

Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang

membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur

adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat

pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-

2Laporan Praktikum 2012

Page 3: Praktikum Fisika

cara pengukuran dinamakan metrologi. Alat ukur panjang baku dapat berupa mistar, rol

meter, jangkasorong, atau Micrometer skrup.

a) Mistar

Ada berbagai jenis mistar sesuai dengan skalanya. Mistar yang skala terkecilnya

1 mm kita sebut mistar berskala mm. Mistar yang skala terkecilnya 1 cm kita sebut

mistar berskala cm. Mistar yang  biasa anda gunakan disekolah adalah mistar yang

berskala mm. Satu bagian skala terkecil mistar ini adalah 1 mm atau 0,1 cm. Oleh

karena itu ketelitian mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. 

Cara mengukur dengan mistar geser: 

1. Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar.

2. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda tepat

berada di angka nol (0)

3. Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik nol

mistar). Contoh, benda di atas menunjukan angka 6 cm + 3 mm. Dengan demikian

panjang benda tersebut adalah 6,3 cm atau 63 mm.

3Laporan Praktikum 2012

Page 4: Praktikum Fisika

Contoh:

a. Hasil pengukuran

•Pasti benar 18 mm

•Taksiran 0,5 mm + Hasil pengukuran 18,5 mm = 1,85 cm

b.Hasil pengukuran

•Pasti benar 15 mm

•Taksiran 0,0 mm + Hasil pengukuran 15,0 mm = 1,50 cm

b) Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.

Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna

maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada

versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah

30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.

Keguanaan Jangka Sorong :

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;

untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Jenis-jenis Jangka Sorong :

1. Jangka Sorong Digital 2. Jangka Sorong Manual

4Laporan Praktikum 2012

Page 5: Praktikum Fisika

c) Mikrometer sekrup

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan

satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Satu mikrometer adalah secara luas

digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat

dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif tipis, misalnya

kertas, seng, dan karbon. Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang

didasarkan pada aplikasi berikut :

a. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,

lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

b. Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis

tengah dari lubang suatu benda

c. Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur

kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.

Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar (nonius).

1) Skala tetap (skala utama) : Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm).

Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan

skala bawah.

2) Skala putar (skala nonius) : Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang

dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi

menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini

menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm. Jadi, satu skala pada skala putar

mempunyai ukuran: 0,5 mm 0,01 mm.

5Laporan Praktikum 2012

Page 6: Praktikum Fisika

d) Neraca Ohaus

Neraca ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram.

Neraca ini ada dua macam :

1. Nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser. di pisah

antara skala ratusan(0-200), puluhan(0-100),satuan (0-10) dan skala 1/100 (0-1)

yang di bagi2 juga skala kecilnya sampai ketelitian 0.01 g.

Neraca ini pemakaiannya mudah. Anda tinggal menaruh bendanya, lalu digeser

skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika

panahnya sudah berada di titik setimbang 0, ya tinggal di baca aja brapa massa

bendanya. Contoh: pada skala ratusan 100, skala puluhan 20, skala satuan 5 dan

skala kecilnya 0.56 berarti massa yang terukur adalah 125.56 g.

2. Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tetapi skala satuan dan 1/100 nya di putar. 

cara memakainya hampir sama dengan yang no.1 tadi. yang beda, waktu membaca

yang dengan nilai 0-10. misalkan sudah terbaca antara skala ratusan dan puluhannya

(100+20). Lalu anda putar skala satuannya (dalam 1 skala satuannya, dibagi lagi 10

skala), lihat skala yang terlewatkan dari angka nol (misal 5.6 g). Nah yang terakhir

anda putar skala 1/100 nya(nilainya berskala 0.01-0.1).  Disini cara membacanya

hampir sama dengan menggunakan jangka sorong. kamu lihat skala nonius (0-0.1)

yang sejajar dengan skala utama (skala 0-10). Misalnya yang sejajar adalah di

0.06.  Terakhir tinggal anda jumlahkan seperti tadi 100+20+5.6+0.06=125.66 g

6Laporan Praktikum 2012

Page 7: Praktikum Fisika

Hasil Pengukuran

a. Isikan seluruh hasil pengukuran pada table berikut

No.Lebar Dasar

Statip (L)Diameter

Lubang (D)Kedalaman Lubang (L)

Diameter Batang (D)

1 15 0.9 1.96 1.142 15.1 0.92 1.92 1.143 15.05 0.9 1.9 1.144 15.1 0.9 1.92 1.145 15.1 1.2 1.92 1.14

Rata-Rata 15.07 0.964 1.924 1.14

No.Diameter

Dalam Paralon (Dd)

Diameter Luar Paralon

(Dl)

Berat(50 gram)

Berat (20 gram)

1 2.62 3.36 50.8 21.82 2.74 3.3 50.13 21.133 2.68 3.28 51.8 21.134 2.66 3.28 50.13 21.135 2.68 3.28 50.8 21.13

Rata-Rata 2.676 3.3 50.732 21.264

b. Lakukanpengukuran∆L dan ∆D (kesalahan/penyimpanagn pengukuran) dengan

rumus ∆ L=Lrt−L atau ∆ D=Drt−D

No.LebarDasarSta

tip (L)Diameter

Lubang (D)KedalamanL

ubang (L)Diameter Batang

(D)

1 0.07 0.064 -0.036 02 -0.03 0.044 0.004 03 0.02 0.064 0.024 04 -0.03 0.064 0.004 05 -0.03 -0.236 0.004 0

Rata-Rata 0.024 0.1888 0 0

No.Diameter

Dalam (Dd)Diameter Luar (Dl)

Berat (50 gram)

Berat (20 gram)

7Laporan Praktikum 2012

Page 8: Praktikum Fisika

1 0.056 -0.06 -0.068 -0.5362 -0.064 0 0.602 0.1343 -0.004 0.02 -1.068 0.1344 0.016 0.02 0.602 0.1345 -0.004 0.02 -0.068 0.134

Rata-Rata 0.0032 0 0.0544 0

c. Hasilpengukuran(L¿¿hsl=L±∆ Lrt)¿atau(Dhsl=D±∆ Drt)

1. Lebar dasar statip (Lhsl) = 15.07 ± 0,024

2. Diameter lubang (Dhsl) = 0.964 ± 0,1888

3. Kedalamanlubang (Lhsl) = 1.924 ± 0

4. Diameter batang (Dhsl) = 1.14 ± 0

5. Diameter dalam (Dd) = 2.676 ± 0,0032

6. Diameter Luar (Dl) = 3.3± 0

Data Hasil Pengukuran

a. Pada Pengukuran dengan Jangka Sorong dan Micrometer Skrup

No.Lebar Dasar

Statip (L)

Diameter

Lubang (D)

Kedalaman

Lubang (L)

Diameter

Batang (D)

1 15 0.9 1.96 1.14

2 15.1 0.92 1.92 1.14

3 15.05 0.9 1.9 1.14

4 15.1 0.9 1.92 1.14

5 15.1 1.2 1.92 1.14

Rata-Rata 15.07 0.964 1.924 1.14

b. Pada Pengukuran menggunakan Neraca Pegas

8Laporan Praktikum 2012

Page 9: Praktikum Fisika

Berat (50 gram) Berat (20 gram)

-0.068 -0.5360.602 0.134-1.068 0.1340.602 0.134-0.068 0.134

0.0544 0

c. Hasil Pengukuran

1. Lebar dasar statip (Lhsl) = 15.07 ± 0,0242. Diameter lubang (Dhsl) = 0.964 ± 0,18883. Kedalamanlubang (Lhsl) = 1.924 ± 04. Diameter batang (Dhsl) = 1.14 ± 05. Diameter dalam (Dd) = 2.676 ± 0,00326. Diameter Luar (Dl) = 3.3± 0

Kesimpulan

Mengukur suatu benda dengan menggunakan alat ukur seperti mistar, jangka

sorong, mikrometer sekrup, dan neraca Ohaus hasilnya akan lebih akurat dibandingkan

dengan jika kita mengukur suatu benda tanpa menggunakan suatu alat ukur tertentu.

Alat ukur juga dapat membantu manusia dalam mengukur suatu panjang atau tinggi

suatu benda. Dengan begitu, dengan adanya suatu alat ukur dapat mempermudah

pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia tidak akan merasa kesulitan

lagi untuk mengetahui ukuran suatu benda tertentu.

9Laporan Praktikum 2012