PRAKTIKUM 2 PPTK

15

Click here to load reader

Transcript of PRAKTIKUM 2 PPTK

Page 1: PRAKTIKUM 2 PPTK

NAMA: M. RIDWAN

KELAS: 1A III

NIM: 21110004

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIFERSITAS SERANG RAYA

(UNSERA)

SERANG BANTEN

2011

Page 2: PRAKTIKUM 2 PPTK

I. HARI ,TANGGAL PERCOBAAN KAMIS , 13 OKTOBER 2011

II. JUDUL PERCOBAANREAKSI PENGENALAN KATION DAN ANION

III. PRINSIP PERCOBAAN

TIAP KATION MEMPUNYAI REAKSI SPESIFIK DENGAN BEBERAPA ZAT TERTENTU YANG TIDAK DIMILIKI OLEH KATION LAINYA .PERCOBAAN BERDASARKAN DARI REAKSI SPESIFIK TIAP-TIAP ANION .

IV. ALAT DAN BAHAN .ALAT : TABUNG REAKSI RAK TABUNG PLAT TETES PENJEPIT TABUNG REAKSIPEMBAKAR SPIRTUS BATANG PENGADUK BOTOL CUCI

BAHAN : LARUTAN CuSo4 , KI , NaOh , NH3 , FeCl3, MnSo4, ZnSO4, HCL, MgSo4, Na2Co3 ,CaCl2, NaHCo3, H2Co4 , K2Cr2O7, CuSo4 .

V. PROSEDUR.

Teteskan 3 tetes larutan yang mengandung kation dalam pelat tetes atau tabung reaksi .

Kemudian tambahkan beberapa tetes larutan yang mengandung anion sebagai larutan pengenal kation .

Perhatikan warna / endapan yang terbentuk kemudian tuliskan persamaan reaksinya.

Page 3: PRAKTIKUM 2 PPTK

Jika di pakai tabung reaksi ,tambahkan 1-2 ml agar warna larutan / endapan terlihat jelas .

VI. HASIL PENGAMATAN .KATION

NO ZAT ASAL+PEREAKSI REAKSI KIMIA (REAKSI MOLEKUL/ION)

HASIL PENGAMATAN

1 CuSo4 + KI Kuning kemerahan + endapan putih

2 CuSo4 + NaOH Hijau muda +endapan jel

3 CuSo4 + NH3 biru4 FeCl3 +NH3 Endapan coklat5 FeCl3 + NaOH Endapan putih6 MnSo4 + NaOH Coklat + endapan7 MnSo4 + NH3 Endapan putih8 ZnSo4 + NaOH Endapan putih9 HASIL +HCL Endapan putih 10 ZnSo4 + NH3 +NH3 Keruh +endapan

+endapan11 MgSo4 +NH3 Putih pekat12 MgSo4 + NaOH Endapan putih13 MgSo4 + Na2Co3 Endapan putih14 HASIL + HCL Endapan putih

ANION

NO ZAT ASAL+PEREAKSI REAKSI KIMIA REAKSI ION/MOLEKUL

HASIL PENGAMATAN

1 Na2Co3 + CaCL2 Bening 2 Na2 Co3+ HCL Bening3 HASIL +CACl2 Bening4 NaHCO3PADAT→ ∆ Terbentu gas5 NaHCO3 +MgSO4 bening6 KI +K2Cr2O7 +H2So47 KI + CuSo4 Kuning tua +

Page 4: PRAKTIKUM 2 PPTK

endapan8 K2Cr2O7 + KI Kuning muda9 K2Cr2O7 +H2So4 Kuning tua

VII. PEMBAHASAN

KATION :

Golongan Kation Kelima golongan kation dan ciri-ciri khasnya adalah sebagai berikut : Golongan I : Kation-kation golongan ini membentuk endapan putih dengan asam klorida (HCl) encer. Kation-kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium I (Hg+), dan perak (Ag+). Golongan II : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl), tetapi membentuk endapan sulfida dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam mineral encer. Kation-kation golongan ini dibagi ke dalam 2 sub golongan yaitu : II A (Golongan Tembaga) 1) Merkurium II (Hg+2) 2) Tembaga II (Cu+2) 3) Bismut (Bi) 4) Kadmium (Cd+2) II B (Golongan Arsen) 1) Arsenik III (As+3) 2) Arsenik V (As+5) 3) Stibium V (Sb+5) 4) Timah II (Sn+2) 5) Timah V (Sn+5) Apabila telah mengendap dapat dibedakan dengan reaksi amonium polisulfida di mana golongan II A melarut dan golongan II B mengendap. Golongan III : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl) encer ataupun dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam mineral encer, melainkan membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau sedikit basah. Kation-kation golongan ini adalah kobalt II (Co+2), nikel II (Ni+2), besi II (Fe+2), besi III (Fe+3), aluminium (Al), seng II (Zn+2), dan mangan II (Mn+2). Golongan IV : Kation-kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan karbonat dengan amonium karbonat (NH4)2CO3 dengan adanya amonium klorida (NH4Cl) dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium II (Ca+2), strontium II (Sr+2) dan barium II (Ba+2). Golongan V : Kation-kation golongan ini disebut sebagai kation golongan sisa karena tidak membentuk endapan dengan reagensia sebelumnya seperti halnya reagensia-reagensia yang digunakan untuk memisahkan kation-kation golongan I sampai IV. Kation-kation golongan ini adalah magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (Ka), litium (Li), dan hidrogen (H). (Vogel,1990).

Identifikasi Reaksi Timbal II (Pb+2) Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan. Timbal (Pb) dapat diidentifikasi dengan menggunakan K2CrO4 dan KI. Jika Pb+2 diidentifikasi dengan larutan kalium kromat (K2CrO4)

Page 5: PRAKTIKUM 2 PPTK

akan menghasilkan endapan kuning cerah : Pb+2 + CrO42- → PbCrO4↓ Jika Pb diidentifikasi dengan larutan KI akan menghasilkan endapan kuning : Pb+2 + 2I- → PbI2↓ Timbal juga dapat diidentifikasi dengan asam klorida (HCl) encer yang akan menghasilkan endapan putih : Pb+2 + 2Cl- ↔ PbCl2↓ Sedangkan jika diidentifikasi dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam encer atau netral, akan menghasilkan endapan hitam : Pb+2 + H2S → PbS↓ + 2H Merkurium II (Hg+2) Merkurium adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu biasa dan memiliki massa jenis 13,534 gr/ml pada suhu 25˚C. Merkurium tidak bereaksi dengan asam klorida (HCl) atau asam sulfat (H2SO4)-2 encer, tapi merkurium dapat bereaksi dengan asam nitrat (HNO3) yang dingin : 6Hg + 8HNO3 → 3Hg2+2 + 2NO↑ + 6NO3- + 4H2O Merkurium juga dapat bereaksi dengan amonia (NH3) yang akan menghasilkan endapan hitam : NH2 2Hg2+2 + NO3- + 4NH3 + H2O → HgO.Hg ↓ + 2Hg↓ + 3NH4 NO3 Perak (Ag+) Perak adalah logam putih yang dapat ditempa dan liat. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M), atau asam nitrat encer (2M). Perak membentuk ion monovalen dalam laruta tidak berwarna. Ag+ dapat diidentifikasi dengan larutan NH3 akan menghasilkan endapan coklat perak oksida : 2Ag+ + 2NH3 + H2O → Ag2O↓ + 2NH4+ Sedangkan jika diidentifikasi dengan asam nitrat akan menghasilkan endapan putih : 3Ag2S↓ + 2HNO3 → S↓ + 2NO↑ + 3Ag2O↓ + H2O Kadmium II (Cd+2) Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Jika kadmium II direaksikan dengan KCN akan terbentuk endapan putih kadmium sianida (Cd(CN)2) : Cd+2 + 2CN- → Cd(CN)2↓ Bila kadmium dialirkan dengan gas hidrogen sulfida, maka kadmium sulfida akan mengendap dan menghasilkan endapan kuning : (Cd(CN)4)-2 + H2S → CdS↓ + 2H+ + 4CN- Tembaga II (Cu+2) Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Jika tembaga II direaksikan dengan K4Fe(CN)6 akan menghasilkan endapan coklat kemerahan : 2Cu+2 + (Fe(CN)6)-4 → Cu(Fe(CN)6)↓ Sampel + HCl 0,1 M

Endapan (Gol IA) Filtrat + H2O3 3 % + HCl 6 N 1. AgCl Panaskan dialirkan H2S + NH4OH 2. Hg2Cl2 3. PbCl2

Page 6: PRAKTIKUM 2 PPTK

Endapan (Gol IIA) Filtrat panaskan + HNO3 + NH4Cl 10 % 1. HgS panaskan + NH4OH encer , panaskan 2. PbS 3. CuS 4. CdS Endapan (Gol IIIA) Filtrat + NH4OH, alirkan H2S 1. Fe(OH)3 2. Cr(OH)3 3. Ad(OH)2 4. Mn2O2H2O Endapan Filtrat dilarutkan dalam cairan HNO3, (Gol IIIB) panaskan + 10 ml air + NH4Cl 10 % + (NH4)2CO3, panaskan

Endapan (Gol IV) Filtrat uapkan sampai pekat 1. CaCO3 + 3 ml HNO4, panaskan 2. BaCO3 3. SrCO3 Residu (Gol V) 1. Mg 2. K 3. Na 4. Ki

Kelarutan Kelarutan adalah sifat fisik yang merujuk pada kemampuan suatu substansi untuk larut dalam suatu larutan. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol dalam air, hingga sulit larutseperti perak klorida (AgCl2) dalam air.

ANION :

Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kationIdentifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin. Untuk anion

Page 7: PRAKTIKUM 2 PPTK

dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya : Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Reaksi ini terdapat beberapa macam jenis, diantaraknya : 1. Uji Manik fosfat Digunakan garam mikroskomik, natrium ammonium hidrogen fosfat tetrahidrat, manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium metafosfat. 2. Uji nyala Bagian terpanas nyala adalah pada zona pelelhan yang terletak pada kira-kira sepertiga ketinggian nyala, daerah ini dimanfaatkan untuk menguji kedapat lelehan zat dan juga melengkapi dalam menguji keatsirian relative dari zat-zat atau campuran zat. 3. Uji Spektroskopi Untuk memisahkan cahaya atau rona-rona komponennya dan mengidentifikasikan kation yang ada oleh perangkat rona yang khas itu. 4. Pemanasan Yaitu teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian yang dibuat dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala Bunsen, mula-mula dengan lembut dan kemudian dengan lebih kuat. 5. Uji Manik natrium karbonat Manik natrium karbonat disiapkan dengan melelehkan natrium karbonat pada lingkaran kawat Pt dalam nyala Bunsen, diperoleh pantulan kecil tak tembus cahaya, jika dibasahi, maka akan dibenamkan dalam kalium nitrat dan sedikit mangan, sehingga terbentuk manik hijau natrium manganat 6. Uji Pipa Tiup Suatu nyala mengoksid diperoleh dengan memegang mulut pipa dengan pipa itu kira-kira sepertiga kedalam nyala dan meniup dengan lebih kuat dalam arah sejajar dengan puncak pembakar. 7. Uji Manik Borak Manik dan zat yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala mereduksi bawah, dibiarkan dingin dan warnanya diamati. Kemudian manik itu dipanasi dalam nyala mengoksida bawah, biarkan dingin dan warnanya diamati lagi. Namun, Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah 1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCl. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi . 2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau. 3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau. Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Page 8: PRAKTIKUM 2 PPTK

a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-. b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-. c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi. d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat. Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation golongan I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrakselama soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu asam. Sebagai contoh: Analisis terhadap ion-ion preduksi Warna KMnO4 hilang menunjukkan ion pereduksi positif ada ES + H2SO4 (4N) + KMnO4 Warna KMnO4 tidak hilang menunukkan ion Pereduksi tidak ada Analisis terhadap ion-ion pengoksida ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua menunjukkan ion pengoksida ada. Bila bukan biru tua maka menunjukkan ion pengoksida tidak ada. Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO4 2- yang dapat larut makin banyak. Dari hasil identifikasi sebelumnya dapat ditehui adanya beberapa anion seperti CO32- dan CH3COO-. Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain. SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+. S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna. SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas. NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji. CN- : Denga larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2]– SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah. [Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat. [Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN) 6] yang

Page 9: PRAKTIKUM 2 PPTK

larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat. Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer. Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam sama nitrat encer. I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-keping kuning keemasan. NO3 - : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2 ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-. b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-. c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi. d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat. Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation golongan I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrakselama soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu asam. Sebagai contoh: Analisis terhadap ion-ion preduksi Warna KMnO4 hilang menunjukkan ion pereduksi positif ada ES + H2SO4 (4N) + KMnO4 Warna KMnO4 tidak hilang menunukkan ion Pereduksi tidak ada Analisis terhadap ion-ion pengoksida ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua menunjukkan ion pengoksida ada. Bila bukan biru tua maka menunjukkan ion pengoksida tidak ada. Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO4 2- yang dapat larut makin banyak. Dari hasil identifikasi sebelumnya dapat ditehui adanya beberapa anion seperti CO32- dan CH3COO-. Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain. SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+.

Page 10: PRAKTIKUM 2 PPTK

S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna. SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas. NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji. CN- : Denga larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2]– SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah. [Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat. [Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN) 6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat. Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer. Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam sama nitrat encer. I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-keping kuning keemasan. NO3 - : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2 ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3.

VIII. KESIMPULAN

Page 11: PRAKTIKUM 2 PPTK

IX.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009d. Anion-Kation. http//-Bloggersejati.com. Anonim. 2009e. Kation-anion http//-www.medicafarma.com

Anonim. 2009f. Analisa Kualitatif http//-www.bolgkita.info.fv 11 September

Page 12: PRAKTIKUM 2 PPTK

2009 Anonim. 2009g. Anion-kation http//-www.che-mistry.wordpress.org

Anonim. 2009h. Laporan praktikum http//-sulae.blogspot.com