Praktikum Fha 2

26
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR ( KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN MAS ) Disusun oleh : Kelompok 1 Alya Mirza A 230110140016 M Ihsan Fadylah 230110140157 Ranti Rahmadina 230110140177

description

FPIK 2014

Transcript of Praktikum Fha 2

Page 1: Praktikum Fha 2

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR

( KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN MAS )

Disusun oleh :

Kelompok 1

Alya Mirza A 230110140016

M Ihsan Fadylah 230110140157

Ranti Rahmadina 230110140177

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Page 2: Praktikum Fha 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN MAS”. Tujuan

penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air dan Asisten Lab Praktikum;

2. Seluruh anggota kelompok 1;

3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga

pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah

selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.

Jatinangor, 26 Oktober 2015

Penyusun

Page 3: Praktikum Fha 2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................6

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................6

1.2 TUJUAN.................................................................................................................................6

1.3 MANFAAT.............................................................................................................................6

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................7

2.1 Termoregulasi..........................................................................................................................7

2.2 Ikan Mas................................................................................................................................7

2.3 Sistem Pernafasan......................................................................................................................9

2.4 DO (Dissolved Oxygen).......................................................................................................11

2.5 Suhu......................................................................................................................................12

BAB III METODEOLOGI PRAKTIKUM...............................................................................................14

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum............................................................14

3.2 Alat dan Bahan........................................................................................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................16

4.1 HASIL....................................................................................................................................16

4.1.1 Hasil Data Kelas.....................................................................................................16

4.2 PEMBAHASAN.....................................................................................................................17

4.2.1 Pembahasan Hasil Kelompok.................................................................................17

5.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................19

5.2 SARAN...............................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

Page 4: Praktikum Fha 2

Daftar Tabel

4.1.1 Hasil Data Kelas

Daftar Gambar

Ikan Mas

Sistem Sirkulasi Pernafasan Ikan Mas

Struktur Insang Ikan

Mekanisme Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati

DO meter

Page 5: Praktikum Fha 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ikan membutuhkan oksigen untuk proses penguraian makanan dalam tubuhnya dan kesemua komponen proses metabolisme membutuhkan oksigen oleh karna itu termasuk bakteri, proses masuknya oksigen dengan cara difusi kedalam tubuh ikan melewati organ insang dan keluarnya CO2 ke lingkungan perairan bebas diluar tubuh ikan di sebut dengan pernapasan.oleh karena itu kebutuhan oksigen dalam air harus tetap terjaga karena kekurangan oksigen akan mengakibatkan biota yang kita pelihara bersaing satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang mengakibatkan stres sampai dengan kematian total.

Menurut Julian (2003), konsumsi oksigen merupakan pengkuantitatifan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh suatu orgnisme (ikan). Konsumsi oksigen pada ikan digunakan sebagai parameter laju metabolisme pada ikan dalam satuan mg/g/jam. Metode yangdigunakan untuk mengetahui kadar oksigen terlarut untuk mengetahui KO2 pada ikan nila putih adalah metode Winkler. Metode Winkler digunakan dengan cara titrasi larutan air yangmengandung oksigen. Menurut Lagler (1997), semakin besar kadar oksigen terlarut semakin besar pula konsumsi oksigennya. Prinsip metode Winkler yaitu jika air mengandung oksigenterlarut, Mn(OH2) bereaksi dan dioksidasi menjadi H2MnO3.

Lingkungan juga mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan. Konsumsi oksigen dapat dipengaruhi oleh temperatur yang tinggi, proses respirasi, dekomposisi materil organic yangdapat menyebabkan konsumsi oksigen lebih besar (Welch, 1992). Menurut Suhaili (1983) suhu dan arus air juga mempengaruhi konsumsi oksigen. Semakin tinggi suhu perairan semakin besar konsumsi oksigennya, begitu pula dengan arus yang deras dapat menyebabkan besarnya konsumsi oksigen.

I.2 TUJUAN

Mengetahui konsumsi oksigen ikan mas yang sensitive terhadap kadar

oksigen terlarut di media hidupnya

Memahami dan menghitung perubahan oksigen terlarut dari sebelum

ikan mas dimasukkan dan sesudahnya

Page 6: Praktikum Fha 2

1.3 MANFAAT

Praktikan dapat menghitung jumlah kadar oksigen yang dikonsumsi

ikan mas dalam selang waktu tertentu, dengan alat bantu DO meter

sebagai pengukur kandungan oksigen terlarutnya.

Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

konumsi oksigen pada ikan mas

Page 7: Praktikum Fha 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Termoregulasi

Termoregulasi merupakan proses yang terjadi dalam tubuh hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang drastis. Mekanisme termoregulasi yaitu mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Keseimbangan suhu tubuh hewan dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar, hewan dapat bertahan hidup diantara -2°Csampai 50°Catau pada suhu yang lebih ekstrim. Namun, hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal yang dikuasai agar proses fisiologis optimal. Suhu tubuh ideal yang palig disukai yaitu suhu ekritik berkisar antara 35°C-40°C. Kisaran toleransi termal yaitu kisaran suhu yang lebih luas dan dapat diterima hewan. Suhu optimal sesuai keadaan tubuh suhu tubuh yaitu inti konstan dan suhu permukaan berubah – ubah.

Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin, dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas.

2.2 Ikan Mas

Ikan Mas (karper, Common Carp) yang di kenal di Indonesia memiliki nama latin Cyprinus Carpio dari keluarga Cyprinid. Bentuk badan Ikan Mas pada umumnya adalah agak gemuk dengan tubuh panjang membulat pada bagian perut dan pipih di bagian ekor. Perbandingan panjang total dengan tinggi tubuhnya berkisar 2,3:1 hingga 3,5:1. Warna dominan pada tubuhnya coklat keemasan, varian warna lain pada ikan mas adalah kuning, merah, hitam, putih dan corak kombinasi dari warna-warna tersebut. Mulutnya dapat dilebarkan dengan struktur bibir lunak dan mempunyai dua pasang sungut. Bagian kepala tanpa sisik, sedangkan seluruh tubuh dipenuhi sisik agak besar. Fernandez (1985) menyatakan bahwa ikan mas mempunyai satu sirip punggung, dengan sebuah jari-jari keras yang tak sejajar dengan sirip perut

Page 8: Praktikum Fha 2

memanjang kebelakang dan berakhir sejajar dengan bagian sirip anus.Tubuh berbentuk pipih memanjang, lipatan mulut dan bibir tipis, memiliki satu atau dua pasang kumis. Warna tubuh bervariasi dari kecoklatan sampai keemasan.

Djuhanda (1981) menjelaskan bahwa ikan mas memiliki mulut diujung kepala dan pada sudut-sudut mulut terdapat dua pasang sungut peraba. Sirip punggung mempunyai 4 jari-jari keras dan 16-18 jari-jari lunak, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut mempunyai 2 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada mempunyai 1 jari-jari keras dan 13 - 16 jarijari lunak, jumlah sisik pada gurat sisi antara 33-37 buah.

Gambar 1. Ikan Mas

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Species : (Cyprinus carpio L )

Ikan Mas hidup di alam bebas pada sungai berarus tenang sampai sedang dan area perairan air tawar lainnya seperti danau, waduk dan situ. Ikan ini menempati perairan dengan kedalaman yang dangkal sampai sedang, dapat hidup dan berkembang biak dengan baik di wilayah perairan dengan ketinggian 150-600 meter dpl dengan suhu kisaran 25-30° C. Ikan Mas adalah ikan air tawar yang mampu hidup di air payau seperti tambak atau rawa-rawa di pesisir maupun muara sungai dengan kadar garam 25-30%. Ikan Mas menyukai suatu tempat tertentu bukan hanya karena tersedianya banyak pakan alami tetapi juga adanya tumbuhan air yang berguna sebagai tempat memijah dan berlindung. Ikan Mas dapat beradaptasi dengan baik sehingga mampu hidup menyebar di perairan air tawar di seluruh pelosok Indonesia.

Seperti ikan-ikan lainnya, cara berkembang biak Ikan Mas adalah bertelur. Masa pijahnya (breeding season) bisa terjadi sepanjang tahun. Sang Betina akan bertelur pada perairan dangkal

Page 9: Praktikum Fha 2

dekat tumbuhan air yang tembus sinar matahari, telur-telurnya menempel pada dedaunan. Pada kondisi yang ideal dan bersuhu hangat, telur-telur tersebut akan menetas dalam 5 hingga 8 hari.

Setiap hewan memiliki tingkah laku (behavior) yang berbeda-beda, Ikan Mas masuk golongan omnivora dan sangat rakus. Ia gemar mengaduk-aduk dasar 6 perairan untuk mencari makan. Makanan alaminya meliputi tumbuhan air, lumut, cacing, keong, udang, kerang, larva serangga dan organisma lainnya yang ada di perairan baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan air.

Cara makan ikan ini cukup unik yakni dengan membuka mulutnya lebarlebar dan kemudian menyedot makanannya seperti alat penghisap. Dalam kondisi nafsu makan yang tinggi, apapun yang dianggapnya makanan akan dihisap kemudian dicicipi dan yang bukan makanan akan dibuang dengan cara disemburkan.

2.3 Sistem Pernafasan

Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya antara lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari tempat penangkapan gas menuju sel-sel jaringan. Begitu

pula sebaliknya, untuk mengangkut gas buangan (CO2) dari sel sel jaringan ke tempat pengeluarannya.

Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi

masuk dan CO2 berdifusi keluar.

Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi).

Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Ikan mas bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum). Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut 7 secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.

Page 10: Praktikum Fha 2

Gambar 2. Sistem Sirkulasi Pernafasan Ikan Mas

Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari

jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.

Gambar 3. Struktur Insang Ikan

Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi.

Gambar 4. Mekanisme Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati

Page 11: Praktikum Fha 2

a) Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.

b) Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaranlembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan

mengikat O2 dari air.

Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C O2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang

diekskresikan keluar tubuh.

2.4 DO (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan dalam kadar mg per liter air atau part per million (ppm).Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).

Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurangdengan semakin tingginya salinitas.

Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968).

Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (Anonimous, 2004).

DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas (Ahmad dkk, 1998). Kandungan DO di

Page 12: Praktikum Fha 2

kolam tergantung pada suhu, banyaknya bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono, 1986 dalam Anonim, 2008).

DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal:

1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik. 2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan. 3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.

“Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil (Abdilanov, 2011). Perhitungan nilai DO dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rachmadiarti, 2008):

Keterangan:

DO = Dissolved Oxigen (mg/L)

a = volume titrasi yang dipakai

N = normalitas Na2S2O3 (0,025 N)

DO dapat di ukur dengan alat bantu DO meter.

Gambar 5. DO meter

2.5 Suhu

Suhu di perairan dapat mempengaruhi kelarutan dari oksigen. Apabila suhu meningkat maka kelarutan oksigen berkurang. Oksigen terlarut yang biasanya dihasilkan oleh fitoplankton dan tanaman laut, keberadaannya sangat penting bagi organisme yang memanfaatkannya untuk kehidupan, antara lain pada proses respirasi dimana oksigen dibutuhkan untuk pembakaran bahan organik 11 sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan CO2 dan H 2 O. Oksigen sebagai bahan pernafasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh

Page 13: Praktikum Fha 2

sebab itu kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.

Ikan adalah hewan berdarah dingin (poikilothermal) yang metabolisme tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan (Neuman et al. 1997). Engelsma et al. (2003) menyatakan bahwa suhu juga berpengaruh terhadap parameter hematological dan daya tahan terhadap penyakit. Pemberian suhu tinggiataupun suhu rendah yang mendadak dapat meningkatkan jumlah sel darah putih pada ikan mas. Proses fisiologis dalam ikan yaitu tingkat respirasi, makan, metabolisme, pertumbuhan, perilaku, reproduksi dan tingkat detoksifikasi dan bioakumulasi dipengaruhi oleh suhu (Fadhil et al. 2011).

Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pernafasan biota budidaya tergantung ukuran, suhu dan tingkat aktivitasnya dengan batas minimum adalah 3 ppm. Kandungan oksigen di dalam air dianggap optimum bagi budidaya biota air adalah 4-10 ppm, tergantung jenisnya. Laju respirasi terlihat tetap pada batas kelarutan oksigen antara 3-4 ppm pada suhu 20-30°C (Ghufran & Kordi 2007). Ernest (2000) ikan mas dapat bertahan hidup pada konsentrasi DO minimum sebesar 2 mg/L. Doudoroff dan Shumway (1970) menyatakan bahwa kebutuhan minimum oksigen untuk ikan mas (C. carpio) adalah 0,2-2,8 mg/L. Boyd (1990)menjelaskan juga bahwa kandungan DO kurang dari 1 mg/L dapat menyebabkan lethal atau menyebabkan kematian dalam beberapa jam.

Page 14: Praktikum Fha 2

BAB III

METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Praktikum Konsumsi Oksigen pada Ikan Mas ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal

10Oktober 2013, pukul 13.15-15.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Air disajikaan dalam Tabel 1

Tabel 1. Alat yang Digunakan

No.

Nama Alat Fungsi

1 Wadah plastik Sebagai wadah percobaan2 DO meter Alat ukur kelarutan oksigen3 Jam Tangan Alat penunjuk waktu4 Timbangan Alat pengukur bobot ikan5 Cling warp Bahan pelapis

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum”Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas” disajikaan dalam Tabel 2

Tabel 2. Bahan yang Digunakan

No. Nama Bahan1 Ikan Mas2 Reagen

3.1. Prosedur Praktikum

Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain:

1. Siapkan wadah plastic yang telah diisi air penuh. 2. Ukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode

Winkler, catat hasilnya. 3. Timbang ikan, lalu catat bobotnya.

Page 15: Praktikum Fha 2

4. Masukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik. 5. Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan udara luar. 6. Wadah percobaan dibiarkan selama 30 menit 7. Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati jangan

sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air wadah percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler, catat hasilnya.

8. DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut

Page 16: Praktikum Fha 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Hasil Data Kelas

KelompokBobot Ikan

(g)

DO awal

(mg/l)

DO akhir

(mg/L)

Konsumsi

Oksigen

Kebutuhan

Oksigen

1 151

5.1

3.4 1.7 0.023

2 103 2.9 2.2 0.043

3 100 2.7 2.4 0.048

4 120 2.7 2.4 0.040

5 97 2.7 2.4 0.049

6 114 2.6 2.5 0.044

7 57.4 1.9 3.2 0.111

8 86.78 2.8 2.3 0.053

9 80.08 2 3.1 0.077

10 86.75 1.7 3.4 0.078

11 84.59 1.4 3.7 0.087

12 82.68 1.6 3.5 0.085

13 64.67 2.6 2.5 0.077

14 99.3 3 2.1 0.042

15 79.2 2.9 2.2 0.056

16 139.56 2.7 2.4 0.034

17 96.6 2.7 2.4 0.050

18 144 2.9 2.2 0.031

rata-rata 99.3 5.1 2.5 2.6 0.1

Rumus konsumsi oksigen ikan : (DO awal-DO akhir)

Rumus kebutuhan oksigen ikan : ((DO awal-DO akhir) x2)/bobot ikan

Page 17: Praktikum Fha 2

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1. Pembahasan Hasil Kelompok

Dari hasil kegiatan praktikum menganai Konsumsi Oksigen ikan Mas yang telah dilaukan

pada hari Senin 19 Oktober 2015 diperoleh sejumlah data seperti yang dicantumkan pada Tabel

hasil pengamatan diatas.

Setelah dilakukannya praktikum tentang konsumsi oksigen pada ikan mas di hasilkan

data sepeti pada tabel di atas. Perlakuan pada praktikum kali ini, yaitu dengan menghitung DO

awal. Selanjutnya melakukan penimbangan berat pada ikan mas. Ikan mas tersebut kemudian di

masukan kedalam wadah dan di tutup rapat dengan mengunakan tutup. Di tunggu hingga waktu

mencapai 30 menit, lalu diukur besar DO akhir. Lalu sehingga di peroleh data konsumsi Oksigen

pada ikan.

Berdasarkan hasil praktikum pada kelompok 1 diperoleh data bobot ikan sebesar 151 g

dengan DO awal sebesar 5,1 mg/l, DO akir sebesar 3.4 mg/l dan dan konsumsi oksigen dan

kebutuhan oksigen berturut-turut sebesar 1.7 mg/l dan 0.023 mg/l . Konsumsi oksigen sebesar

0.023 g/l. Bila dibandingkan dengan kelompok lain tentunya terdapat perbedaan bobot ikan

sehingga mempengaruhi perbedaan pada DO akhir serta Konsumsi oksigen dan Kebutuhan

Oksigen. Sedangkan pada kelompok 2 di peroleh bobot ikan sebesar 103 g dengan hasil DO

akhir sebesar 2.9 mg/l dan konsumsi oksigen dan kebutuhan oksigen berturut-turut sebesar 2.2

mg/l dan 0.043 mg/l. Hal tersebut telah sesuai dengan pustaka yang ada. Bahwa salah satu faktor

konsumsi oksigen dipengaruhi oleh ukuran tubuh (bobot dan volume). Semakin berat volume

ikan, maka konsumsi oksigennya semakin kecil, sebaliknya rendah bobot ikan maka konsumsi

oksigennya semakin besar (Fujaya 2004). Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat

Konsumsi Oksigen pada Ikan yaitu : (1) Kurangnya ketelitian praktikan saat pengukuran DO

akhir. (2) Tingkat stress ikan. (3) Kondisi ikan yang kurang sehat. Pada klompok 1 dengan bobot

151 g, ikan sedang dalam kedaan kondisi yang kurang baik. Yang terlihat dari pergerakan yang

melambat dan DO akhir yang lebih besar di bandingkan ikan yang memiliki bobot yang lebih

kecil.

Page 18: Praktikum Fha 2

Oksigen merupakan tolah ukur dalam reaksi metabolisme. Oleh sebab itu kelangsungan

hidup ikan sangat di tentukan dengan kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari

lingkungan. Berkurangnya kemampuan memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungan dan

berukrangnya DO dalam perairan, tentu akan mempengaruhi fisiologi dan tingkat bertahan hidup

ikan.Menururt fujaya (2014), terdapat fakto0faktor yang mempengaruhi konsumis O2 pada ikan,

yaitu : (1) aktivitas iakn, Ikan dengan aktivitas yang tinggi akan menkonsumsi oksigen lebih

banyak. (2) Umur, Ikan dengan umur muda akan mengkonsumsi O2 lebih banya di bandinan

dengan iakn yang berumus lebih tua. (3) Ukuran atau Bobot tubuh, Ikan dengan bobot tubuh

lebih kecil memiliki metabolisme yang lebih tinggi sehingga ikan berukuran kecillebih banyak

dalam mengkonsumsi Oksigen.(4) Temperatur, ikan yang berada pada temperature tinggi akan

memiliki laju metabolisme yang tinggi sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak.

Perbandingan jumlah konsumsi oksigen antara ikan besar dan kecil dimana ikan besar

akan lebih sedikit mengkonsumsi oksigen dibandingkan ikan kecil. Hal tersebut terjadi sebab

ikan kecil membutuhkan oksigen lebih banyak unuk digunakan dalam pembentukan sel-sel yang

ada dalam tubuhnya dan juga untuk pertumbuhan, sedangkan ikan besar membutuhkan oksigen

untuk bertahan hidup

Page 19: Praktikum Fha 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Pada praktikum “Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas” dapat disimpulkan bahwa,

Kebutuhan oksigen pada ikan ditinjau dari beberapa faktor yaitu, aktifitas ikan, ukuran, umur,

suhu serta faktor lain seperti tingkat stress, kurangnya ketelitian praktikan saat praktikum, dan

kondisi kesehatan ikan yang diuji. Ikan yang memiliki aktivitas yang banyak akan membutuhkan

oksigen yang banyak dibandingkan ikan yang pasif, ukuran atau bobot ikan yang besar akan

memiliki kebutuhan oksigen yang banyak dan sebaliknya. Umur ikan yang lebih muda akan

memiliki kebutuhan oksigen yang lebih besar hal itu disebabkan ikan yang berumur kecil akan

membutuhkan oksigen untuk metabolismenya.

5.2 SARAN

Pada praktikum ini, di harapkan para praktikan lebih teliti lagi saat pengukuran DO akhir

dan lebih memahami penggunaan alat ukur DO meter.

Page 20: Praktikum Fha 2

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah.Muhammad.2011.Sistem Pernapasan Ikan (Pisces). http://www.sentraedukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html (diakses pada 21 Oktober 2015)

Arrignon and Jacques. 1999. Management of Freshwater Fisheries Science. Publishers, INC : USA