praktikum 2

22
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK UJI PROTEIN OLEH: NAMA : ANINDITA DWI GEOVANI NIM : 08121006026 KELOMPOK : 4 (EMPAT) ASISTEN : TRI WAHYUNINGSIH DOSEN PEMBIMBING :1. Dr. Budi Untari, Msi, Apt

description

biokimia farmasi 2 unsri

Transcript of praktikum 2

Page 1: praktikum 2

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KLINIK

UJI PROTEIN

OLEH:

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014-2015

NAMA : ANINDITA DWI GEOVANI

NIM : 08121006026

KELOMPOK : 4 (EMPAT)

ASISTEN : TRI WAHYUNINGSIH

DOSEN PEMBIMBING :1. Dr. Budi Untari, Msi, Apt

2. Dr. Rer.nat Mardiyanto, Msi, Apt

Page 2: praktikum 2

PRAKTIKUM 1

UJI PROTEIN

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu memahami prinsip uji protein yang merupakan

keterampilan dasar dalam bidang keahlian biokimia klinik.

II. PRINSIP KERJA

Mendeteksi gula pereduksi dengan pereksi bennedict dan fehling A – fehling

B

III. DASAR TEORI

Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul

tinggi, protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein

mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala

sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi

semua sel makhluk hidup dan virus.

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam

amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan

penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang

hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin,

Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa

muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein,

Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang

bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino

yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada,

dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin,

metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial

ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus

didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Samadi, 2012).

Page 3: praktikum 2

Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih

tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang

mengutuhkan molekul itu. Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak

sifat biologis protein itu. Salah satu faktor yang menyebabkan denaturasi

suatu protein ialah perubahan temperatur. Memasak putih telur merupakan

contoh denaturasi yang tak reversibel. Suatu putih telur adalah cairan tak

berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut.

Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan

dan mengendap; dihasilkan suatu zat padat putih.

Perubahan pH juga dapat menyebabkan denaturasi. Bila susu

menjadi asam, perubahan pH yang disebabkan oleh pembentukan asam

laktat akan menyebabkan penggumpalan susu (curdling), atau pengendapan

protein yang semula larut. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan

denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau pereduksi (yang

dapat mengubah hubungan S – S), dan perubahan tipe pelarut.

Uji mengenai protein ada beberapa macam, diantaranya adalah, uji

biuret adalah pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna

yang dibentuk oleh Cu²++ dengan gugus –CO dan –NH pada ikatan peptida

dalam larutan suasana basa. Pengendapan dengan logam merupakan

pembentukan senyawa tak larut antara protein dan logam berat.

Pengendapan dengan garam adalah pembentukan senyawa tak larut antara

protein dan ammonium sulfat. Pengendapan dengan alkohol yaitu

pembentukan senyawa tak larut antara protein dan alkohol. Uji

koagulasi adalah perubahan bentuk yang ireversibel dari protein akibat dari

pengaruh pemanasan. Denaturasi protein yaitu perubahan pada suatu protein

akibat dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrim.

Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda

dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan

ion, sifat dielektrik pelarut, dan temperatur. Pemusahan protein dari

campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH isoelektrik yang

berbeda-beda untuk tiap macam protein.

Page 4: praktikum 2

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :

1. Beaker glass 1. Larutan putih telur

2. Gelas ukur 2. CuSO4 0,01 M

3. Pipet tetes 3. Formaldehid encer

4. Tabung reaksi 4. NaOH 2,5 N

5. Rak tabung reaksi 5. H2SO4 pekat

6. Penjepit 6. HgCl2 0,2 M

7. Bunsen 7. Pb asetat 0,2 M

8. Kamera 8. Amonium sulfat

9. Asam asetat 1 M

10. HCl 0,1 M

11. NaOH 0,1 M

12. Buffer asetat pH 4,7

13. Etil alkohol

V. CARA KERJA

a. Uji Biuret

disiapkan

Dimasukkan

Ditambahkan

3 tabung reaksi

Tabung reaksi diberi label tabung reaksi 1, 2, dan 3

Larutan putih telur 2 ml

Ke masing-masing tabung reaksi

Page 5: praktikum 2

Ditetesi

Di aduk perlahan

Ditambahkan

Dimati

b. Uji Hopkins Cole

Dimasukkan

Ditambahkan

Ditambahkan

Diamati

AquadestTabung 1 : 0 mlTabung 2 : 2 mlTabung 3 : 4 ml

1 ml NaOH 2,5 N pada masing-masing tabung

reaksi

Hindari timbulnya busa

± 2 tetes CuSO4 0,01 M hingga timbul warna

Dalam tabung reaksi

Formaldehid encer

1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung

Dua lapisan yang terbentuk

1 ml larutan putih telur

Degradasi warna

Page 6: praktikum 2

c. Pengendapan dengan Logam

Dimasukkan

Ditetesi

Diamati

d. Pengendapan dengan Garam

Dimasukkan

Ditambahkan

Dipastikan

Diamati

e. Uji Koagulasi

3 ml larutan putih telur

Dalam tabung reaksi

5 tetes HgCl2 0,2 M atau 5 tetes Pb asetat 0,2 M

Pengendapan yang terjadi

2 ml larutan putih telur

Dalam tabung reaksi

Amonium sulfat secara bertahap sedikit demi

sedikit dengan pengadukan

Sedikit garam amoium sulfat hingga tidak larut

Larutan jenuhnya

Page 7: praktikum 2

Dimasukkan

Ditetesi

Dipanaskan

Diamati

Diuji

f. Pengendapan dengan Alkoho

disiapkan

Dimasukkan

2 ml larutan kuning telur

Tabung reaksi

2 tetes Asam asetat 1 M

Selama 5 menit

Endapan yang terbentuk

Endapan

Kelarutan endapan dalam air

3 tabung reaksi

Tabung reaksi diberi label tabung reaksi 1, 2, dan 3

Larutan putih telur 2 ml

Ke masing-masing tabung reaksi

Page 8: praktikum 2

Ditambahkan

Ditambahkan

Diamati

g. Denaturasi Protein

Disiapkan

Dimasukkan

Ditambahkan

Dipanaskan

Tabung 1 = 10 tetes HCl 0,1 MTabung 2 = 10 tetes NaOH 0,1 MTabung 3 = 10 tetes Buffer asetat

pH 4,7

2 ml Etil Alkohol ke masing-masing tabung

reaksi

Protein mana yang tidak larut

Tabung reaksi diberi label tabung reaksi 1, 2, dan 3

Larutan putih telur 2 ml ke masing-masing tabung

reaksi

Tabung 1 = 10 tetes Buffer asetat pH 4,7

Tabung 2 = 10 tetes NaOH 0,1 MTabung 3 = 10 tetes HCl 0,1 M

Selama 15 menit dalam air mendidih

3 tabung reaksi

Page 9: praktikum 2

Didinginkan

Diamati

Ditambahkan

Diamati

Pada temperatur kamar

Protein pada tabung mana yang mengendap

Tabung reaksi 1 dan 2

10 ml Buffer Asetat pH 4,7

Perubahan yang terjadi

Page 10: praktikum 2

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

Nama Uji Perlakuan Awal Hasil

Uji Biuret

3 ml putih telur + 1 ml

NaOH + 2 tetes CuSO4

(kontrol)

Larutan bening warna ungu

pekat

3 ml putih telur + 2 ml

aquadest + 1 ml NaOH +

2 tetes CuSO4

Larutan bening warna ungu

terong lebih tua

3 ml putih telur + 4 ml

aquadest + 1 ml NaOH +

2 tetes CuSO4

Larutan bening warna ungu

terong lebih

terang

Uji Hopkins

Cole

1 ml putih telur +

formaldehid encer + 1 ml

H2SO4 pekat

Larutan bening Terbentuk 2

lapisan, lapisan

atas gumpalan

putih telur,

lapisan bawah

larutan bening

Pengendapan

Logam

3 ml putih telur + 5 tetes

HgCl2

Larutan bening endapan putih

dan air keruh

Pengendapan

Garam

2 ml putih telur +

Ammonium klorida

hingga mengendap

Larutan

bening,

ammonium

klorida larut

Larutan bening,

ammonium

klorida

mengendap

karena lewat

jenuh

Uji

Koagulasi

2 ml putih telur + 2 tetes

asam asetat , panaskan 5

menit

Larutan bening Saat dipanaskan

20 detik,

meledak,

terbentuk larutan

putih berbusa,

penggumapalan

pada larutan dan

Page 11: praktikum 2

larutan menjadi

kaku (membeku)

Pengendapan

dengan

Alkohol

2 ml putih telur + 10 tetes

HCl +2 ml etanol

Larutan agak

keruh

Terbentuk 2

lapisan tidak

larut yang

bewarna bening

2 ml putih telur + 10 tetes

NaOH + 2 ml etanol

Larutan agak

keruh

Larut dan

berwarna putih

bening

2 ml putih telur + 10 tetes

buffer asetat + 2 ml etanol

Larutan agak

keruh

Tidak larut,

terlihat 2 lapisan

yang lebih keruh

di atas (endapan

di atas)

Denaturasi

Protein

2 ml putih telur + 10 tetes

HCl (panaskan 15 menit)

Larutan bening Putih gumpalan-

gumpalan,

Membeku

sebagian

2 ml putih telur + 10 tetes

NaOH (panaskan 15

menit)

Larutan bening Larutan

berwarna putih

susu

2 ml putih telur + 10 tetes

buffer asetat (panaskan 15

menit)

Larutan bening

berkabut

Larut sedikit

pada bagian atas

VII. PEMBAHASAN

Page 12: praktikum 2

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum mengenai

uji protein. Protein sangat berguna bagi kehidupan. Protein adalah senyawa

organik kompleks dengan berat molekul tinggi, protein merupakan polimer

dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain

dengan ikatan peptida. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan

penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup.

Protein dapat diuji dengan beberapa cara, diantaraanya dengan uji

biuret, uji hopkins cole, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan

garam, uji koagulasi, pengendapan dengan alkohol, dan denaturasi protein.

Uji yang pertama dilakukan adalah uji biuret. Uji biuret ini

dilakukan dengan menambahkan NaOH 2,5 N dan CuSO4 0,01 M ke dalam

larutan putih telur yang dibuat sebanyak tiga konsentrasi. Tujuan pembuatan

konsentrasi ini agar mudah mengamati degradasi warna yang terbentuk.

Tabung reaksi yang pertama berisi larutan putih telur tanpa di beri aquadest,

tabung reaksi yang kedua berisi larutan putih telur dengan 2 ml aquadest, dan

tabung reaksi yang ketiga berisi larutan putih telur dengan 4 ml aquadest.

Berdasarkan praktikan yang dilakukan di dapatkan hasil bahwa pada tabung

reaksi satu terbentuk warna ungu pekat, pada tabung reaksi yang kedua

muncul warna ungu terong lebih tua dan pada tabung reaksi yang ketiga

terbentuk warna ungu terong lebih terang. Berdasarkan data tersebut dapat

disimpulkan bahwa semakin pekat konsentrasi protein maka semakin pekat

pula warna ungu yang terbentuk. Dalam hal ini terbentuknya warna ungu 

menunjukkan bahwa pada larutan putih telur tersebut mengandung protein.

Hal tersebut terjadi karena suatu peptida dalam protein yang

dimasukkan kedalam larutan encer CuSO4 dalam basa kuat yaitu NaOH,

maka warna biru pucat pada larutan akan berubah menjadi ungu. Biuret

adalah reaksi yang positif terhadap ikatan – ikatan peptida pada protein.

Pada uji biuret dibentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna

yang dibentuk oleh Cu²++ dengan gugus –CO dan –NH pada ikatan peptida

dalam larutan suasana basa.

Page 13: praktikum 2

Pada uji protein selanjutnya yaitu mengenai uji hopkins cole. Uji

hopkins cole adalah uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan adanya

asam amino triptofan. Pereaksi yang dipakai mengandung asam glioksilat.

Kondensasi 2 inti induk dari triptofan oleh asam glioksilat akan

menghasilkan senyawa berwarna ungu. Reaksi positif ditunjukkan dengan

adanya cincin ungu pada bidang batas. Pada praktikum yang telah

dilakukan, setelah putih telur dimasukkan dalam formaldehid dan H2SO4

pekat, maka terbentuk 2 lapisan, lapisan atas gumpalan putih telur, lapisan

bawah larutan bening, namun tidak muncul warna ungu. Hal tersebut

dikarenakan karena adanya kesalahan pada tahap-tahap uji yang dilakukan

oleh praktikan. Yang seharusnya terjadi adalah terbentuknya warna ungu

karena adanya suatu ikatan indol dengan aldehid yang berasal dari larutan

formaldehid, ikatan indol ini dilepaskan dengan menggunakan H2SO4.

H2SO4 disini berfungsi sebagai oksidator agar warna ungu bisa terbentuk.

Pada uji yang ketiga adalah pengendapan dengan logam. Pada uji

ini terbentuk senyawa tak larut antara protein dan logam berat. Logam yang

dipakai dapat berupa Hg atau Pb pada HgCl2 atau Pb asetat yang digunakan.

Senyawa yang tak larut dalam praktikum ini ditandai dengan endapan putih

dan air keruh. Endapan tersebut terjadi karena protein bereaksi dengan Hg

yang memiliki ion positif sehingga mengendap bila direaksikan dengan

protein.

Pada uji selanjutnya yakni pengendapan dengan garam, protein

dijenuhkan dengan amonium sulfat maka akan terbentuk larutan bening dan

ammonium klorida mengendap karena lewat jenuh atau karena garam garam

organik memiliki konsentrasi yang tinggi. Pengendapan ini menyebabkan

terjadinya dehidrasi protein dimana suatu keadaan saat protein kehilangan

air sehingga protein yang memiliki kelarutan paling kecil akan segera

mengendap.

Pada uji koagulasi larutan protein direaksikan dengan asam asetat 1

M yang kemudian dipanaskan. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat

reaksi. Protein yang ada pada sampel akan mengalami denaturasi. Kondisi

denaturasi dapat dilihat dari terbentuk larutan putih berbusa sehingga

Page 14: praktikum 2

menyebabkan penggumapalan pada larutan dan larutan menjadi kaku atau

membeku. Hal ini terjadi karena struktur protein tersebut telah rusak.

Koagulasi ini terjadi apabila protein tersebut berada pada titik

isoelektriknya.

Pada pengujian pengendapan dengan alkohol. Alkohol merupakan

pelarut yang non polar. Penambahan pelarut non polar menyebabkan

menurunkan kelrutan protein. Akibatanya molekul protein cenderung

beragregasi dan mengendap.

Pada pengujian mengenai denaturasi, larutan protein dipanaskan

selama 5 menit, selain karena pemanasan, protein juga rusak karena adanya

asam kuat dan basa kuat, hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pada

penambahan HCl sampel mengalami gumpalan-gumpalan dan membeku.

Sedangkan pada penambahan basa kuat yaitu NaOH sampel mengalami

mengeruhan sehingga larutan seperti susu. Sedangkan pada penambahan

buffer asetat, protein juga mengalami denaturasi yang ditunjukkan muncul

gumpalan namun sedikit larut pada bagian atas. Denaturasi adalah rusaknya

struktur protein akibat pemanasan atau penambahan asam dan basa kuat.

Page 15: praktikum 2

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang

dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide

2. Protein dapat diuji dengan beberapa cara, diantaraanya dengan uji biuret,

uji hopkins cole, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan

garam, uji koagulasi, pengendapan dengan alkohol, dan denaturasi

protein

3. Uji biuret adalah reaaksi yang positif terhadap ikatan – ikatan peptida

pada protein yang ditandai warna ungu.

4. Uji hopkins cole adalah uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan

adanya asam amino triptofan yang ditandai munculnya cicin berwarna

ungu.

5. Pada pengendapan dengan lgam endapan terjadi karena protein bereaksi

dengan Hg yang memiliki ion positif sehingga mengendap.

6. Penambahan alkohol dapat mengurangi kelarutan protein.

7. Berdasarkan uji denaturasi membuktikkan bahwa protein rusak pada

suhu tinggi dan pada asam atau basa kuat

Page 16: praktikum 2

DAFTAR PUSTAKA

Erminawati, MSc. Et al 2008. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar

II. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Kusnawidjaya, Kurnia. 1983. Biokimia. Penerbit Alumni: Bandung

Lehninger, Albert L, 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Press

Sudarmadji, Slamet. Et al. 1996. Prosedur Analisi Bahan Makanan

dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta

Wahyudi,dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang : UM Press