Prak Fiswan 7 (Hadi)

download Prak Fiswan 7 (Hadi)

of 7

Transcript of Prak Fiswan 7 (Hadi)

LAPORAN PRAKTIKUM VII FISIOLOGI HEWAN ( AKKC 254) KOMPORMITAS TERHADAP OKSIGEN PADA HEWAN POIKILOTERM Dosen Pengasuh : Drs Kaspul, M.Si Dra. Asri Lestari, M.Pd

Asisten Dosen : Kardina Ayu W Zubaidah

Oleh : Hadi Siswanto A1C209210 Kelompok VIII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN NOVEMBER 2011 PRAKTIKUM VII

Laporan Akhir Fisiologi Hewan

46

Topik Tujuan

: Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm : Untuk mengetahui pergerakan operculum ikan terhadap kadar garam dan suhu panas tertentu.

Hari/Tanggal : Kamis/ 01 Desember 2011 Tempat I. : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Akuarium 2. Termometer 3. Panci Aluminium 4. Neraca analitik 5. Gelas ukur 6. Kompor gas 7. Sendok 8. Alat-alat tulis Bahan : 1. Berbagai macam ikan 2. Garam dapur 3. Air

I.

CARA KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Menimbang garam dengan berat 0,1 gr sebanyak 9 kali 3. Mengisi akuarium dengan air pada suhu kamar dan mencatat suhu air. 4. Memasukkan ikan ke dalam akuarium dan menghitung gerak operkulumnya tiap 1 menit sebanyak 3 kali dan ambil rata-ratanya. 5. memindahkan ikan tersebut ke wadah yang lain dan naikkan kadar medium dengan interval 5oC yakni dengan cara menuangkan air yang dipanaskan hingga suhunya naik 5oC dari suhu sebelumnya. 6. Mengulangi langkah 4 dan 5 dan mengakhiri perlakuan setelah mencapai suhu letal. 7. Untuk ikan yang lainnya perlakuan dengan kadar garam yang berbeda dari 0,00% atau kontrol sampai dengan 0,09%

I.

TEORI DASAR

Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm

47

Percemaran air baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan ikan. Pengaruh yang secara tidak langsung umumnya dapat merusak lingkungan hidup ikan-ikan antar lain rendahnya kandungan O2, perubahan pH temperatur, kekeruhan air serta kurangnya bahan makanan alaminya. Sedangkan pengaruh secara langsung kemungkinan akan terjadi dampak yang secara menyeluruh sehingga menyebabkan kematian pada iakan baik cepat atau lambat tergantung dari bahan pencemar. Keperluan akan O2 dan produksi CO2 dari suatu hewan akan meningkat sebanding dengan massanya, sedangkan kecepatan gerak gas melintas permukaan tubuh sangat tergantung pada luas permukaan tubuh. Oksigen berdifusi sangat lambat di dalam cairan. Kalau hanya mengandalkan difusi saja sebetulnya kurang memuaskan untuk memindahkan O2 dari lingkungan luar dan mensuplai O2 ke sel jaringan. Bila ukuran organisme kurang dari 0,5 mm, difusi saja masih dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan O2 . Difusi merupakan mekanisme dasar dengan O2 dan mengeluarkan CO2 melintasi membran respirasi, tetapi respirasi harus dibantu oleh mekanisme yang lain, untuk memungkinkan suplai O2 dan mengeluarkan CO2 secara terus menerus Pada hewan yang besar, harus dilengkapi dengan permukaan yang luas dan banyak mengandung kapiler untuk mengambil banyak CO2 dari lingkungan luar dan dilengkapi dengan mekanisme untuk pengeluaran CO2. Jumlah CO2 dan O2 yang larut dalam air bervariasi menurut suhu dan kadar garam dalam air, maka makin tinggi suhu, jumlah O2 yang dapat larut dalam suatu larutan makin sedikit. Ini berarti bahwa makin tinggi suhu maka jumlah O 2 yang tersedia di air berkurang.

II. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel Hasil Pengamatan Pergerakan Operkulum Ikan Nila Terhadap Pengaruh Kadar Garam No. Kadar Garam 1. (NaCl) Kontrol Menit Ke1 2 43 62 Ratarata 52,5 Keterangan Awalnya ikan diam dan

Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm

46

2.

0,1 gram

50

87

68,5

ada sedikit gerakan Baik perlakuan pertama dan kedua ada gerakan sedikit Pada perlakuan ada gerakan perlakuan

3.

0,2 gram

50

95

72,5

pertama sedikit,

kedua terlihat

4. 5.

0,3 gram 0,4 gram

57 56

95 98

76 77

sirip dada bergerak sedikit Ikan terlihat tenang hanya ada gerak sirip dada sedikit Ikan lebih aktif dan gerakan menjauhi larutan garam yang dimasukkan Ikan terlebih lebih aktif dibandingkan dengan kadar garam yang lainnya

6.

0,5 gram

59

98

78,5

2. Tabel Hasil Pengamatan Operkulum Ikan Nila terhadap Pengaruh Kenaikan Suhu No. 1. 2. 3. Suhu Air 300C 350C 40 C0

Menit Ke-1 83 kali pergerakan 114 kali pergerakan 130 kali pergerakan

Keterangan Gerakan tekanan ke kiri akuarium Gerakan kepermukaan Gerakan mulai ikan mulai keseimbangan Ikan mati naik diam, hilang

4.

450C

64 kali pergerakan

3. Tabel Hasil Pengamatan Data Kelas No. Jenis ikan 1. Gabus 2. Papuyu 3. Nila I. ANALISIS DATA 1. Pergerakan Operkulum Ikan Nila terhadap Pengaruh Kadar Garam Pada keadaan normal, pergerakan operkulum ikan nila memiliki rata-rata 52,5 kali pada saat pengamatan ikan nila tersebut hanya diam saja dipinggir akuarium. Setelah diberikan perlakuan NaCl, pada perlakuan pertama ikan nila mengalami pergerakan operkulum sebanyak 43 kali dengan tampak ikan pasif, Suhu 440C 440C 450C Keterangan Letal Letal Letal

Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm

46

sedangkan untuk perlakuan kedua yang sama dengan perlakuan sebelumnya operkulum mengalami pergerakan sebanyak 87 kali, ikan tampak terlihat bergerak walaupun tidak terlalu aktif dengan rata-rata pergerakan adalah sebanyak 68,5 pergerakan. Kemudian pada menit selanjutnya dengan menambahkan lagi 0,1 gram, sehingga kadar garam dalam akuarium 0,2 gram, pada perlakuan pertama operkulum mengalami pergerakan sebanyak 50 kali, sedangkan pada perlakuan kedua operkulum mengalami pergerakan seebanyak 95 kali, dengan terlihat ikan aktif dan sirip dada yang tampak bergerak, dengan rata-rata pergerakan operkulum 72,5 tampak dengan bertambahnya kadar garam operkulum Pada pengamatan kadar garam sebanyak 0,3 gram, menit pertama pergerakan operkulumnya 57 kali kemudian pada menit ke 2 meningkat menjadi 95 kali pergerakan operkulumnya dan terlihat ikan terlihat tenang hanya ada gerak sirip dada sedikit. Pada penambahan kadar garam sebanyak 0,4 gram gerakan operkulum ikan semakin banyak yakni dengan rata-rata pergerakan operkulumnya 77 kali dan terlihat ikan lebih aktif dan gerakan menjauhi larutan garam yang dimasukkan. Kemudian dengan penambahan kadar garam sebanyak 0,5 gram dengan rata-rata pergerakan operkulumnya 78,5 dan terlihat ikan lebih aktif dibandingkan dengan kadar garam yang lainnya Berdasarkan pengamatan tersebut terlihat semakin tinggi kadar garam yang ditambahkan maka semakin banyak pergerakan operkulumnya. Itu membuktikan bahwa kadar garam akan mempengaruhi respirasi ikan, sehingga insang pada ikan akan kesulitan mengikat O2. Dengan memperbanyak gerakan operkulumnya itu akan membantu insang untuk mengikat O2.

2. Pergerakan Operkulum Ikan Nila terhadap Pengaruh Suhu. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pada suhu suhu awal yaitu 30C ikan Nila bergerak ke kiri akuarium dengan 83 kali pergerakan operkulum. Kemudian suhu dinaikkan sebanyak 5C menjadi 35C, pergerakan operculum meningkat menjadi 114 kali pergerakan dan ikan bergerak naik kepermukaan. Kemudian suhu dinaikkan lagi sebanyak 5C menjadi 40C, pergerakan operkulumnya terus meningkat menjadi 130 dan Gerakan mulai diam, ikan mulai hilang keseimbangan . Saat suhu dinaikkan lagi sebanyak 5C menjadi 45C, gerakan operkulum melemah menjadi 64 kali pergerakan dan ikan akhirnya mati.

Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm

47

Dari data kelas berbagai jenis ikan yang diuji pada percobaan pengaruh penambahan air panas (suhu dinaikan) terhadap pergerakan operkulum ternyata juga bervariasi hasilnya sampai ikan itu mati (letal). Pada ikan gabus tidak dapat bertahan hidup lagi pada suhu 44C, sedangkan pada ikan papuyu juga sama dengan ikan gabus yaitu pada suhu 44C. Ikan Nila pun juga tidak dapat bertahan pada suhu 45C. Berdasarkan pengamatan itu terbukti bahwa semakin tinggi suhu air maka operkulum pada ikan akan semakin meningkat dan akan menurun ketika ikan tersebut sekarat (hampir mati). Suhu yang tinggi dalam air maka jumlah O2 yang terlarut dalam air tersebut akan semakin sedikit sehingga ketika suhu dinaikan ikan akan mempercepat gerakan operkulumnya untuk mengikat O2 yang cukup untuk metabolisme tubuhnya.

I.

KESIMPULAN 1. Dalam sel hewan sangat tergantung pada adanya oksigen, karena oksigen merupakan syarat mutlak yang harus dimilki oleh semua hewan 2. Penambahan kadar garam membuat konsentrasi kepekatan air semakin tinggi mengakibatkan O2 semakin menipis sedangkan CO2 terus menumpuk membuat pergerakan operculum tidak teratur dan menyebabkan respirasi terganggu. 3. Peningkatan suhu dalam air menyebabkan berkurangnya kadar O2 dalam air sehingga ikan semakin memacu pembukaan operkulumnya lebih cepat untuk mendapatkan suplai O2. 4. Pada ikan gabus tidak dapat bertahan hidup lagi pada suhu 44C, sedangkan pada ikan papuyu juga sama dengan ikan gabus yaitu pada suhu 44C. Ikan Nila pun juga tidak dapat bertahan pada suhu 45C.

I.

DAFTAR PUSTAKA

Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm

47

Kaspul & Asri Lestari. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. FKIP PMIPA UNLAM : Banjarmasin Warsono & Hari Santoso. 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan, FKIP UNLAM, Banjarmasin. Wulangi Kartolo.S.1993. Prinsip-prinsif fisiologi hewan. DepDikbud. Jakarta

Kompormitas terhadap oksigen pada hewan poikiloterm

47