Prak Fiswan 2 (Hadi)

download Prak Fiswan 2 (Hadi)

of 7

Transcript of Prak Fiswan 2 (Hadi)

LAPORAN PRAKTIKUM II FISIOLOGI HEWAN ( AKKC 254)

AKTIVITAS ENZIM PTYALIN Dosen Pengasuh : Drs Kaspul, M.Si Dra. Asri Lestari, M.Pd

Asisten Dosen : Kardina Ayu W Zubaidah

Oleh : Hadi Siswanto A1C209210 Kelompok VIII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN OKTOBER 2011

Laporan Akhir Fisiologi Hewan

11

PRAKTIKUM II

Topik Tujuan Tempat

: Aktivitas enzim Ptyalin : Untuk mengetahui aktivitas enzim ptyalin : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

Hari/ tanggal : Kamis/13 Oktober 2011

I. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Becker glass 2. Tabung reaksi 3. Hot plate 4. Pipet tetes 5. Penjepit 6. Batang pengaduk 7. Rak tabung reaksi 8. Water bath I. CARA KERJA 1. Memanaskan air dalam becker glass hingga mencapai 37C (stabil). 2. Membuat larutan kanji yang dimasak pada hot plate dalam becker glass. 3. Menampung saliva dalam becker glass yang lain kemudian encerkan dengan aquadest. 4. Menyediakan 2 tabung reaksi dan memberi label A dan B, dan yang lainnya B. Kemudian masukkan larutan kanji masak 1/3 (sepertiga) bagian. 5. Menambahkan saliva pada tabung A dengan perbandingan 2 : 1 lalu mengamati perubahan warnanya, menambahkan aquadest pada tabung B dengan perbandingan 2 : 1 dan mengamati perubahan warnanya. 6. Memasukkan kedua tabung tersebut ke dalam water bath 37C. 7. Mengambil masing-masing larutan sebanyak 3 ml (setelah 1 menit) dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang lain, kemudian tes dengan meneteskan 3 tetes larutan fehling A dan fehling B lalu mengamati perubahan warna yang terjadi dari perlakuan tersebut panaskan tabung reaksi di atas dengan lampu spiritus dan mengamati perubahan yang terjadi. 8. Dengan interval waktu 10 menit, mengambil 3 ml larutan dari tabung A dan masukkan ke dalam tabung yang lain lalu menambahkan 3 tetes lartan fehling Bahan : 1. Larutan fehling A 2. Larutan fehling B 3. Larutan iodium 4. Aquadest 5. Saliva

Aktivitas Enzim Ptyalin

11

A dan B, kemudian panaskan dengan menggunakan lampu spiritus (lakukan seperti kegiatan no 7). 9. Mengulangi percobaan di atas sebanyak 3 kali ulangan khusus terhadap larutan dalam tabung A. 10. Mengambil 3 ml larutan dari tabung A dan B, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi isi yang lain dan tambahkan 3 tetes larutan iodium pada masing-masing tabung kemudian amati perubahan yang terjadi. I. TEORI DASAR Semua makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan itu diperlukan untuk: Membangun tubuh Sumber energi Regulasi dalam tubuh Hewan mempunyai berbagai cara makan, makanan dicerna secara intra atau ekstrasel. Metazoa yang heterotrof mencerna makanan dengan menggunakan sistem pencernaan makanan. Bahan makanan yang dikonsumsi pada umumnya berupa senyawa organik misalnya; karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Agar makanan dapat dipergunakan oleh tubuh maka harus dicerna terlebih dahulu baik secara mekanik maupun secara enzimatik sehingga menjadi molekul-molekul sederhana yang siap digunakan oleh tubuh. Dalam pencernaan secara enzimatik diperlukan enzim-enzim tertentu yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar pada sistem pencernaan makanan. Kelenjar ludah misalnya pada mamalia menghasilkan enzim ptyalin dan mucin. Enzim ptyalin, mucin dan air liur (saliva) dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar sebagai berikut: Kelenjar lingualis (glandula lingualis) yang terletak di bawah lidah. Kelenjar parotis (glandula parotis) yang terletak di bawah telinga. Kelenjar submaxilary (glandula maxillary) yang terletak di bawah sisi ke dua tulang rahang. Saliva adalah cairan yang bersifat alkali, mengandung musin, enzim pengencer zat tepung yaitu ptyalin dan sedikit zat padat. Fungsi saliva bekerja secara fisis dan secara kimiawi. Kerja fisisnya adalah membasahi mulut, membersihkan makanan agar mudah ditelan, dengan hal tersebut saliva melarutkan beberapa unsur sehingga memudahkan reaksi kimianya. Dimana

Aktivitas Enzim Ptyalin

12

kerja kimia ludah disebabkan oleh enzim ptyalin (amilase) yang di dalam lingkungan alkali bekerja terhadap zat gula dan zat tepung yang telah masak. Enzim ptyalin hanya bisa bekerja pada zat tepung bila pembungkus selulosa pada zat tepung telah pecah, misalnya sesudah dimasak. Kemudian tepung yang telah dimasak diubah menjadi sejenis gula yang mudah larut yaitu maltosa. Kerja ini dimulai dari mulut kemudian saliva ditelan bersama makanan, ptyalin bekerja di dalam lambung selama kira-kira 20 menit atau sampai makanan menjadi asam karena adanya cairan lambung. Amilase ludah merupakan penguraian rantai glukosa panjang, tepung kanji dan glikogen dalam potongan-potongan yang semakin kecil yang akhirnya terurai maltosa, maltotriosa, maltotetrose dan oligosakarida disekitar titik percabangan dengan 5 10 kesatuan glukosa yang disebut dengan deketrin perbatasan. I. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel Hasil Pengamatan No. A Perlakuan Larutan kanji + saliva 2:1 Larrutan kanji + aquadest 2:1 Larutan A + fehling A dan B Perubahan warna Sebelum Sesudah Atas : Tambah Atas : Bening bening Bawah : Putih susu Bawah : Keruh Atas : Bening Atas : Keruh Bawah : putih susu Atas : Bening Bawah : Keruh Bawah : Keruh pekat Warna atas dan bawah mwnjadi homogen putih kebiruan Warna atas dan 2. Larutan B + Fehling A dan B Atas : Keruh bawah menjad kebirumudaan Larutan A + fehling 3. A dan B dipanaskan selama 3 menit Larutan B + fehlinf A 4. 5. dan B dipanaskan selama 3 menit Larutan A + 3 tetes Putih kebirumudaan Putih susu/ keruh Putih kebiruan Kekuningan agak kental Hijau kekuningan kental seperti gel Putih susu /keruh Bawah : Keruh pekat homogen putih

B

1.

Aktivitas Enzim Ptyalin

12

6.

iodium Larutan B + 3 tetes iodium

Putih susu/keruh

dan agak pekat Putih susu/keruh dan pekat

I. ANALISIS DATA Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan untuk mengetahui aktivitas enzim ptyalin dengan menggunakan larutan kanji, saliva, fehling A dan B dan juga iodium didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Larutan Kanji + Saliva (A) Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa larutan kanji dan saliva yang dicampurkan dengan perbandingan 2 : 1 tidak terjadi penyatuan atau homogenisasi, dimana larutan kanji berwarna putih susu/keruh dibagian bawah, dan saliva bagian atas berwarna bening, tampak tidak terjadi reaksi apa-apa atau kedua larutan tersebut belum bereaksi, atau enzim yang terdapat pada saliva belum bekerja 2. Larutan Kanji + Aquadest (B) Sedangkan pada percobaan larutan kanji yang dicampurkan dengan aquadest dengan perbandingan 2:1, juga tidak terjadi perubahan, dikarenakan aquadest bersifat netral dan berfungsi hanya sebagai pelarut. Larutan telihat heterogen berwarna keruh bagian bawah, dan bening dbagian atas, hal ini terjadi karena tidak terjadi reaksi , apalagi aquadest tidak mengandung enzim ptyalin (amylase) 3. Larutan A + Fehling A dan B Kemudian percobaan pada larutan A ditambahkan fehling A dan B yang awalnya berwarna bening dibagian atas, dan bagian bawah keruh menjadi berwarna putih kebiruan, dan tampak terlihat homogen, dan tampak enzim ptyalin mulai bekerja atau memecahkan amilum yang terdapat pula larutan kanji 4. Larutan B + Fehling A dan B Untuk percobaan pada larutan B ditambahkan fehlinng A dan B warna dari larutan tampak putih kebirumudaan, dan tampak terlihat penggumpalan pada tepung kanji, hal ini disebabkan karena pada larutan B yang terdapat aquadest tidak terdapat enzim ptyalin yang dapat memecahkan molekul amilum menjadi maltose dengan hidrolisis 5. Larutan A + Fehling A dan B dipanaskan selama 3 menit Melanjutkan percobaan selanjutnnya yaitu dengan memanaskan larutan dengan pembakar spritus selama 3 menit, warna berubah menjadi kekuningan

Aktivitas Enzim Ptyalin

12

kental, hal ini terjadi karena saliva yan terdapat pada larutan mulai bekerja serta seperti yang kita ketahui saliva mengandung enzim ptyalin yaitu enzim amilase yang befungsi untuk memecahkan molekul amilum menjadi maltose dengan hidrolisis, dan hal ini menunjukkan bahwa saliva bersifat alkali, mengandung musin, enzim pengencer zat tepung yaitu ptyalin dan sedikit zat pata, saliva atau kelenjar ludah oleh enzim ptyalin pada alkali ini bekerja pada zat gula dan zat tepung yang telah dipanaskan. Pada dasarnya kerja enzim ini dimulai dari mulut, kemudian saliva ditelan bersama makanan. Sedangkan ptyalin bekerja pada lambuung selama kira0kira 20 menit atau sampai menjadi asam, perubahan menjadi asam tersebut karena adanya cairan asam pada lambung. Amilase ata kelenjar ludah merupakan pengurai rantai glukosa panjang, tepung kanji, glikogen dalam pototngan-potongan yang semakin kecil yang akhirnya terurai oleh maltose dan oligosakarida disekitar percabangan dengan 5 -10 glukosa yang disebut dengan deketrin perbatasan 6. Larutan B + Fehling A dan B dipanaskan selama 3 menit Kemudian percobaan larutan A dan fehling A dan B yang dipanaskan selama 3 menit, warna larutan yang asalnya putih kebirumudaan menjadi kuning kehijauan kental, atau terjadi penggumpalan partikel-partikel amilum yang ada pada larutan kanji, karena pada larutan B ini tidak terdapat larutan ptyalin (saliva) karena aquadest hanya mengubah konsentrasi larutan kanji menjadi lebih encer, semakin homogen dan pemanasan yang dilakukan hanya berfungsi untuk lebih melarutkan. 7. Larutan A + 3 tetes Larutan Iodium Percobaan selanjutnya adalah dimana larutan A diberikan 3 tetes iodium yang terjadi adala dimana larutan atau warnanya yang asalnya putih susu/keruh menjadi lebih keruh, warnanya tidak berubah mungkin karena disebabkan larutan tidak bereaksis serta tadak dilakukannya pemanasan setelah pemberian 3 tetes larutan iodium 8. Larutan B + 3 tetes Larutan Iodium Tidak jauh berbeda dengan percobaan sebelumnya yang mana setelah pemberian 3 tetes iodium, warna tampak lebih keruh dari sebelumnya, diperkirakan ini karena tidak dilakukannya pemanasan. Uji dengan iodium sendiri digunakan untuk menentukan adanay pati dalam sel. Amilosa berwarna ungu atau biru, jika diwarnai dengan larutan iodium. Sedangkan amilopektin bereaksi kurang kuat denagn reagen yang juga menunjukkan warna ungu hingga merah

Aktivitas Enzim Ptyalin

12

I. KESIMPULAN 1. Enzim ptyalin adalah enzim yang disebut dengan enzim amylase yang berfungsi untuk memecahkan molekul amilum menjadi maltose dengan hidrolisis 2. Saliva adalah cairan yang bersifat alkali, mengandung musin, enzim pengencer zat tepung yaitu ptyalin. 3. Amilase atau kelenjar ludah merupakan pengurai rantai glukosa panjang, tepung kanji, glikogen dalam potongan-potongan kecil. 4. Uji Iodium sering digunakan untuk menentukan adanya pati dalam sel. 5. Larutan kanji + saliva menjadi putih keruh bening, Kanji + aquadest menjadi putih keruh, kanji + saliva + fehling A dan B serta dipanaskan 3 menit menjadi putih kebiruan, kanji + aquadest + fehling A dan B dipanaskan 3 menit menjadi kuning kehijauan kental. 6. Larutan Kanji + saliva +3 tetes iodium warna menjadi lebih keruh, begitu juga selanjutnya kanji + aquadest + 3 tetes iodium warna menjadi I. DAFTAR PUSTAKA Kimbal, J. W. 1992. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Lestari, asri & Kaspul. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. PMIPA FKIP UNLAM : Banjarmasin Wulangi, Kartolo. S. 1993. Prinsif-prinsif Fisiologi Hewan. DepDikBud. Jakarta.

Aktivitas Enzim Ptyalin

13