PR Gilut

13
 1. Sumbin g pa da b ibi r d an p ala tum Celah bibir terjadi karena adanya kegagalan fusi dari prosesus nasalis media dan prose sus .maksi laris. Celah bib ir unilatera l terjadi karen a gagalnya fusi dar i  prosesus nasalis media dengan salah satu prosesus maksilaris. Jika prosesus maksilaris mesodermal mengalami kegagalan untuk bersatu di garis tengah maka akan terjadi defo rmitas berup a celah palatum. Kegag alan penyat uan prosesu s maksilaris dan arkus mand ibula ris akan menyeb abkan mak rostomia. Kegag alan penya tuan  prosesus nasalis lateral dengan prosesus maksilaris akan menyebabkan celah fasial oblique. Te rbentuknya celah bibir sampai saat ini masih belum dapat ditentukan dengan  pasti. Beberapa teori yang menyebutkan terjadinya pembentukan ce lah bibir adalah : teori fus i, teo ri hambat an per kemban gan , dan teo ri mes ode rma l dala m membra n  brakhial. Te ori fusi mengatakan baha terbentuknya celah bibir oleh karena kegagalan penyatuan antara prosesus maksilaris dengan prosesus naso medialis, yang terjadi sekitar minggu keenam dan aal minggu ketujuh. !eharusnya pada minggu itu epitel yang melapisi prosesus maksilaris dan  prosesus naso medialis bersatu membentuk suatu lempeng epitel yang kemudian akan  pecah sehingga memungkinkan mesoderm bersatu dan bibir akan berkembang dengan

Transcript of PR Gilut

Page 1: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 1/13

1. Sumbing pada bibir dan palatum

Celah bibir terjadi karena adanya kegagalan fusi dari prosesus nasalis media

dan prosesus .maksilaris. Celah bibir unilateral terjadi karena gagalnya fusi dari

 prosesus nasalis media dengan salah satu prosesus maksilaris. Jika prosesus

maksilaris mesodermal mengalami kegagalan untuk bersatu di garis tengah maka akan

terjadi deformitas berupa celah palatum. Kegagalan penyatuan prosesus maksilaris

dan arkus mandibularis akan menyebabkan makrostomia. Kegagalan penyatuan

 prosesus nasalis lateral dengan prosesus maksilaris akan menyebabkan celah fasial

oblique.

Terbentuknya celah bibir sampai saat ini masih belum dapat ditentukan dengan

 pasti. Beberapa teori yang menyebutkan terjadinya pembentukan celah bibir adalah :

teori fusi, teori hambatan perkembangan, dan teori mesodermal dalam membran

 brakhial. Teori fusi mengatakan baha terbentuknya celah bibir oleh karena

kegagalan penyatuan antara prosesus maksilaris dengan prosesus naso medialis, yang

terjadi sekitar minggu keenam dan aal minggu ketujuh.

!eharusnya pada minggu itu epitel yang melapisi prosesus maksilaris dan

 prosesus naso medialis bersatu membentuk suatu lempeng epitel yang kemudian akan

 pecah sehingga memungkinkan mesoderm bersatu dan bibir akan berkembang dengan

Page 2: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 2/13

sempurna. Teori hambatan perkembangan mengatakan baha terbentuknya celah

 bibir oleh karena kegagalan migrasi mesodermal menyeberangi celah, seperti pada

keadaan normal, mesodermal akan menyusup menyeberangi celah sehingga

 perkembangan bibir atas normal. Teori mesodermal dalam membran brakhial

mengatakan baha terbentuknya celah bibir oleh karena tidak adanya mesoderm

dalam pertumbuhan embriologi yang diperlukan oleh membran brankhial bermigrasi

melalui puncak kepala dari kedua sisi arah ajah pada minggu kedua intra uterin,

sehingga membran brakhial akan pecah dan terbentuk celah bibir.

"tiologi celah bibir adalah multifaktorial dan etiologi celah bibir belum dapat

diketahui secara pasti. #embentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu keenam

sampai minggu kesepuluh kehamilan. #enyebab kelainan inidipengaruhi berbagai

faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga faktor non genetik 

yang justeru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan terjadi satu indi$idu

dengan indi$idu lain berbeda.

a. %aktor genetik

Page 3: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 3/13

%aktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah bibir telah

diketahui tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya. Kruger &'()*+ mengatakan

sejumlah kasus yang telah dilaporkan dari seluruh dunia tendensi keturunan sebagai

 penyebab kelainan ini diketahui lebih kurang )-/0. 1asar genetik terjadinya celah

 bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis

 pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu dan biasa juga karena atropi dari

 pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak 

adanya perubahan otot pada daerah tersebut. !ebagai tanda adanya hipoplasia

mesodermal. 2danya gen yang dominan dan resesif juga merupakan penyebab

terjadinya hal ini. Teori lain mengatakan baha celah bibir terjadi karena:

• 1engan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidak kebalan embrio

terhadap terjadinya celah.

• 2danya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasi

kongenital yang ganda.

• 2danya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut yang diikuti dengan

anomali kongenital yang lain.

 b. %aktor 3on-4enetik 

%aktor non-genetik memegang peranan penting dalam keadaan krisis dari

 penyatuan bibir pada masa kehamilan. Beberapa hal yang berperan penyebab

terjadinya celah bibir :

• 1efisiensi nutrisi

 3utrisi yang kurang pada masa kehamilan merupakan satu hal penyabab

terjadinya celah. 5elalui percobaan yang dilakukan pada binatang dengan

memberikan $itamin 2 secara berlebihan atau kurang. 6ang hasilnya menimbulkan

celah pada anak-anak tikus yang baru lahir. Begitu juga dengan defisiensi $itamin

ribofla$in pada tikus yang sedang dan hasilnya juga adanya celah dengan persentase

Page 4: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 4/13

yang tinggi, dan pemberiam kortison pada kelinci yang sedang hamil akan

menimbulkan efek yang sama.

7at kimia

#emberian aspirin, kortison dan insulin pada masa kehamilan trimester 

 pertama dapat meyebabkan terjadinya celah. 8bat-obat yang bersifat teratogenik 

seperti thalidomide dan phenitonin, serta alkohol, kaffein, aminoptherin dan injeksi

steroid.

9irus rubella

%rases mengatakan baha $irus rubella dapat menyebabkan cacat berat, tetapi

hanya sedikit kemungkinan dapat menyebabkan celah.

• Beberapa hal lain yang juga berpengaruh yaitu :

- Kurang daya perkembangan

- adiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang potent

- ;nfeksi penyakit menular seaktu trimester pertama kehamilan yang dapat

menganngu foetus

- 4angguan endokrin

- #emberian hormon seks, dan tyroid

- 5erokok, alkohol, dan modifikasi pekerjaan

%aktor-faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah mulut, tetapi intensitas

dan aktu terjadinya lebih penting dibandingkan dengan jenis faktor lingkungan yang

spesifik.

• Trauma

!trean dan #eer melaporkan baha trauma mental dan trauma fisik dapat

menyebabkan terjadinya celah. !tress yang timbul menyebabkan fungsi korteks

Page 5: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 5/13

adrenal terangsang untuk mensekresi hidrokortison sehingga nantinya dapat

mempengaruhi keadaan ibu yang sedang mengandung dan dapat menimbulkan celah,

dengan terjadinya stress yang mengakibatkan celah yaitu : terangsangnya

hipothalamus adrenocorticotropic hormone&2CT<+. !ehingga merangsang kelenjar 

adrenal bagian glukokortikoid mengeluarkan hidrokortison, sehingga akan meningkat

di dalam darah yang dapat menganggu pertumbuhan.

2. Penyebab Macronagtia dan Micronagtia

"tiologi macronagtia berhubungan dengan perkembangan protuberentia yang

 berlebih yang dapat bersifat kongenital dan dapat pula bersifat dapatan melalui

 penyakit. Beberapa kondisi yang berhubungan dengan macronagtia adalah

Gigantisme  pituitary, paget’s disease, dan akromegali.

5icrognatia acquired   disebabkan trauma atau infeksi yang menimbulkan

gangguan pada sendi rahang, dijumpai pada penderita ankilosis yang terjadi pada

masa anak-anak.

3. Pengobatan Candidiasis oral

#engobatan farmakologis kandidiasis oral dikelompokkan dalam tiga kelas

agen antifungal yaitu:  polyenes, azoles, dan echinocandins. 2ntifungal  Polyenes

mencakup  Amphotericin B dan  Nystatin. Amphotericin B dihasilkan oleh

Streptomyces nodosus dan memiliki akti$itas antijamur yang luas. 1i samping

keuntungannya, antifungal ini dapat menimbulkan efek nefrotoksik. 8bat antifungal

lain yang sekarang banyak digunakan adalah  Nystatin. Azoles dibagi dalam dua

kelompok yaitu imidazoles dan triazoles. Azoles akan menghambat ergosterol yang

merupakan unsur utama sel membran jamur sedangkan Caspofungin termasuk 

golongan antifungal echinocandins yang digunakan untuk pengobatan terhadap

infeksi jamur Kandida dan spesies aspergillus.

Page 6: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 6/13

8bat anti jamur dapat diberikan secara topikal maupun sistemik, dengan syarat

 pemakaiannya harus sesuai dengan tipe kandidiasis yang akan diraat. 8bat - obat

anti jamur yang dapat diberikan secara topikal berupa: clotrimazole lozenge, nystatin

 pastiles, dan nystatin suspensi oral, sedangkan obat anti jamur yang dapat dibenkan

secara sistemik yaitu: etoconazole tablet, itraconazole tablet, fluconazole tablet. <al

yang sangat penting dilakukan oleh pasien adalah menjaga kebersihan rongga mulut,

sehingga kandida albikans yang merupakan mikroorganisme komensal dan flora

normal di rongga mulut tidak berubah menjadi agen infeksius opportunistik penyebab

kandidiasis oral. #asien juga harus menghindari faktor-faktor predisposisi yang dapat

menimbulkan kandidiasis.

4. Penyebab Leukoplakia

"tiologi dari leukoplakia digolongkan menjadi , yaitu faktor lokal dan faktor 

sistemik.

'+ %aktor lokal terdiri dari tembakau, alkohol, iritasi mekanis dan kemis, reaksi

elektrogal$anik dan kandidiasis. #enggunaan rokok merupakan faktor risiko

utama penyebab leukoplakia, karena unsur resin dan tar di dalamnya mudah

mengiritasi mukosa.

+ %aktor sistemik terdiri dari defisiensi $itamin 2, $itamin B kompleks, sifilis

tertier dan anemia siderofenik. Keadaan ini disertai dengan glossitis atrofik 

sehingga pasien-pasien ini mudah sekali terkena leukoplakia dan karsinoma

mulut.

#erubahan patologis mukosa mulut menjadi leukoplakia terdiri dari dua

tahap.6aitu tahap praleukoplakia dan tahap leukoplakia.#ada tahap praleukoplakia

mulai terbentuk arna  plaque  abu-abu tipis, bening, translusen, permukaannya

halus dengan konsistensi lunak dan datar. Tahap leukoplakia ditandai dengan

 pelebaran lesi ke arah lateral dan membentuk keratin yang tebal sehingga arna

Page 7: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 7/13

menjadi lebih putih, berfisura dan permukaan kasar sehingga mudah

membedakannya dengan mukosa sekitarnya.

5. Penyebab Glositis

4lossitis secara umum dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

'+ ;nfeksi

Bakteri dan infeksi $irus adalah penyebab umum menularnya glossitis. <al ini

sering dikaitkan dengan temuan lain seperti luka mulut &lepuh, borok+, nyeri dan

kadang-kadang demam. ;nfeksi jamur lidah kurang umum dan lebih sering

terlihat pada pasien immunocompromised &<;9, diabetes mellitus tidak 

terkontrol+.

+ Trauma

Trauma adalah penyebab umum glossitis dan biasanya akut dengan etiologi

 jelas. %aktor mekanis atau kimia yang mengiritasi=melukai lidah:

a! Burns

 b+ 5akanan, minuman dan suplemen - rempah-rempah, asam, pearna buatan

terkonsentrasi dan fla$orants, $itamin kunyah

c+ #roduk peraatan gigi &kebersihan oral+ - formulasi terkonsentrasi atau

 beracun

d+ 5erokok - tembakau, obat-obatan narkotika

e+ Tembakau dan daun sirih = mengunyah pinang

f+ 2lkohol - menyebabkan trauma kimia dan menyebabkan kekurangan

$itamin &glossitis atrofi+

g+ Bergerigi gigi dan peralatan gigi kurang pas= prostetik seperti jembatan,

implan, gigi palsu dan pengikut - cenderung menyebabkan borok pada sisi

lidah &aspek lateral+

h+ Tindik lidah &buruk dilakukan+, terutama bila terinfeksi

Page 8: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 8/13

+ 2lergi

Banyak faktor yang sama bertanggung jaab atas trauma lidah juga dapat

menyebabkan alergi glossitis. ;ni lebih cenderung terjadi pada indi$idu

hipersensitif.

>+ Kekurangan 9itamin dan 5ineral

5erupakan penyebab umum dari glossitis atrofi. #enipisan lapisan mukosa lidah

dan atrofi papila eksposur pembuluh darah yang mendasari menyebabkan

kemerahan lidah. 9itamin dan mineral tersebut meliputi:

a+ 9itamin B' - anemia pernisiosa

 b+ ibofla$in &$itamin B+

c+ 3iacin &$itamin B+ - pellagra

d+ #yrido?ine &$itamin B@+

e+ 2sam folat &$itamin B(+

f+ Besi - anemia kekurangan Aat besi

g+ Kekurangan $itamin C.

)+ #enyakit kulit

Banyak dari penyakit kulit juga melibatkan selaput lendir mulut, termasuk 

lapisan mukosa lidah.

. !erostomia

a. "e#inisi

 "erostomia  yang berarti mulut kering berasal dari kata  #eros  yang berarti

kering dan stoma  yang berarti mulut. !ekitar /,) sampai ' liter setiap harinya sali$a

diproduksi pada kelejar sali$a yang berbeda, (0 dari total $olume sali$a

diproduksi pada kelenjar mayor sali$a, dan sisanya diproduksi oleh kelenjar minor 

sali$a. Keadaan berkurangnya produksi sali$a dan mengakibatkan mulut kering

inilah yang dimaksud dengan  #erostomia. erostomia juga berkaitan dengan

Page 9: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 9/13

gangguan mengunyah, gangguan bicara, gangguan pengecapan, halitosis, dan

meningkatnya infeksi oral.

b. $tiologi

 "erostomia dapat timbul karena faktor fisiologis maupun faktor patologis.

%aktor fisiologis yang menimbulkan  #erostomia  seperti usia, hormon, dan puasa.

%aktor patologis mengurangi produksi sali$a karena keadaan tertentu pada pasien,

seperti adanya penyakit sistemik, defisiensi giAi, gangguan emosional dan

 psikologis, gangguan sistem saraf, penggunaan obat-obatan, gangguan kelenjar 

ludah, penyinaran pada daerah kepala-leher, juga gangguan penggunaan air dan

elektrolit.

c. Pato#isiologi

!ensasi mulut kering seperti halnya yang dirasakan pada saat stress yang akut

yang disebabkan adanya perubahan komposisi sali$a pada saat ini stimulasi saraf 

simpatis lebih dominan selama periode ini. !elain itu gejala mulut kering ini juga

disebabkan oleh dehidrasi mukosa rongga mulut dimana output  kelenjar sali$a minor 

dan mayor menurun serta lapisan sali$a yang melapisi mukosa oral berkurang.

%. &ocal 'n#eksi pada ((L) 

Kemungkinan baha mikroorganisme patogenik dan produknya dari fokus

infeksius ermasuk di dalam rongga mulut+ dapat menyebar kebagian tubuh lain dan

memicu penyakit yang berbeda pertama kali dijelaskan oleh <unter pada tahun

'('/, dalam teori infeksi fokalDnya. Teori ini yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara penyakit periodontal dan kehamilan.#enyakit periodontal adalah

 penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob, dan

mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingi$a.

Page 10: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 10/13

Berdasarkan peranannya dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor etiologi

 penyebab penyakit periodontal dapat diklasifikasikan atas : &'+ faktor etiologi

 primer, berupa plak dental=plak bakteriE dan &+ faktor etiologi sekunder=faktor 

 pendorong, yang mempengaruhi efek dari faktor etiologi primer. #ada kebanyakan

 penyakit periodontal, faktor lokal berupa plak bakteri merupakan faktor etiologi

utama. %aktor sistemik berperan sekunder dengan jalan memperparah respon

 periodonsium terhadap iritan lokal. #lak dental adalah deposit lunak yang

membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi. #embentukan komunitas

 biofilm dimulai dengan interaksi bakteri dengan gigi, yang kemudian dilanjutkan

oleh interaksi fisikal dan fisiologis antara berbagai spesies yang ada dalam masa

mikrobial. 1alam hipotesis plak spesifik, hanya bakteri plak tertentu yang patogen,

dan patogenesitasnya tergantung pada keberadaan atau peningkatan mikroorganisme

yang spesifik. Berdasarkan konsep ini, plak yang mengandung patogen bakteri yang

spesifik akan menyebabkan penyakit periodontal, karena organisme tersebut

memproduksi substansi yang memperantarai perusakan jaringan periodonsium.

1isamping plak dental, deposit dental lainnya yang juga dapat menyebabkan

 penyakit periodontal adalah kalkulus, materi alba dan debris makanan.

!ebagai infeksi gram negatif, penyakit periodontal memiliki potensi untuk 

mempengaruhi kehamilan.> Terdapat empat bakteri yang berhubungan dengan

 pematangan plak dan periodontitis progresif, yaitu Bacteroides %orsythus,

#orphyromonas gingi$alis, 2ctinobacillus 2ctinomycetemcomitans, dan Treponema

1enticola. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan lebih banyak jumlahnya pada

 perempuan yang melahirkan bayi prematur BBF dibandingkan dengan perempuan

yang melahirkan bayi normal.

Page 11: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 11/13

Bakteri dan produknya yang berupa endotoksin khususnya lipopolisakarida

masuk kesaluran genital melalui pembuluh darah. !elain itu, kegiatan yang

cenderung menimbulkan pendarahan seperti menggosok gigi berpotensi

menyebabkan terjadinya bakteremia. Bakteremia sering kali terjadi pada orang yang

mempunyai banyak plak serta peradangan gingi$a. Bakteremia dapat menimbulkan

 peradangan intrauterin, dan lipopolisakarida yang dihasilkan menyebar kedalam

rongga rahim. #ada periodontitis, kedua mekanisme ini dapat terkembang. Bakteri

dan produknya akan berinteraksi pada membran plasenta, memicu prostaglandin

atau secara langsung menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim,

sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut.

!elama kehamilan, hormon yang mengatur kehamilan dan aktifitas sitokin

normal memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan

kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi kepada janin. 2danya penularan bakteri

selama kehamilan dapat menimbulkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon

yang mengatur kehamilan. <al ini memungkinkan robeknya membran plasenta

sebelum aktunya dan dapat berakibat terjadinya bayi prematur BBF.

*. Pla+ue

#lak bakteri pada daerah subgingi$a tidak dipengaruhi oleh ;ingkungan

mulut namun terbatas oleh ruang yang sangat terbatas dan sistem pertahanan

alami &innate+ hospes. uangan subgingi$a sangat terbatas pada indi$idu sehat

 periodontal. 3amun, bila akumulasi plak terjadi terus-menerus, akan terjadi

 pengurangan perlekatan lapisan epitel gingi$a pada permukaan gigi dan berakibat

 peningkatan kedalaman poket gingi$a. !ebaliknya, hospes akan membatasi

 perkembangan plak dengan memelihara keutuhan lapisan epitel. Cairan kre$ikular 

Page 12: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 12/13

gingi$amengandung pula komponen antibakteri seperti lisosim, komplemen dan

 beberapa faktor pendorong peningkatan perm eabilitas pembuluh darah, diantaranya

 bradikinin, thrombin, dan fibrinogen. !el polimorfonuklear dan monosit yang keluar 

dari pembuluh darah dapat pula menghancurkan bakteri. !el ini memerlukan signal

atau faktor yang disebut khemoatraktan &disebut pula khemokin+ agar dapat keluar 

dari pembuluh darah dan berjalan menuju ke plak gigi. Khemokin ini

diantaranya interleukin-G &;F-G+ dan 5C#-' &5onocyte Chemota?is #rotein-'+.

!emakin mendekati lokasi gigi, le$el protein ini pada gingi$a akan semakin

meningkat.Bakteri plak gigi diketahui mengeluarkan banyak komponen kedalam ruang

mulut dan sulkus gingi$a. Bakteri gram negatif mengeluarkan material dinding

sel yang berperan sebagai $esikel membran. 5aterial ini diantaranya ialah

lipopolisakarida &F#!+, lipid dan protein. 5aterial ini berperan pula sebagai signal

 bagi hospes untuk mengetahui seberapa besar dan macam bakteri plak gigi dan

menyebabkan hospes berespon secara langsung maupun tidak langsung. espon

langsung terjadi bila bakteri atau produknya menginduksi sel gingi$a untuk 

mengeluarkan glikoprotein seperti khemokin atau interleukin. Tidak langsung bila

 bakteri menyebabkan sel terangsang memproduksi glikoprotein yang selanjutnya

akan merangsang sel lainnya.

#erlu diingat baha macam bakteri menentukan pula jenis material yang

notabenenya akan menentukan jenis respon hospes. Bakteri gram positif hanya

akan menyebabkan produksi khemokin dengan le$el rendah. 8leh karena bakteri

gram positif hanya pada plak gigi dengan jaringan periodontal relatif sehat,

maka jarang ditemukan infiltrasi sel pada gingi$a. !ebaliknya gram negatif 

sangat potent merangsang produksi khemokin ini, akibatnya banyak dijumpai

infiltrasi sel pada jaringan periodontal yang mengalami inflamasi. 1iketahui pula

Page 13: PR Gilut

7/21/2019 PR Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 13/13

 baha F#! dari bakteri gram negatif mampu menyebabkan destruksi tulang

al$eolar dengan cars mengaktifkan set osteoklast. Jadi dapat dimengerti baha

 pada penyakit periodontal tahap lanjut, dijumpai adanya kerusakan tulang al$eolar 

yang parch dan berakibat gigi goyah. Bakteri ini mampu pula merusak integritas

lapisan epitel gingi$a.

#ada indi$idu berusia muda dengan jaringan periodontal sehat, plak gigi

didominasi oleh bakteri gram positif, streptokokus dan actinomyces sp. !emakin

tua usia, jenis bakteri plak gigi pada jaringan periodontal sehat akan berubah

dengan semakin banyaknya gram negatif seperti %usobacterium nucleatum,

#orphyromonas gingi$alis, #re$otella intermedia dan "ike;la corodens.Jadi umur 

indi$idu sangat menentukan jenis bakteri plak gigi pada jaringan periodontal

sehat.#ada penderita gingi$itis, jumlah bakteri akan bertambah dan peran sistem

 pertahanan hospes akan mempengaruhi perubahan jenis bakteri.