PR Gilut
-
Upload
endang-susilowati-n -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of PR Gilut
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 1/13
1. Sumbing pada bibir dan palatum
Celah bibir terjadi karena adanya kegagalan fusi dari prosesus nasalis media
dan prosesus .maksilaris. Celah bibir unilateral terjadi karena gagalnya fusi dari
prosesus nasalis media dengan salah satu prosesus maksilaris. Jika prosesus
maksilaris mesodermal mengalami kegagalan untuk bersatu di garis tengah maka akan
terjadi deformitas berupa celah palatum. Kegagalan penyatuan prosesus maksilaris
dan arkus mandibularis akan menyebabkan makrostomia. Kegagalan penyatuan
prosesus nasalis lateral dengan prosesus maksilaris akan menyebabkan celah fasial
oblique.
Terbentuknya celah bibir sampai saat ini masih belum dapat ditentukan dengan
pasti. Beberapa teori yang menyebutkan terjadinya pembentukan celah bibir adalah :
teori fusi, teori hambatan perkembangan, dan teori mesodermal dalam membran
brakhial. Teori fusi mengatakan baha terbentuknya celah bibir oleh karena
kegagalan penyatuan antara prosesus maksilaris dengan prosesus naso medialis, yang
terjadi sekitar minggu keenam dan aal minggu ketujuh.
!eharusnya pada minggu itu epitel yang melapisi prosesus maksilaris dan
prosesus naso medialis bersatu membentuk suatu lempeng epitel yang kemudian akan
pecah sehingga memungkinkan mesoderm bersatu dan bibir akan berkembang dengan
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 2/13
sempurna. Teori hambatan perkembangan mengatakan baha terbentuknya celah
bibir oleh karena kegagalan migrasi mesodermal menyeberangi celah, seperti pada
keadaan normal, mesodermal akan menyusup menyeberangi celah sehingga
perkembangan bibir atas normal. Teori mesodermal dalam membran brakhial
mengatakan baha terbentuknya celah bibir oleh karena tidak adanya mesoderm
dalam pertumbuhan embriologi yang diperlukan oleh membran brankhial bermigrasi
melalui puncak kepala dari kedua sisi arah ajah pada minggu kedua intra uterin,
sehingga membran brakhial akan pecah dan terbentuk celah bibir.
"tiologi celah bibir adalah multifaktorial dan etiologi celah bibir belum dapat
diketahui secara pasti. #embentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu keenam
sampai minggu kesepuluh kehamilan. #enyebab kelainan inidipengaruhi berbagai
faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga faktor non genetik
yang justeru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan terjadi satu indi$idu
dengan indi$idu lain berbeda.
a. %aktor genetik
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 3/13
%aktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah bibir telah
diketahui tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya. Kruger &'()*+ mengatakan
sejumlah kasus yang telah dilaporkan dari seluruh dunia tendensi keturunan sebagai
penyebab kelainan ini diketahui lebih kurang )-/0. 1asar genetik terjadinya celah
bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis
pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu dan biasa juga karena atropi dari
pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak
adanya perubahan otot pada daerah tersebut. !ebagai tanda adanya hipoplasia
mesodermal. 2danya gen yang dominan dan resesif juga merupakan penyebab
terjadinya hal ini. Teori lain mengatakan baha celah bibir terjadi karena:
• 1engan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidak kebalan embrio
terhadap terjadinya celah.
• 2danya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasi
kongenital yang ganda.
• 2danya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut yang diikuti dengan
anomali kongenital yang lain.
b. %aktor 3on-4enetik
%aktor non-genetik memegang peranan penting dalam keadaan krisis dari
penyatuan bibir pada masa kehamilan. Beberapa hal yang berperan penyebab
terjadinya celah bibir :
• 1efisiensi nutrisi
3utrisi yang kurang pada masa kehamilan merupakan satu hal penyabab
terjadinya celah. 5elalui percobaan yang dilakukan pada binatang dengan
memberikan $itamin 2 secara berlebihan atau kurang. 6ang hasilnya menimbulkan
celah pada anak-anak tikus yang baru lahir. Begitu juga dengan defisiensi $itamin
ribofla$in pada tikus yang sedang dan hasilnya juga adanya celah dengan persentase
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 4/13
yang tinggi, dan pemberiam kortison pada kelinci yang sedang hamil akan
menimbulkan efek yang sama.
•
7at kimia
#emberian aspirin, kortison dan insulin pada masa kehamilan trimester
pertama dapat meyebabkan terjadinya celah. 8bat-obat yang bersifat teratogenik
seperti thalidomide dan phenitonin, serta alkohol, kaffein, aminoptherin dan injeksi
steroid.
•
9irus rubella
%rases mengatakan baha $irus rubella dapat menyebabkan cacat berat, tetapi
hanya sedikit kemungkinan dapat menyebabkan celah.
• Beberapa hal lain yang juga berpengaruh yaitu :
- Kurang daya perkembangan
- adiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang potent
- ;nfeksi penyakit menular seaktu trimester pertama kehamilan yang dapat
menganngu foetus
- 4angguan endokrin
- #emberian hormon seks, dan tyroid
- 5erokok, alkohol, dan modifikasi pekerjaan
%aktor-faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah mulut, tetapi intensitas
dan aktu terjadinya lebih penting dibandingkan dengan jenis faktor lingkungan yang
spesifik.
• Trauma
!trean dan #eer melaporkan baha trauma mental dan trauma fisik dapat
menyebabkan terjadinya celah. !tress yang timbul menyebabkan fungsi korteks
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 5/13
adrenal terangsang untuk mensekresi hidrokortison sehingga nantinya dapat
mempengaruhi keadaan ibu yang sedang mengandung dan dapat menimbulkan celah,
dengan terjadinya stress yang mengakibatkan celah yaitu : terangsangnya
hipothalamus adrenocorticotropic hormone&2CT<+. !ehingga merangsang kelenjar
adrenal bagian glukokortikoid mengeluarkan hidrokortison, sehingga akan meningkat
di dalam darah yang dapat menganggu pertumbuhan.
2. Penyebab Macronagtia dan Micronagtia
"tiologi macronagtia berhubungan dengan perkembangan protuberentia yang
berlebih yang dapat bersifat kongenital dan dapat pula bersifat dapatan melalui
penyakit. Beberapa kondisi yang berhubungan dengan macronagtia adalah
Gigantisme pituitary, paget’s disease, dan akromegali.
5icrognatia acquired disebabkan trauma atau infeksi yang menimbulkan
gangguan pada sendi rahang, dijumpai pada penderita ankilosis yang terjadi pada
masa anak-anak.
3. Pengobatan Candidiasis oral
#engobatan farmakologis kandidiasis oral dikelompokkan dalam tiga kelas
agen antifungal yaitu: polyenes, azoles, dan echinocandins. 2ntifungal Polyenes
mencakup Amphotericin B dan Nystatin. Amphotericin B dihasilkan oleh
Streptomyces nodosus dan memiliki akti$itas antijamur yang luas. 1i samping
keuntungannya, antifungal ini dapat menimbulkan efek nefrotoksik. 8bat antifungal
lain yang sekarang banyak digunakan adalah Nystatin. Azoles dibagi dalam dua
kelompok yaitu imidazoles dan triazoles. Azoles akan menghambat ergosterol yang
merupakan unsur utama sel membran jamur sedangkan Caspofungin termasuk
golongan antifungal echinocandins yang digunakan untuk pengobatan terhadap
infeksi jamur Kandida dan spesies aspergillus.
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 6/13
8bat anti jamur dapat diberikan secara topikal maupun sistemik, dengan syarat
pemakaiannya harus sesuai dengan tipe kandidiasis yang akan diraat. 8bat - obat
anti jamur yang dapat diberikan secara topikal berupa: clotrimazole lozenge, nystatin
pastiles, dan nystatin suspensi oral, sedangkan obat anti jamur yang dapat dibenkan
secara sistemik yaitu: etoconazole tablet, itraconazole tablet, fluconazole tablet. <al
yang sangat penting dilakukan oleh pasien adalah menjaga kebersihan rongga mulut,
sehingga kandida albikans yang merupakan mikroorganisme komensal dan flora
normal di rongga mulut tidak berubah menjadi agen infeksius opportunistik penyebab
kandidiasis oral. #asien juga harus menghindari faktor-faktor predisposisi yang dapat
menimbulkan kandidiasis.
4. Penyebab Leukoplakia
"tiologi dari leukoplakia digolongkan menjadi , yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik.
'+ %aktor lokal terdiri dari tembakau, alkohol, iritasi mekanis dan kemis, reaksi
elektrogal$anik dan kandidiasis. #enggunaan rokok merupakan faktor risiko
utama penyebab leukoplakia, karena unsur resin dan tar di dalamnya mudah
mengiritasi mukosa.
+ %aktor sistemik terdiri dari defisiensi $itamin 2, $itamin B kompleks, sifilis
tertier dan anemia siderofenik. Keadaan ini disertai dengan glossitis atrofik
sehingga pasien-pasien ini mudah sekali terkena leukoplakia dan karsinoma
mulut.
#erubahan patologis mukosa mulut menjadi leukoplakia terdiri dari dua
tahap.6aitu tahap praleukoplakia dan tahap leukoplakia.#ada tahap praleukoplakia
mulai terbentuk arna plaque abu-abu tipis, bening, translusen, permukaannya
halus dengan konsistensi lunak dan datar. Tahap leukoplakia ditandai dengan
pelebaran lesi ke arah lateral dan membentuk keratin yang tebal sehingga arna
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 7/13
menjadi lebih putih, berfisura dan permukaan kasar sehingga mudah
membedakannya dengan mukosa sekitarnya.
5. Penyebab Glositis
4lossitis secara umum dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
'+ ;nfeksi
Bakteri dan infeksi $irus adalah penyebab umum menularnya glossitis. <al ini
sering dikaitkan dengan temuan lain seperti luka mulut &lepuh, borok+, nyeri dan
kadang-kadang demam. ;nfeksi jamur lidah kurang umum dan lebih sering
terlihat pada pasien immunocompromised &<;9, diabetes mellitus tidak
terkontrol+.
+ Trauma
Trauma adalah penyebab umum glossitis dan biasanya akut dengan etiologi
jelas. %aktor mekanis atau kimia yang mengiritasi=melukai lidah:
a! Burns
b+ 5akanan, minuman dan suplemen - rempah-rempah, asam, pearna buatan
terkonsentrasi dan fla$orants, $itamin kunyah
c+ #roduk peraatan gigi &kebersihan oral+ - formulasi terkonsentrasi atau
beracun
d+ 5erokok - tembakau, obat-obatan narkotika
e+ Tembakau dan daun sirih = mengunyah pinang
f+ 2lkohol - menyebabkan trauma kimia dan menyebabkan kekurangan
$itamin &glossitis atrofi+
g+ Bergerigi gigi dan peralatan gigi kurang pas= prostetik seperti jembatan,
implan, gigi palsu dan pengikut - cenderung menyebabkan borok pada sisi
lidah &aspek lateral+
h+ Tindik lidah &buruk dilakukan+, terutama bila terinfeksi
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 8/13
+ 2lergi
Banyak faktor yang sama bertanggung jaab atas trauma lidah juga dapat
menyebabkan alergi glossitis. ;ni lebih cenderung terjadi pada indi$idu
hipersensitif.
>+ Kekurangan 9itamin dan 5ineral
5erupakan penyebab umum dari glossitis atrofi. #enipisan lapisan mukosa lidah
dan atrofi papila eksposur pembuluh darah yang mendasari menyebabkan
kemerahan lidah. 9itamin dan mineral tersebut meliputi:
a+ 9itamin B' - anemia pernisiosa
b+ ibofla$in &$itamin B+
c+ 3iacin &$itamin B+ - pellagra
d+ #yrido?ine &$itamin B@+
e+ 2sam folat &$itamin B(+
f+ Besi - anemia kekurangan Aat besi
g+ Kekurangan $itamin C.
)+ #enyakit kulit
Banyak dari penyakit kulit juga melibatkan selaput lendir mulut, termasuk
lapisan mukosa lidah.
. !erostomia
a. "e#inisi
"erostomia yang berarti mulut kering berasal dari kata #eros yang berarti
kering dan stoma yang berarti mulut. !ekitar /,) sampai ' liter setiap harinya sali$a
diproduksi pada kelejar sali$a yang berbeda, (0 dari total $olume sali$a
diproduksi pada kelenjar mayor sali$a, dan sisanya diproduksi oleh kelenjar minor
sali$a. Keadaan berkurangnya produksi sali$a dan mengakibatkan mulut kering
inilah yang dimaksud dengan #erostomia. erostomia juga berkaitan dengan
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 9/13
gangguan mengunyah, gangguan bicara, gangguan pengecapan, halitosis, dan
meningkatnya infeksi oral.
b. $tiologi
"erostomia dapat timbul karena faktor fisiologis maupun faktor patologis.
%aktor fisiologis yang menimbulkan #erostomia seperti usia, hormon, dan puasa.
%aktor patologis mengurangi produksi sali$a karena keadaan tertentu pada pasien,
seperti adanya penyakit sistemik, defisiensi giAi, gangguan emosional dan
psikologis, gangguan sistem saraf, penggunaan obat-obatan, gangguan kelenjar
ludah, penyinaran pada daerah kepala-leher, juga gangguan penggunaan air dan
elektrolit.
c. Pato#isiologi
!ensasi mulut kering seperti halnya yang dirasakan pada saat stress yang akut
yang disebabkan adanya perubahan komposisi sali$a pada saat ini stimulasi saraf
simpatis lebih dominan selama periode ini. !elain itu gejala mulut kering ini juga
disebabkan oleh dehidrasi mukosa rongga mulut dimana output kelenjar sali$a minor
dan mayor menurun serta lapisan sali$a yang melapisi mukosa oral berkurang.
%. &ocal 'n#eksi pada ((L)
Kemungkinan baha mikroorganisme patogenik dan produknya dari fokus
infeksius ermasuk di dalam rongga mulut+ dapat menyebar kebagian tubuh lain dan
memicu penyakit yang berbeda pertama kali dijelaskan oleh <unter pada tahun
'('/, dalam teori infeksi fokalDnya. Teori ini yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara penyakit periodontal dan kehamilan.#enyakit periodontal adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob, dan
mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingi$a.
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 10/13
Berdasarkan peranannya dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor etiologi
penyebab penyakit periodontal dapat diklasifikasikan atas : &'+ faktor etiologi
primer, berupa plak dental=plak bakteriE dan &+ faktor etiologi sekunder=faktor
pendorong, yang mempengaruhi efek dari faktor etiologi primer. #ada kebanyakan
penyakit periodontal, faktor lokal berupa plak bakteri merupakan faktor etiologi
utama. %aktor sistemik berperan sekunder dengan jalan memperparah respon
periodonsium terhadap iritan lokal. #lak dental adalah deposit lunak yang
membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi. #embentukan komunitas
biofilm dimulai dengan interaksi bakteri dengan gigi, yang kemudian dilanjutkan
oleh interaksi fisikal dan fisiologis antara berbagai spesies yang ada dalam masa
mikrobial. 1alam hipotesis plak spesifik, hanya bakteri plak tertentu yang patogen,
dan patogenesitasnya tergantung pada keberadaan atau peningkatan mikroorganisme
yang spesifik. Berdasarkan konsep ini, plak yang mengandung patogen bakteri yang
spesifik akan menyebabkan penyakit periodontal, karena organisme tersebut
memproduksi substansi yang memperantarai perusakan jaringan periodonsium.
1isamping plak dental, deposit dental lainnya yang juga dapat menyebabkan
penyakit periodontal adalah kalkulus, materi alba dan debris makanan.
!ebagai infeksi gram negatif, penyakit periodontal memiliki potensi untuk
mempengaruhi kehamilan.> Terdapat empat bakteri yang berhubungan dengan
pematangan plak dan periodontitis progresif, yaitu Bacteroides %orsythus,
#orphyromonas gingi$alis, 2ctinobacillus 2ctinomycetemcomitans, dan Treponema
1enticola. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan lebih banyak jumlahnya pada
perempuan yang melahirkan bayi prematur BBF dibandingkan dengan perempuan
yang melahirkan bayi normal.
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 11/13
Bakteri dan produknya yang berupa endotoksin khususnya lipopolisakarida
masuk kesaluran genital melalui pembuluh darah. !elain itu, kegiatan yang
cenderung menimbulkan pendarahan seperti menggosok gigi berpotensi
menyebabkan terjadinya bakteremia. Bakteremia sering kali terjadi pada orang yang
mempunyai banyak plak serta peradangan gingi$a. Bakteremia dapat menimbulkan
peradangan intrauterin, dan lipopolisakarida yang dihasilkan menyebar kedalam
rongga rahim. #ada periodontitis, kedua mekanisme ini dapat terkembang. Bakteri
dan produknya akan berinteraksi pada membran plasenta, memicu prostaglandin
atau secara langsung menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim,
sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut.
!elama kehamilan, hormon yang mengatur kehamilan dan aktifitas sitokin
normal memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan
kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi kepada janin. 2danya penularan bakteri
selama kehamilan dapat menimbulkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon
yang mengatur kehamilan. <al ini memungkinkan robeknya membran plasenta
sebelum aktunya dan dapat berakibat terjadinya bayi prematur BBF.
*. Pla+ue
#lak bakteri pada daerah subgingi$a tidak dipengaruhi oleh ;ingkungan
mulut namun terbatas oleh ruang yang sangat terbatas dan sistem pertahanan
alami &innate+ hospes. uangan subgingi$a sangat terbatas pada indi$idu sehat
periodontal. 3amun, bila akumulasi plak terjadi terus-menerus, akan terjadi
pengurangan perlekatan lapisan epitel gingi$a pada permukaan gigi dan berakibat
peningkatan kedalaman poket gingi$a. !ebaliknya, hospes akan membatasi
perkembangan plak dengan memelihara keutuhan lapisan epitel. Cairan kre$ikular
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 12/13
gingi$amengandung pula komponen antibakteri seperti lisosim, komplemen dan
beberapa faktor pendorong peningkatan perm eabilitas pembuluh darah, diantaranya
bradikinin, thrombin, dan fibrinogen. !el polimorfonuklear dan monosit yang keluar
dari pembuluh darah dapat pula menghancurkan bakteri. !el ini memerlukan signal
atau faktor yang disebut khemoatraktan &disebut pula khemokin+ agar dapat keluar
dari pembuluh darah dan berjalan menuju ke plak gigi. Khemokin ini
diantaranya interleukin-G &;F-G+ dan 5C#-' &5onocyte Chemota?is #rotein-'+.
!emakin mendekati lokasi gigi, le$el protein ini pada gingi$a akan semakin
meningkat.Bakteri plak gigi diketahui mengeluarkan banyak komponen kedalam ruang
mulut dan sulkus gingi$a. Bakteri gram negatif mengeluarkan material dinding
sel yang berperan sebagai $esikel membran. 5aterial ini diantaranya ialah
lipopolisakarida &F#!+, lipid dan protein. 5aterial ini berperan pula sebagai signal
bagi hospes untuk mengetahui seberapa besar dan macam bakteri plak gigi dan
menyebabkan hospes berespon secara langsung maupun tidak langsung. espon
langsung terjadi bila bakteri atau produknya menginduksi sel gingi$a untuk
mengeluarkan glikoprotein seperti khemokin atau interleukin. Tidak langsung bila
bakteri menyebabkan sel terangsang memproduksi glikoprotein yang selanjutnya
akan merangsang sel lainnya.
#erlu diingat baha macam bakteri menentukan pula jenis material yang
notabenenya akan menentukan jenis respon hospes. Bakteri gram positif hanya
akan menyebabkan produksi khemokin dengan le$el rendah. 8leh karena bakteri
gram positif hanya pada plak gigi dengan jaringan periodontal relatif sehat,
maka jarang ditemukan infiltrasi sel pada gingi$a. !ebaliknya gram negatif
sangat potent merangsang produksi khemokin ini, akibatnya banyak dijumpai
infiltrasi sel pada jaringan periodontal yang mengalami inflamasi. 1iketahui pula
7/21/2019 PR Gilut
http://slidepdf.com/reader/full/pr-gilut 13/13
baha F#! dari bakteri gram negatif mampu menyebabkan destruksi tulang
al$eolar dengan cars mengaktifkan set osteoklast. Jadi dapat dimengerti baha
pada penyakit periodontal tahap lanjut, dijumpai adanya kerusakan tulang al$eolar
yang parch dan berakibat gigi goyah. Bakteri ini mampu pula merusak integritas
lapisan epitel gingi$a.
#ada indi$idu berusia muda dengan jaringan periodontal sehat, plak gigi
didominasi oleh bakteri gram positif, streptokokus dan actinomyces sp. !emakin
tua usia, jenis bakteri plak gigi pada jaringan periodontal sehat akan berubah
dengan semakin banyaknya gram negatif seperti %usobacterium nucleatum,
#orphyromonas gingi$alis, #re$otella intermedia dan "ike;la corodens.Jadi umur
indi$idu sangat menentukan jenis bakteri plak gigi pada jaringan periodontal
sehat.#ada penderita gingi$itis, jumlah bakteri akan bertambah dan peran sistem
pertahanan hospes akan mempengaruhi perubahan jenis bakteri.