Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

19
Sindrom Guillain- barre (SGB) Oleh: Agista Khoirul Mahendra G4A014057 Pembimbing: Dr. Hernawan, Sp. S

description

ghgh

Transcript of Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Page 1: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Sindrom Guillain-barre (SGB) Oleh:Agista Khoirul Mahendra G4A014057Pembimbing:Dr. Hernawan, Sp. S

Page 2: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Kasus Anamnesis:Pasien datang dengan keluhan kelemahan

pada keempat anggota gerak sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien merasa kesemutan dari kedua kakinya hingga menjalar ke kedua tangannya. Setelah itu kaki dan tangan terasa baal dan akhirnya melemah. Sebelumnya pasien menderita diare kurang lebih selama 3 minggu.

Page 3: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Pmeriksaan Fisik Ku/ks: sedang / compos mentis (GCS=15) Vital sign: TD120/80, N=76X/M,

RR=20X/M, S=36.7 C ST.GENERALIS:Matal: ca-/- si-/-Leher: kaku kuduk (-)Pulmo: sd ves +/+ Rh -/-Cor: S1> S2 regulerAbdomen: datar, BU (+) N, supel, tympaniExtremitas: terdapat kelainan

Page 4: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

St. Neurologis: Nn.cranialis: dbn Sensibilitas: hipestesi setinggi C5 Motorik:

motorik superior inferior

gerak T/T T/T

KM 4/4 3/3

tonus n/n n/n

trofi Eu/eu Eu/eu

RF +/+ +/+

RP -/- -/-

Page 5: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Diagnosis DK: tetraparese flacid , hipestesi DT: radix spinalis setinggi C5 DE: suspek GBS DD: Myastania Gravis

Page 6: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Terapi Farmakologi: Ivfd RL 20 tpm Inj metilprednisolon 2x62,5 mg Inj mecobalamin 3x1 amp Po ranitidin 2x 150 mg Non Farmakologi: Fisioterapi Alih baring tiap 2 jam Diet TKTP

Page 7: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Edukasi: Menjelaskan tentang penyakit bahwa

penyakit ini dr autoimun Menjelaskan komplikasi Menjelaskan tentang obat yang

diberikan

Page 8: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Definisi

Polineuropati akut, bersifat simetris dan ascenden, yang biasanya terjadi 1 – 3 minggu dan kadang sampai 8 minggu setelah suatu infeksi akut.

Polineuropati pasca infeksi yang menyebabkan terjadinya demielinisasi saraf motorik kadang juga mengenai saraf sensorik.

Polineuropati yang menyeluruh, dapat berlangsung akut atau subakut, mungkin terjadi spontan atau sesudah suatu infeksi.

Page 9: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Sinonim

Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy

Landry Guillain Barre Syndrome Acute Inflammatory Polyneuropathy Acute Autoimmune Neuropathy

Inflammatory Polyradiculoneuropathy

Page 10: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Klasifikasi

Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN)

Acute Motor-Axonal Neuropathy (AMAN)

Miller Fisher Syndrome Chronic Inflammatory

Demyelinative Polyneuropathy (CIDP)

Acute pandysautonomia

Page 11: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Etiologi

Infeksi virus : Citomegalovirus (CMV), Ebstein Barr Virus (EBV), enterovirus, Human Immunodefficiency Virus (HIV).

Infeksi bakteri : Campilobacter Jejuni, Mycoplasma Pneumonie.

Pascah pembedahan dan Vaksinasi.

50% dari seluruh kasus terjadi sekitar 1-3 minggu setelah terjadi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Infeksi Saluran Pencernaan.

Page 12: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Patogenesis Didapatkannya antibodi atau adanya respon

kekebalan seluler (cell mediated immunity) terhadap agen infeksius pada saraf tepi.

Adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi.

Didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran pada pembuluh darah saraf tepi yang menimbulkan proses demielinisasi saraf tepi

Page 13: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Gejala Klinik

kelemahan pernafasan atau orofaringeal.

Perubahan otonom Nyeri Perubahan Sensorik Keterlibatan saraf kranial Kelemahan

Page 14: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

Tatalaksana Tujuan utama penatalaksanaan adalah

mengurangi gejala, mengobati komplikasi, mempercepat penyembuhan dan memperbaiki prognosisnya.

Page 15: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

1. Sistem pernapasanGagal nafas merupakan penyebab utama kematian pada penderita SGB. Pengobatan lebih ditujukan pada tindakan suportif dan fisioterapi. Bila perlu dilakukan tindakan trakeostomi, penggunaan alat Bantu pernapasan (ventilator) bila vital capacity turun dibawah 50%.

Page 16: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

2. FisioterapiFisioterapi dada secara teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps paru. Gerakan pasif pada kaki yang lumpuh mencegah kekakuan sendi. Segera setelah penyembuhan mulai (fase rekonvalesen), maka fisioterapi aktif dimulai untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot.

Page 17: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

3.ImunoterapiTujuan pengobatan SGB ini untuk mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat kesembuhan ditunjukan melalui system imunitas.

a. Plasma exchange therapy (PE) untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang

beredar.

Waktu yang paling efektif untuk melakukan PE adalah dalam 2 minggu setelah munculnya gejala.

Jumlah plasma yang dikeluarkan per exchange

adalah 40-50 ml/kg dalam waktu 7-10 hari dilakukan empat sampai lima kali exchange.

Page 18: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

b. Imunoglobulin IV Intravenous inffusion of human Immunoglobulin

(IVIg):menetralisasi autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto antibodi tersebut.

Pengobatan dengan gamma globulin intravena lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan.

Pemberian IVIg ini dilakukan dalam 2 minggu setelah gejala muncul dengan dosis 0,4 g / kgBB /hari selama 5 hari.

Page 19: Ppt.sindrom Guillain-barre (SGB)

c. KortikosteroidKebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan preparat steroid tidak mempunyai nilai/tidak bermanfaat untuk terapi SGB.