ppt respi

download ppt respi

of 28

Transcript of ppt respi

OBAT-OBATAN SISTEM PERNAPASAN (Asma dan Tuberculosis)Asisten Farmakologi 2009

OBAT ANTI ASMA

OBAT ANTI ASMAA.

Penyakit Asma Sensitisasi + pencetus (Alergen/zat iritan ) proses inflamasi hiperesponsif jalan nafas mukus >>> dan bronkokonstriksi Bersifat episodik, kronis, berulang, dan bisa reversible tanpa pengobatan, nocturnal Tujuan pengobatan asma Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma Mencegah eksaserbasi akut Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin Mengupayakan aktivitas normal (exercise) Menghindari ESO Mencegah airflow limitation yang irreversible Mencegah kematian karena asma Khusus untuk anak, mempertahankan tumbuh kembang sesuai genetiknya

B.1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

C. Medikasi asma Dapat diberikan melalui : 1. Inhalasi 2. Oral 3. Parenteral (subkutan, intramuskular, intravena). Kelebihan pemberian medikasi langsung ke jalan napas (inhalasi) : 1. Lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas 2. Efek sistemik minimal atau dihindarkan 3. Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi pada pemberian oral (antikolinergik dan kromolin). 4. Waktu kerja bronkodilator adalah lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral.

D. Klasifikasi obat anti asma : 1) Pelega (reliever) dipakai saat serangan 2) Pengontrol (controller) sehari2 untuk pencegahan serangan

A.) Pengontrol Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang

untuk mengontrol asma, diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma terkontrol pada asma persisten dan episodik sering. Golongan controller : 1) Kortikosteroid 2) Sodium kromoglikat 3) Nedokromil sodium 4) Metilxantin 5) Agonis beta-2 kerja lama 6) Leukotrien modifiers 7) Antihistamin generasi ke dua (antagonis -H1)

B.) Reliever Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi

otot polos, memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan dengan gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak memperbaiki inflamasi jalan napas atau menurunkan hiperesponsif jalan napas. Reliever : 1) Agonis beta2 kerja singkat 2) Kortikosteroid sistemik. 3) Antikolinergik 4) Metilxantin 5) Adrenalin

Agonis 2 Adrenergik

Cara kerja :

Reseptor 2

Vasodilatasi Penurunan resistensi perifer ringan Bronkodilator Peningkatan glikogenolisis hati dan otot

Peningkatan pelepasan glukagonOtot polos uterus relaksasi

a.

Bronkodilator paling kuat Klasifikasi Kerja Langsung / Kerja Cepat (15-30 menit) Tidak melewati neuron pre sinaptik Efek samping : takikardi, hiperglikemia, hipokalemia, hipomagnesemia Kontra Indikasi : pasien dengan kasus tekanan intrakranial tinggi, aritmia jantung, edema paru Interaksi dengan obat lain : >> efek epinefrin dan kokain Contoh obat : epinefrin, isoproterenol, terbutalin, albuterol, metaproterenol

b.

Kerja Lambat (> 12 jam) Melalui neuron presinaptik Dapat secara inhalasi maupun sistemik Efek samping : sistemik lebih banyak dibanding inhalasi, rangsangan kardiovaskular, ansieti dan tremor otot rangka. rangka dan inhalasi rangsangan kardiovaskular, tremor otot hipokalemia

Kortikosteroid Cara kerja : hipo aktivitor mediator inflamasi 10 mg/dl) b) Efek antiinflamasi melalui mekanisme yang belum jelas terjadi pada konsentrasi rendah (510 mg/dl). Sebagai pelega kombinasi dengan agonis adrenergik kerja singkat Sebagai pengontrol kombinasi dengan kortikosteroid inhalasi ESO : nausea, muntah takikardia, aritmia.

Leukotriene Modifier Antiasma yang relatif baru dan pemberiannya

melalui oral. Mekanisme kerja : 1) Menghambat 5-lipoksigenase sehingga memblok sintesis semua leukotrin (contohnya zileuton) 2) Memblok reseptor-reseptor leukotrien sisteinil pada sel target (contohnya montelukas, pranlukas, zafirlukas). Efek samping jarang ditemukan. Zileuton dihubungkan dengan toksik hati, sehingga monitor fungsi hati dianjurkan apabila diberikan

QUESTION ?

OBAT ANTI TUBERCULOSIS

Obat yang digunakan untuk TBC

digolongkan atas dua kelompok yaitu : Obat primer : RHZE (Rifampisin Isoniazid Pirazinamid Etambutol) dan S (Streptomisin) Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan

1) Rifampisin Mekanisme kerja : Hambat

transkripsi gen mikobakteri dgn memblok polimerase RNA cegah bakterisintesis mRNA dan protein kematian sel. Bersifat bakterisid Resistensi : mutasi gen rpoBgene

2) INH (Isoniazid) Mekanisme kerja

:isoniazid diaktivasi oleh M.tuberculosis catalase-peroxidase enzyme KatG hasilkan unsur radikal bebas dari oksigen (superoxide, hydrogenperoxide, dan peroxynitrite) dan radikal bebas organik menghambat pembentukan mycolic acid pada dinding sel bakteri kerusakan DNA kematian basil (bakterisid)

3) Pirazinamid Mekanisme kerja : Dihidrolisis

menjadi asam pirazinoat yang merupakan metabolit utama yang menghambat bakteri di monosit oleh enzim pirazinamidase (bakterisid) Resistensi : mutasi pncA gene

4) Etambutol Mekanisme kerja : menghambat

enzimarabinosyltransferase yang dihasilkan oleh embB gene yang merubah arabinose menjadi arabinogalactan. Bersifat bakteriostatik Resistensi : emB gen

5) Streptomisin Mencegah sintesis protein

mengganggu permeabilitas membran hingga lisis Konsentrasi rendah hanya menghambat pertumbuhan Bersifat bakteriostatik dan bakterisid

Dosis FDCBerat Badan Jumlah RHZE 1 dosis Jumlah Streptomisin per dosis

< 30 30-37 38-54

Hubungi dokter ahli 2 tablet 3 tablet

Hubungi dokter ahli 2 ml 3 ml

55-70> 70

4 tablet4 tablet

4 ml4 ml

MATUR NUWUN :]