PPT PKG

56
Palupi Krakatao Siti Maulindah Suwanda Tsalitsa Deliasari Gizi KELOMPOK 1

description

Pendidikan Konseling Gizi

Transcript of PPT PKG

Slide 1

Palupi KrakataoSiti Maulindah SuwandaTsalitsa DeliasariPelaksanaan dan Evaluasi Konseling GiziKELOMPOK 1

Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Pengertian Konseling GiziKonseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan klien.

Hal ini dapat dicapai jika konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal. Tata laksana konseling gizi harus mengikuti langkah langkah proses asuhan gizi terstandar (PAGT) untuk menjawab atau mengatasi masalah gizi yang ada pada klien berdasarkan hasil pengkajian dan diagnosis gizi.

Pelaksanaan KonselingPAGT merupakan siklus dari serangkaian langkah langkah yang saling berkaitan,berlangsung terus menerus, dan berulang. PAGT terdiri dari empat langkah, yaitu :Pengkajian Gizi (Nutrition Assessment)Diagnosis Gizi (Nutrition Diagnosis)Intervensi Gizi (Nutrition Intervention)Monitoring dan Evaluasi Gizi (Nutrition Monitoring and Evaluation).

PAGTAgar proses ini dapat berlangsung dengan baik, maka keterampilan komunikasi dan konseling yang baik sangat dibutuhkan. Berikut ini adalah alur konseling gizi yang mengikuti langkah langkah PAGT :

Langkah 3MENEGAKAN DIAGNOSA GIZI Melakukan identifikasi masalah, penyebab dan tanda / gejala yang disimpulkan dari uraian hasil pengkajian gizi dengan komponen problem (P), etiology (E), sign and symptom (S).Langkah 4 INTERVENSI GIZIa) Memilih Rencana Bekerjasama dengan klien untuk memilih alternatif upaya perubahan perilaku diet yang dapat diimplementasikan.

b) Memperoleh Komitmen Komitmen untuk melaksanakan perlakuan diet khusus serta membuat rencana yang realistis dan dapat diterapkan. Serta menjelaskan tujuan, prinsip diet, dan ukuran porsi makan.Sasaran utama dari langkah ini agar klien dapat menjelaskan masalahnya, keprihatinan, serta alasan berkunjung.

Pada saat bertemu klien gunakanlah keterampilan komunikasi dan konseling.

Persilahkan klien untuk duduk dan upayakan klien merasa nyaman . Membangun dasar dasar konselingCiptakan hubungan yang positif berdasarkan rasa percaya, keterbukaan, dan kejujuran berekspresi

Sampaikan tujuan konseling

Waktu konseling akan berlangsung sekitar 30 60 menit dan sebaiknya berikan kesan bahwa konselor bersedia meluangkan waktu untuk klien.Membangun dasar dasar konselingTujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang sesuai dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi terkait dengan masalah asupan gizi atau faktor lain yang menimbulkan masalah gizi.

Menggali Permasalahan dengan Pengkajian Gizi Perubahan status dapat terdeteksi dengan menggunakan komponen pengkajian gizi, melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan klinis dan fisik, biokimia, riwayat makan, serta riwayat personal

Pengukuran dan pengkajian data antropometri yang umum dilakukan antara lain tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB), berat badan (BB), tinggi lutut, lingkar lengan atas, tebal lemak, lingkar pinggang, lingkar panggul, dsb.

Komponen dalam pengkajian gizi 1. Pengukuran dan pengkajian data antropometriPemeriksaan dan pengkajian data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan keadaan gizi, seperti analisis darah, urin, dan jaringan tubuh lainnya. Beberapa parameter biokimia antara lain kadar albumin, asam folat serum, glukosa darah, creatinine urin.

Komponen dalam pengkajian gizi 2. Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia Pengumpulan serta pengkajian data pemeriksaan fisik dan klinis meliputi kondisi kesehatan gigi dan mulut, penampilan fisik secara umum. Misalnya, seorang anak balita tubuhnya terlihat sangat kurus, rambut pudar, dan mudah dicabut. Kondisi ini merupakan tanda tanda gizi buruk.

Komponen dalam pengkajian gizi 3. Pemeriksaan dan pengkajian data pemeriksaan klinis & fisikKajian data riwayat makan, yaitu pengkajian kebiasaan makan klien secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, diukur dengan menggunakan formulir food frequency (FFQ) dari hasilnya dapat diketahui seberapa sering seseorang mengonsumsi bahan makanan sumber zat gizi tertentu.Komponen dalam pengkajian gizi 4. Riwayat MakanSecara kuantitatif, menggunakan formulir food recall dari hasilnya dapat diketahui berapa besar pencapaian asupan energi serta zat gizi seseorang terhadap angka kebutuhan atau angka kecukupan energi serta zat gizi tertentu.Komponen dalam pengkajian gizi 4. Riwayat MakanJenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi diukur dengan menggunakan model makanan atau food model dan selanjutnya dianalisis gizinya dengan menggunakan daftar analisis bahan makanan atau bahan makanan penukar. Komponen dalam pengkajian gizi Pengkajian data riwayat personal meliputi ada tidaknya alergi pada makanan dan pantangan makanan, keadaan sosial ekonomi, pola aktivitas riwayat penyakit klien, riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit klien, serta masalah psikologis yang berkaitan dengan masalah gizi klien.Komponen dalam pengkajian gizi Pengumpulan dan pengkajian data riwayat pasien meliputi empat area, yaitu riwayat obat serta suplemen yang dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit, dan data umum pasien.

Diagnosis gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi yang aktual, dan atau berisiko menyebabkan masalah gizi.

Menegakkan Diagnosis GiziDiagnosis gizi diuraikan berdasarkan komponen masalah gizi (problem), penyebab masalah gizi (etiology), dan tanda serta gejala adanya masalah gizi (sign and symptom).

ProblemProblem menunjukkan adanya masalah gizi yang digambarkan dengan terjadinya perubahan status gizi klien. Masalah dinyatakan dengan sifat yang menggambarkan respon tubuh, seperti adanya perubahan dari normal menjadi tidak normal, kegagalan fungsi, ketidakefektifan, penurunan atau peningkatan dari suatu kebutuhan normal, dan risiko munculnya gangguan gizi tertentu secara akut atau kronis.

Komponen Diagnosa Gizi Etiology

Etiology menunjukkan faktor penyebab atau faktor yang berperan dalam timbulnya problem atau masalah gizi. Terdapat beberapa faktor penyebab masalah gizi antara lain berkaitan dengan patofisiologi, psikososial, perilaku, lingkungan, dan sebagainya. Etiology merupakan dasar untuk menentukan intervensi apa yang akan dilakukan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor penyebab yang paling utama.Komponen Diagnosa Gizi Sign and Symptom

Sign and symptom merupakan keadaan yang menggambarkan besarnya massalah gizi seerta menunjukkan tingkat kegawatannya. Sign atau tanda merupakan data objektif dari perubahan yang nampak pada status kesehatannya. Adapun symptom atau gejala merupakan data subjektif dari perubahan yang terjadi dimana klien dapat merasakan dan dinyatakan secara verbal.

Komponen Diagnosa GiziLangkah terakhir evaluasi gizi yaitu,melakukan penilaian kembali terhadap kemajuan konselor maupun kliennya. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui respon klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.

Evaluasi Konseling GiziMengecek pemahaman dan ketaatan diet klienMenentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana (preskripsi) dietMenentukan apakah status pasien tetap atau berubahMengidentifikasai hasil lain baik yang positif maupun negatifMengumpulkan informasi yang menunjukan alasan tidak adanya perkembangan dari kondisi pasien

Komponen Monitoring dan Evaluasi1. Monitoring perkembanganPengukuran hasil intervensi akan lebih terarah dan tepat bila kita mengetahui apa yang harus diukur. Dalam proses asuhan gizi terstandar,hal yang harus diukur jelas tergambar pada komponen tanda dan gejala dari diagnosis gizi. Kegiatan ini mengarahkan kita memilih indikator sesuai dengan tanda atau gejala, tujuan intervensi dan diagnosis medis

Komponen Monitoring dan Evaluasi2. Mengukur hasilEvaluasi hasil merupakan kegiatan membandingkan hasil antara data terbaru dengan data sebelumnya. Melalui kegiatan ini dapat diketahui keberhasilan atau bahkan kegagalan intervensi gizi yang dilakukan. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan konseling gizi sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Evaluasi hasil konseling gizi terbagi menjadi dua tahap yaitu :

Komponen Monitoring dan Evaluasi3. Evaluasi hasila. Evaluasi prosesYaitu untuk melihat tingkat partisipasi klien, kesesuaian isi materi, waktu yang digunakan sehingga tujuan konseling dapat dicapai.

Komponen Monitoring dan Evaluasib. Evaluasi dampakYaitu untuk melihat keberhasilan konselor dalam pelaksanaan konseling. Misalnya, klien melakukan kunjungan ulang, ketepatan asupan gizi, terjadi perubahan berat badan, perubahan nilai biokimia dan perubahan perilaku positif klien terhadap makan serta kesehatan. Pendokumentasian merupakan suatu proses berkelanjutan yang mendukung semua langkah proses asuhan gizi dan merupakan bagian integral yang sangat penting dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Pendokumentasian ini harus relevan,tepat,terjadwal dan akurat termasuk mendokumentasikan kondisi pasien saat ini dan hasil yang diharapkan. Selain itu, dapat mengukur hasil serta kualitas perkembangan pasien.

Komponen Monitoring dan Evaluasi4. Dokumentasi Monitoring dan EvaluasiPencatatan dan pelaporan konseling gizi adalah serangkaian kegiatan pengumpulan dan pengolahan data untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan konseling gizi. Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan konseling, sedangkan pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan waktu dan kebutuhan yang diperlukan. Adapun formulir pencatatan dan pelaporan .

Komponen Monitoring dan Evaluasi5. Pencatatan pelaporan1. AssesmenMenetapkan diagnosa gizi dengan format PES(problem,etiology,sign and symptom)

Formulir Pencatatan dan Pelaporan 2. Implementasi konseling giziMenetapkan preskripsi diet(jenis,bentuk,kandungan zat gizi makanan)Mengisi leaflet anjuran makanan diet sehariMenjelaskan anjuran diet yang ditetapkan menggunakan leaflet yang sesuaiMendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran diet (makanan yang boleh dan tidak boleh) dengan alat bantu food model

Mendiskusikan hambatan yang mungkin muncul dalam menerapkan anjuran dietMengukur pengetahuan gizi pasien bekaitan dengan penyakit dan diet yang diberikanMenganjurkan kunjungan ulang untuk konseling gizi lanjutanMencatat data konseling gizi dicatatan medik

3. KomunikasiMenggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasienMenunjukan sikap kesetaraan dengan pasienMenunjukan sikap tidak menghakimi / mengguruiMenjaga kontak mata selama proses konselingMengarahkan komunikasi kearah tujuan konseling giziMemperhatikan/menggunakan bahasa non-verbal dengan tepat

Formulir Pencatatan dan PelaporanDapat mengatasi gangguan komunikasi selama proses konselingMemberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang tepatMengajukan pertanyaan dengan tepatMengklarifikasi penjelasan yang sudah diberikanMenutup komunikasi dengan sopan

Konselor gizi berdiri dan memberi ucapan salamKonselor gizi menjabat tangan klien sambil memperkenalkan diriSelanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan hal-hal lain yang terkait.Lalu, konselor gizi melakukan identifikasi dengan melihat hasil diagnosis medis, yaitu klien didiagnosis obesitasBerdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energi1. Membangun dasar-dasar konselingKonselor melakukan pengkajian gizi pada data-data yang ada pada klien

Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan serta lingkar pinggang. Data berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT. IMT pada seorang obesitas > 25. Pada kasus obesitas BBR > 120%, sedangkan bila klien masih dalam tahap overweight BBR > 110%. Untuk % lemak tubuh pria > 25% dan lemak tubuh wanita > 31% .

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energi2. Melakukan pengkajian giziKonselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang menjadiperhatian adalah data biokimia yang merupakan faktor risiko obesitas antara lain gula darah dan profil lemak (kolesterol, LDL, HDL, dan Trigliserida).

Konselor gizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.Data klinis yang menjadi perhatian adalah terdapat timbunan lemak tubuh di sebagian atau diseluruh bagian tubuh.Konselor gizi melakukan identifikasi riwayat makan dengan metode food recall/food frequency.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah EnergiKonselor mengkaji data riwayat personal meliputi aktivitas fisik dan olahraga kurang, riwayat keluarga(salah satu atau kedua orangtua memiliki kelebihan berat badan), memiliki masalah psikologi yang memengaruhi asupan energi yang berlebih, serta menggunakan obat dan suplemen yang berkaitan dengan peningkatan asupan energi.

Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi lebih kurang 10 menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet rendah energi.

Berdasarkan hasil pengkajian gizi makan ditetapkan diagnosa gizi sesuai dengan urutan prioritas untuk semua domain.

a. Domain asupanKelebihan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang pola makanan seimbang ditandai dengan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energi3.Menetapkan diagnosis gizib. Domain klinisKelebihan berat badan berkaitan dengan asupan energi yang berlebih dari kebutuhan ditandai dengan aktivitas fisik dan olahraga kurang dengan IMT > 25, obesitas = BBR > 120% atau overweight = BBR > 110%. % lemak tubuh pria > 25% dan % lemak tubuh wanita > 31%.

c. Domain lingkunganKurang pengetahuan yang berhubungan dengan pola makan seimbang berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola makan sehari-hari tidak seimbang.

a. Menyusun rencana intervensiMenetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi yaitu sebagai berikut.Menurunkan asupan energi kurang lebih 500 kkal per hari dari kebiasaan makan klien.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energi4. Melakukan intervensi Gizi Menurunkan berat badan secara bertahap 0,5 kg perminggu dengan menurunkan asupan energi yang berlebih dan diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik.

Meningkatkan pengetahuan pola makan seimbang dengan memberi informasi tentang pola makan seimbang.Menghitung kebutuhan zat gizi dengan memperhatikan data status gizi, pemeriksaan biokimia, data asupan makanan.

Protein 15-20% dari total energi.

Lemak 20-25% dari total energi, dimana 10%-nya diperoleh dari lemak tidak jenuh ganda.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah EnergiKarbohidrat 55-65% dari total energi. Hindari karbohidrat sederhana, utamakan karbohidrat kompleks.

Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan, terutama diperoleh dari konsumsi sayur dan buah

Kebutuhan cairan 40 cc/kg BB aktual/hari, pada klien yang overweight dapat menggunakan angka kecukupan cairan,yaitu 2-3 liter per hari.

Menetapkan preskripsi diet, yaitu diet rendah energi...kalori (disesuaikan dengan hasil standar makanan meliputi perhitungan kebutuhan energi, proporsi karbohidrat, lemak, dan protein).

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah EnergiPerhitungan zat gizi bahan makanan dapat menggunakan software FP2/ Nutricilin/Nutrisurvey jika tersedia. Bentuk makanan MB(makanan biasa) dan frekuensi pemberian makanan utama tiga kali ditambah dengan dua kali makanan selingan.

Mengisi brosur anjuran makanan sehari berdasarkan pada perencaaan menu sesuai kebutuhan klien dengan menekankan pola makan rendah energi, jenis bahan makanan yang dianjurkan dan besar prosi, pola menu utamakan KH kompleks, hindari KH sederhana, utamakan protein hewani yang mengandung sedikit lemak. Semua protein nabati dan sayuran dapat dikonsumsi, pilih buah yang berwarna, banyak serat, segar, hindari buah tinggi lemak, buah yang diolah dengan susu, serta buah yang ditambah gula.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energib. Memperoleh komitmen

Selanjutnya memberi penjelasan kepada klien secara beruntun dimulai dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, mendiskusikan perubahan perilaku berisiko dan menjelaskan cara penerapan diet rendah energi.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah EnergiHal lain yang perlu diinformasikan adalah cara meningkatkan aktivitas fisik dalam rutinitas harian, dan mendiskusikan tata cara pengaturan diri sendiri pada klien dalam hal pencapaian tujuan diet. Diskusikan hambatan yang dirasakan klien dan alternatif pemecahan masalah. Selama konsultasi gunakan alat bantu food model, standar makanan sehari, contoh menu dan daftar bahan makanan penukar.Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien terhadap apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali hal yang telah didiskusikan. Apabila masih ada yang kurang dimengerti pasien, konselor dapat mengulangi lagi menjelaskan hal tersebut.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah EnergiKonselor gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan datang untuk konseling gizi lanjutan atau sesuai kebutuhanUntuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka konselor gizi harus menentapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya.

Penurunan berat badan dan perubahan data profil lemak darah dan glukosa darah apabila sebelumnya tidak normal

Perubahan asupan energi, KH, lemak, protein dan cairan serta aktivitras fisik.Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energi5. Monitoring dan evaluasiKlien dapat mengidentifikasi hambatan yang ada dalam mengubah pola makan dan aktivitas fisik.

Hasil evaluasi dari data antropometri, data biokimia, data klinis dan data riwayat makan merupakan indikator tentang keberhasilan klien dalam mencapai tujuan intervensi.

Simpan data hasil konseling pada arsip sesuai SOP tempat.Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan berikutnya. Kemudian untuk konseling selanjutnya, ingatkan klien tentang waktu kunjungan selanjutnya 24-48 jam sebelumnya (melalui telepon). Berikan nomor kontak atau telepon konselor.

Tahapan Proses dalam Melakukan Konseling Gizi pada Diet Rendah Energi6. Mengakhiri Konseling GiziKonseling merupakan salah satu bagian terpenting yang dapat mempengaruhi pola pikir dan pemahan seseorang, juga sebagai jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi baik individu maupun keluarga. Konseling merupakan komunikasi dua arah dengan tujuan merubah perilaku dan mendapatkan alternatif pemecahan masalah klien dengan membangun rasa percaya diri serta pemahaman dari konselor terhadap klien. Dalam pelaksanaan konseling ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu pengkajian gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi gizi.KesimpulanHal pertama yang harus diperhatikan oleh seorang konselor adalah menimbulkan kesan pertama yang menyenangkan sehingga clien merasa nyaman dan pada akhirnya ada keterbukaan dan hasil dari pertemuan bisa menjadi lebih efektif.Seorang konselor juga harus mampu menggali permasalahan yang dihadapi clien dengan memberikan perhatian penuh terhadap apa yang sedang dikeluhkan oleh klien, lakukan pula kajian riwayat makan klien. KesimpulanUntuk mengukur keberhasilan suatu konseling perlu ada yang disebut evaluasi.Evaluasi ini merupakan langkah terakhir untuk melihat respon klien terhadap intervensi gizi yang sudah diberikan pada pertemuan konseling.Setelah pertemuan pertama lakukanlah pertemuan lagi dengan clien untuk monitoring dan evaluasi sehingga dapat mencapai tujuan utama dari konseling itu sendiri.Kesimpulan