Ppt Mikroskopis Reza
-
Upload
karina-zulkarnain -
Category
Documents
-
view
161 -
download
5
Transcript of Ppt Mikroskopis Reza
IDENTIFIKASI SKLEROTIA SECARA MIKROSKOPIS
( Laporan Praktikum Penyakit Penting Tanaman )
Oleh
Reza Prasetia1014121152
LABORATORIUM PENYAKIT TANAMANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu jenis kehidupan mikroorganisme yang diamati ialah jamur (fungi).
Jamur adalah organism yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi/
jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak
tubuhnya berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk
miselium.
Sclerotium rolfsii merupakan salah satu jamur patogen yang menyebabkan
beberapa penyakit pada tanaman, seperti busuk batang, layu serta rebah
kecambah. Jamur Sclerotium rolfsii menyerang tanaman kacang tanah serta
tanaman lain seperti kentang, tomat, kedelai, kubis-kubisan, bawang, seledri,
jagung, selada, kapas, tembakau dan tanaman dari famili Cucurbitaceae.
Penyakit rebah semai atau layu dan lebih dikenal sebagai penyakit dumping – off
yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii Saac. merupakan masalah serius di
Indonesia, khususnya di Jawa karena menyerang hampir berbagai jenis tanaman
kacang-kacangan khususnya kedelai dengan kerusakan hampir mencapai 100 %
(Djauhari, 2003). Usaha penanggulangannya sulit dilakukan mengingat patogen
menyerang lewat akar dan mampu bertahan tanpa inang selama puluhan tahun.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk miselia dari jamur sklerotia dari hasil uji penularan.
2. Mengetahui jamur yang terdapat pada daun jambu yang terserang penyakit
karat daun.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop majemuk,
preparat, dan gelas objek.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah jamur sklerotia dari hasil uji
penularan, spesimen daun jambu yang terserang karat daun, dan aquades.
2.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilkukan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut:
1. Mendengarkan dan mencatat pengarahan dari dosen tentang praktikum
sebelumnya mengenai uji patogenitas dan uji penularan sklerotia.
2. Melakukan pengamatan mikroskopis.
a. menyiapkan preparat dan bahan yang akan digunakan
b. preparat diberi satu tetes aquades
c. diambil sampel jamur sklerotia dari hasil uji patogenitas dengan jarum
d. ditutup dengan gelas objek
e. diamati dibawah mikroskop mulai dari perbesaran terkecil
f. diamati bentuk dan struktur dari jamur yang didapatkan
III. HASIL DAN PENGAMATAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel data hasil pengamatan mikroskopis:
No Gambar Keterangan
1
Hifa pada jamur
Sclerotium rolfsii.
Hifa tidak bersekat.
Percabangan tegak
lurus.
2 Bentuk sklerotium
pada jamur
Sclerotium rolfsii.
3
Gambar hifa
penyebab penyakit
karat daun pada
daun jambu biji.
4
Gambar spora
penyebab penyakit
karat daun pada
daun kopi.
Berbentuk bulat
panjang.
Berwarna kuning
keemasan.
3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan secara mikroskopis. Praktikum ini
merupakan lanjutan dari praktikum sebelumnya, yaitu uji patogenitas, uji
perkecambahan sklerotium, dan uji penularan sklerotia.
a. Uji Patogenitas
Pada uji patogenitas diketahui bahwa masa inkubasinya 8 hari, hal ini dapat
dilihat dari munculnya gejala nekrotik dan busuk. Tanda yang muncul yaitu
adanya miselia atau kumpulan hifa dari jamur yang berasosiasi dengan gejala,
karena miselia berada pada bagian tanaman yang bergejala. Dari gejala dan tanda
penyakit yang ada, jamur yang ditemukan merupakan jamur penyebab penyakit.
Gejala:
Tanaman yang terserang Sclerotium rolfsii akan menimbulkan gejala layu
mendadak. Pada pangkalbatang dan di permukaan tanah sekelilingnya terdapat
benang-benang miselium seperti bulu,membentuk banyak sklerotium yang semula
berwarna putih, kemudian menjadi berwarnacoklat, sebesar biji sawi. Selain
batang, jamur dapat menginfeksi daun-daun bawah, yangdimulai dari pangkal
anak daun. Pangkal anak daun berwarna hijau kelabu kebasah-basahan.
b. Uji Perkecambahan sklerotia
Sclerotium rolfsii mempunyai cirri khas yaitu adanya sklerotium (tunggal) atau
sklerotia (jamak). Sklerotium merupakan struktur untuk bertahan agar tidak
mudah pecah. Pada saat hifa atau miselium kekurangan makanan, maka untuk
bertahan lebih lama S. rolfsii membentuk sklerotia yang berbentuk bulat kecil
seragam, berwarna putih saat muda dan menjadi cokelat ketika umurnya sudah
tua. Jadi ketika keadaan masih menguntungkan S. rolfsii membentuk miselia,
sedangkan ketika keadaan kurang menguntungkan S. rolfsii membentuk sklerotia.
Pada uji perkecambahan sklerotium ini disebut secara in vitro karena dilakukan
dalam cawan petri pada media PDA.
Masa inkubasi untuk perkecambahan sklerotia adalah 1 hari. Pada praktikum ini
diberikan 2 perlakuan, yaitu dengan alkohol 70% dan tanpa alkohol (langsung).
Pemberian alcohol bertujuan untuk meminimalisir adanya kontaminasi dari
pathogen lain. Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
sklerotia dengan tanpa perlakuan alcohol lebih cepat tumbuh dibandingkan
sklerotia yang diberi perlakuan alcohol. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa
sklerotia yang diberi perlakuan alkohol seharusnya lebih cepat tumbuh karena
sklerotia yang masih ditumpangi jamur saprofit lain.
Pada percobaan ini terdapat 3 tempat penyimpanan yaitu di dalam inkubator, di
ruang gelap, dan di tempat terang. Berdasarkan teori seharusnya jamur akan lebih
cepat tumbuh pada kondisi ruang gelap, hal ini disebabkan oleh jamur menyukai
lingkungan yang hangat dan lembab. Namun pada hasil pengamatan diketahui
bahwa jamur yang lebih cepat tumbuh berada pada kondisi ruang terang.
Perbedaan hasil pengamatan dengan teori yang digunakan mungkin disebabkan
oleh beberapa factor diantaranya kesalahan dalam pengamatan, atau adanya factor
lain. Selain itu juga mungkin dipengaruhi oleh jumlah ulangan yang sedikit.
Semakin banyak ulangan maka semakin baik pula data yang dihasilkan karena
data tersebut akan mendekati data yang sebenarnya.
Pada pengamatan hari terakhir diketahui bahwa terdapat bintik-bintik putih yang
merupakan pertumbuhan awal dari sklerotia yang lama kelaman akan berubah
warna menjadi cokelat. Namun struktur tersebut tidak ditemukan di sekitar benih,
hal ini disebabkan oleh nutria dari benih tersebut masih mencukupi sehingga
hanya terbentuk struktur berupa miselia. Ketika benih sudah busuk baru akan
terbentuk strustur sklerotia.
Selain ditemukan adanya struktur berupa sklerotia, ternyata terdapat struktur lain
yang membentuk gumpalan seperti sklerotium tetapi bentuknya berbeda dan tidak
beraturan. Struktur ini diduga berasal dari jamur Rhizoctonia solani yang
fungsinya sama seperti sklerotium pada Sclerotium rolfsii. Rhizoctonia solani
merupakan penyebab busuk pangkal pada jagung.
c. Pengamatan Mikroskopis
Setelah diambil sampel dari jamur sklerotium, maka diamati dibawah mikroskop.
Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa hifa dari jamur sklerotium tidak
mempunyai seta/bersekat, kemudian percabangannya tegak lurus, dan
sklerotiumnya belum berkecambah.
Sedangkan pada pengamatan jamur yang terdapat pada karat daun jambu
diperoleh hasil bahwa jamur berbentuk bulat dan berwarna kuning keemasan.
d. Penyakit Busuk Skrelotium (PBS)
Penyakit ini umumnya menyerang pada musim hujan, dan kelembaban tinggi.
Gejala penyakit ini adalah pangkal batang vanili busuk berwarna coklat muda.
Pada bagian tanaman yang terserang dan tanah sekitarnya seringkali terlihat
miselium berwarna putih. Pada stadia lanjut miselia tersebut membentuk sklerotia
yang berwarna coklat. Umumnya serangan terbatas pada akar dan pangkal batang
vanili sampai ketinggian 5 cm dari permukaan tanah.
Patogen penyebab PBS adalah Sclerotium rolfsii. Jamur ini termasuk famili
mycelia sterilia, ordo agonomycetales, klas deuteromycetes (Alexopoulos, 1979).
Ciri khas dari S. Rolfsii adalah hifa tidak bersekat, tidak membentuk konidia, tidak
mempunyai tubuh buah dan spora, membentuk struktur istirahat berbentuk bulat
dan berwarna coklat yang disebut sklerotia berukuran 1,5-2 mm (Barnett dan
Hunter, 1972). Sklerotia ini merupakan sumber inokulum utama penyebaran
penyakit PBS, bagian tersebut dapat terbawa air hujan, binatang/hewan atau
perlengkapan petani/pekerja.
Sklerotia akan berkecambah apabila menemukan kondisi dan lingkungan yang
sesuai. Bila belum menemukan kondisi yang sesuai untuk berkecambah sklerotia
ini dapat bertahan di tanah selama bertahun-tahun. Pada media agar kentang
dektrosa (AKD) sklerotia akan berkecambah 1-2 hari setelah diinokulasi, lalu
membentuk benang-benang miselia berwarna putih seperti kapas. Apabila kondisi
lingkungan sudah tidak mendukung, maka ujung-ujung miselia akan menggumpal
dan membentuk bulatan-bulatan kecil yang mula-mula berwarna putih, lalu
berubah menjadi coklat muda dan akhirnya berwarna coklat (Sklerotia).
Berdasarkan ciri-ciri dan bentuk yang telah dijelaskan dapat dinyatakan bahwa
jamur yang diamati adalah benar Sclerotium rolfsii.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jamur yang diamati adalah benar jamur Sclerotium rolfsii.
3. Jamur penyebab karat daun jambu biji diduga adalah Puccinia psidii.
2. Sclerotium rolfsii mempunyai ciri khas yaitu adanya sklerotium sebagai bentuk
pertahanan dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
4. Jamur sklerotium mempunyai cirri-ciri yaitu hifa tidak bersekat dan
percabangan tidak tegak lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Andalas Universiti Press: Padang.
Sinaga, Meity Suradji. 2006. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
http://en.wikipedia.org/wiki/Athelia_rolfsii. Diakses pada 08 Juni 2013
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bioslogos/article/view/369. Diakses pada 08
Juni 2013