PPT KTI FORENSIK

4
Peranan Ilmu Forensik dalam Peradilan Pidana Terorisme

description

Power Point

Transcript of PPT KTI FORENSIK

Page 1: PPT KTI FORENSIK

Peranan Ilmu Forensik dalam Peradilan Pidana Terorisme

Page 2: PPT KTI FORENSIK

Pendahuluan

• Pada beberapa tahun terakhir ini rakyat Indonesia sudah tidak lagi asing mendengar kata terorisme yang telah menjadi menu pemberitaan sehari-hari media massa baik cetak maupun elektronik (Oktarizal, 2004)

• Indonesia telah mengalami aksi-aksi teror yang cukup besar, seperti peledakan bom di Legian Kuta, Bali 12 November 2002. Begitu pula ledakan bom mobil bunuh diri yang terjadi di Hotel JW Marriot pada tanggal 15 Agustus 2003 pukul 12.44 WIB

--> telah menyebabkan banyak korban tewas dan korban luka-luka.

Page 3: PPT KTI FORENSIK

• Terorisme pada saat ini dilakukan secara terorganisir dengan pola pendidikan dan pengkaderan yang dilakukan melalui indoktrinatisi dan latihan bertahun-tahun dengan tujuan tertentu.

• Semakin berkembangnya cara terorisme dalam upayanya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun merasa berkepentingan mengeluarkan resolusi Nomor 1438 (2002) dan nomor 1373 (2001) yang menyerukan semua negara untuk bekerjasama mendukung dan membantu pemerintah Indonesia untuk mengungkap pelaku yang terkait dengan peristiwa tersebut dan membawa ke pengadilan.

Page 4: PPT KTI FORENSIK

• Hampir semua ahli hukum pidana dan kriminolog mengatakan bahwa tindak pidana terorisme merupakan extra ordinary crime dan proses peradilannya pun berbeda dengan tindak pidana biasa.

• Seiring dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini penyidik dituntut untuk mengutamakan bukti materil melalui penyidikan secara ilmiah dengan cara memanfaatkan ilmu forensik dalam semua tahap penyidikan.

• Hasil pemeriksaan forensik ini disebut sebagai “Silent Witness” yang akan mengarahkan para penyidik kepada siapa pelaku sebenarnya dari barang bukti yang terdapat di tempat lain.

• Pembuktian forensik adalah salah satu alat bukti sah yang akan menyeret pelaku ke depan pengadilan dan menghukum pelaku atas perbuatannya. (Girod, 2003)