Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

41
Seminar Akuntansi “INVENTORY” Ifani Al Imami (0910531002) Anita Fitri Tanjung (0910532062) Gesty (0910533124)

description

Inventory ppt

Transcript of Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Page 1: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Seminar Akuntansi

“INVENTORY”

Ifani Al Imami (0910531002)Anita Fitri Tanjung (0910532062)Gesty (0910533124)

Page 2: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Pengertian persediaanPersediaan didefinisikan oleh IAS 2 sebagai item yang:

tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Kompleksitas akuntansi persediaan muncul dari beberapa faktor:

1. Tingginya volume kegiatan (atau omset) dalam akun

2. Alternatif berbagai aliran biaya yang dapat diterima

3. Klasifikasi persediaan

Page 3: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Dua jenis entitas akuntansi persediaan:1. Perusahaan dagang

Perusahaan dagang (umumnya, pengecer atau grosir) memiliki akun persediaan tunggal, biasanya disebut persediaan barang dagang. Ini adalah barang yang dibeli untuk dijual kembali.

2. Perusahaan manufaktur Perusahaan manufaktur, yang umumnya memiliki tiga jenis persediaan, yaitu: bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Page 4: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

DEFINISI ISTILAH1. Penyerapan biaya (penuh)2. By product3. Consignment4. Biaya langsung (variabel)5. Barang jadi6. FIFO7. Barang dalam perjalanan8. Metode laba kotor

Page 5: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Continue..

9. Persediaan10. Joint product11. LIFO12. Biaya lebih rendah dan nilai realisasi

bersih13. Markdown14. Markup15. Nilai realisasi bersih16. Periodik

Page 6: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Continue..

17. Perpetual18. Pengaturan pembiayaan produk19. Bahan baku20. Biaya pengganti21. Metode ritel22. Identifikasi khusus23. Biaya standar24. Rata-rata Tertimbang25. Barang dalam proses

Page 7: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Konsep dasar biaya persediaan

IFRS (IAS 2) menetapkan dasar biaya yang lebih rendah dan nilai realisasi bersih untuk penilaian persediaan. Akun biaya persediaan yang dapat dipertukarkan, barang atau jasa yang diproduksi dan proyek khusus yang dipisahkan, umumnya ditugaskan membawa nilai-nilai dengan menggunakan metode identifikasi khusus.

Page 8: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Kepemilikan barang

Persediaan dapat menjadi aset dari entitas pelaporan jika persediaan itu adalah sumber daya ekonomi entitas pada tanggal laporan posisi keuangan. Secara umum, suatu entitas harus mencatat pembelian dan penjualan persediaan ketika judul hukum berlalu.

Page 9: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Ada empat hal yang dapat menyebabkan kebingungan tentang kepemilikan yang tepat:

1. Barang dalam perjalanan2. Penjualankonsinyasi3. Pengaturan pembiayaan produk4. Penjualan yang dilakukan dengan banyak

pembeli atau hak pengembalian barang luar biasa

Page 10: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

1. BARANG DALAM PERJALANAN

Pada akhir tahun, setiap barang dalam perjalanan dari penjual kepada pembeli sewajarnya hanya ada satu pemilik persediaan berdasarkan syarat dan kondisi dari penjualan. Dalam interpretasi akuntansi, barang dalam persediaan perusahaan secara finansial disertakan biaya transportasinya.

Page 11: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

2. PENJUALAN KONSINYASI

Situasi khusus dimana pihak yang memegang barang yang melakukannya sebagai agen bagi pemilik yang sebenarnya. Dalam pengiriman, pengirim (penjual) mengirim barang ke penerima (pembeli), yang bertindak sebagai agen pengirim dalam melakukan penjualan barang.

Page 12: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

3. Pengaturan pembiayaan produk

Pengaturan pembiayaan produk adalah transaksi dimana entitas menjual dan setuju untuk membeli kembali persediaan dengan harga pembelian kembali setara dengan harga penjualan asli ditambah membawa berlaku dan biaya pendanaan. Tujuan dari transaksi ini adalah untuk memungkinkan penjual (sponsor) untuk mengatur pembiayaan pembelian aslinya dari persediaan.

Page 13: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

4. HAK PENGEMBALIAN BARANG LUAR BIASA

Masalah persediaan akuntansi yang terkait pertimbangan khusus dalam situasi yang ada saat pembeli diberikan hak yang luar biasa untuk mengembalikan barang dagangan yang diperoleh. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi persyaratan normalpenjualan yang ditemukan di seluruh transaksi komersial (misalnya, di mana pembeli dapat mengembalikan barang jika ditemukan rusak dalam waktu singkat setelah pengiriman, seperti lima hari).

Page 14: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

AKUNTANSI UNTUK PERSEDIAAN

Page 15: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

INTRODUCTION

Tujuan utama akuntansi untuk persediaan adalah membandingkan biaya terhadap pendapatan untuk menentukan pendapatan periode secara tepat, dan untuk mempresentasikan secara akurat jumlah persediaan pada aset dalam pelaporan entitas pada akhir periode pelaporan.

Page 16: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

continue

Akuntansi untuk persediaan dilakukan baik di bawah sistem periodik atau sistem perpetual.

Di sistem persediaan periodik, kuantitas persediaan ditentukan secara periodik dengan penghitungan fisik.

sistem persediaan perpektual memperlakukan jumlah persedian yang ada(dan biaya) dengan mencatat semua penjualan dan pembelian persediaan pada saat terjadi.

Page 17: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

PENILAIAN PERSEDIAANMenurut IAS 2, dasar utama akuntansi untuk

persediaan adalah cost (biaya). Cost didefinisikan sebagai jumlah dari semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi membawa persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang.

Untuk bahan baku dan persediaan barang dagangan yang dibeli langsung dan tidak untuk dikonversi lebih lanjut, identifikasi biaya relatif mudah.Biaya pembelian persediaan ini akan mencakup semua biaya yang terjadi untuk membawa barang ke titik penjualan dan menempatkan mereka dalam kondisi siap dijual.

Page 18: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

continueBiaya konversi untuk barang manufaktur

mencakup semua biaya yang secara langsung berhubungan dengan unit yang diproduksi, seperti tenaga kerja dan overhead.

Alokasi biaya overhead harus sistematis dan rasional.

Page 19: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

JOINT-PRODUCT & BY-PRODUCT

Pada beberapa proses produksi, lebih dari satu produk diproduksi secara bersamaan. Biasanya, jika produk masing-masing memiliki nilai yang signifikan, mereka direferensi sebagai joint product, jika hanya satu produk yang memiliki nilai substansial,produk lainnya disebut by products.

IAS 2, ketika biaya dari setiap barang yang diproduksi bersama tidak dapat ditentukan dengan jelas, maka alokasi rasional antara mereka diperlukan.

Page 20: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

continuesetelah masa produksi bersama barang

tersebut selesai, akan muncul biaya tambahan sebelum selesai dan siap untuk dijual bagi masing-masing produk.

Alokasi biaya joint product harus dihitungkan atau ditambahkan pada biaya produk individu setelah titik di mana produksi bersama berhenti.

Page 21: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

continueBy produk-menurut definisi adalah produk

yang memiliki nilai yang terbatas bila diukur dengan barang utama yang diproduksi.

IAS 2 menunjukkan bahwa by-product dinilai pada nilai realisasi bersih,alokasi biaya by-product dikurangi dari biayagabungan, jika tidak dialokasikan ke satu atau beberapa produk utama.

Page 22: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

DIRECT COSTINGDirect costing hanya mengakui bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel yang berkaitan dengan produksi sebagai biaya persediaan. Semua biaya tetap dicatat sebagai biaya periode.

Keutamaan penetapan direct costing adalah bahwa strategi akuntansi dapat diprediksi, efek linear pada kontribusi marjinal dari setiap unit penjualan, yang dapat berguna dalam perencanaan dan pengendalian operasi bisnis.

Page 23: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

PERBEDAAN INVENTORY COSTING ANTARA IFRS DAN KEWAJIBAN

PAJAK

Dalam hukum pajak tertentu,ada persyaratan untuk menyertakan atau mengecualikan elemen biaya overhead tertentu yang ditangani secara berbeda berdasarkan IFRS untuk tujuan pelaporan keuangan.

Page 24: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Metode Inventory Costing Menurut IAS 2

1. Identifikasi Khusus2. FIFO3. Biaya Rata-Rata Tertimbang4. Nilai Reaslisasi Bersih5. Metode Penilaian Lainnya

Page 25: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Identifikasi KhususBerdasarkan IAS 2, identifikasi spesifik

harus digunakan untuk biaya persediaan yang tidak biasa dipertukarkan, dan barang dan jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu.

keterbatasan penerapan identifikasi khusus,maka membuat asumsi-asumsi tertentu mengenai arus biaya terkait dengan persediaan perlu dilakukan.

Page 26: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

FIFOBerdasarkan IFRS saat ini pada persediaan, IAS

2, ada dua arus biaya diterima sebagai asumsi-asumsi.

(1) First-in, first-out (FIFO) (2) metode rata-rata tertimbangMetode FIFO mengasumsikan bahwa penilaian

persediaan barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang akan digunakan atau dijual, terlepas dari aliran fisik yang sebenarnya

Metode ini sesuai aliran fisik dari unit untuk industri yang memiliki jumlah perputaran barang sedang atau cepat.

Page 27: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Metode Biaya Tertimbang rata-rata

Biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian bersih) dibagi dengan unit tersedia untuk dijual untuk mendapatkan biaya unit rata-rata tertimbang. Persediaan akhir dan harga pokok penjualan kemudian diberi atau dikenai harga sebesar biaya rata-rata ini.

Page 28: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Nilai Realisasi Bersih

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Page 29: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Pemulihan dari kerugian yang diakui sebelumnya

IAS 2 menetapkan bahwa penilaian baru nilai realisasi bersih harus dilakukan dalam setiap periode berikutnya

Jumlah yang akan dikembalikan ke nilai tercatat sebesar jumlah penurunan sebelumnya diakui

Page 30: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Metode Penilaian LainRetail Method

Gross Profit Method

Page 31: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

A. Retail MethodIAS 2 mencatat bahwa metode ritel dapat

digunakan oleh kelompok industri tertentu.Metode ritel dapat digunakan pada salah

satu dari dua asumsi arus biaya dibahas sebelumnya, yaitu FIFO atau biaya rata-rata.

Kunci penerapan metode eceran ini adalah dengan menentukan cost-to-retail ratio.

Page 32: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Perhitungan rasio cost-to-retail untuk setiap metode yang tersedia :

Konsep biaya FIFO = pembelian bersih dibagi dengan nilai eceran yang disesuaikan untuk kedua markup bersih dan markdown bersih.

FIFO (menggunakan pendekatan biaya yang lebih rendah dari atau nilai realisasi bersih) = konsep biaya FIFO, tapi markdown dikeluarkan dari perhitungan

Biaya rata-rata = membagi harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dengan nilai barang-barang ritel yang disesuaikan untuk kedua markup bersih dan markdown bersih.

biaya rata-rata (menggunakan pendekatan biaya yang lebih rendah dari atau nilai realisasi bersih) = biaya rata-rata, tapi markdown dikeluarkan dari perhitungan.

Page 33: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Berikut ilustrasi sederhana tentang perhitungan rasio cost-to-ritel berdasarkan metode biaya FIFO dan biaya rata-rata dalam situasi dimana tidak ada markup atau markdown :

Biaya FIFO Biaya Rata-Rata

cost retail cost retail

Persediaan awalPembelianJumlah barang yang tersedia untuk dijualPembelian pada ritelPersediaan akhir pada ritel

100.000500.000600.000

200.000800.0001.000.000(800.000)200.000

100.000500.000600.000

200.000800.0001.000.000(800.000)200.000

Rasio cost-to-retail 500.000 = 62,5 %800.000

600.000 = 60 %1.000.000

Persediaan akhir dengan biaya :200.000 x 0,625200.000 x 0.60

125.000120.000

Page 34: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Penerapan aturan the lower of cost or market diilustrasikan untuk kedua metode FIFO dan biaya Rata-rata :

Biaya FIFO Biaya Rata-Rata

cost retail cost Retail

Persediaan awalPembelian bersihMarkups bersihJumlah barang yang tersedia untuk dijualMarkdowns bersihPembelian pada ritelPersediaan akhir pada ritel

100.000500.000 --600.000

200.000800.000250.0001.250.000(50.000)(800.000)400.000

100.000500.000 --600.000

200.000800.000250.0001.250.000(50.000)(800.000)400.000

Rasio cost-to-retail 500.000 = 47,6 %1.050.000

600.000 = 48 %1.250.000

Persediaan akhir dengan biaya :400.000 x 0,476400.000 x 0,48

190.400192.000

Page 35: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

B. Gross Profit MethodDigunakan untuk memperkirakan persediaan

akhir ketika perhitungan fisik tidak mungkin dilakukan.

Digunakan untuk mengevaluasi kewajaran dari jumlah persediaan yang disajikan.

Tujuan utama metode ini adalah untuk pelaporan internal dan interim.

Page 36: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Contoh : Diasumsikan data-data sebagai berikut :

Persediaan awal 125.000Pembelian bersih 450.000Penjualan 600.000Perkiraan laba kotor 32%

Persediaan akhir kemudian diestimasikan sebagai berikut :Persediaan awal 125.000Pembelian bersih 450.000Harga pokok yang tersedia untuk penjualan 575.000

(persediaan awal + pembelian bersih)Harga pokok penjualaan 408.000

[600.000-(32%x600.000)] atau (68%x600.000)

Perkiraan persediaan akhir 167.000

Page 37: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Nilai Wajar Sebagai Sebuah Metode Pembiayaan Persediaan

Sesuai dengan definisinya, persediaan dapat dinilai berdasarkan nilai wajar

IAS 41 menyatakan bahwa produk-produk pertanian yang dicatat di persediaan harus dilaporkan pada nilai wajar dan mematuhi batasan-batasan tertentu.

Di bawah ketentuan IAS 41, semua aset biologis harus diukur pada nilai wajar dikurangi biaya point-of-sale (titik penjualan) yang diharapkan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, kecuali nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal.

Secara umum, harga pasar yang berlaku di pasar aktif akan mewakili pengukuran nilai wajar terbaik atas aset biologis atau hasil pertanian.

Page 38: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Topik Biaya Lainnya1. Standard costs

Standard costs yang telah ditentukan biaya per unitnya digunakan oleh banyak perusahaan manufaktur untuk tujuan perencanaan dan pengendalian.

2. Persediaan senilai nilai realisasi bersihDalam kasus yang luar biasa, persediaan mungkin dilaporkan pada nilai realisasi bersih sesuai dengan kemampuan terbaik dalam prakteknya di industry tertentu.

3. Persediaan dinyatakan sebesar nilai wajar dikurangi biaya penjualan Dalam kasus komoditas persediaan pedagang perantara, IAS 2 mengatur bahwa persediaan dinilai pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

Page 39: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Syarat Pengungkapan1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran

persediaan, termasuk metode pembiayaan (misalnya, FIFO atau rata-rata tertimbang) yang digunakan

2. Total yang memuat jumlah persediaan dan nilai tercatat dalam klasifikasi sesuai dengan entitas

3. Nilai tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual

4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode

5. Jumlah setiap penurunan persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode

6. Jumlah setiap pengembalian dari setiap write-down sebelumnya yang diakui dalam laba atau kerugian untuk periode

7. Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan write-down dari persediaan ke nilai realisasi bersih

8. Jumlah tercatat persediaan dijaminkan untuk kewajiban

Page 40: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Contoh pengungkapan laporan keuangan :Nokia corporation dan anak perusahaan

laporan tahunan 2008 catatan atas laporan keuangan konsolidasi prinsip akuntansi inventory

Lectra S.A laporan tahunan 2008 kebijakan akuntansi inventory

Page 41: Ppt Inventory (Kelp. 8 - Sesi Pagi)

Perbedaan Akuntansi Persediaan Menurut IAS 2 (IFRS 2010) dengan PSAK 14 (revisi 2008) :

No.

Perbedaan

IFRS PSAK Efek Konvergen

si

1. Pengukuran biaya

Pengukuran persediaan berdasarkan biaya atau net realizable value (nilai realisasi bersih) mana yang lebih rendah.

Sama dengan IFRS, persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi netto, mana yang lebih rendah.

2. Penggunaan metode LIFO

IFRS melarang penggunakaan metode LIFO. Hanya memperbolehkan metode FIFO atau rata-rata tertimbang.

Dalam PSAK 14 revisi 1994, penggunaan metode LIFO masih diperbolehkan. Namun dalam revisi 2008, penggunaan metode LIFO sudah dilarang. Hanya digunakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang.

Diperlukan penyesuaian aturan terhadap pelarangan metode LIFO dalam konteks perpajakan.