PPT FILSAFAT.pptx

15
Keuntungan dan Kerugian PSA (Pemilik Sarana Apotek) dalam Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kelompok 5 : 1.Fachrirroh Idha (08040094) 2.Adistasya Satriya S. (201310410311001) 3.Neli Silvia Ningrum (201310410311002) 4.Putri Sari Astuti (201310410311003) 5.M. Zaki Derajat (201310410311004) 6.Irda Rizky Wiharti (201310410311005) 7.Liliantri Putri E.P. (201310410311006) 8.Rofiqoh Asiyah Z (201310410311007)

Transcript of PPT FILSAFAT.pptx

Page 1: PPT FILSAFAT.pptx

Keuntungan dan Kerugian PSA (Pemilik Sarana Apotek) dalam

Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Kelompok 5 :1. Fachrirroh Idha (08040094)

2. Adistasya Satriya S. (201310410311001)3. Neli Silvia Ningrum (201310410311002)4. Putri Sari Astuti (201310410311003)5. M. Zaki Derajat (201310410311004)6. Irda Rizky Wiharti (201310410311005)7. Liliantri Putri E.P. (201310410311006)8. Rofiqoh Asiyah Z (201310410311007)

Page 2: PPT FILSAFAT.pptx

Menurut PerMenKes No.922/MENKES/PER/X/1993 apotek

dapat diselenggarakan oleh apoteker yang bertindak sebagai

Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan sekaligus sebagai

Pemilik Sarana Apotek (PSA). Dapat diselenggarakan juga

apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana, apoteker

bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) sedang

pihak lain seorang apoteker atau tidak yang bertindak

sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). Dalam hal ini apoteker

menggunakan sarana pihak lain sehingga penggunaan

sarana didasarkan atas perjanjian kerjasama antara apoteker

dan pemilik sarana (Depkes RI, 1993).

Page 3: PPT FILSAFAT.pptx

PENGERTIAN PSA (PEMILIK SARANA APOTEK)

PSA (Pemilik Sarana Apotek) adalah penyedia sarana

apotek yang terdiri dari dana secukupnya, perlengkapan

apotek, perbekalan kesehatan di bidang farmasi,

bangunan yang menjadi milik dan atau berada dalam

penguasaan dari Pemilik Sarana Apotek (PSA).

Page 4: PPT FILSAFAT.pptx

PENGERTIAN PELAYANAN KEFARMASIAN

• Bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

• Pelayanan kefarmasian diapotek meliputi skrining resep dan penyiapan obat (Peracikan, Etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling dan monitoring penggunaan obat). Dalam pelayanan kefarmasian diapotek sepenuhnya dilakukan oleh apoteker, PSA tidak berhak untuk melakukan pelayan kefarmasian tetapi PSA hanya berhak mengontrol administrasi yang ada di apotek.

Page 5: PPT FILSAFAT.pptx

• Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tanggal 15 September 2004 :

• Standar pelayanan kefarmasian di apotek disusun :

• Sebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesi.

• Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional.

• Melindungi profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian.

Page 6: PPT FILSAFAT.pptx

Pemilik Sarana Apotek (PSA) ini dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Pemilik Sarana Apotek sebagai apoteker

2. Pemilik Sarana Apotek bukan apoteker

Page 7: PPT FILSAFAT.pptx

PSA BUKAN SEBAGAI APOTEKER

• PSA bukan sebagai apotekermerupakan penyedia sarana apotek yang tidak berprofesi sebagai apoteker, hanya memberikan modal (seperti dana dan tempat), dan berkerjasama dengan apoteker sebagai Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA).

Page 8: PPT FILSAFAT.pptx

KEUNTUNGAN PSA BUKAN SEBAGAI APOTEKER

• PSA harus bekerja sama dengan apoteker selaku penanggung jawab apotek dengan baik.

• PSA harus menyediakan modal dan fasilitas yang baik dan menarik serta nyaman untuk konsumen.

• Terhindar dari kesalahan pelayanan farmasi.• Hambatan pada pendirian apotek yang hanya

didapat oleh apoteker.• PSA membutuhkan apoteker hanya untuk

mendapatkan surat ijin apotek.

Page 9: PPT FILSAFAT.pptx

KERUGIAN PSA BUKAN SEBAGAI APOTEKER

• PSA harus membagi keuntungan dengan apoteker.• PSA harus membayar pajak apotek.• Memberikan modal yang banyak guna memenuhi sarana

apotek.• Pembayaran pasokan obat dilakukan oleh apoteker tapi

menggunakan modal dari PSA.• Apoteker hanya mengembangkan saja, seluruh modal

pengembangan berasal dari PSA.• Meskipun PSA yang memberikan modal dan sarana

prasarana, tapi apotek tetap menjadi milik dan atas nama apoteker.

Page 10: PPT FILSAFAT.pptx

Hal yang harus diperhatikan dalam bekerjasama dengan PSA

• Latar belakang PSA• Managerial Apotek, siapa yang berwenang dalam

manajemen apotek, harus dipastikan dimana posisi APA dalam managerial apotek,

• Untuk apotek baru, libatkan PSA dalam proses perizinannya, jangan menanggung biaya sendiri untuk perizinan SIA, perizinan dilakukan harus bertahap, untuk mendapatkan perlindungan baik dari ISFi maupun Dinasnya

• Sering berdialog denga PSA, untuk mengenal lebih jauh, biasanya dari awal cocok tidaknya/kejanggalan dapat diketahui

• Simpan bukti-bikti perjanjian yang telah disepakati

Page 11: PPT FILSAFAT.pptx

PSA SEBAGAI APOTEKER

Penyedia sarana apotek yang sekaligus mempunyai

profesi sebagai apoteker, yang memiliki izin pendirian

apotek dan sebagai penanggung jawab apotek.

Page 12: PPT FILSAFAT.pptx

KEUNTUNGAN PSA SEBAGAI APOTEKER

• Keuntungan milik pribadi (Sumber penghasilan).• Lebih professional dalam berkerja.• Lebih dihargai masyarakat (kebanggaan profesi).• Profesi apoteker mendapatkan tempat

terhormat di mata masyarakat.• Profesi apoteker akan diakui dan disegani oleh

profesi kesehatan yang lain.• Pengurusan ijin tidak rumit.

Page 13: PPT FILSAFAT.pptx

KERUGIAN KEUNTUNGAN PSA SEBAGAI APOTEKER

• Permodalan yang terkesan memberatkan. • Takut rugi atau tidak laku.• Apotek sudah menjamur sehingga takut

bersaing.• Kurangnya pengetahuan tentang manajemen

apotek.• Kurang memilik kemampuan komunikasi yang

baik.

Page 14: PPT FILSAFAT.pptx

• Hubungan antara Apoteker sebagai pengelola Apotik dengan pemilik modal bukan lagi merupakan hubungan perburuhan, akan tetapi merupakan hubungan kerja sama yang sederajad. Dalam arti bahwa mereka sama kedudukan dalam Apotik, sehingga perlu mengadakan suatu perjanjian tersendiri dalam menentukan kelangsungan suatu usaha Apotik baik dalam masalah resiko kerugian pengelolaan maupun dalam pembagian keuntungan

Page 15: PPT FILSAFAT.pptx