PPT KASUS II MP6.ppt

25
Seorang Anak Laki-laki Mengalami Anemia Hipochrom Micrositer Akibat Infeksi Cacing Tambang

Transcript of PPT KASUS II MP6.ppt

Page 1: PPT KASUS II MP6.ppt

Seorang Anak Laki-laki Mengalami Anemia Hipochrom

Micrositer Akibat Infeksi Cacing Tambang

Page 2: PPT KASUS II MP6.ppt

KELOMPOK II

0302012001 A.A. Putu Sandra Pertiwi

0302012003 Yuni Adenafsia

0302012023 Angger Satria Pamungkas

0302012043 Ayu Victoria Budi

0302012047 Bangun Said Santoso

0302012073 Dewi Rizki Matdoan

0302012095 Fadia Mutiaratu

0302012139 Karina Puspa Dewata

0302012167 Mianova Mintardi

0302012187 Narendra Yoshua

0302012207 Prast Suryo Wibowo

0302012209 Pratiwi Siswaji

0302012231 Rikki Oktrian

0302012251 Selvi Dyah Ayu Hendriyani

0302012271 Tri Wira Almunqis

0302012291 Yosinta Sari Baru

Page 3: PPT KASUS II MP6.ppt

Laporan Kasus

Anak laki-laki berusia 9 tahunLekas capai, lemah dan kurang gairah bermain Pemeriksaan fisik pasien tampak kurus, pucat, sesak nafas, mata conjunctiva anemis Tinggal di daerah dengan beberapa tanah lapang dimana tanahnya gembur berpasir Ditemukan jamban umum berupa lubang diujung tanah lapang tersebut

Page 4: PPT KASUS II MP6.ppt

Hasil Pemeriksaan LaboratoriumHb : 9 gr %Ht : 24 %Lekosit : 3200/µlHitung jenis : 0/32/1/35/30/2Trombosit : 225.000/µlLED : 25 mm/ 1 jamMCV : 70 MCH : 26 MCHC : 37,1

Page 5: PPT KASUS II MP6.ppt

Faeces :Telur cacing +

Page 6: PPT KASUS II MP6.ppt

Masalah-masalah yang perlu menjadi perhatian

Masalah vital pasien: anemia, sesak nafas

Lingkungan tempat tinggal: tempat tinggal pasien dekat dengan tanah lapang gembur berpasir. Terdapat jamban di lingkungan bermain pasien tersebut.

Page 7: PPT KASUS II MP6.ppt

Anamnesa Tambahan

Apakah pasien mengalami diare?Apakah pasien mengalami muntah?Apakah pasien sempat mengalami gatal-gatal pada kaki?Apakah pasien sering batuk-batuk?

Page 8: PPT KASUS II MP6.ppt

Hasil Pemeriksaan DarahPemeriksaan Nilai Normal Pasien Keterangan

Hb 13-18 g/dl 9 g% Di bawah normalHt 37-43% 24% Di bawah normalLeukosit 5000-10.000 3200/µl Di bawah normalTrombosit 150.000-450.000 225.000/µl NormalLED <10 mm/jam 25 mm/jam Di atas normalMCV 82-92 fl

(femtoliter)70 fl Di bawah normal

MCH 27-31 pg (pikogram)

26 pg Di bawah normal

MCHC 32-38 % 37,1 % NormalHitung jenis Basofil : 0-1 %

Eosinofil: 1-3 %Batang: 2-6 %Segmen: 50-70 %Limfosit: 20-40 %Monosit : 2 – 8 %

0/32/1/35/30/2 Eosinofil jauh di atas normal alergi

Neutrofil batang di bawah normal berhubungan dengan anemia

Page 9: PPT KASUS II MP6.ppt

Hasil pemeriksaan SADT: Anemia Hipochrom micrositer

Hipokrom: bagian yang terlihat pucat dari eritrosit mendominasi, >1/3 bagian eritrositMikrositer: ukuran eritrosit kurang dari normalnya (7 mikron)

Page 10: PPT KASUS II MP6.ppt

Hasil pemeriksaan Feses Ditemukan telur cacing tambang

Antara telur Necator americanus dan Ancylostoma duodonale sulit untuk dibedakan sebab keduanya berbentuk lonjong dengan ujung membulat tumpul, selapis kulit hialin tipis dan transparan.Necator americanus: 64-76 x 36-40 μ

Ancylostoma duodonale: 9-13 x 36-40 μ Dindingnya tipis transparan dan

berisi 4-8 sel

Page 11: PPT KASUS II MP6.ppt

DiagnosisPasien mengalami Anemia Hipochrom Micrositer karena infeksi cacing tambangAnkilostomiasis: Ancylostoma duodenale (230C-250C) Nekatoriasis: Necator americanus (280C – 320C ) Keduanya menginfeksi secara aktif. Di Indonesia lebih banyak ditemukan kasus infeksi Necator americanus Lingkungan tempat tinggal pasien sangat cocok dengan habitat cacing tambangDiperkuat dengan hasil pemeriksaan laboratorium penunjang: pemeriksaan darah, pemeriksaan SADT, dan pemeriksaan feses

Page 12: PPT KASUS II MP6.ppt

Siklus Hidup Cacing Tambang

Page 13: PPT KASUS II MP6.ppt
Page 14: PPT KASUS II MP6.ppt
Page 15: PPT KASUS II MP6.ppt

Teknik “Kato Katz”Alat dan Bahan :

Objek glassSelotip dengan tebal 40 µm ukuran 3x3 cmKawat KasaKarton yang tebal diberi lubang dengan volume tertentu,Lidi dan kertas minyakLarutan Malachite Green

Page 16: PPT KASUS II MP6.ppt

Teknik “Kato Katz”Langkah Kerja:

Sebelum pemakaian, pita selophane dimasukkan kedalam larutan malachite green selama 24 jam Letakkan tinja  diatas objek glass sebesar sebutir kacangDengan lidi, ambil tinja yang sudah halus diatas kawat penyaring ± 30 mg, dengan memakai cetakan karton yang berlubang, taruh diatas gelas preparat yang bersih Kemudian ditutup dengan pita selofan dengan meratakan tinja diseluruh permukaan pita selofan sampai sama tebalBiarkan dalam temperature kamar selama 30 – 60 menitPeriksa seluruh permukaan dengan menghitung semua jumlah telur dengan pembasaran lemah

Page 17: PPT KASUS II MP6.ppt
Page 18: PPT KASUS II MP6.ppt

Teknik “Kato Katz”Hasil:

Infeksi sangat ringan: 1-9 (15-149 butir telur)Infeksi ringan : 10-24 (150-375 butir telur)Infeksi sedang : 25-49 (376-749 butir telur)Infeksi berat: >50 (> 750 butir telur)

Page 19: PPT KASUS II MP6.ppt

Teknik Pembiakan “Harada Mori”

Digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva infektif dari Necator americanus dan Ancylostoma duodonale. Dengan teknik ini, telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada kertas saring basah. Larva ini akan ditemukan di dalam air yang terdapat pada ujung kantong plastik.

Page 20: PPT KASUS II MP6.ppt

Teknik Pembiakan “Harada Mori”

Bahan yang diperlukan adalah kantong plastik dengan ujung sempit dan tertutup, berukuran 17x3 cm, kertas saring dengan ujung runcing berukuran 15x2,5 cm, air bersih, api lilin, lidi dan bahan pemeriksaan tinja.

Page 21: PPT KASUS II MP6.ppt

Teknik Pembiakan:

Oleskan sejumlah tinja pada bagian tengah kertas saring.Masukan kertas saring yang sudah dioles dengan ujung runcing lebih dahulu sehingga ujung runcing kertas saring masuk bagian sempit kantong plastik.Tambahkan air ±2 cc dalam kantong plastik, kertas saring menjadi basah dan air akan tertampung di dalam ujung kantong plastik.Tutuplah kantong plastik dengan memakai api lilin.Guntunglah kantong plastik dengan memakai api lilin.Guntinglah kantong plastik dengan jepitan kertas dan ujung runcing sebelah bawah. Biarkan pada suhu kamar (25-300 C) selama 7 hari.Periksalah larva pada air di kantong plastik dengan mikroskop binokuler pembesaran kecil (3x, 2x).

Teknik Pembiakan “Harada Mori”

Page 22: PPT KASUS II MP6.ppt

Albendazol, diberikan dengan dosis tunggal 400 mg.Mebendazol, diberikan dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.Tetrakloretilen, merupakan obat pilihan utama untuk pasien ansilostomiasis. Befanium hidroksinaftat, ankilostomiasis dan baik untuk pengobatan missal pada anak.Pirantel pamoat, obat ini cukup efektif dengan toksisitas yang rendah dan dosis yang diberikan 10mg/kg berat badan/hari sebagai dosis tunggal.Heksilresorsinol, diberikan sebagai obat alternative yang cukup efektif dan dosis pemberian obat ini sama seperti pengobatan askariasis.

Pengobatan

Page 23: PPT KASUS II MP6.ppt

KESIMPULAN

Pasien terinfeksi cacing tambang sehingga menyebabkan pasien mengalami anemia hipkrom mikrositer. Untuk mengobati infeksi yang dialami oleh pasien maka dokter mengaharuskan pasien melakukan perawatan umum dan pengobatan spesifik. Progonosis tetap baik pada pasien ini sebab infeksi cacing tambang segera diatasi dan diberikan pengobatan yang adekuat.

Page 24: PPT KASUS II MP6.ppt

DAFTAR PUSTAKAPohan, Herdiman T. Ilmu Penyakit Dalam, Ed.V, jilid tiga. Jakarta: InternaPublishing,2009, p2940.Muslim, H. H. Parasitologi Keperawatan. Jakarta: EGC,2009, p89Pohan, Herdiman T. Ilmu Penyakit Dalam, Ed.V, jilid dua. Jakarta: InternaPublishing,2009, p1110.Natadisastra, Djaenudin dan Agoes, Ridad. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC, 2009, p388-9.Natadisastra, Djaenudin dan Agoes, Ridad. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC, 2009, p390-1.

Page 25: PPT KASUS II MP6.ppt

Terima

Kasih