Ppt Dx Komunitas 1 (2)
-
Upload
prissilmatania -
Category
Documents
-
view
41 -
download
8
description
Transcript of Ppt Dx Komunitas 1 (2)
LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITASPENGETAHUAN PENCAHAYAAN RUMAH PADA KELUARGA BINAAN DI
DESA PANGKALAN, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN
PERIODE 3 Agustus – 4 Sepetember 2015
KELOMPOK 4
Indah Kusumo W 1102010129
Brian Bagus B 1102010053
Prissilma Tania J 1102010221
Teffi Widya Jani 1102010278
PEMBIMBING :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
GAMBARAN UMUM DESA Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.
mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha ( 47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.
Kependudukan Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
belum berkembang secara ekonomi. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap
Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah, dari jumlah 53.822 penduduk
Jml penduduk53.822 jiwa
Jml pddk miskin 31.898 jiwa
(59.3 %)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS,
adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :
Penyehatan Rumah Rumah sehat adalah rumah
tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
hasil pemantauan selama tahun 2015 triwulan pertama menunjukkkan dari 294 rumah yang diperiksa sebanyak 21,28% yang memenuhi syarat kesehatan
keluarga Ny. Esih yang memiliki dua orang anggota keluarga dalam satu rumah.
Rumah keluarga Ny. Esih terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri. Di rumah.
kondisi penerangan di rumah Ny. Esih di biarkan gelap tanpa di terangi cahaya Untuk siang hari hingga malam keluarga Ny. Esih menggunakan lampu sebagai penerangan.
1.Keluarga Binaan Ny. Esih
keluarga Tn.Yassin yang memiliki 3 orang anggota keluarga dalam satu rumah.
Keluarga Tn. Yassin tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah seluas 8 x 7 m2
Untuk ventilasi, rumah ini memiliki 4 buah jendela.
Untuk penerangan, rumah ini memiliki satu buah lampu yang hanya dinyalakan pada sore hari pukul 18.00, berwarna kuning dengan energy 20 watt
2.Keluarga Binaan Tn.Yassin
keluarga Tn.Dulasan yang memiliki 6 orang anggota keluarga dalam satu rumah.
Keluarga Tn.Dulasan tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 56 m2 dan tidak bertingkat
Untuk ventilasi, rumah ini memiliki 4 buah jendela.
Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya cahaya sinar matahari kedalam rumah.
3.Keluarga Binaan Tn.Dulasan
keluarga Tn.Bicang yang memiliki 7 orang anggota keluarga dalam satu rumah.
Keluarga Tn. Bicang dengan luas tanah sekitar 150 m2 dan luas bangunan berukuran 8m x 6 m
Ketiga kamar tidak terdapat ventilasi, dan dua kamar tidak terdapat jendela, sehingga cahaya tidak masuk dan sirkulasi udara buruk
Pencahayaan di rumah ini terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.
4.Keluarga Binaan Tn. Bicang
Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan
1.Masalah Non Medis Pengetahuan tentang pembuangan limbah. Pengetahuan mengenai ventilasi yang baik sesuai kriteria rumah sehat. Pengetahuan mengenai pencahayaan yang sesuai dengan kriteria rumah sehat Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga. Kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan. Perilaku mencuci pakaian dan alat makan di kamar mandi yang berdekatan dengan
WC
2.Masalah Medis Hipertensi Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Mialgia kronik
1.Keluarga Binaan Ny. Esih
1.Masalah Non Medis
Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan.
Kurangnya pencahayaan yang ada di rumah keluarga binaan.
Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
Kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan.
Kurangnya pengetahuan mengenai factor resiko hipotensi.
Kurangnya perilaku berolahraga dan hidup sehat.
2.Masalah Medis
Penyakit hipotensi.
Peyakit myalgia kronik
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada anggota keluarga
2.Keluarga Binaan Tn.Dulasan
1.Masalah Medis Keluarga Tn. Yassin GERD ISPA Hipotensi
2.Masalah non medis Keluarga Tn. Yassin Pencahayaan yang kurang di dalam rumah Dapur dan kamar mandi hanya dipisahkan oleh sekat
yang pendek Kepatuhan dan keinginan dalam mencari pengobatan Tidak terdapat tempat pengelolaan sampah dan limbah
rumah tangga pada keluarga ini
3.Keluarga Binaan Tn.Yassin
a. Masalah medis Keluarga Tn. Bicang Hipertensi Konjungtivitis Mialgia
b. Masalah Non Medis Keluarga Tn. Bicang Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan. Kurangnya pencahayaan yang ada di rumah keluarga binaan. Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga. Dapur dan kamar mandi hanya dipisahkan oleh sekat yang pendek Kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan. Perilaku mencuci pakaian dan alat makan di kamar mandi yang
berdekatan dengan WC.
4.Keluarga Binaan Tn. Bicang
Usulan Area masalah1. Penyakit Hipertensi pada keluarga
2. Penyakit ISPA yang sering di derita seluruh anggota keluarga
3. Penyakit mialgia kronik
4. Pengetahuan mengenai ventilasi yang baik sesuai kriteria rumah sehat.
5. Pengetahuan mengenai pencahayaan yang sesuai dengan kriteria rumah sehat.
6. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga yang tidak memadai
7. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
8. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan
9. Kebiasaan merokok di dalam rumah
10. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai sehingga sampah dibuang dan di tumpuk di lapangan bersama dengan sampah warga sekitar, lalu dibakar, sisa dari pembakaran tersebut lalu dibuang ke kali.
11. Perilaku mencuci pakaian dan alat makan di kamar mandi yang berdekatan dengan WC
Penetapan Area Masalah
Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan Metode Delphi.
Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan.
Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold, et all, 1975 : 40-55).
Alasan Pemilihan Diagnosis Komunitas
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan
“Pengetahuan mengenai pencahayaan rumah pada keluarga binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”.
Alasan Pemilihan Diagnosis Komunitas
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu:
1. Dari hasil presurvey didapatkan bahwa setiap keluarga binaan mengandalkan pencahayaan hanya agar dapat beraktivitas di malam hari.
2. Dari hasil presurvey didapatkan keluarga binaan belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai pencahayan rumah yang baik
3. Dari hasil presurvey keluarga binaan tidak mengetahui apa itu pencahayaan rumah yang baik.
4. Dari hasil observasi didapatkan bahwa dari keempat rumah keluarga binaan pencahayaan rumahnya sangat kurang, dikarenakan pencahayaan rumah menggunakan lampu > 10 watt/m² dan dari cahaya matahari hanya masuk ± 5-10% dari luas lantai yang terdapat didalam rumah.
Alasan Pemilihan Diagnosis Komunitas
5. Dari hasil observasi, keempat rumah hanya mengandalkan satu buah pintu untuk mendapatkan cahaya matahari.
6. Berdasarkan data rumah sehat yang diperoleh dari puskesmas Tegal angus 2014, rumah sehat yang terdapat di desa tanjung pasir yang memenuhi persyaratan pemeriksaan hanya 19 rumah dari 1787 rumah. Pencahayaan rumah termasuk salah satu kriteria Rumah sehat.
7. Adanya anggota keluarga binaan yang dinyatakan suspek TB paru, berkaitan dengan pencahayaan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siklus hidup bakteri M. tuberculosis.
8. Berdasarkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2015, insidensi penyakit penyakit seperti ISPA sebagai penyakit dengan insidensi terbesar sejumlah 2.094 kasus dan tuberkulosis paru klinis (suspek) sejumlah205 kasus dapat terkait dengan kondisi pencahayaan rumah sebagai salah satu faktor resiko tidak langsung terjadinya penyakit – penyakit tersebut
Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang.
Notoatmojo (2003)
PENGETAHUAN PENCAHAYAAN
Jenis Pengetahuan
1. Pengetahuan implisit
• sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.
• Contoh sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun ternyata dia merokok.
2. Pengetahuan eksplisit.
• Pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan
• Contoh sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok.
CARA MENDAPATKAN PENGETAHUANPENGETAHUAN
CARA TRADISIONALCara coba salah (Trial dan error)
Cara Kekuasaan atau Otoritas
Berdasarkan pengalaman pribadi
Melalui jalan pikiran
CARA MODERNMetode penelitian ilimiah
Notoatmodjo, 2003
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan menurut Sukmadinata (2007)
Faktor internal : - Jasmani - Rohani
Faktor Eksternal : - Pendidikan
- Paparan media massa
- Ekonomi- Hubungan sosial
- Pengalaman
Tingkat Pengetahuan
Tahu (know)
Paham (comprehension)
Aplikasi (application)
Analisis (analysis)
Sintesis (synthesis)
Evaluasi (evaluation)
Definisi Pencahayaan Depkes RI dalam Santosa
(2006) mendefinisikan pencahayaan sebagai
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efektif.
Menurut KEPMENKES No.1204/Menkes/SK/X/2004, pencahayaan di dalam ruang adalah intensitas penyinaran pada suatu bidang kerja yang ada di dalam ruang bangunan
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efektif.Penerangan adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di
tempat kerja (Budiono, 2003).
Cahaya Alami
Kualitas pencahayaan yang baik sangat penting untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Upayanya yaitu dengan cara memaksimalkan cahaya siang hari yang tepat ke dalam ruangan.
Cahaya siang hari yang masih bisa dimanfaatkan untuk penerangan ruangan adalah antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00
Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya kuman TBC.
Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
Jalan masuk cahaya luasnya sekurang-kurangnya 15% - 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah
Cahaya Buatan
Berdasarkan SNI, pencahayaan maksimal untuk rumah yaitu 10 watt/m2. Pencahayaan buatan bisa terjadi dengan 5 cara, yaitu:
Sistem Pencahayaan Langsung (direct
lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya
diarahkan secara langsung ke benda
yang perlu diterangi
Pencahayaan Semi Langsung (semi direct
lighting)
Sistem Pencahayaan Difus (general diffus
lighting)
Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Sistem Pencahayaan Tidak Langsung
(indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada
benda yang perlu disinari, sedangka
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan
ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah
Pada sistem ini 90-100% cahaya
diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh
ruangan
Kriteria Pencahayaan
Ada beberapa kriteria pencahayaan yang diperlukan dan tidak diperlukan dalam satu ruangan, diantaranya:
Intensitas pencahayaan dalam ruangan adalah besarnya tingkat pencahayaan didalam ruangan bisa berasal dari pencahayaan siang hari atau buatan.
Distribusi cahaya dalam bangunan adalah penyebaran pencahayaan didalam ruangan harus merata sesuai dengan kebutuhan aktifitasnya dan tidak menimbulkan ganguan
cahaya.
Gangguan cahaya adalah kualitas pencahayaan didalam ruangan yang menggangu aktivitas. Salah satunya adalah kondisi silau, yaitu kondisi ketidak nyamanan atau
pengurangan kemampuan melihat objek oleh luminasi objek terlalu besar
Manfaat Pencahayaan
cahaya matahari mempunyai sifat membunuh bakteri, terutama kuman
mycobacterium tuberculosa. Kuman mycobacterium tuberculosa hanya dapat mati
oleh sinar matahari langsung. Oleh sebab itu, rumah dengan standar pencahayaan
yang buruk sangat berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis. Kuman
mycobacterium tuberculosa dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab dan
gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya, dan mati bila terkena
sinar matahari
Lubis dan Notoatmodjo (2003), Depkes RI (2002)
Pengendalian Masalah Penerangan
Modifikasi sistem penerangan yang telah ada Penyediaan penerangan lokal Penggunaan gorden atau perawatan jendela
lainnya
(Tarwaka, Solichul HA Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004)
PENGUMPULAN DATA
Bertujuan untuk memecahkan masalah.
Langkah - langkah yang ditempuh harus
relevan dengan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut
harus dilakukan secara objektif dan rasional.
POPULASI PENGUMPULAN DATA
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
dari empat keluarga binaan di kampung Sukasari
RT/RW 002/004, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
SAMPEL PENGUMPULAN DATA
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota empat
keluarga binaan yang berusia di atas 17 tahun di
Kampung Sukasari RT/RW 002/004, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten.
JENIS DATA
1. Data Kualitatif
Diperoleh melalui wawancara, dan juga Kuesioner
Didapatkan data berupa :
Informasi mengenai pengetahuan pencahayaan rumah pada keluarga
binaan.
Informasi mengenai latar belakang pendidikan keluarga binaan.
Ketersediaan informasi yang mendukung pengetahuan keluarga binaan
mengenai pencahayaan rumah.
Informasi mengenai hubungan sosial keluarga binaan dengan
lingkungan sekitar yang mempengaruhi pengetahuan keluarga binaan
terhadap pencahayaan rumah
Informasi mengenai pengalaman yang didapatkan keluarga binaan
yang mendukung pengetahuan terhadap pencahayaan rumah
Informasi mengenai pendapatan anggota keluarga binaan yang
mempengaruhi pengetahuan keluarga binaan terhadap pencahayaan
rumah
2. Data Kuantitatif
Didapatkan dari data demografis dari BPS Kab.Tangerang
pada tahun 2015, serta data profil Puskesmas Tegal Angus
tahun 2015.
Jumlah penduduk Desa Pangkalan.
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan
tidak/belum tamat SD.
Data angka kejadian ISPA dan suspek TB paru
SUMBER DATA
1. Data Primer
Data yang langsung didapatkan melalui wawancara terpimpin dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap keluarga binaan.
2. Data Sekunder
Data yang tersedia di Puskesmas Tegal Angus mengenai demografi, dan insidensi penyakit.
3. Data Tersier
Data yang didapat dari kepustakaan tentang pencahayaan rumah yang baik untuk rumah yang terdapat di BAB II.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Instrumen pengumpulan data terpilih dalam
penelitian ini berupa kuesioner.
PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan di RT/RW 002/004, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Pengumpulan data ini dilakukan, mulai dari tanggal 11 Agustus – 21 Agustus 2015 dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen dengan teknik wawancara terpimpin kepada responden.
Wawancara dengaan kuesioner dilakukan terhadap empat keluarga binaan yang telah ditentukan oleh kader pengurus Puskesmas Tegal Angus. Dari keempat keluarga binaan ini diambil delapan belas orang sebagai responden untuk menjawab kuesioner.
METODE DOKUMENTASI
Tanggal Kegiatan
Selasa, 11 Agustus 2015 a. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga binaan.
Rabu, 12 Agustus 2015 a. Observasi rumah keluarga binaan.
b. Pengumpulan data-data dasar masing-masing keluarga binaan.
c. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan
dengan beberapa masalah yang ditemukan keluarga binaan.
d. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan dengan
menjabarkan permasalahan pada keluarga binaan .
Kamis, 13 Agustus 2015 a. Pengumpulan kembali data-data masing-masing keluarga binaan.b. Diskusi kelompok :
c. Mengumpulkan referensi literatur yang berkaitan dengan area masalah.
d. Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai seputar faktor-faktor yang berkaitan dengan area masalah.
e. Menentukan teknik dan intrumen pengumpulan data, disepakati melalui observasi dan wawancara dengan instrument kuesioner
Jumat, 14 Agustus 2015 a. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan “Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah di Desa Pangkalan, Tangerang, Agustus 2015”. Bersama dr. Husna selaku Staff Puskesmas Tegal Angus dan pembimbing YARSI Dr. Kholis Ernawati,S.Si, M.kes.
b. Diskusi kelompok: Membuat kerangka konsep,membuat definisi operasional,membuat kuesioner
Selasa,18 Agustus
2015
a. Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuesioner
b. Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner
c. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari kuesioner
d. Merevisi kuesioner
Rabu, 19 Agustus 2015 a. Mengunjungi keluarga binaan untuk cross check data
b. Membuat laporan
c. Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner
d. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari kuesioner
e. Membuat laporan
Kamis, 20 Agustus
2015
Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan dr. Husna
PENGOLAHAN DATA DANANALISIS DATA
Pengolahan data menggunakan cara manual dan bantuan
software pengolahan data Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Data-data yang sudah didapat dianalisis menggunakan analisis
univariat.
Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah
menjadi informasi yang berguna.Peringkasan tersebut dapat
berupa ukuran statistik, tabel, grafik.
Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel yang diukur
adalah :
1. Pengetahuan responden mengenai pencahayaan rumah.
2. Pendidikan responden mengenai manfaat pencahayaan rumah
3. Ketersediaan informasi yang didapatkan responden dari media
cetak maupun elektronik mengenai pencahayaan rumah.
4. Hubungan sosial responden dengan individu atau kelompok di
lingkungannya terkait pencahayaan rumah untuk kesehatan.
5. Pendapatan responden yang didapat dari pekerjaan sehari - hari.
Karakteristik Responden
17-20 tahun (remaja akhir)
21-40 tahun (dewasa awal-akhir)
41-60 tahun (paruh baya)
> 60 tahun (tua) 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Diagram 4.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamindi Kp. Sukasari, Desa Pangkalan, Agustus 2015
Pria Wanita0
2
4
6
8
10
12
Tabel 4.7 Hasil Analisis Univariat LimaVariabel Terkait Pengetahuan Tentang Rumah Sehat di Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2015
NO VARIABEL HASIL UKUR JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)
1 Pengetahuan Baik
Cukup
3
3
16,67
16,67
Buruk 12 66,67
2 Pendidikan Tinggi 1 5,55
Menengah 2 11,11
Rendah 15 83,33
3 Pendapatan Tinggi 2 11,11
Rendah 16 88,89
4
5
Hubungan Sosial
Ketersediaan informasi
Baik 0 0
Buruk
Baik
Buruk
18
4
14
100
22,22
77,77
6 Pengalaman Baik 3 16,66Buruk 15 83,33
Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah Keluarga Binaan di Kampung
Suka Sari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provisi Banten
Kesulitan untuk mendapatkan perkejaan tetap
Lapangan Kerja yang terbatas
Pendapatan rendah
EKONOMI
PENGALAMAN
Buruknya pengalaman mengenai pencahayaan rumah yang baik
Jarang mendapat penyuluhan atau pelatihan mengenai pencahayaan rumah
Pengalaman Buruk
HUBUNGAN SOSIAL
Hubungan Sosial buruk
Kurangnya interaksi dengan tetangga
Jarang adanya perbincangan atau perkumpulan warga terkait pencahayaan
rumah ataupun kesehatan lingkungan
KETERSEDIAAN INFORMASI
Ketersediaan informasi buruk
Jarang menonton tayangan informatif di televisi dan membaca media cetak
Jarang mendapatkan berita/ informasi mengenai pencahayaan rumah dari media massa
PENDIDIKAN
Pendidikan Rendah
Tradisi pendidikan rendah di keluarga
Menganggap pendidikan tidak begitu penting
Rencana Intervensi Pemecahan Masalah
No Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Rencana Intervensi Waktu Pelaksanaan
1 Pendidikan Rendah - Memberikan penyuluhan tentang pentingnya
pendidikan
- Sosialisasi sistem BOS
- Sosialisasi program Bidik Misi 2015\
- Membrikan informasi tentang pentingnya
pendidikan untuk mendapatkan hidup yang
sejahtera (pekerjaan, penghasilan)
Memberikan penyuluhan kepada keluarga binaan tentang pentingnya wajib belajar 9
tahun.
Jangka panjang
2 Ketersediaan informasi
Buruk
Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berita /
informasi dalam meningkatkan kesehatan.
Melakukan penyuluhan langsung kepada keluarga binaan mengenai kepentingan berita / informasi dalam meningkatkan kesehatan.
Jangka Pendek
3 Pendapatan rendah - Memperluas lapangan kerja
- Memberikan alternative lapangan kerja.
- Menyarankan mengikuti kursus-kursus.
Memberikan informasi kepada keluarga binaan terkait sumber daya yang dapat
dijadikan mata pencaharian lain untuk meningkat-kan pendapatan keluarga.
Jangka Panjang
4 Hubungan Sosial
Buruk
- Memberikan usulan kepada keluarga
bianaan untuk meluangkan waktu untuk
berinteraksi dengan warga sekitar
- Mengusulkan mengadakan arisan tiap
bulan.
Mengusulkan kepada keluarga binaan agar membentuk
perkumpulan untuk melakukan kerja bakti di wilayah tersebut.
Tidak hanya dapat meningkatkan kebersihan lingkungan, dapat
pula menjalin interaksi sesama tetangga
Jangka Panjang
5 Pengalaman Buruk
tentang
Pencahayaan
- Memberikan usulan kepada keluarga binaan
untuk membuat perkumpulan dengan warga
sekitar.
- Memberikan penyuluhan mengenai
pencahayaan rumah.
Memberikan penyuluhan kepada keluarga binaan mengenai pencahayaan
rumah menggunakan leaflet.
Jangka Panjang
Area Masalah
Pengetahuan mengenai Pencahayaan Rumah pada Keluarga Binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Akar Penyebab Masalah
Menganggap Pendidikan tidak begitu penting
Rendahnya ketertarikan terhadap berita / informasi.
Lapangan kerja terbatas.
Kesibukan dengan kegiatan masing – masing keluarga.
Tidak ada program penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalkan pencahayaan rumah.
Alternatif Pemecahan Masalah
Memperluas lapangan kerja
dan memberikan alternatifnya.
Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya
berita / informasi dalam meningkatkan
kesehatan.
Memberikan penyuluhan tentang
pentingnya pendidikan
Memberikan usulan kepada keluarga bianaan
untuk meluangkan waktu untuk berinteraksi
dengan warga sekitar
Intervensi yang Dilakukan
Memberikan penyuluhan kepada keluarga binaan tentang pentingnya wajib belajar 9 tahun.
Memberikan informasi kepada keluarga binaan terkait sumber daya yang dapat dijadikan mata pencaharian lain untuk
meningkat-kan pendapatan keluarga.
Melakukan penyuluhan langsung kepada keluarga binaan mengenai kepentingan berita / informasi dalam meningkatkan
kesehatan.
Mengusulkan kepada keluarga binaan agar membentuk perkumpulan untuk melakukan kerja bakti di wilayah tersebut. Tidak hanya dapat meningkatkan kebersihan lingkungan, dapat pula menjalin interaksi
sesama tetangga.
Memberikan penyuluhan kepada keluarga binaan mengenai pencahayaan rumah menggunakan leaflet.
SaranMenyarankan untuk meningkatkan kepedulian keluarga binaan terhadap pentingnya pencahayaan dalam rumah.
Menyarankan agar tokoh masyarakat beserta pimpinan warga lebih melibatkan masyarakat dalam kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat.
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Status keluarga :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku :
Penghasilan :
a. Bapak : Rp.……………………………./ bulan
b. Ibu :
c. Anggota keluarga lain:
1. ……….
2. ……………
Jumlah tanggungan dalam keluarga : ………… orang
Tingkat pendapatan keluarga: (diisi oleh mahasiswa)
= Jumlah total pendapatan seluruh anggota keluarga per bulan
jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah dan menjadi tanggungan
keluarga.
= ……………………
NO. RESPONDEN
6. Bagaimana cara agar cahaya yang baik dapat masuk ke dalam rumah?
a. Melalui jendela atau pintu yang terbuka.
b. Melalui celah dinding.
c. Melalui celah atap rumah.
7. Keadaan apa yang dapat membatasi cahaya yang masuk ke dalam rumah?
a. Tidak terdapat jendela.
b. Menutup jendela dan pintu dengan tirai.
c. Terdapat jendela yang terbuka.
8. Apakah kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah dapat mengganggu
kesehatan ?
a. Ya.
b. Mungkin.
c. Tidak.
9. Tahukah anda dampak kurangnya pencahayaan di dalam rumah bagi kesehatan tubuh kita ?
a. Mempermudah terjadinya penyakit – penyakit pernapasan.
b. Mengganggu penglihatan.
c. Tidak ada dampak khusus.
10. Menurut anda kapan cahaya matahari yang baik untuk kesehatan tubuh ?
a. Pagi hari.
b. Siang hari.
c. Sore hari.
B. Pendidikan
(dilihat dari identitas responden)
C. Ketersediaan Informasi
11. Apakah anda pernah membaca tentang syarat pencahayaan rumah di majalah?
a. Ya.
b. Tidak.
12. Apakah anda pernah membaca tentang syarat pencahayaan rumah di koran?
c. Ya.
d. Tidak.
13. Apakah anda pernah melihat/mendengar di TV mengenai tentang pentingnya pencahayaan
rumah?
a. Pernah.
b. Tidak.
14. Apakah anda pernah mendengar di radio mengenai tentang pentingnya pencahayaan
rumah?
a. Pernah.
b. Tidak.
D. Pendapatan
(dilihat dari identititas responden)
E. Hubungan Sosial
15. Apakah di lingkungan tempat tinggal anda pernah diadakan perkumpulan yang membahas
tentang pentingnya pencahayaan rumah?
a. Ada.
b. Tidak.
F. Pengalaman
Beri tanda centang () pada kolom yang anda pilih :
NO. PERTANYAAN YA TIDAK
16. Apakah anda pernah melihat kegiatan pembenahan
pencahayaan rumah?
17. Apakah anda pernah mendengar kegiatan
pembenahan pencahayaan rumah?
18. Apakah anda sudah pernah melakukan pembenahan
pencahayaan rumah?
LAMPIRAN III : LEMBAR SKORING
Aspek Pengetahuan Mengenai Pencahayaan rumah.
No.01 Jika responden menjawab sumber cahaya yang dapat masuk ke dalam
rumah, perlu diberikan poin 2.
Jika responden menjawab sumber cahaya yang berasal dari dalam
rumah, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab sumber cahaya yang dapat memberi
kehangatan di dalam rumah, diberikan poin 0.
No.02 Jika responden menjawab melalui cahaya matahari, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab melalui lampu minyak, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab melalui lilin, diberikan poin 0.
No.03 Jika responden menjawab untuk membunuh kuman penyakit dalam
rumah, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab untuk memberi penerangan rumah, diberikan
poin 1.
Jika responden menjawab untuk hiasan di dalam rumah, diberikan poin
0.
No.04 Jika responden menjawab iya poin 2.
Jika responden menjawab mungkin, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.05 Jika responden menjawab iya poin 2.
Jika responden menjawab mungkin, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.06 Jika responden menjawab melalui jendela atau pintu yang terbuka,
diberikan poin 2.
Jika responden menjawab melalui celah dinding, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab melalui celah atap rumah, diberikan poin 0.
No.07 Jika responden menjawab tidak terdapat jendela, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab menutup jendela dan pintu dengan tirai,
diberikan poin 1.
Jika responden menjawab terdapat jendela yang terbuka, diberikan poin
0.
No.08 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab mungkin, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.09 Jika responden menjawab mempermudah terjadinya penyakit –
penyakit kesehatan, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab mengganggu penglihatan, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak ada dampak khusus, diberikan poin 0.
No.10 Jika responden menjawab pagi hari, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab siang hari, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab sore hari, diberikan poin 0.
Aspek Pendidikan Responden Mengenai Pencahayaan rumah.
Pendidikan Responden :
1. Tinggi : SMA – keatas , diberikan poin 2.
2. Menengah : SMP/Sederajat, diberikan poin 1.
3. Rendah : SD dan Sederajat atau Tidak Sekolah, diberikan poin 0.
Aspek Media Massa yang Didapatkan Responden Mengenai Pencahayaan
rumah.
No.11 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2. Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.12 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2. Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.13 Jika responden menjawab pernah, diberikan poin 2. Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.14 Jika responden menjawab pernah, diberikan poin 2. Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0
Aspek Ekonomi Respoden Terkait Pencahayaan rumah.
Penghasilan Responden :
1. Tinggi : ≥ Rp.2.000.000,00 (UMR) per bulan, diberikan poin 2.
2. Rendah : < Rp.2.000.000,00 (UMR) per bulan, diberikan poin 1.
Aspek Hubungan Sosial Terkait Pencahayaan rumah
No.15 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 2.
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 1.
Aspek Pengalaman Responden Mengenai Pencahayaan rumah.
No.16 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
No.17 Jika responden menjawab ya diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak perlu diberikan poin 0.
No.18 Jika responden menjawab ya, diberikan poin 1.
Jika responden menjawab tidak, diberikan poin 0.
LAMPIRAN IV : PENILAIAN VARIABEL
Penilaian masing-masing variabel menggunakan penilaian mean
1. Untuk variabel pertama mengenai pengetahuan responden mengenai
pencahayaan rumah.
a. Jika < 10 : pengetahuan responden mengenai pengetahuan
pencahayaan rumah adalah buruk.
b. Jika ≥ 10 : pengetahuan responden mengenai pengetahuan
pencahayaan rumah adalah baik.
2. Untuk variabel kedua mengenai pendidikan responden mengenai
pencahayaan rumah.
a. Jika 2 : Pendidikan responden tinggi.
b. Jika 1 : Pendidikan responden menengah.
c. Juka 0 : Pendidikan responden rendah.
3. Untuk variabel ketiga mengenai ketersediaan informasi yang
didapatkan responden mengenai pencahayaan rumah.
a. Jika ≥ 2 : Informasi yang didapatkan responden mengenai
pengetahuan pencahayaan matahari didalam rumah adalah baik.
b. Jika < 2 : Informasi yang didapatkan responden mengenai
pengetahuan pencahayaan matahari didalam rumah adalah buruk.
4. Untuk variabel keempat mengenai pendapatan terkait mengenai pencahayaan
rumah.
a. Jika 2 : Pendapatan yang mencukupi terkait fasilitas pencahayaan rumah
mencukupi (tinggi).
b. Jika 1 : Pendapatan yang kurang mencukupi terkait fasilitas pencahayaan rumah
tidak mencukupi (rendah).
5. Untuk variabel kelima mengenai hubungan sosial responden terkait mengenai
pencahayaan rumah.
a. Jika ≥ 2 : hubungan sosial responden terkait mengenai pencahayaan rumah adalah
baik.
b. Jika < 2 : hubungan sosial responden terkait mengenai pencahayaan rumah adalah
buruk.
6. Untuk variabel keenam mengenai pengalaman responden terkait mengenai
pencahayaan rumah.
a. Jika ≥ 2 : pengalaman responden terkait mengenai pencahayaan rumah adalah
berpengalaman.
b. Jika < 2 : pengalaman respond terkait mengenai pencahayaan rumah adalah tidak
berpengalaman.