PPT CRS menometroragi
-
Upload
clinton-franda-markus-sitanggang -
Category
Documents
-
view
251 -
download
1
description
Transcript of PPT CRS menometroragi
Pembimbing :dr. Firmansyah, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBIBAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
2016
CLINICAL REPORT SESSION
MENOMETRORAGIA + ANEMIA BERAT
Oleh :
Clinton Franda M Sitanggang, S.KedG1A215076
BAB IPENDAHULUAN
WHO kejadian Preeklamsia 2005 0,51%-38,4%
Di Indonesia 3,4%-8,5%
Preeklamsia kehamilan ditandai peningkatan TD sistolik ≥ 160 dan diastolik ≥ 110, proteinuria dan edema pada kehamilan setelah 20 minggu atau segera setelah persalinan
PENDAHULUAN
TD tidak terkontrol komplikasi edema paru akut
Gawat janin hipoksia pada janin (kadar oksigen yang rendah dalam darah).
Terminasi kehamilan sering dilakukan untuk menyelamatkan kondisi bayi dilakukan SC
Tindakan SC dapat berisiko ileus paralitik
BAB II LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Orang tua
Nama Ny. M Tn. HUmur 20 tahun 62Suku/bangsa Indonesia MelayuAgama Islam IslamPendidikan SMA S1Pekerjaan Mahasiswa PNSAlamat Mendalo No. 4 Sarolangun
Simpang Raya
MRS : 21 juni 2016 masuk pukul 21.00 masuk VK
Keluhan Utama : haid yang berlangsung ± 10 hari, berupa darah segarPasien
mengeluh keluar darah
walaupun siklus haid
sudah selesai ± 10
hari Pada hari ke 7 haid sudah
selesai namun sehari
kemudian pasien
mengeluh keluar
darah dari jalan lahir berwarna
merah segar.
Darah tetap keluar 3
hari setelah siklus haid
normal pasien
Pasien masuk IGD jam 19.00
lalu dibawa ke VK pukul
21.00
Riwayat Penyakit Dahulu Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Hepatitis,
alergi obat (-)
Riwayat Haid Menarche umur : 15 tahun Haid : Teratur Lama haid : 7 hari Siklus : 28 hari Dismenore : Ya Warna : Merah segar Bau Haid : Anyir Fluor Albus : -
Riwayat KesehatanRiwayat Kesehatan Keluarga Keturunan kembar (-) Kanker (+) Diabetes melitus (-),
Hepatitis (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung Koroner (-), TB (-).
Riwayat Gynekologi Pernah operasi FAM ,infeksi virus (-),
Polip Serviks (-), Kanker Kandungan (-)
Pemeriksaan Fisik
KU : Sedang TD : 110/70 N : 88X/menit Suhu : 36,2 C RR : 20X/menit BB : 48 kg Tinggi badan : 158 cm
Status Generalisata Kepala : normocephale, rambut hitam, tidak
mudah dicabut. Mata : conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik
-/- THT : dalam batas normal Leher : pembesaran KGB (-) Thorak : pergerakan dada simetris statis dan
dinamis Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/- Cor : BJ I-II reguler, murmur (+), gallop (-) Abdomen : membesar (-), bising usus (+) Ekstremitas : akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan Gynekologi PEMERIKSAAN LUAR
Cairan merah segar dari introitus vagina, banyak
Bau anyir, gumpalan (-) PEMERIKSAAN INSPEKULO
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
21-06-2016Darah Rutin
WBC 7,2x109 /L
RBC 2,26 x 106 /LHGB 4,4 g/dL
HCT 15,1 %
PLT 287x109
DiagnosisMenometroragia + Anemia berat
Penatalaksanaan Observasi KU
FOLLOW UP
No
Tanggal Follow up
130-11-2015 S : Os masuk ke bangsal, tidak ada keluhanO : KU sedang N: 80x/i TD : 150/100 HB 4,4 g/dL RR : 22x/i S : 36,5 C A : Menometroragia + anemia berat P : •Rencana tranfusi s/d Hb 10 g/dL• inj. Ceftriaxone 1x1 gr (IGD)•Inj kalnex 3x500mg
Rencana USG
2 22/6/2016
S : tidak ada keluhanO : KU sedang N: 80x/i TD : 110/70 RR : 22x/i S : 36,5 C Konjuntiva anemis (+)
A : Menometroragia + Anemia berat P :• IVFD RL 20 tetes/menit•Inj. Kalnex 3x500mg•Sf 2 x1 tab•As folat 2x1 tab•Tranfusi prc
Rencana USG
22-6-2016Pukul 08.00 WIB 23/6/2016
S : -tidak ada keluhanO: k/u: sedang , tensi :110/80, suhu:36,8, dan nadi 84x/1 Hb :4,4Rencana USGRencana tranfusi
S: Os mengeluh nyeri perut bagian bawahO: KU: sedang, tensi : 120/80, suhu : 36,2 C, Hb: 4,4 g/dLPerdarahan (+) tidak aktif
A : Menometroragia + Anemia beratP : • inj kalnex 1 amp• PO : As. Folat 1 tab• sf 1 tab•Rencana tranfusi sampe Hb lebih dari 10Post tranfusi 1 kolf
24/6/2016 S : Os tidak ada keluhan, perdarahan berkurang O : K/U : sedang, TD : 120/80 , nadi 80m, RR 20x/IKonjungtiva anemis, Hb 4,4
A : Menometroragia + Anemia beratP: • IVFD RL 20 tpm•As. Folat 2x1 tab•Sf 2x1 tab post tranfusi PRC kolf III
USG
USG
Hasil USG
• Didapatkan hasil yaitu :
Hiperplasia Endometrium
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
Menometroragia adalah pendarahan dari vagina pada seorang wanita tanpa ada hubungan dengan suatu siklus haid. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endrometrium, karsinoma endrometrium, karsinoma serviks), kelainana fungsional, serta penggunaan estrogen eksogen.
KLASIFIKASI
Preeklamsia tanpa impending eklamsia
Preeklampsia dengan impending eklamsia
Etiologi dan Patofisiologi Unknown. Faktor risiko :
Primigravida Hiperplasentosis Umur risiko tinggi Riwayat keluarga
dengan preeklamsia/eklamsia
Teori perkiraan etiologi PREEKLAMPSIA Teori kelainan vaskularisasi dan
plasenta Teori iskemia plasenta, radikal bebas
dan disfungsi endotel Peran faktor imunologis Peran faktor genetik/familial
Tekanan DarahAliran Darah UteroPlasentaResistesnsi Vaskuler
Kehamilan Normal
Invasi Trophoblast
Lapisan otot arteri spiralis
Degradasi lapisan otot
Jaringan matriks menjadi gembur
Memudahkan lumen arteri spiralis distensi dan dilatasi
“REMODELLING ARTERI SPIRALIS”
Menjamin Pertumbuhan Janin Dengan Baik
Manifestasi Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria preeklamsia berat, preeklamsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif.
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Kenaikan kadar kreatinin plasma. Gangguan visus dan serebral : penurunan
kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregannya kapsula Glisson).
Edema paru-paru dan sianosis. Hemolisis mikroangiopati. Trombositopenia berat < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dengan cepat. Gangguan fungsi hepar (kerusakan
hepatoseluler) peningkatan kadar alanin dan aspartat aminotransferase.
Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat. Sindrom HELLP.
Penatalaksanaan :Sikap terhadap penyakitnya rawat inap Monitoring input cairan dan output cairan Diberikan antasida Pemberian obat antikejang MgSO4
Loading dose : initial dose4 gram MgSO4 : intravena (40% dalam 10 cc) selama 15 menit.
Maintenace dose :Diberikan infus 6 gram dalam larutan ringer laktat /6
jam; atau diberikan 4 atau 5 gram i.m. selanjutnya maintenace dose diberikan 4 gram i.m. tiap 4-6 jam
Syarat pemberian MgSO4 :• Harus tersedia antidotum : Ca
gluconas 10% diberikan IV selama 3 menit
• Refleks patella (+)• RR > 16 x/i• Produksi urin > 30 ml/jam
Pemberian antihipertensi dan diuretik
Nifedipin (Ca Channel Blocker) : 10 - 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam.
Jika diastolic ≥110mmHg juga dapat diberikan metildopa, dosis efektif minimal 2x125 mg per hari dan dosis maksimal 3gr/hari
Tidak rutin diberikan kecuali jika ada edema paru, payah jantung, edema anasarka. Diuretik yang digunakan adalah furosemid.
Sikap terhadap kehamilannya* Aktif. bila :• Ibu :
– Umur kehamilan ≥ 37 minggu. – Ada tanda-tanda atau gejala-gejala Impending Eclamsia.– Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu :
keadaan klinik laboratorik memburuk.– Diduga terjadi solusio plasenta.– Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau pendarahan.
• Janin :– Adanya tanda-tanda fetal distress.– Adanya tanda-tanda intra uterine growth restriction (IUGR)– Terjadinya oligohidramion.
Laboratorik : Adanya tanda-tanda “Sindrom HELLP”
khususnya menurunnya trombosit dengan cepat (trombositopenia)
* Konservatif, bila: kehamilan preterm ≤ 37 minggu
tanpa impending eclamsia dengan keadaan janin baik.
Komplikasi
Solusio plasenta Hipokalsemia Intoksikasi
Magnesium Hipofibrinogene
mia Hemolisis Perdarahan otak
Kelainan mataEdema paruNekrosis hatiSindroma HELLPKelainan ginjalPrematuritas,
dismaturitas, sepsis, cerebral palsy dan IUFG
GAWAT JANIN terdapat hipoksia pada janin (kadar oksigen yang
rendah dalam darah). Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
Adapun janin yang beresiko tinggi untuk mengalami kegawatan (hipoksia) adalah : Janin yang pertumbuhannya terhambat, Janin dari ibu yang diabetes, Janin preterm dan posterm, Janin dengan kelainan letak, Janin kelainan bawaan atau infeksi
Patofisiologi
Patofisiologi
Etiologi
Kontraksi (Kala lama, oksitosin, hipertonik) Infeksi Perdarahan Abrupsi plasenta Prolaps tali pusat Hipotensi Posisi dan presentasi abnormal janin Kelahiran multiple Kehamilan prematur Distosia bahu
Tanda dan Gejala
Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinkardiotokografi
Asidosis janindarah janin.
Pemeriksaan Darah Janin
memeriksa pH darah janin
Indikasi pemeriksaan darah janin adalah : Deselerasi lambat berulang Deselerasi variabel memanjang Mekonium pada presentasi kepala Hipertensi ibu Osilasi/variabilitas yang menyempit Pengambilan darah janin dilakukan di luar his
dan sebaiknya ibu dalam posisi tidur miring.
Tatalaksana
Resusitasi intrauterus meningkatkan arus darah uterus dengan
cara : hindarkan tidur terlentang, kurangi kontraksi uterus, pemberian infus.
Tingkatkan arus darah tali pusat dengan mengubah posisi tidur ibu miring ke kiri
Tingkatkan pemberian oksigen 4-6 liter/menit
Tindakan Definitif
Bisa dilakukan secara pervaginam atau seksio sesarea, tergantung kepada syarat pada saat itu.
Bayi yang depresif harus segera dibantu dalam pernapasannya dengan cara :
pemompaan inspirasi dengan tekanan 25-30 cm air selama 15 detik, yaitu 4-5 napas yang pertama.
belum normal, perlu dilakukan intubasi. Bila denyut jantung < 60x/menit, maka pijatan
jantung perlu dilakukan yaitu sebanyak 30-40x/menit.
SECTIO SESAREA
suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.
Indikasi Ibu Janin
Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) dan totalis. Panggul sempit. Disproporsi sefalo-pelvik: yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dengan panggul. Partus lama (prolonged labor). Ruptur uteri mengancam. Partus tak maju (obstructed labor). Distosia serviks. Pre-eklampsia dan hipertensi. Disfungsi uterus. Distosia jaringan lunak. Kelainan Uterus :
Letak lintang. Letak bokong. Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain tidak berhasil. GemelliGawat janin.
MOW (MEDIS OPERATIF WANITA) kontrasepsi mantap (kontap) atau sterilisasi
atau tubektomi.
setiap tindakan pada kedua saluran bibit wanita atau bibit pria yang mengakibatkan pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi, atas permintaan suami atau istri yang bersangkutan. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan.
Indikasi dan KontraindikasiIndikasi Indikasi Medis Indikasi Obstetris Indikasi Genetik Indikasi Kontrasepsi Indikasi Ekonomis
Konta indikasi ketidaksetujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, dan keadaan sakit atau disabilitas yang dapat meningkatkan resiko pada operasi.
Yang Dapat Menjalani Tubektomi
Usia > 26 tahun Paritas > 2 Yakin telah mempunyai besar keluarga
yang sesuai dengan kehendaknya Pada kehamilannya akan menimbulkan
resiko kesehatan yang serius. Pascapersalinan Pasca keguguran Paham dan secara sukarela setuju dengan
prosedur ini
Cara TubektomiA. Cara Mencapai Tuba
1. Abdominal/Transabdominal
LaparotomiMinilaparotomiLaparoskopi
2. Vaginal/ Transvaginal• Kuldoskopi• Kolpotomi posterior
3. Transervical / Transuterine• Histeroskopi• Blind delivery
B. Cara Menutup Tuba
Cara PomeroyCara Madlener
Cara Irving Cara Uchida
Cara KroenerCincing Falope/ cincin Yoon/ Silastic band
Pemasangan ClipKanan: Klip Filshie
Kiri : Klip Hulka-Clemens
Elektro koagulasi/ diatermi
Edema Paru
Akumulasi cairan di dalam paru secara tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravaskular
Terdiri dari :
Kardiogenik NonKardiogenik
EtiologiI.Ketidakseimbangan Starling Forces :
Peningkatan tekanan kapiler paru :Penurunan tekanan onkotik plasma.Peningkatan tekanan negatif intersisial Peningkatan tekanan onkotik intersisial
II. Perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler Pneumonia (bakteri, virus, parasit).Bahan toksik inhalan Bahan asing dalam sirkulasi (bisa ular )Aspirasi asam lambung.
III. Insufisiensi Limfatik :Post Lung Transplant.Lymphangitic Carcinomatosis.Fibrosing Lymphangitis (silicosis).
IV. Tak diketahui/tak jelasHigh Altitude Pulmonary Edema.Neurogenic Pulmonary Edema.EclampsiaPost Cardioversion.Post Anesthesia.Post Cardiopulmonary Bypass.
Patofisiologi
Alveoli normalnya mempunyai dinding yang sangat tipis yang mengizinkan pertukaran udara dan cairan biasanya dijauhkan dari alveoli kecuali dinding-dindig ini kehilangan integritasnya.
Edema Paru terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara.
menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk.
Tanda dan gejala
Sesak timbul mendadak Penderita sangat gelisah Batuk berbuih kemerahan Penderita merasa seperti tenggelam. Posisi lebih enak duduk Kelihatan megap-megap. Terdapat napas yang cepat, Pernapasan cuping hidung, Retraksi interkostal Rongki basah halus
Tata Laksana
Pemberian morfin, 3-20 mg Oksigenasi Diuretik, furosemide 40-100mg Aminofilin, 240-480 mg Posisi penderita posisi duduk
dengan kaki menjuntai
ILEUS PARALITIK
Usus gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya.
Merupakan kondisi dimana terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik
Etiologi Trauma abdomen Pembedahan perut (laparatomy) Serum elektrolit abnormalitas Hipermagensemia Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah) Intrathorak Intrapelvic (misalnya penyakit radang panggul ) Rongga perut Perforasi Mesenterika emboli, trombosis iskemia Cedera tulang Pengobatan
Patofisiologi
Neurologis :manifestasi dari terangsangnya sistem saraf simpatis dimana dapat menghambat aktivitas dalam traktus gastrointestinal, menimbulkan banyak efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh sistem parasimpatis.Inflamasi: prostaglandin inhibisi kontraksi otot polosFarmakologi : efek obat, inhibisi opioid
Manifestasi Klinik dan DiagnosisAnamnesis• Distensi usus • rasa mual dapat disertai muntah• BAB ataupun flatus (-) • rasa tidak nyaman diperut
Pemeriksaan Fisik • Inspeks tanda dehidrasi/kehilangan turgor kulit, mulut dan lidah kering.Pada
abdomen: distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen.• Palpasi tanda iritasi peritoneum atau nyeri tekan, yang pembengkakan yang
abnormal untuk mengetahui penyebab ileus.• Perkusi Hipertimpani• AuskultasiBising usus lemah atau silent abdomen (-)
Pemeriksaan Penunjang Foto Polos Abdomen
PenatalaksanaanKonservatif Penderita dirawat di rumah sakit. Penderita dipuasakan Kontrol status airway, breathing and circulation. Dekompresi dengan nasogastric tube. Intravenous fluids and electrolyte Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.
Farmakologis Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan
aerob. Analgesik apabila nyeri.
Operatif Peritonitis.
BAB IVANALISA KASUS
1.PEBmerupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra dan post partum.
Teori Ny. RNyeri epigastrium Tidak ditemukanPenglihatan kabur Tidak ditemukan
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
Tekanan darah saat di IGD 150/100 mmHgDan tekanan darah saat setalah SC masih tinggi
Proteinuria ++
Kadar kreatinin plasma meningkat Tidak dilakukan pemeriksaan
Edema paru Tidak ditemukanTrombositopenia Tidak ditemukan
Gangguan fungsi hepar Tidak dilakukan pemeriksaan
Sindrom HELLP Tidak ditemukan tanda dan gejala yang mengarah ke Sindroma HELLP
2. Gawat JaninTeori Ny. R
Meconium kental bewarna hijau terdapat di cairan ketuban
Ditemukan
Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janin
Pada pasien ini di temukan DJJ 155 x/menit, dan teratur
Asidosis janin Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Edema Paru Akut
• Tekanan darah yang tidak terkontrol terjadinya peningkatan tekanan pulmonalis di paru perembesan cairan dari pembuluh darah cairan menumpuk rongki basah
• Pada kasus ini tidak terjadi kerusakan ginjal diliat dari hasil pemeruksaan lab albumin didapatkan 3,2 g/dl
4. Ileus Paraliti
• Operasi SC insisi pada kulit dan jaringan pada dinding abdomenreflek inhibisi saraf afferent reflek inhibisi saraf efferent menghambat pelepasan neurotransmiter asetilkolin impuls saraf tidak sampai ke usus (-) peristaltik makanan tidak terdorong BAB (-), flatus (-) kembung, mual dan muntah
• Dapat menyebabkan refluk cairan empedu muntah warna hijau
Teori Ny. RRiwayat factor risiko Pasien merupakan pasien post
operasi SCKembung Di temukanMual dan muntah Di temukan pada pasien ini dan residu
bewarna hijau yang merupakan akibat reflak cairan empedu keg aster akibat tidak adanya gerakan peristaltik
Obstipasi Pada pasien ini belum BAB setelah operasi sampai hari ke-5
Distensi abdomen, dan hipertimpani Di temukan
Foto polos abdomen 3 posisi Tidak dilakukan
Tatalaksana1. PEB• Memberikan MgSO4 mencegah kejang• Antihipertensi yaitu nifedipin mengontrol tekanan
darah pasien. • Kehamilan sudah cukup bulan sikap aktif pada
pasien ini yaitu dilakukan terminasi/ diakhiri kehamilannya bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
2. Gawat janin pada pasien terminasi/diakhiri kehamilannya karena kehamilannya sudah cukup bulan.
TatalaksanaTeori Yang diberikan
Morfin Tidak diberikan morfin karena pasien sudah mendapatkan terapi anti nyeri lain yaitu kaltropen supp
Oksigen Pasien di berikan O2 5-6 L/menit dengan
NRM
Diuretik Pasien diberikan furosemide 1 amp (20mg)
Posisi Pasien diposisikan setengah duduk mengurangi sesak pada pasien
TatalaksanaTeori Yang diberikan
Konservatif1. Penderita dirawat di rumah sakit.2. Penderita dipuasakan3. Kontrol status airway, breathing and
circulation.4. Dekompresi dengan nasogastric tube.5. Intravenous fluids and electrolyte6. Dipasang kateter urin untuk menghitung
balance cairan.
Farmakologis7. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri
anaerob dan aerob.8. Analgesik apabila nyeri.
Operatif Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis.
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Inj. Ceftriaxon 2x1g Kaltropen sup
Tidak ada tanda-tanda peritonitis
Kesimpulan
Pada kasus ini telah di bahas mengenai Ny. R 38 tahun yang mengalami preeklamsia berat dan kondisi gawat janin. Dari penegakan diagnosis dan tatalaksan telah dilakukan sesuai prosedur dan teori yang ada. Dan penanganan komplikasi yang terjadi yaitu edema paru dan ileus paralitik telah dilakukan terapi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA• Wibowo B, Rachimadi T. Ilmu kebidanan Edisi ke- 3. Jakata:.Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. 2010• Wijoksastro Gualardi. H. Buku acuan pelayanan obstetri dan neonatologi emergensi dasar. 2008• Cleveland. Fetal Distress. Cleveland Departement of patient education and health information.2007. diunduh 03 desember 2015:URL: http://www.cleveland
clinic.org/health/healthinfo/docs• World health organization. Fetal distress in labour.2003. diunduh 03 desember 2015 : URL: http://www.WHO.Int/reproductive health/impac/symptoms/fetal distress.• Hamami, AH., Pieter, J., Riwanto, I., Tjambolang, T., dan Ahmadsyah, I. Usus Halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor:
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003. Hal: 615-681.• Hadi,Naba. Preeklampsia berat.Jurnal kedokteran universitas sumatera utara.2011.di unduh 04 desember 2015:URL: repository USU.ac.id/bitstream/pdf.• Slava VG. Abruptio placentae. Diunduh 04 desember 2015:URL: www.emedicine.com• F Gary Cunningham, et al. Williams obstetric.Mc Graw-Hill Companies.2010• Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011• Brahm.Ragam Metode Kontrasepsi.Cet.1-Jakarta : EGC, 2006.• Everett.Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual reproduktif. Ed.2-Jakarta : EGC. 2007• Ferre, Hellen.Perawatan Maternitas.Cet.1.Ed.2-Jakarta : EGC.1999• Glasier A.Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Ed.4.Cet.1-Jakarta : EGC.2005• Hartanto.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Cet.5-Jakarta : CV Muhasari. 2005• Mochtar, Rustam. Sinopsi Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial.Ed.2-Jakarta : EGC. 1998• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiadi S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam; jilid 2. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FK – UI; 2006.• Price A Sylvia, Wilson M Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Jakarta: EGC. 2005• Jeremy, Jane W. At a glance system respirasi. Edisi ke-2..Jakarta: Erlangga. 2007• Alsagaff Hood, Mukty Abdul. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.. Surabaya: Airlangga University Press.2009• Khan Ali. Noncardiogenic Pulmonary Edema Imaging (serial online) 06 sept 2009 (diakses 3 Desember 2015). Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/360932-overview#a19. • Palililingan JF. Gagal Nafas dan Edema Paru (serial online) 04 jun 2012 (diakses 3 Desember 2015). Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/3510727/GAGAL-NAFAS-
dan-UDEMA-PARU-GAGAL NAFAS dan UDEMA PARU . JF Palilingan • Davey Patrick. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga.2002• Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djang. Gawat Abdomen. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003.
Hal: 181-192.• Fiedberg, B. and Antillon, M.: Small-Bowel Obstruction. Editor: Vargas, J., Windle, W.L., Li, B.U.K., Schwarz, S., and Altschuler, S. Last Updated, June 29, 2004. diakses 3
Desember 2015 URL: http://www.emedicine.com.• Basson, M.D.: Colonic Obstruction. Editor: Ochoa, J.B., Talavera, F., Mechaber, A.J., and Katz, J. Last Updated, June 14, 2004. diakses 3 Desember 2015 URL:
http://www.emedicine.com.
TERIMA KASIH