PPOK

6
a. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya (Price, 2007) Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas. (Price, 2007) Asma PPOK Timbul pada usia muda ++ - Sakit mendadak ++ - Riwayat merokok +/- +++ Riwayat atopi ++ + Sesak dan mengi berulang +++ + Batuk kronik berdahak + ++ Hipereaktiviti bronkus +++ + Reversibiliti obstruksi ++ - Variabiliti harian ++ + Eosinofili sputum + - Neutrofil sputum - + Makrofag sputum + -

description

ppok

Transcript of PPOK

a. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya (Price, 2007)

Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas. (Price, 2007)AsmaPPOK

Timbul pada usia muda++-

Sakit mendadak++-

Riwayat merokok+/-+++

Riwayat atopi+++

Sesak dan mengi berulang++++

Batuk kronik berdahak+++

Hipereaktiviti bronkus++++

Reversibiliti obstruksi++-

Variabiliti harian+++

Eosinofili sputum+-

Neutrofil sputum-+

Makrofag sputum+-

Tabel 1. Perbedaan asma dan PPOK (Price, 2007)b. Emfisema Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kesulitan untuk menghembuskan seluruh udara keluar dari paru-paru karena tekanan udara yang berlebihan dari kantung udara di dalam paru-paru (alveoli). Normalnya ketika menarik nafas, alveoli mengembang ketika udara masuk untuk pertukaran gas antara alveoli dan darah. Sewaktu menghembuskan nafas, jaringan elastis di alveoli menyebabkan alveoli kembali menguncup, memaksa udara untuk keluar dari paru-paru melalui saluran pernafasan. Pada emfisema, hilangnya elastisitas yang demikian karena kerusakan akibat bahan kimia dari asap tembakau atau polutan yang menyebabkan alveoli berekspansi terus menerus dan udara tidak dapat keluar sama sekali. Ketika jaringan kehilangan elastisitasnya pada saluran pernafasan kecil di atas alveoli, hal ini menyebabkan terjadinya pengempisan saluran pernafasan, yang lebih lanjut lagi dapat membatasi udara mengalir keluar ( Price, 2007)Penyebab dari penyakit emfisema paru-paru diantaranya adalah :a) Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokokb) Mengisap asap rokok/debuc) Pengaruh usiaPada emfisema, hilangnya elastisitas yang demikian karena kerusakan akibat bahan kimia dari asap tembakau atau polutan yang menyebabkan alveoli berekspansi terus menerus dan udara tidak dapat keluar sama sekali. Ketika jaringan kehilangan elastisitasnya pada saluran pernafasan kecil di atas alveoli, hal ini menyebabkan terjadinya pengempisan saluran pernafasan, yang lebih lanjut lagi dapat membatasi udara mengalir keluar. Pada kasus berat, hal ini dapat menyebabkan pelebaran rongga dada, yang dikenal dengan nama barrel chest. Orang yang menderita emfisema biasanya bernafas dengan mengerutkan bibir karena bibir hanya sedikit terbuka ketika mereka menghembuskan nafas, meningkatkan tekanan pada saluran pernafasan yang mengempis dan membukanya, membiarkan udara yang terperangkap agar dapat dikosongkan. Pengobatan seperti bronkoldilator dan kortikosteroid, tersedia untuk membantu mengurangi gejala. Berhenti merokok adalah satu-satunya cara untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari kondisi ini. ( Price,2007)c. BronkhitisBronkhitis merupakan peradangan pada saluran pernafasan utama paru-paru yaitu bronkhus. Penyakit ini lebih sering terjadi pada udara yang lembab. Bronkhitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, dimulai saat bakteri atau virus mengiritasi bronkhus sampai akhirnya terjadi pembengkakan. Selain itu, dapat juga disebabkan karena merokok, menghirup asap, gas, debu dan zat-zat merangsang lainnya, atau karena adanya komplikasi dari penyakit lainnya seperti batuk rejan, campak atau tiphus ( Price, 2007)

Bronkhitis dapat terjadi secara akut dan khronis. Bronkhitis akut biasanya merupakan penyakit ringan dan jangka waktunya pendek, pada umumnya sembuh sendiri dengan sempurna. Namun, apabila serangan bronkhitis akut terjadi secara berulang-ulang dapat beralih menjadi bentuk kronis yang lebih serius. Yang dimaksud bronkitis kronis adalah batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak / sputum sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam 1 tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun ( Price, 2007)

Etiologi utama bronkitis kronis adalah merokok, faktor tambahan iritasi bronkus akibat debu pabrik, polusi udara, dan keadaan iklim, penyakit ini merupakan penyakit umur pertengahan dan orang tua, lebih sering pada laki-laki. Hipersekresi mukus bronkus dan penyumbatan jalan napas merupakan kelainan dasar bronkitis kronis. Dalam keadaan lanjut dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi jalan napas yang menetap dan disebut PPOM ( Price, 2007)

Infeksi virus merupakan penyebab pada 95 % kasus bronkitis akut. Virus utama yang paling sering dihubungkan dengan gangguan bronkitis akut adalah Rinovirus, Coronavirus, Virus Influenza A, Virus parainfluenza, Adenovius dan Respiratory syncytial virus ( Price, 2007).

Infeksi bakteri menyebabkan 5 20 % kasus bronkitis akut. Bakteri yang paling sering menyebabkan bronkitis adalah Chlamydia psittaci, Chlamydia pneumoniae, mycoplasma pneumoniae, dan Bordetella pertussis. Selain itu, bakteri pathogen saluran napas yang sering dijumpai adalah spesies Staphylococcus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan moraxella catarrahalis ( Price, 2007).

Brokhitis akut dikarakterisir oleh adanya infeksi pada cabang trakeobrokhial. Infeksi ini menyebabkan hiperemia dan edema pada membran mukosa, yang kemudian menyebabkan peningkatan sekresi dahak bronchial. Karena adanya perubahan membran mukosa ini, maka terjadi kerusakan pada epitelia saluran napas yang menyebabkan berkurangnya fungsi pembersihan mukosiliar. Selain itu, peningkatan sekresi dahak bronchial yang dapat menjadi kental dan liat, makin memperparah gangguan pembersihan mukosiliar. Perubahan ini bersifat permanen, belum diketahui, namun infeksi pernapasan akut yang berulang dapat berkaitan dengan peningkatan hiper-reaktifitas saluran napas, atau terlibat dalam fatogenesis asma atau PPOK. Pada umumnya perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal jika infeksi sembuh ( Price, 2007)