PPK Deep Mikosis

download PPK Deep Mikosis

of 6

description

new banget

Transcript of PPK Deep Mikosis

RSUP SANGLAH

DENPASARPANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

KROMOBLASTOMIKOSIS2014

1. No. ICD 10B43.9

2. DiagnosisKromoblastomikosis

3. PengertianKelainan kulit berupa plak verukosa yang disebabkan oleh jamur Dematiacea dapat mengenai kulit dan jaringan subkutan yang bersifat kronis.

4. AnamnesisBenjolan kulit yang semakin membesar secara perlahan selama berbulan-bulan bahkan tahunan yang biasanya didahului dengan adanya luka tusuk.

5. Pemeriksaan FisikPapul atau plak dengan permukaan verukosa, atrofi pada bagian tengah dan dapat menyebar berupa lesi satelit di sekitarnya akibat garukan.

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Diagnosis BandingTuberkulosis kutis verukosa dan blastomikosis

8. Pemeriksaan Penunjang KOH dari kerokan kulit Kultur jamur Histopatologi

9. KonsultasiMikrobiologi, Patologi anatomi

10. Perawatan Rumah SakitRawat jalan

11. Terapi / tindakan

(ICD 9-CM)Terapi Utama: Itrakonazol 200 mg per hari Amfoterisin B iv (> 1mgkg BB per hari)Terapi kombinasi : Pembedahan paska terapi obat (kauter)

12. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin

13. PenyulitLimfedema lokal, elephantiasis dan karsinoma skuamosa pada lesi kronis

14. Informed ConsentPerlu

15. Tenaga StandarDokter spesialis, residen kulit dan kelamin

16. Lama Perawatan1-3 bulan

17. Masa Pemulihan3-6 bulan

18. HasilPapul dan nodul menghilang

19. Patologi Perlu

20. OtopsiTidak perlu

21. PrognosisDubius ad bonam

22. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit dan Kelamin

23. Tingkat Evidens & RekomendasiIa dan A

24. Indikator MedisKlinis dan laboratorium

25. Edukasi Memerlukan pengobatan yang lama, kemungkinan gangguan fungsi hati, kemungkinan kekambuhan, hindari swa-terapi, hindari trauma.

26. KepustakaanRoderick J. Hay, In : Fithzpatricks Dermatology in General Medicine. Eighth ed. New York : MacGraw-Hill, 2012

RSUP SANGLAH

DENPASARPANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

SPOROTRIKOSIS SUBKUTANEUS2014

1. No. ICD 10B42

2. DiagnosisSporotrikosis subkutaneus

3. PengertianKelainan kulit berupa nodul yang dapat menetap atau menyebar mengikuti aliran limfe, berlangsung kronis, dapat mengalami ulserasi disebabkan oleh jamur dimorfik Sporothrix schenckii.

4. AnamnesisBenjolan yang semakin lama semakin bertambah banyak kemudian pecah.

5. Pemeriksaan FisikAda dua tipe yaitu:(1)Limfangitik:Nodul dermal yang pecah, selanjutnya mengalami peradangan dan pembengkakan limfe (limfadenopati), sehingga terbentuk nodul-nodul sesuai dengan aliran limfe

(2)Terfiksir:Granuloma yang selanjutnya mengalami ulserasi. Nodul-nodul satelit atau ulkus-ulkus dapat timbul di sekitar lesi primer. Pada beberapa kasus, perluasan infeksi ke bagian dalam dapat mengenai sendi atau selubung tendon

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Diagnosis Banding infeksi mikobakteri, nokardia kutaneus primer leismaniasis

8. Pemeriksaan Penunjang1. KOH dan kultur jamur2. Biopsi

9. KonsultasiMikrobiologi, patologi anatomi

10. Perawatan Rumah SakitRawat jalan

11. Terapi / tindakan

(ICD 9-CM) Itrakonazol 200 mg sehari (3-6 bulan)

Fluconazole 400-800mg sehari

Pada semua kasus, pengobatan dilanjutkan hingga satu minggu setelah perbaikan klinis.

12. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin

13. PenyulitInfeksi sistemik

14. Informed ConsentPerlu

15. Tenaga StandarDokter spesialis, residen kulit dan kelamin

16. Lama Perawatan1-3 bulan

17. Masa Pemulihan3-6 bulan

18. HasilNodul menghilang, ulkus menutup.

19. Patologi Perlu

20. OtopsiTidak perlu

21. PrognosisDubius ad bonam

22. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit dan Kelamin setiap 2 minggu sekali

23. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a dan A

24. Indikator MedisKlinis dan laboratorium

25. Edukasi Memerlukan pengobatan yang lama, kemungkinan gangguan fungsi hati, hindari swa-terapi, hindari trauma.

26. Kepustakaan1. Roderick J. H. Deep fungal infection. In: Fitzpatrick In General Medicine. 8th edition, 2012; p 2312-2317.2. Carol A.K., Beatriz B., Stanley W, C., Peter G. P. Clinical Practise Guidlines for the management of Sporotrichosis: 2007 update by the infectious Diseases Society of America. CID. 2007 (45); 1225-1264

RSUP SANGLAH

DENPASARPANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

HISTOPLASMOSIS2014

1. No. ICD 10B39.3-4

2. DiagnosisHistoplasmosis

3. PengertianKelainan kulit berupa papul, nodul eritematosa yang dapat berkembang menjadi ulkus dangkal, dapat disertai gejala sistemik seperti batuk, disebabkan oleh Histoplasma capsulatum.

4. AnamnesisMuncul bentol kemerahan dan atau luka yang bertambah banyak.

5. Pemeriksaan FisikPapul, nodul eritematosa, dapat seperti moluskum yang berkembang menjadi ulkus yang dangkal

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

7. Diagnosis Banding Blastomikosis Kriptokokus

8. Pemeriksaan Penunjang KOH dan kultur jamur dari kulit dan sputum Biopsi Radiologi Kultur darah dan sumsum tulang

9. KonsultasiMikrobiologi klinik, patologi anatomi, penyakit dalam

10. Perawatan Rumah SakitRawat jalan dan rawat inap

11. Terapi / tindakan

(ICD 9-CM) Amfoterisin B intravena 3-5 mg/kgBB/hari selama 1-2 minggu Flukonazol Ketokonazol Itrakonazol 400 mg dosis awal dilanjutkan 200 mg selama 6-12 minggu (non-HIV) atau 6-18 bulan (HIV)

12. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin, rawat inap

13. PenyulitHIV

14. Informed ConsentPerlu

15. Tenaga StandarDokter spesialis Kulit dan Kelamin, residen kulit, perawat

16. Lama Perawatan6-12 minggu (non-HIV) dan 6-18 bulan (HIV)

17. Masa Pemulihan12 minggu 1 tahun

18. HasilPapul, nodul menghilang, ulkus menutup

19. Patologi Perlu

20. OtopsiTidak perlu

21. PrognosisDubius ad malam

22. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit dan Kelamin

23. Tingkat Evidens & RekomendasiIa dan A

24. Indikator MedisKlinis dan laboratorium

25. Edukasi Memerlukan pengobatan yang lama, dapat bersifat fatal, mengobati penyakit yang mendasari, kemungkinan gangguan fungsi hati, kemungkinan kekambuhan, hindari swa-terapi

26. KepustakaanHay RJ, Endemic and opportunistic systemic mycosis.in: Fitzpatrick in General Medicine. 8th ed. New York: Mc Graw HillAnstead GM, Patterson TF, Endemic Mycoses. In: Clinical Mycology, 2nd edition. Churchill Livingstone. 2009

RSUP SANGLAH

DENPASARPANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

MISETOMA2014

1. No. ICD 10B 47.9

2. DiagnosisMisetoma subkutaneus

3. PengertianKelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur Eumycetes atau bakteri Actynomycetes ditandai dengan gejala pembentukan sinus, granul dalam abses.

4. AnamnesisMuncul benjolan yang membesar secara perlahan disertai lubang yang mengeluarkan cairan seperti pasir, nanah dengan riwayat trauma sebelumnya.

5. Pemeriksaan FisikLesi awal berupa nodul padat yang tidak nyeri, kemudian dalam perkembangannya dapat meluas secara perlahan, kulit disekitarnya dapat terbentuk papul, sinus dan dapat disertai keterlibatan tulang maupun pembesaran kelenjar getah bening.

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.

7. Diagnosis Banding Infeksi bakteri kronis: TBC kutis Osteomielitis tuberkulosis

8. Pemeriksaan Penunjang KOH dan kultur jamur Gram serta kultur dan sensitivitas bakteri Biopsi Radiologi

9. KonsultasiPatologi anatomi, mikrobiologi, radiologi dan bedah orthopedi.

10. Perawatan Rumah SakitRawat jalan

11. Terapi / tindakan

(ICD 9-CM)EUMYCETOMA1. Ketokonazol 1 x200 mg/hari2. Itrakonazol 1 x 200 mg/hari, ACTYNOMYCETOMA3. Kombinasi sulfametoksazol-trimetoprim dengan rifampisin/streptomisin.4. Topikal :

5. Kompres NaCl 0,9%

12. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin

13. PenyulitKeterlibatan tulang

14. Informed ConsentPerlu

15. Tenaga StandarDokter spesialis, residen kulit dan kelamin

16. Lama Perawatan1-3 bulan

17. Masa Pemulihan3-6 bulan

18. HasilNodul dan papul menghilang, sinus menutup.

19. Patologi Ditemukan jamur disertai reaksi inflamasi kronis dengan abses neutrofil, sel raksasa yang tersebar dan fibrosis.

20. OtopsiTidak perlu

21. PrognosisDubius ad bonam

22. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit dan Kelamin

23. Tingkat Evidens & RekomendasiIa dan A

24. Indikator MedisKlinis dan laboratorium

25. Edukasi Memerlukan pengobatan yang lama, kemungkinan gangguan fungsi hati, hindari swa-terapi, hindari trauma.

26. KepustakaanRoderick J. Hay, In : Fithzpatricks Dermatology in General Medicine. Eighth ed. New York : MacGraw-Hill, 2012