PPIC

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam sistem produksi. Kompetisi pasar global yang semakin kuat menimbulkan tantangan dalam perusahaan untuk beroperasi dengan biaya rendah, serta lifecycle yang pendek. Semua manajemen perusahaan pasti menginginkan pekerjaannya dapat terlaksana secara efektif dan efisien agar tujuannya tercapai. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat penting, sehingga para pelaksana mengetahui kapan waktu harus memulai pekerjaan dan kapan waktu mengakhirinya. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai batasan yang ada. Penjadwalan yang baik menjadikan rendahnya biaya operasi. Sistem produksi yang digunakan biasanya sistem jobshop dan flowshop. Sistem jobshop adalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas, dan setiap tugas harus melalui setiap mesin tepat satu kali. Ada beberapa jenis penjadwalan jobshop yang ada, yaitu FCFS (First Come, First Served) , EDD (Earliest Due Date), SPT (Shortest Processing Time), LCFS (Last Come, First Served), RS ( Random Schedule), STR (Slack

description

flowsop dan jobshop

Transcript of PPIC

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam sistem produksi.

Kompetisi pasar global yang semakin kuat menimbulkan tantangan dalam perusahaan

untuk beroperasi dengan biaya rendah, serta lifecycle yang pendek. Semua

manajemen perusahaan pasti menginginkan pekerjaannya dapat terlaksana secara

efektif dan efisien agar tujuannya tercapai. Oleh karena itu, pemahaman mengenai

konsep penjadwalan sangat penting, sehingga para pelaksana mengetahui kapan

waktu harus memulai pekerjaan dan kapan waktu mengakhirinya. Penjadwalan

disusun dengan mempertimbangkan berbagai batasan yang ada. Penjadwalan yang

baik menjadikan rendahnya biaya operasi. Sistem produksi yang digunakan biasanya

sistem jobshop dan flowshop.

Sistem jobshop adalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan

pemrosesan tugas, dan setiap tugas harus melalui setiap mesin tepat satu kali. Ada

beberapa jenis penjadwalan jobshop yang ada, yaitu FCFS (First Come, First Served)

, EDD (Earliest Due Date), SPT (Shortest Processing Time), LCFS (Last Come, First

Served), RS ( Random Schedule), STR (Slack Time Remaining). Salah satu tantangan

yang dihadapi oleh perusahaan bertipe jobshop untuk dapat memelihara level

inventori yang rendah serta respon yang cepat untuk permintaan pelanggan adalah

masalah penjadwalan. Karakteristik dari pendawalan ini didefinisikan oleh

sekumpulan job, dimana tiap job mempunyai satu atau lebih operasi. Operasi dari tiap

job tersebut ditetapkan secara urut pada mesin yang spesifik.

Dalam industry yang menggunakan system flowshop, pendawalan dilakukan

dengan mengatur urutan pengerjaan dari job yang dimiliki. Berbagai masalah dapat

timbul karena penjadwalan dilakukan dengan cara yang tidak tepat, seperti waktu

penyelesaian produksi yang terlalu lama, keterlambatan dari due date yang telah

ditentukan dan idle mesin.

B. Tujuan Praktikum

1. Mengajarkan mahasiswa untuk melakukan penjadwalan mesin secara jobshop

dan flowshop dengan bantuan computer

2. Mengajarkan mahasiswa mengenai perbedaan penjadwalan secara jobshop

dan flowshop

C. Manfaat Praktikum

Praktikan dapat menggunakan program WinQSb “Job Scheduling” untuk

melakukan penjadwalan secara jobshop dan flowshop.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu point dalam fungsi dan kegiatan pengawasan produksi adalah

loading dan scheduling. Penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan pada masing-

masing work centre sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan

pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau keterlambatan waktu disebut

dengan loading (Oliveira, 2000).

Penjadwalan produksi merupakan pengaturan waktu dan urutan dari suatu

kegiatan produksi dalam satu alokasi waktu yang disediakan dengan tujuan untuk

meminimalkan waktu proses produksi dan efisiensi penggunaan mesin, material,

peralatan dan perlengkapan serta tenaga kerja, disamping itu juga membuat arus

produksi berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Penjadwalan

menurut definisi Sofyan Assauri adalah :

Penjadwalan merupakan pengkoordinasian tentang waktu dalam kegiatan

berproduksi, sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan baku dan bahan

pembantu, serta perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas atau bagian pengolahan dalam

pabrik pada waktu yang telah ditentukan (Oliveira, 2000).

Penjadwalan produksi mencakup kegiatan mengalokasikan mesin, material,

peralatan dan perlengkapan, serta tenaga kerja dan menentukan waktu untuk

pelaksanaan urutan kegiatan produksi. Penjadwalan produksi merupakan langkah

terakhir dalam pengambilan keputusan sebelum dimulainya kegiatan produksi.

Sedangkan menurut (Smith, 2001) penjadwalan adalah gambaran waktu yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan memperhatikan factor-faktor sebagai

berikut :

1. Syarat-syarat tugas

2. Perkiraan permintaan

3. Kapasitas yang tersedia

Tujuan dari penjadwalan produksi menurut (Smith, 2001) adalah menyusun

urutan pekerjaan proses produksi pada lini produksi sehingga :

1. Semua pesanan pelanggan dapat dikirim tepat pada waktunya.

2. Mendapatkan biaya total yang minimum untuk menyelesaikan pesanan

tersebut.

Tujuan diatas sepenuhnya terdapat pada bidang produksi, dimana semua operasi

dilakukan dalam jangka waktu yang sama dan setelah pekerjaan diselesaikan

kemudian dipindahkan ke mesin selanjutnya dengan lancarnya.

Penjadwalan jobshop adalah penjadwalan beberapa pekerjaan dimana urutan

proses operasi/produksi suatu pekerjaan bisa berbeda dengan urutan proses

operasi/produksi pekerjaan yang lainnya. Penjadwalan flowshop adalah penjadwalan

beberapa pekerjaan dimana semua pekerjaan tersebut harus melalui urutan

operasi/proses produksi yang sama. Aliran produksi jobshop memiliki lingkup proses

operasi yang sebelum dikerjakan pada mesin, terlebih dahulu dipilih job-job yang

mempunyai karakterisasi sama, sehingga mempunyai sifat aliran produksi flowshop

(Saroyo, 2008).

Konsep penjadwalan job shop adalah menentukan waktu suatu operasi mulai

dikerjakan dan mengalokasikan resource untuk mengerjakan operasi tersebut. Pada

saat menjadwalkan suatu operasi selain menentukan kapan operasi tersebut mulai

dikerjakan juga ditentukan resource mana yang dipakai oleh operasi tersebut

(Oliveira. 2000).

Penjadwalan flowshop yaitu penjadwalan proses produksi dari n-job yang

memiliki urutan proses produksi yang sama. Flowshop dikatakan fleksibel dalam

pengertian sebuah job dapat diproses pada mesin mana saja yang identik di tiap

tahapnya. Seluruh proses penjadwalan merupakan integrasi dari penetapan outer serta

inner game, dimana outer game terdiri dari job yang akan dijadwal di dalam sistem,

dan inner game terdiri dari job yang akan dijadwal ulang di dalam sistem. Hasil dari

uji coba sistem dengan data processing time yang berbeda menjelaskan, bahwa

minimum makespan yang dihasilkan oleh sistem dipengaruhi oleh jumlah job, besar

koefisien variasi dan lebar range dari data processing time. Perhitungan akan selalu

optimal untuk kondisi data processing time yang homogen, artinya koefisien

variasinya tidak lebih dari satu (Smith, 2001).

Flowshop Scheduling Problem (FSP) adalah masalah penjadwalan yang

berkaitan dengan pengurutan pemrosesan n pekerjaan pada m mesin, dimana setiap

pekerjaan harus diproses tepat satu kali pada setiap mesin dalam urutan yang sama,

dengan waktu proses tertentu. Permutation Flowshop Scheduling Problem (PFSP)

adalah kasus khusus dalam FSP, dimana n pekerjaan diproses dalam urutan yang

sama pada setiap mesin (Anonim, 2012).

Masalah penjadwalan Job-Shop didefinisikan sebagai pencarian waktu

pelepasan setiap operasi oij pada pekerjaan-pekerjaan yang ada sehingga tidak terjadi

konflik, yaitu penggunaan satu sumber daya oleh dua operasi yang sama pada waktu

yang sama juga (Dimyati, 1999).

Pada model flow shop, operator dari suatu job hanya dapat bergerak satu arah

yaitu proses dari awal sampai proses akhir. Diantara kedua proses tersebut tidak

dimungkinkan untuk kembali ke proses sebelumnya. (Nasution, 1999).

Dalam suatu penjadwalan produksi, metode yang biasa dipakai untuk

mengurutkan mesin antara lain (Makridakis, 1991):

1. Metode CDS (n job m Machine)

Metode CDS ditemukan pada tahun 1970. CDS merupakan singkatan dari

Campbell, Dudek, and Smith. Pengolahan data menggunakan metode n job m

machine atau metode CDS pada mesin seri dengan memperhatikan kaidah aturan

Johnson dapat diterapkan disini. Disini dikondisikan sejumlah n job harus memasuki

m machine yang disusun secara seri. Metode CDS ini menghasilkan sejumlah urutan

pengerjaan, dengan jumlah iterasi sebanyak k. Urutan pengerjaan ini diperoleh

dengan melakukan aturan mesin kombinasi.

2. Metode Heuristik Gupta

Metode heuristik ini dikemukakan oleh Gupta pada tahun 1972.

3. Metode Heuristik Palmer

Metode Palmer Heuristik ini ditemukan pada tahun 1965. metode ini dikenal

juga dengan heuristik P. Metode ini menempatkan urutan job-job berdasarkan suatu

nilai yang dinamakan ”slope index”. Masing-masing job memiliki nilai ”slope index”

tersendiri.

BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Komputer atau laptop

b. Software WinQsb (Job Scheduling)

2. Bahan :

a. Penjadwalan Jobshop

Tabel 1. Uurutan operasi pada masing-masing pekerjaan

Operasi 1 Operasi 2Operasi

3Operasi 4

JOB

1M1 M2 M3 M4

JOB

2M1 M3 M4

JOB

3M2 M4 M1 M3

JOB

4M2 M1 M4

JOB

5M3 M4

JOB

6M4 M2 M3

Tabel 2. Waktu proses mesin pada masing-masing pekerjaan

Operasi 1 Operasi 2Operasi

3Operasi 4

JOB

18 2 12 5

JOB

24 9 5

JOB

310 4 7 6

JOB

41 10 3

JOB

56 1

JOB

63 4 10

b. Penjadwalan Flowshop

Tabel 3. Waktu proses masing-masing pekerjaan

Operasi 1 Operasi 2Operasi 3

Operasi 4

JOB 1

8 2 12 5

JOB 2

4 9 5 15

JOB 3

10 4 7 6

JOB 4

1 10 3 9

JOB 5

6 1 8 11

JOB 6

3 4 10 8

B. Prosedur Praktikum

1. Penjadwalan Jobshop

a. Program WinQsb dijalankan dan pilihan “Job Scheduling” dipilih.

b. Pada menu “File” pilihan “New problem” dipilih dan diisikan :

Problem Title = Penjadwalan Mesin (Jobshop)

Number of Jobs to be scheduled = 6 (untuk 6 pekerjaan)

Number of Machines or workers = 4 (untuk penggunaan 4 mesin)

Maximum number of operations per Job = 4 mesin

Time unit = minute

Klik ”OK”

c. Pada pengisian ”job information” isikan datanya sesuai dengan informasi

dari Tabel 1 dan Tabel 2. Dengan format penulisan seperti berikut :

Job 1, Operation 1 = 8/1 artinya pada Job 1 Operation 1 : waktu operasi

selama 8 menit mengginakan mesin 1

Job 1, Operation 2 = 2/2 artinya pada Job 1 Operation 2 : waktu operasi

selama 2 menit menggunakan mesin 2.... dan seterusnya

d. “Due date” ditetapkan = 30 (pekerjaan harus selesai pada menit ke-30)

e. Simpanlah data pada folder yang diinginkan

f. Pada menu ”Solve and analyse” klik ”Solve the problem”

g. Pada ”Solution method” pilih ”Heuristic Dispatching Rule”

h. Pada ”primary Heuristic” pilihlah ”SPT”

i. Pada ”Tie Breaker” pilihlah ”random”

j. Klik ”OK”

k. Untuk melihat hasil, dapat memilih ”Show job schedule”, ”Show machine

Schedule”, ”Show Gantt Chart for Job”, ”Show Gantt Chart for Machine”,

”Show Performance Analysis” dan ”Show Completion analysis”

2. Penjadwalan Flowshop

a. Program WinQsb dijalankan dan pilihan “Job Scheduling” dipilih.

b. Pada menu “File” pilihan “New problem” dipilih dan diisikan :

Problem Title = Penjadwalan Mesin (Flowshop)

Number of Jobs to be scheduled = 6 (untuk 6 pekerjaan)

Number of Machines or workers = 4 (untuk penggunaan 4 mesin)

Maximum number of operations per Job = 4 mesin

Time unit = minute

Kilik pada ”All jobs have the same machine / worker sequence”

Klik ”OK”

c. Pada pengisian ”job information” isikan datanya sesuai dengan informasi

dari Tabel 3. Dengan format penulisan seperti berikut :

Job 1, Operation 1 = 8/1 artinya pada Job 1 Operation 1 : waktu operasi

selama 8 menit mengginakan mesin 1

Job 1, Operation 2 = 2/2 artinya pada Job 1 Operation 2 : waktu operasi

selama 2 menit menggunakan mesin 2.... dan seterusnya

d. Simpanlah data pada folder yang diinginkan

e. Pada menu “Solve and analyse” klik “Solve the problem”

f. Pada “Solution method” pilih “Johnson’s method”

g. Pada ”Objective criterion” pilihlah ”Cmax atau minimum makespan”

h. Klik “OK”

i. Untuk melihat hasil, dapat memilih ”Show job schedule”, ”Show machine

Schedule”, ”Show Gantt Chart for Job”, ”Show Gantt Chart for Machine”,

”Show Performance Analysis” dan ”Show Completion analysis”

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Job Information

2. Job Schedule

Job Schedule for Penjadwalan Mesin

12-29-2013 JobOperatio

nOn

MachineProcess Time

Start Time

Finish Time

1 Job 1 1 Machine 1 8 4 122 Job 1 2 Machine 2 2 15 173 Job 1 3 Machine 3 12 25 374 Job 1 4 Machine 4 5 37 425 Job 2 1 Machine 1 4 0 46 Job 2 2 Machine 3 9 6 157 Job 2 3 Machine 4 5 15 208 Job 3 1 Machine 2 10 1 119 Job 3 2 Machine 4 4 11 1510 Job 3 3 Machine 1 7 22 2911 Job 3 4 Machine 3 6 37 4312 Job 4 1 Machine 2 1 0 113 Job 4 2 Machine 1 10 12 2214 Job 4 3 Machine 4 3 22 2515 Job 5 1 Machine 3 6 0 616 Job 5 2 Machine 4 1 6 717 Job 6 1 Machine 4 3 0 3

18 Job 6 2 Machine 2 4 11 1519 Job 6 3 Machine 3 10 15 25

Cmax = 43 MC = 27 Wmax = 16MW = 8,6667 Fmax = 43 MF = 27

Lmax = 13 ML = -3 Emax = 23ME = 7,1667 Tmax = 13 MT = 4,1667

NT = 2 WIP = 3,7674 MU = 0,6395TJC = 0 TMC = 0 TC = 0Solved by Primary Heuristic = SPT TieBreaker = Random

3. Gantt Chart Mesin

4. Gantt Chart Job

B. Pembahasan

Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan

waktu penggunaan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output seperti yang

diharapkan dalam waktu yang diharapkan pula. menurut penjadwalan

didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin

yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan penjadwalan adalah untuk menyusun pekerjaan unit produksi

sedemikian rupa sehingga:

a. Semua pesanan diserahkan tepat pada waktunya.

b. Pesanan diselesaikan dengan biaya total yang minimum.

Tujuan ini hampir sepenuhnya dalam bidang produksi lini, di mana jangka waktu

semua operasi adalah sama, dan setiap potong pekerjaan setelah diselesaikan

dapat segera bergerak pindah dengan lancarnya ke mesin selanjutnya. Dengan

cara demikian semua mesin akan selalu sibuk. Atas dasar itu kita dapat mengenali

prinsip penjadwalan yang berlaku untuk semua kasus.

Penjadwalan jobshop dan flowshop dalam praktikum ini dilakukan

menggunakan software WinQsb. Penjadwalan pertama yang dilakukan adalah

penjadwalan jobshop. Langkah awal yang dilakukan adalah menjalankan

program WinQsb pilih Job Scheduling. Setelah itu pada menu file dipilih pilihan

New Problem. Problem title diisi Penjadwalan Mesin (Jobshop). Pada number of

jobs to be scheduled diisikan angka 6 karena terdapat 6 pekerjaan. Pada number

of machine or workers diisikan angka 4 karena pada proses produksi digunakan 4

buah mesin. Selanjutnya pada maximum number of operation diisikan angka 4

karena maksimum operasi yang ada hanya empat operasi. Selanjutnya pada

pengisian job information diisi seperti pada tabel 1 untuk menentukan urutan

proses untuk setip pekerjaan. Setelah itu data waktu proses setiap pekerjaan (tabel

2) diisikan ke isian Process Times for Jobshop. Kemudian dipilih metode

penyelesaian dengan memilih pilihan Solve the problem pada menu Solve and

Analyse. Metode yang dipilih adalah Heuristic Dispatching Rule kemudian pada

Primary Heuristic dipilih SPT dan pada Tie Breaker dipilih random. selanjutnya

OK untuk menampilkan hasil penjadwalan. Penjadwalan kedua adalah

penjadwalan flowshop. Untuk melakukan penjadwalan ini menggunakan WinQsb,

langkah pertama yang dilakukan adalah menjalankan program WinQsb. Setelah

itu pada menu file dipilih pilihan New Problem. Problem title diisi Penjadwalan

Mesin (Jobshop). Pada number of jobs to be scheduled diisikan angka 6 karena

terdapat 6 pekerjaan. Pada number of machine or workers diisikan angka 4 karena

pada proses produksi digunakan 4 buah mesin. Selanjutnya pada maximum

number of operation diisikan angka 4 karena maksimum operasi yang ada hanya

empat operasi. Dan diklik All jobs have the same machine/ worker sequence.

Selanjutnya pada pengisian job information diisi seperti pada tabel 1 untuk

menentukan urutan proses untuk setip pekerjaan. Setelah itu data waktu proses

setiap pekerjaan (tabel 2) diisikan ke isian Process Times for Jobshop. Kemudian

dipilih metode penyelesaian dengan memilih pilihan Solve the problem pada

menu Solve and Analyse. Metode yang dipilih adalah Jhonson’s Methods

kemudian pada Objective criterion dipilih Cmax atau minimum makespan.

selanjutnya OK untuk menampilkan hasil penjadwalan.

Penjadwalan job-shop adalah penjadwalan beberapa pekerjaan (job) dimana

urutan proses operasi/produksi suatu pekerjaan bisa berbeda dengan urutan proses

operasi/produksi pekerjaan yang lainnya. Penjadwalan flow-shop adalah

penjadwalan beberapa pekerjaan (job) dimana semua pekerjaaan tersebut harus

melalui urutan operasi/proses produksi yang sama. Perbedaan flowshop dan

jobshop adalah flowshop menangani variasi produk dengan pola aliran yang

disusun berurutan, sedangkan job shop menangani variasi produk dengan pola

aliran yang berbeda-beda melalui pusat-pusat kerja.

Kelebihan masing-masing metode penjadwalan jobshop :

SPT (Shortest Processing Time)

SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimasi aliran pekerjaan dan

meminimasi jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem.

FCFS (First Come, First Served)

FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan. Suatu hal yang sangat

penting dalam sistem jasa.

EDD (Earliest Due Date)

EDD meminimasi keterlambatan maksimal, yang mungkin perlu untuk pekerjaan

yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. EDD bekerja baik ketika

keterlambatan menjadi sebuah isu.

Metode penjadwalan flowshop :

Metode Johnson

Metode Johnson adalah suatu metode penjadwalan sejumlah pekerjaan pada dua

atau lebih work station yang dilakukan secara berturut-turut dengan tujuan

menemukan urutan pekerjaan yang optimal dengan mengurangi jumlah idle time

antar pekerjaan pada dua atau lebih work station. Sebelum metode Johnson dapat

diterapkan, ada beberapa persyaratan kondisi yang diperlukan diantaranya adalah :

1. Waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan harus konstan.

2. Waktu setiap pekerjaan harus saling terpisah dari urutan pekerjaan yang lain.

3. Semua pekerjaan harus melalui work station terlebih dahulu sebelum melewati

work station yang lain.

4. Tidak ada pekerjaan yang harus diprioritaskan.

Metode CDS

Metode CDS merupakan pengembangan dari metode Johnson, dimana setiap job

yang akan dikerjakan harus melalui proses masing-masing mesin. Penjadwalan

dilakukan demi mendapatkan maskespan terkecil yang menjadi urutan pengerjaan

paling baik. Metode CDS menetapkan proses penjadwalan atau pengaturan pekerjaan

berdasarkan pada waktu yang terkecil yang digunakan dalam melakukan produksi.

Dalam masalah ini yang dipergunakan adalah n job dan m mesin. Mesin yang

memiliki waktu terkecil akan diletakkan pada urutan paling depan, sedangkan untuk

nilai terkecil dari mesin kedua akan diletakkan pada urutan paling belakang. Metode

CDS ini memiliki 2 kelebihan yaitu pemakaian algoritma Johnson’s Rule dalam cara

heuristic dan biasanya menghasilkan beberapa jadwal yang dapat dipilih menjadi

yang terbaik.

Metode Palmer

Metode palmer adalah metode yang langkah pekerjaannya dengan

memberikan prioritas untuk semua job yang memiliki kecenderungan kuat

dari waktu proses yang paling cepat hingga waktu proses yang terlama dalam

urutan operasi. Palmer telah menetapkan urutan pekerjaan dalam metode ini

berdasarkan kepada “slope index” dari tiap pekerjaan. Pada Slope index (S)

positif diutamakan untuk menempati urutan penjadwalan paling awal terhadap

negatif, dengan angka positif terbesar mempunyai urutan awal di penjadwalan

dan angka negatif terbesar mempunyai urutan terakhir dalam urutan

penjadwalan, yang berarti Jobs yang mempunyai waktu proses terpendek

diutamakan untuk menempati urutan pertama untuk produksi. Kelemahan dari

metode ini adalah bahwa penyelesaian yang dihasilkan belum tentu optimal

dan untuk beberapa kasus sulit untuk menentukan keefektifannya.

Metode Gupta

Metode Gupta adalah metode heuristic yang juga menggunakan slope index

sebagai dasar penetuan penjadwalan dimana pekerjaan dengan slope index yang

lebih besar akan didahulukan.

Dalam Job schedule terdapat istilah

Cmax,MW,Lmax,ME,NT,TJC,MC,Fmax,ML,Tmax,WIP,TMC,Wmax,MF,E

max,MT,MU,TC.

Mc adalah bobot rata-rata waktu penyelesaian, dan hasilnya adalah 27.

Cmax adalah waktu pengerjaan terlama, dan hasilnya adalah 43, dapat dilihat

dari kolom finish time yaitu pada job 3 dengan mesin 3.

Wmax : maximum waiting time (waktu menunggu maksimum), danhasilnya yaitu

16. Dapat dilihat dari gantt chart.

MW = rata-rata waktu menunggu, dan hasilnya yaitu 8,6667, dapat dilihat dari

gantt chart.Fmax: maximum flow time (waktu alir maksimum)

Fmax = maxi Fi

MF : weighted mean flow time (bobot rata-rata waktu alir), dan hasilnya adalah

27 , sama dengan MC karena waktu penyelesaian job ini adalah flowtime.

Lmax adalah lateness maximal (keterlambatan yang paling lama), dan hasilnya

13, diperoleh dari perhitungan completion time – due date.

ML : weighted mean lateness (bobot rata-rata kelambatan), dan hasilnya adalah -

3, diperoleh dari completeion time – due date.

Emax : maximum earliness, dan hasilnya adalah 23, diperoleh dari lateness

negative yang paling rendah.

ME adalah mean tardiness ( ukuran dari lateness positif), dan hasilnya adalah

7,1667, diperoleh dari jumlah lateness positif dibagi jumlah job.

Tmax : maximum tardiness, dan hasilnya dalah 13, diperoleh dari lateness positif

yang paling tinggi.

MT : weighted mean tardiness, dan hasilnya dalah 4,1667, diperoleh dari total

lateness positif dibagi jumlah job.

NT adalah number of tardiness, dan hasilnya adalah 2, karena ada 2 lateness

positif.

WIP : mean work in process (rata-rata kerja dalam proses), dan hasilnya adalah

3,7674, diperoleh dari total waktu penyelesaian dibagi penyelesaian maximal.

MU : mean machine utilization (rata-rata utilitas mesin), dan hasilnya adalah

0,6395, dapatdiperoleh dari gantt chart dimana sluruh total mesin (waktu bekerja)

yang berwarna dibagi total process time. Total process time diperoleh dari Cmax

dikali jumlah mesin yaitu 172.

TJC adalah Total Job cost (biaya total pekerjaan) , dan hasilnya adalah 0.

TMC : total machine costs (biaya total mesin), dan hasilnya adalah 0.

TC : total costs (biaya total) = TJC + TMC , dan hasilnya adalah 0, karena tidak

ada informasi tentang biaya.

Dari Gantt Chart yang terbentuk, tampak berupa batang-batang dimana

panjang batang menunjukkan lama waktu proses dan menunjukkan urutan

proses/job. Setiap pekerjaan/job (batang) terdapat batas yang menunjukkan

batas waktu prosesnya sehingga selisih panjang batang untuk pekerjaan antar

operasi menunjukkan waktu tunggu. Dalam Job Shop, pekerjaan mengalami

Work in Process yaitu waktu menunggu ketika mesin masih mengerjakan

pekerjaan sebelumnya maka pekerjaan yang akan menggunakan mesin yang

sama harus menunggu sampai pekerjaan itu selesai dikerjakan sehingga bahan

menganggur. Dalam Gantt Chart penjadwalan ini dapat ditunjukkan oleh

batang-batang yang terpisah.

Gantt Chart adalah diagram untuk memperjelas penjadwalan, urutan

pekerjaannya, dan waktu operasi/pekerjaannya. Tujuan dari tampilan ini

adalah untuk menggambarkan secara grafis keadaan dari tiap-tiap mesin pada

keseluruhan waktu. Sumbu absis (x) menunjukkan waktu dan sumbu ordinat

(y) menunjukkan jenis mesin. Ketika sebuah job akan diproses pada sebuah

mesin, sebuah persegi panjang diletakkan pada posisi mendatar dan

menunjukkan waktu mulai sampai dengan waktu selesai dari sebuah job.

Contoh aplikasi industrinya yaitu penjadwalan jobshop untuk meminimalkan

makespan , mean tardiness, dan biaya produksi pada C.V.Indra Ghozali yang

memproduksi berbagai macam mesin. Dalam memproduksi produknya didasarkan

pada pesanan (job order). Dalam memnuhi pesanan pelanggan sering terjadi

keterlambatan penyelesaian waktu pengerjaan job atau di luar batas maksimal (due

date), sehingga dapat menyebabkan biaya-biaya tambahan karena disebabkan

keterlambatan produksi dan menyebabkan biaya produksi tinggi. Maka dari itu dapat

diaplikasikan penjadwalanjobshop untuk meniminimalkan makespan, mean tardiness,

dan biaya produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Penjadwalan Flowshop. Dalam www.staff.blog.ui.ac.id. Diakses pada

tanggal 30 Desember 2013 pukul 21:04 WIB.

Baker, Kenneth R.1974. Introduction To Sequencing and Scheduling. John Willey

and Sons, Inc. New York.

Bedworth, David D and Bailey, James. 1997. Integrated Production Control Systems

Management Analysis and Design. John Wiley & Sons. New York.

Dimyati, T.T, dkk. 1999. Penjadwalan Jobshop untuk Meminimalkan Makespan ,

Mean Tardiness, dan Biaya Produksi pada C.V.Indra Ghozali. Jurnal Teknik

dan Manajemen Industri, 19 (1), April 1999, 17-28.

Kusuma, Hendra. 2001. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta :

Andi Offset.

Makridakis, Spyros, Wheelwright, dan Mc Gee. 1991. Metode dan Aplikasi

Peramalan. 2nd ed. Jakarta: Erlangga

Nasution, Arman. 2003. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Surabaya: Guna

Widya.

Oliveira, Elias & Smith, Barbara M. 2000.A Job-Shop Scheduling Model for the

Single-Track Railway Scheduling Problem. Mc Graw Hill. New York.

Santoso, Tjendra. 1994. Perancangan Algoritma Recheduling Dalam Sistem Produksi

Real Time. Yogyakarta: Samudra Ilmu.

Saroyo, Pujo, Ir, M.eng.Sc. 2013. Perencanan dan Pengendalian Produksi.

Yogyakarta : Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UGM.

Smith, Barbara M. 2001. Lecture Notes in Constraint Satisfaction and Constraint

Programming. University of Leeds.London

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

ACARA V

PENJADWALAN JOBSHOP DAN FLOWSHOP

Disusun oleh :

Nama : Eunike Nita Angela

NIM : 11/318843/TP/10089

Shift : IV

Co Assisten : Asih Rachmayanti

Dwi Mulya Sukowati

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

TUGAS PRAKTIKUM

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

ACARA V

PENJADWALAN JOBSHOP DAN FLOWSHOP

Disusun oleh :

Nama : Eunike Nita Angela

NIM : 11/318843/TP/10089

Shift : IV

Co Assisten : Asih Rachmayanti

Dwi Mulya Sukowati

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013