BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam sistem produksi.
Kompetisi pasar global yang semakin kuat menimbulkan tantangan dalam perusahaan
untuk beroperasi dengan biaya rendah, serta lifecycle yang pendek. Semua
manajemen perusahaan pasti menginginkan pekerjaannya dapat terlaksana secara
efektif dan efisien agar tujuannya tercapai. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
konsep penjadwalan sangat penting, sehingga para pelaksana mengetahui kapan
waktu harus memulai pekerjaan dan kapan waktu mengakhirinya. Penjadwalan
disusun dengan mempertimbangkan berbagai batasan yang ada. Penjadwalan yang
baik menjadikan rendahnya biaya operasi. Sistem produksi yang digunakan biasanya
sistem jobshop dan flowshop.
Sistem jobshop adalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan
pemrosesan tugas, dan setiap tugas harus melalui setiap mesin tepat satu kali. Ada
beberapa jenis penjadwalan jobshop yang ada, yaitu FCFS (First Come, First Served)
, EDD (Earliest Due Date), SPT (Shortest Processing Time), LCFS (Last Come, First
Served), RS ( Random Schedule), STR (Slack Time Remaining). Salah satu tantangan
yang dihadapi oleh perusahaan bertipe jobshop untuk dapat memelihara level
inventori yang rendah serta respon yang cepat untuk permintaan pelanggan adalah
masalah penjadwalan. Karakteristik dari pendawalan ini didefinisikan oleh
sekumpulan job, dimana tiap job mempunyai satu atau lebih operasi. Operasi dari tiap
job tersebut ditetapkan secara urut pada mesin yang spesifik.
Dalam industry yang menggunakan system flowshop, pendawalan dilakukan
dengan mengatur urutan pengerjaan dari job yang dimiliki. Berbagai masalah dapat
timbul karena penjadwalan dilakukan dengan cara yang tidak tepat, seperti waktu
penyelesaian produksi yang terlalu lama, keterlambatan dari due date yang telah
ditentukan dan idle mesin.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengajarkan mahasiswa untuk melakukan penjadwalan mesin secara jobshop
dan flowshop dengan bantuan computer
2. Mengajarkan mahasiswa mengenai perbedaan penjadwalan secara jobshop
dan flowshop
C. Manfaat Praktikum
Praktikan dapat menggunakan program WinQSb “Job Scheduling” untuk
melakukan penjadwalan secara jobshop dan flowshop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu point dalam fungsi dan kegiatan pengawasan produksi adalah
loading dan scheduling. Penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan pada masing-
masing work centre sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan
pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau keterlambatan waktu disebut
dengan loading (Oliveira, 2000).
Penjadwalan produksi merupakan pengaturan waktu dan urutan dari suatu
kegiatan produksi dalam satu alokasi waktu yang disediakan dengan tujuan untuk
meminimalkan waktu proses produksi dan efisiensi penggunaan mesin, material,
peralatan dan perlengkapan serta tenaga kerja, disamping itu juga membuat arus
produksi berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Penjadwalan
menurut definisi Sofyan Assauri adalah :
Penjadwalan merupakan pengkoordinasian tentang waktu dalam kegiatan
berproduksi, sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan baku dan bahan
pembantu, serta perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas atau bagian pengolahan dalam
pabrik pada waktu yang telah ditentukan (Oliveira, 2000).
Penjadwalan produksi mencakup kegiatan mengalokasikan mesin, material,
peralatan dan perlengkapan, serta tenaga kerja dan menentukan waktu untuk
pelaksanaan urutan kegiatan produksi. Penjadwalan produksi merupakan langkah
terakhir dalam pengambilan keputusan sebelum dimulainya kegiatan produksi.
Sedangkan menurut (Smith, 2001) penjadwalan adalah gambaran waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan memperhatikan factor-faktor sebagai
berikut :
1. Syarat-syarat tugas
2. Perkiraan permintaan
3. Kapasitas yang tersedia
Tujuan dari penjadwalan produksi menurut (Smith, 2001) adalah menyusun
urutan pekerjaan proses produksi pada lini produksi sehingga :
1. Semua pesanan pelanggan dapat dikirim tepat pada waktunya.
2. Mendapatkan biaya total yang minimum untuk menyelesaikan pesanan
tersebut.
Tujuan diatas sepenuhnya terdapat pada bidang produksi, dimana semua operasi
dilakukan dalam jangka waktu yang sama dan setelah pekerjaan diselesaikan
kemudian dipindahkan ke mesin selanjutnya dengan lancarnya.
Penjadwalan jobshop adalah penjadwalan beberapa pekerjaan dimana urutan
proses operasi/produksi suatu pekerjaan bisa berbeda dengan urutan proses
operasi/produksi pekerjaan yang lainnya. Penjadwalan flowshop adalah penjadwalan
beberapa pekerjaan dimana semua pekerjaan tersebut harus melalui urutan
operasi/proses produksi yang sama. Aliran produksi jobshop memiliki lingkup proses
operasi yang sebelum dikerjakan pada mesin, terlebih dahulu dipilih job-job yang
mempunyai karakterisasi sama, sehingga mempunyai sifat aliran produksi flowshop
(Saroyo, 2008).
Konsep penjadwalan job shop adalah menentukan waktu suatu operasi mulai
dikerjakan dan mengalokasikan resource untuk mengerjakan operasi tersebut. Pada
saat menjadwalkan suatu operasi selain menentukan kapan operasi tersebut mulai
dikerjakan juga ditentukan resource mana yang dipakai oleh operasi tersebut
(Oliveira. 2000).
Penjadwalan flowshop yaitu penjadwalan proses produksi dari n-job yang
memiliki urutan proses produksi yang sama. Flowshop dikatakan fleksibel dalam
pengertian sebuah job dapat diproses pada mesin mana saja yang identik di tiap
tahapnya. Seluruh proses penjadwalan merupakan integrasi dari penetapan outer serta
inner game, dimana outer game terdiri dari job yang akan dijadwal di dalam sistem,
dan inner game terdiri dari job yang akan dijadwal ulang di dalam sistem. Hasil dari
uji coba sistem dengan data processing time yang berbeda menjelaskan, bahwa
minimum makespan yang dihasilkan oleh sistem dipengaruhi oleh jumlah job, besar
koefisien variasi dan lebar range dari data processing time. Perhitungan akan selalu
optimal untuk kondisi data processing time yang homogen, artinya koefisien
variasinya tidak lebih dari satu (Smith, 2001).
Flowshop Scheduling Problem (FSP) adalah masalah penjadwalan yang
berkaitan dengan pengurutan pemrosesan n pekerjaan pada m mesin, dimana setiap
pekerjaan harus diproses tepat satu kali pada setiap mesin dalam urutan yang sama,
dengan waktu proses tertentu. Permutation Flowshop Scheduling Problem (PFSP)
adalah kasus khusus dalam FSP, dimana n pekerjaan diproses dalam urutan yang
sama pada setiap mesin (Anonim, 2012).
Masalah penjadwalan Job-Shop didefinisikan sebagai pencarian waktu
pelepasan setiap operasi oij pada pekerjaan-pekerjaan yang ada sehingga tidak terjadi
konflik, yaitu penggunaan satu sumber daya oleh dua operasi yang sama pada waktu
yang sama juga (Dimyati, 1999).
Pada model flow shop, operator dari suatu job hanya dapat bergerak satu arah
yaitu proses dari awal sampai proses akhir. Diantara kedua proses tersebut tidak
dimungkinkan untuk kembali ke proses sebelumnya. (Nasution, 1999).
Dalam suatu penjadwalan produksi, metode yang biasa dipakai untuk
mengurutkan mesin antara lain (Makridakis, 1991):
1. Metode CDS (n job m Machine)
Metode CDS ditemukan pada tahun 1970. CDS merupakan singkatan dari
Campbell, Dudek, and Smith. Pengolahan data menggunakan metode n job m
machine atau metode CDS pada mesin seri dengan memperhatikan kaidah aturan
Johnson dapat diterapkan disini. Disini dikondisikan sejumlah n job harus memasuki
m machine yang disusun secara seri. Metode CDS ini menghasilkan sejumlah urutan
pengerjaan, dengan jumlah iterasi sebanyak k. Urutan pengerjaan ini diperoleh
dengan melakukan aturan mesin kombinasi.
2. Metode Heuristik Gupta
Metode heuristik ini dikemukakan oleh Gupta pada tahun 1972.
3. Metode Heuristik Palmer
Metode Palmer Heuristik ini ditemukan pada tahun 1965. metode ini dikenal
juga dengan heuristik P. Metode ini menempatkan urutan job-job berdasarkan suatu
nilai yang dinamakan ”slope index”. Masing-masing job memiliki nilai ”slope index”
tersendiri.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Komputer atau laptop
b. Software WinQsb (Job Scheduling)
2. Bahan :
a. Penjadwalan Jobshop
Tabel 1. Uurutan operasi pada masing-masing pekerjaan
Operasi 1 Operasi 2Operasi
3Operasi 4
JOB
1M1 M2 M3 M4
JOB
2M1 M3 M4
JOB
3M2 M4 M1 M3
JOB
4M2 M1 M4
JOB
5M3 M4
JOB
6M4 M2 M3
Tabel 2. Waktu proses mesin pada masing-masing pekerjaan
Operasi 1 Operasi 2Operasi
3Operasi 4
JOB
18 2 12 5
JOB
24 9 5
JOB
310 4 7 6
JOB
41 10 3
JOB
56 1
JOB
63 4 10
b. Penjadwalan Flowshop
Tabel 3. Waktu proses masing-masing pekerjaan
Operasi 1 Operasi 2Operasi 3
Operasi 4
JOB 1
8 2 12 5
JOB 2
4 9 5 15
JOB 3
10 4 7 6
JOB 4
1 10 3 9
JOB 5
6 1 8 11
JOB 6
3 4 10 8
B. Prosedur Praktikum
1. Penjadwalan Jobshop
a. Program WinQsb dijalankan dan pilihan “Job Scheduling” dipilih.
b. Pada menu “File” pilihan “New problem” dipilih dan diisikan :
Problem Title = Penjadwalan Mesin (Jobshop)
Number of Jobs to be scheduled = 6 (untuk 6 pekerjaan)
Number of Machines or workers = 4 (untuk penggunaan 4 mesin)
Maximum number of operations per Job = 4 mesin
Time unit = minute
Klik ”OK”
c. Pada pengisian ”job information” isikan datanya sesuai dengan informasi
dari Tabel 1 dan Tabel 2. Dengan format penulisan seperti berikut :
Job 1, Operation 1 = 8/1 artinya pada Job 1 Operation 1 : waktu operasi
selama 8 menit mengginakan mesin 1
Job 1, Operation 2 = 2/2 artinya pada Job 1 Operation 2 : waktu operasi
selama 2 menit menggunakan mesin 2.... dan seterusnya
d. “Due date” ditetapkan = 30 (pekerjaan harus selesai pada menit ke-30)
e. Simpanlah data pada folder yang diinginkan
f. Pada menu ”Solve and analyse” klik ”Solve the problem”
g. Pada ”Solution method” pilih ”Heuristic Dispatching Rule”
h. Pada ”primary Heuristic” pilihlah ”SPT”
i. Pada ”Tie Breaker” pilihlah ”random”
j. Klik ”OK”
k. Untuk melihat hasil, dapat memilih ”Show job schedule”, ”Show machine
Schedule”, ”Show Gantt Chart for Job”, ”Show Gantt Chart for Machine”,
”Show Performance Analysis” dan ”Show Completion analysis”
2. Penjadwalan Flowshop
a. Program WinQsb dijalankan dan pilihan “Job Scheduling” dipilih.
b. Pada menu “File” pilihan “New problem” dipilih dan diisikan :
Problem Title = Penjadwalan Mesin (Flowshop)
Number of Jobs to be scheduled = 6 (untuk 6 pekerjaan)
Number of Machines or workers = 4 (untuk penggunaan 4 mesin)
Maximum number of operations per Job = 4 mesin
Time unit = minute
Kilik pada ”All jobs have the same machine / worker sequence”
Klik ”OK”
c. Pada pengisian ”job information” isikan datanya sesuai dengan informasi
dari Tabel 3. Dengan format penulisan seperti berikut :
Job 1, Operation 1 = 8/1 artinya pada Job 1 Operation 1 : waktu operasi
selama 8 menit mengginakan mesin 1
Job 1, Operation 2 = 2/2 artinya pada Job 1 Operation 2 : waktu operasi
selama 2 menit menggunakan mesin 2.... dan seterusnya
d. Simpanlah data pada folder yang diinginkan
e. Pada menu “Solve and analyse” klik “Solve the problem”
f. Pada “Solution method” pilih “Johnson’s method”
g. Pada ”Objective criterion” pilihlah ”Cmax atau minimum makespan”
h. Klik “OK”
i. Untuk melihat hasil, dapat memilih ”Show job schedule”, ”Show machine
Schedule”, ”Show Gantt Chart for Job”, ”Show Gantt Chart for Machine”,
”Show Performance Analysis” dan ”Show Completion analysis”
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Job Information
2. Job Schedule
Job Schedule for Penjadwalan Mesin
12-29-2013 JobOperatio
nOn
MachineProcess Time
Start Time
Finish Time
1 Job 1 1 Machine 1 8 4 122 Job 1 2 Machine 2 2 15 173 Job 1 3 Machine 3 12 25 374 Job 1 4 Machine 4 5 37 425 Job 2 1 Machine 1 4 0 46 Job 2 2 Machine 3 9 6 157 Job 2 3 Machine 4 5 15 208 Job 3 1 Machine 2 10 1 119 Job 3 2 Machine 4 4 11 1510 Job 3 3 Machine 1 7 22 2911 Job 3 4 Machine 3 6 37 4312 Job 4 1 Machine 2 1 0 113 Job 4 2 Machine 1 10 12 2214 Job 4 3 Machine 4 3 22 2515 Job 5 1 Machine 3 6 0 616 Job 5 2 Machine 4 1 6 717 Job 6 1 Machine 4 3 0 3
18 Job 6 2 Machine 2 4 11 1519 Job 6 3 Machine 3 10 15 25
Cmax = 43 MC = 27 Wmax = 16MW = 8,6667 Fmax = 43 MF = 27
Lmax = 13 ML = -3 Emax = 23ME = 7,1667 Tmax = 13 MT = 4,1667
NT = 2 WIP = 3,7674 MU = 0,6395TJC = 0 TMC = 0 TC = 0Solved by Primary Heuristic = SPT TieBreaker = Random
3. Gantt Chart Mesin
4. Gantt Chart Job
B. Pembahasan
Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan
waktu penggunaan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output seperti yang
diharapkan dalam waktu yang diharapkan pula. menurut penjadwalan
didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin
yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan penjadwalan adalah untuk menyusun pekerjaan unit produksi
sedemikian rupa sehingga:
a. Semua pesanan diserahkan tepat pada waktunya.
b. Pesanan diselesaikan dengan biaya total yang minimum.
Tujuan ini hampir sepenuhnya dalam bidang produksi lini, di mana jangka waktu
semua operasi adalah sama, dan setiap potong pekerjaan setelah diselesaikan
dapat segera bergerak pindah dengan lancarnya ke mesin selanjutnya. Dengan
cara demikian semua mesin akan selalu sibuk. Atas dasar itu kita dapat mengenali
prinsip penjadwalan yang berlaku untuk semua kasus.
Penjadwalan jobshop dan flowshop dalam praktikum ini dilakukan
menggunakan software WinQsb. Penjadwalan pertama yang dilakukan adalah
penjadwalan jobshop. Langkah awal yang dilakukan adalah menjalankan
program WinQsb pilih Job Scheduling. Setelah itu pada menu file dipilih pilihan
New Problem. Problem title diisi Penjadwalan Mesin (Jobshop). Pada number of
jobs to be scheduled diisikan angka 6 karena terdapat 6 pekerjaan. Pada number
of machine or workers diisikan angka 4 karena pada proses produksi digunakan 4
buah mesin. Selanjutnya pada maximum number of operation diisikan angka 4
karena maksimum operasi yang ada hanya empat operasi. Selanjutnya pada
pengisian job information diisi seperti pada tabel 1 untuk menentukan urutan
proses untuk setip pekerjaan. Setelah itu data waktu proses setiap pekerjaan (tabel
2) diisikan ke isian Process Times for Jobshop. Kemudian dipilih metode
penyelesaian dengan memilih pilihan Solve the problem pada menu Solve and
Analyse. Metode yang dipilih adalah Heuristic Dispatching Rule kemudian pada
Primary Heuristic dipilih SPT dan pada Tie Breaker dipilih random. selanjutnya
OK untuk menampilkan hasil penjadwalan. Penjadwalan kedua adalah
penjadwalan flowshop. Untuk melakukan penjadwalan ini menggunakan WinQsb,
langkah pertama yang dilakukan adalah menjalankan program WinQsb. Setelah
itu pada menu file dipilih pilihan New Problem. Problem title diisi Penjadwalan
Mesin (Jobshop). Pada number of jobs to be scheduled diisikan angka 6 karena
terdapat 6 pekerjaan. Pada number of machine or workers diisikan angka 4 karena
pada proses produksi digunakan 4 buah mesin. Selanjutnya pada maximum
number of operation diisikan angka 4 karena maksimum operasi yang ada hanya
empat operasi. Dan diklik All jobs have the same machine/ worker sequence.
Selanjutnya pada pengisian job information diisi seperti pada tabel 1 untuk
menentukan urutan proses untuk setip pekerjaan. Setelah itu data waktu proses
setiap pekerjaan (tabel 2) diisikan ke isian Process Times for Jobshop. Kemudian
dipilih metode penyelesaian dengan memilih pilihan Solve the problem pada
menu Solve and Analyse. Metode yang dipilih adalah Jhonson’s Methods
kemudian pada Objective criterion dipilih Cmax atau minimum makespan.
selanjutnya OK untuk menampilkan hasil penjadwalan.
Penjadwalan job-shop adalah penjadwalan beberapa pekerjaan (job) dimana
urutan proses operasi/produksi suatu pekerjaan bisa berbeda dengan urutan proses
operasi/produksi pekerjaan yang lainnya. Penjadwalan flow-shop adalah
penjadwalan beberapa pekerjaan (job) dimana semua pekerjaaan tersebut harus
melalui urutan operasi/proses produksi yang sama. Perbedaan flowshop dan
jobshop adalah flowshop menangani variasi produk dengan pola aliran yang
disusun berurutan, sedangkan job shop menangani variasi produk dengan pola
aliran yang berbeda-beda melalui pusat-pusat kerja.
Kelebihan masing-masing metode penjadwalan jobshop :
SPT (Shortest Processing Time)
SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimasi aliran pekerjaan dan
meminimasi jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem.
FCFS (First Come, First Served)
FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan. Suatu hal yang sangat
penting dalam sistem jasa.
EDD (Earliest Due Date)
EDD meminimasi keterlambatan maksimal, yang mungkin perlu untuk pekerjaan
yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. EDD bekerja baik ketika
keterlambatan menjadi sebuah isu.
Metode penjadwalan flowshop :
Metode Johnson
Metode Johnson adalah suatu metode penjadwalan sejumlah pekerjaan pada dua
atau lebih work station yang dilakukan secara berturut-turut dengan tujuan
menemukan urutan pekerjaan yang optimal dengan mengurangi jumlah idle time
antar pekerjaan pada dua atau lebih work station. Sebelum metode Johnson dapat
diterapkan, ada beberapa persyaratan kondisi yang diperlukan diantaranya adalah :
1. Waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan harus konstan.
2. Waktu setiap pekerjaan harus saling terpisah dari urutan pekerjaan yang lain.
3. Semua pekerjaan harus melalui work station terlebih dahulu sebelum melewati
work station yang lain.
4. Tidak ada pekerjaan yang harus diprioritaskan.
Metode CDS
Metode CDS merupakan pengembangan dari metode Johnson, dimana setiap job
yang akan dikerjakan harus melalui proses masing-masing mesin. Penjadwalan
dilakukan demi mendapatkan maskespan terkecil yang menjadi urutan pengerjaan
paling baik. Metode CDS menetapkan proses penjadwalan atau pengaturan pekerjaan
berdasarkan pada waktu yang terkecil yang digunakan dalam melakukan produksi.
Dalam masalah ini yang dipergunakan adalah n job dan m mesin. Mesin yang
memiliki waktu terkecil akan diletakkan pada urutan paling depan, sedangkan untuk
nilai terkecil dari mesin kedua akan diletakkan pada urutan paling belakang. Metode
CDS ini memiliki 2 kelebihan yaitu pemakaian algoritma Johnson’s Rule dalam cara
heuristic dan biasanya menghasilkan beberapa jadwal yang dapat dipilih menjadi
yang terbaik.
Metode Palmer
Metode palmer adalah metode yang langkah pekerjaannya dengan
memberikan prioritas untuk semua job yang memiliki kecenderungan kuat
dari waktu proses yang paling cepat hingga waktu proses yang terlama dalam
urutan operasi. Palmer telah menetapkan urutan pekerjaan dalam metode ini
berdasarkan kepada “slope index” dari tiap pekerjaan. Pada Slope index (S)
positif diutamakan untuk menempati urutan penjadwalan paling awal terhadap
negatif, dengan angka positif terbesar mempunyai urutan awal di penjadwalan
dan angka negatif terbesar mempunyai urutan terakhir dalam urutan
penjadwalan, yang berarti Jobs yang mempunyai waktu proses terpendek
diutamakan untuk menempati urutan pertama untuk produksi. Kelemahan dari
metode ini adalah bahwa penyelesaian yang dihasilkan belum tentu optimal
dan untuk beberapa kasus sulit untuk menentukan keefektifannya.
Metode Gupta
Metode Gupta adalah metode heuristic yang juga menggunakan slope index
sebagai dasar penetuan penjadwalan dimana pekerjaan dengan slope index yang
lebih besar akan didahulukan.
Dalam Job schedule terdapat istilah
Cmax,MW,Lmax,ME,NT,TJC,MC,Fmax,ML,Tmax,WIP,TMC,Wmax,MF,E
max,MT,MU,TC.
Mc adalah bobot rata-rata waktu penyelesaian, dan hasilnya adalah 27.
Cmax adalah waktu pengerjaan terlama, dan hasilnya adalah 43, dapat dilihat
dari kolom finish time yaitu pada job 3 dengan mesin 3.
Wmax : maximum waiting time (waktu menunggu maksimum), danhasilnya yaitu
16. Dapat dilihat dari gantt chart.
MW = rata-rata waktu menunggu, dan hasilnya yaitu 8,6667, dapat dilihat dari
gantt chart.Fmax: maximum flow time (waktu alir maksimum)
Fmax = maxi Fi
MF : weighted mean flow time (bobot rata-rata waktu alir), dan hasilnya adalah
27 , sama dengan MC karena waktu penyelesaian job ini adalah flowtime.
Lmax adalah lateness maximal (keterlambatan yang paling lama), dan hasilnya
13, diperoleh dari perhitungan completion time – due date.
ML : weighted mean lateness (bobot rata-rata kelambatan), dan hasilnya adalah -
3, diperoleh dari completeion time – due date.
Emax : maximum earliness, dan hasilnya adalah 23, diperoleh dari lateness
negative yang paling rendah.
ME adalah mean tardiness ( ukuran dari lateness positif), dan hasilnya adalah
7,1667, diperoleh dari jumlah lateness positif dibagi jumlah job.
Tmax : maximum tardiness, dan hasilnya dalah 13, diperoleh dari lateness positif
yang paling tinggi.
MT : weighted mean tardiness, dan hasilnya dalah 4,1667, diperoleh dari total
lateness positif dibagi jumlah job.
NT adalah number of tardiness, dan hasilnya adalah 2, karena ada 2 lateness
positif.
WIP : mean work in process (rata-rata kerja dalam proses), dan hasilnya adalah
3,7674, diperoleh dari total waktu penyelesaian dibagi penyelesaian maximal.
MU : mean machine utilization (rata-rata utilitas mesin), dan hasilnya adalah
0,6395, dapatdiperoleh dari gantt chart dimana sluruh total mesin (waktu bekerja)
yang berwarna dibagi total process time. Total process time diperoleh dari Cmax
dikali jumlah mesin yaitu 172.
TJC adalah Total Job cost (biaya total pekerjaan) , dan hasilnya adalah 0.
TMC : total machine costs (biaya total mesin), dan hasilnya adalah 0.
TC : total costs (biaya total) = TJC + TMC , dan hasilnya adalah 0, karena tidak
ada informasi tentang biaya.
Dari Gantt Chart yang terbentuk, tampak berupa batang-batang dimana
panjang batang menunjukkan lama waktu proses dan menunjukkan urutan
proses/job. Setiap pekerjaan/job (batang) terdapat batas yang menunjukkan
batas waktu prosesnya sehingga selisih panjang batang untuk pekerjaan antar
operasi menunjukkan waktu tunggu. Dalam Job Shop, pekerjaan mengalami
Work in Process yaitu waktu menunggu ketika mesin masih mengerjakan
pekerjaan sebelumnya maka pekerjaan yang akan menggunakan mesin yang
sama harus menunggu sampai pekerjaan itu selesai dikerjakan sehingga bahan
menganggur. Dalam Gantt Chart penjadwalan ini dapat ditunjukkan oleh
batang-batang yang terpisah.
Gantt Chart adalah diagram untuk memperjelas penjadwalan, urutan
pekerjaannya, dan waktu operasi/pekerjaannya. Tujuan dari tampilan ini
adalah untuk menggambarkan secara grafis keadaan dari tiap-tiap mesin pada
keseluruhan waktu. Sumbu absis (x) menunjukkan waktu dan sumbu ordinat
(y) menunjukkan jenis mesin. Ketika sebuah job akan diproses pada sebuah
mesin, sebuah persegi panjang diletakkan pada posisi mendatar dan
menunjukkan waktu mulai sampai dengan waktu selesai dari sebuah job.
Contoh aplikasi industrinya yaitu penjadwalan jobshop untuk meminimalkan
makespan , mean tardiness, dan biaya produksi pada C.V.Indra Ghozali yang
memproduksi berbagai macam mesin. Dalam memproduksi produknya didasarkan
pada pesanan (job order). Dalam memnuhi pesanan pelanggan sering terjadi
keterlambatan penyelesaian waktu pengerjaan job atau di luar batas maksimal (due
date), sehingga dapat menyebabkan biaya-biaya tambahan karena disebabkan
keterlambatan produksi dan menyebabkan biaya produksi tinggi. Maka dari itu dapat
diaplikasikan penjadwalanjobshop untuk meniminimalkan makespan, mean tardiness,
dan biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Penjadwalan Flowshop. Dalam www.staff.blog.ui.ac.id. Diakses pada
tanggal 30 Desember 2013 pukul 21:04 WIB.
Baker, Kenneth R.1974. Introduction To Sequencing and Scheduling. John Willey
and Sons, Inc. New York.
Bedworth, David D and Bailey, James. 1997. Integrated Production Control Systems
Management Analysis and Design. John Wiley & Sons. New York.
Dimyati, T.T, dkk. 1999. Penjadwalan Jobshop untuk Meminimalkan Makespan ,
Mean Tardiness, dan Biaya Produksi pada C.V.Indra Ghozali. Jurnal Teknik
dan Manajemen Industri, 19 (1), April 1999, 17-28.
Kusuma, Hendra. 2001. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta :
Andi Offset.
Makridakis, Spyros, Wheelwright, dan Mc Gee. 1991. Metode dan Aplikasi
Peramalan. 2nd ed. Jakarta: Erlangga
Nasution, Arman. 2003. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Surabaya: Guna
Widya.
Oliveira, Elias & Smith, Barbara M. 2000.A Job-Shop Scheduling Model for the
Single-Track Railway Scheduling Problem. Mc Graw Hill. New York.
Santoso, Tjendra. 1994. Perancangan Algoritma Recheduling Dalam Sistem Produksi
Real Time. Yogyakarta: Samudra Ilmu.
Saroyo, Pujo, Ir, M.eng.Sc. 2013. Perencanan dan Pengendalian Produksi.
Yogyakarta : Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UGM.
Smith, Barbara M. 2001. Lecture Notes in Constraint Satisfaction and Constraint
Programming. University of Leeds.London
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
ACARA V
PENJADWALAN JOBSHOP DAN FLOWSHOP
Disusun oleh :
Nama : Eunike Nita Angela
NIM : 11/318843/TP/10089
Shift : IV
Co Assisten : Asih Rachmayanti
Dwi Mulya Sukowati
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
TUGAS PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
ACARA V
PENJADWALAN JOBSHOP DAN FLOWSHOP
Disusun oleh :
Nama : Eunike Nita Angela
NIM : 11/318843/TP/10089
Shift : IV
Co Assisten : Asih Rachmayanti
Dwi Mulya Sukowati
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Top Related